Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 8

Bab 8
Iblis Dari 2000 Tahun Yang Lalu


Misha dengan ringan mengangkat lengannya.

“Bagaimana kita menemukan anak dewa?”

Kemudian Eleonor berteriak “Ah” yang membuat mata semua orang terfokus padanya.

“Oh, maaf. Bukan berarti aku ada pemikiran. Leaks (Komunikasi Pikiran) baru saja menghubungiku, mohon waktunya sebentar?”

“Tidak masalah.”

“Aku akan segera kembali”

Eleonor menjauh dari kami dan berjalan ke sudut ruangan.

“Maaf membuatmu menunggu Ledriano-kun, ada apa?”

Kata seperti itu terdengar dari Leaks Eleonor.

Itu mungkin panggilan dari Akademi Pahlawan, apakah ada masalah?

“Tidak bisakah mata sihir Anos menemukan anak dewa itu?”

Ray bertanya padaku.

“Mungkin saja, itu jika kami berhadapan secara langsung dan melihat ke dalam jurang sihirnya, atau sesuatu seperti itu. Namun, jika tidak ada satupun skala dari anak dewa, itu tidak mungkin. Kau tidak bisa melihat apa yang tidak ada.”

“Kalau begitu, itu sepertinya tidak terlalu berguna, jadi kenapa kita tidak memeriksa latar belakang siswa/i dan guru? Jika para dewa telah melakukan sesuatu, maka akan ada petunjuk, kan?”

“Itu akan memakan waktu, tapi itu benar.”

Masih belum pasti apakah dia ada di akademi ini atau tidak, tapi karena kami tidak punya petunjuk, kami tidak punya pilihan selain mencarinya seperti ini.

Saat itu, aku merasakan ada yang menatap kearah kami.

Ketika aku berbalik, seorang siswa laki-laki berbaju hitam berdiri di sana.

Lencana sekolahnya heksagram. Meski menahannya kekuatannya, ia memiliki kekuatan sihir yang kuat.

Tidak, apakah itu sedikit terlalu kuat untuk iblis di era ini?

Dia memiliki rambut keriting dan terlihat pintar.

Aku tidak mengenali wajahnya. Dia pasti bukanlah salah satu siswa di kelas ini.

“Curly Shield Jujun's Fang”

Misha bergumam.

“Apa yang diinginkan salah satu dari iblis generasi kekacauan pada Anos, Gerad?”

Sasha mengambil langkah didepanku dan bertanya.

“Jika aku melakukan sesuatu yang menyinggung, aku minta maaf. Tapi aku tidak ada perlu dengannya, tapi dia.”

Orang yang bernama Gerad berlutut di depan Misa dengan sikap yang sopan.

“Misa Iliolugue-sama, namaku Gerad Azlema, dan aku melayani ayahmu. Aku datang kesini hari ini atas perintah tuan.”

“Eh............?”

Mata Misa membelalak karena terkejut.

“Bolehkah aku berbicara tentang kelanjutannya di sini?”

Misa bingung, tapi mengangguk.

“Waktunya telah tiba. Ayahmu telah memanggilmu. Jika anda ingin bertemu dengannya, ikutlah denganku.”

“...Kemana kau pergi?”

“Aku tidak bisa mengatakannya sekarang. Tuanku – Ayahmu memiliki musuh. Aku tidak bisa membiarkan mereka tahu bahwa anda adalah putrinya.”

Misa menoleh untuk melihatku.

Dia menatapku seperti dia meminta izin.

“Gerad, kapan kau bereinkarnasi?”

Menanggapi kata-kata itu, siswa itu menatap dengan waspada.

Dia sangat berhati-hati.

“Tidak peduli seberapa kuat kau menahannya, kekuatan sihirmu jauh melampaui level iblis di era ini. Apa menuruutmu melakukan hal sepele seperti itu akan luput dari mataku?”

“...Seperti yang diharapkan dari Raja Iblis Tirani. Aku meremehkanmu...”

Gerad berlutut dan membungkuk padaku.

“Reinkarnasiku selesai setelah perang sebelumnya antara Azesion dan Dilhade. Ingatan dan kekuatanku akhirnya kembali ke tubuh ini...”

Jadi begitu.

“Tolong mengerti bahwa aku tidak mencoba bersekongkol melawan Raja Iblis...”

“Siapa tuanmu?”

“Aku tidak bisa memberitahumu.”

“Apa menurutmu kau bisa diam di depanku?”

“...Aku siap untuk binasa...”

Fumu. Seorang tuan dan pelayang yang setia.

“Anos-sama...”

Misa menatapku seoalah ingin mengajikan banding.

Tidak perlu bertanya untuk mengetahui apa yang dia pikirkan.

“Aku bukan orang ceroboh yang mecegah keinginan bawahanku menjadi kenyataan. Pergilah. Aku akan urus sisanya.”

“Terima kasih!”

Gerad berdiri dan berbicara pada Misa.

“Kalau begitu, aku akan memandu anda.”

Gerad berbalik dan berjalan menuju pintu masuk.

“Ah, tunggu, Gerad. Aku mempercayakan bawahanku padamu. Kau tahu artinya, kan?”

Berbalik, dia membungkuk dengan sopan.

“Tentu saja.”

“Jika demikian, bawalah satu orang lagi. Jika identitas tuanmu tidak dapai diekspos ke orang-orang, maka setidaknya kau harus menerima usulan dariku.”

Setelah hening beberapa saat, Gerad berkata.

“Dimengerti”

Aku berbalik dan menatap Ray.

“Aku berterima kasih padamu.”

“Kalau begitu, saat kau kembali, ingatlah untuk memberitahuku seperti apa perjalan ini.”

Dia maju untuk melindungi Misa.

“Apa aku mengganggu kalau menemanimu?”

Fufu, Misa terkekeh.

“Ini menenangkan. Aku cukup gugup tentang itu.”

Keduanya tersenyum.

“Ayo pergi.”

Misa dan Rei meninggalkan kelas bersama Gerad.

“Hmm? Misa dan Kanon, mereka mau kemana? Kencan?”

Eleonor kembali setelah menyelesaikan pembicaraannya melalui Leaks.

“Misa ingin bertemu ayahnya.”

Mendengar aku mengatakan itu, Eleonor berseru kaget.

“Wow... perkenalan keluarga...”

“Tunggu, Anos, kata-katamu akan menyebabkan kesalahpahaman.”

Sasha menyela percakapan.

“Kalau penasaran, saat Ray kembali tanyakan saja langsung padanya.”

“Ya, aku akan melakukannya.”

Sasha melihat situasinya seolah-olah dia takjub.

“Jadi, apa sesuatu terjadi di Akademi Pahlawan?”

“Ah, ya. Ledriano-kun dan yang lainnya menghubungiku dan mengatakan bahwa mereka menemukan alat sihir merepotkan yang ditinggalkan Jerga. Mungkin itu memiliki efek yang sama dengan Ask (Area Suci), jadi itu mau disingkirkan. Tapi tidak bisa.”

Apakah itu warisan Jerga?

Apa dia mempertimbangkan kemungkinan bahwa dia akan tersingkir dan mempersiapkan itu?

“Apa kau ingin aku menghancurkannya?”

“Menurutku itu ide yang bagus. Sepertinya mereka dalam perjalanan menuju Midhays, jadi aku akan pergi kesana dengan Zeshia. Jika tidak berhasil, boleh aku meminta bantuan Anos-kun?”

“Fumu. Kurasa tidak ada alat sihir yang tidak bisa kau hancurkan, tapi jika tidak berhasil, silakan hubungi aku.”

“Terima kasih. Ah, tapi mungkin itu harus diurus setelah kasus anak dewa, kan?”

“Nani, skenario terburuk, saat anak dewa terbangun, akulah targetnya. Aku ingin kau menghancurkan alat sihirmu dulu.”

“Oh, itu benar. Kalau begitu aku akan segera pergi. Zeshia, ayo.”

Eleonor memanggil Zeshia, yang diam-diam mendengarkan kami.

“...Sampai jumpa... Aku pergi dulu...”

Misha melambai pada Zeshia yang balas melambai.

Saat mereka pergi, dia mengalihkan pandagannya kembali padaku.

“Pergi ke menara union?”

Hari ini, aku berencana untuk bertanya kepada Melheys tentang situasi pemrosesan pasca-perang secara rinci dan memutuskan rencana untuk masa depan. Dia pasti sudah berada di menara union.

Ngomong-ngomong, haruskah aku meminta dia mengumpulkan informasi tentang ras iblik milik Akademi Raja Iblis, lalu bertanya padanya bagaimana bisa Eldemade menjadi guru?

“Ayo lakukan.”

Aku berjalan bersama Sasha dan Misha, kami meninggalkan kelas.

Aku mengirimkan Leaks untuk memberi tahu Menou perihal kasus Nousgalia.

Tapi, itu tidak terhubung.

“Apa yang salah?”

“Menou tidak bisa dhubungi menggunakan Leaks.”

Meskipun aku mengirimkan padangann menyeluruh ke akademi dengan mata iblisku, aku tidak bisa merasakan kekuatan sihir Menou.

Namun, ada tempat yang tidak wajar.

Ini adalah ruang kelas tahun ketiga yang dipimpin oleh Menou.

Itu tersembunyi dengan baik, tapi aliran kekuatan sihirnya agak aneh.

“Ulurkan tangan kalian.”

Saat aku mengulurkan tangan, Sasha dan Misha meraihnya.

Kami berpindah menggunakan sihir Gatom (Teleportasi) dan tiba di depan kelas tahun ketiga.

Misha membuka pintu.

Tapi tempat itu kosong. Tidak seorang pun disana.

“...Azeisis (Penjara Dimensi)...”

Misha mengalihkan mata iblisnya.

Ruang sihir yang terisolasi telah dibangun di dimensi lain yang tidak dapat dimasuki dari luar.

“Anos, haruskah ini dihancurkan?”

“Oke.”

Sasha menatap Azeisis dengan Mata Iblis Penghancur.

Azeisis hancur saat fragmen kekuatan sihir tersebar di sekitar area seperti kaca yang pecah.

Ketika menjadi tidak lagi mungkin untuk mempertahankan Azeisis, sosok siswa tahun ketiga yang jatuh disana muncul.

“...A... Anos............”

Rivest yang menyuarakan itu.

Aku mendekatinya sambil menerapkan sihir pemulihan.

“...Menou-sensei diculik...”

“Oleh siapa?”

“Tahun pertama. Salah satu generasi kekacauan, Linka Theournes...”

Rivest membentuk lingkaran sihir di sana.

“Aku diam-diam memasang sihir Enoy (Jejak). Dia harusnya tidak jauh...”

Enoy adalah sihir yang melacak keberadaan pihak lain.

Melihatnya menggunakan mata iblis, dapat dilihat bahwa iblis yang menculik Menou sedang menjauh dari sini.

Dia terbang. Itu juga dengan kecepatan yang cukup lumayan.

“Mudah untuk menagkapnya, tapi ini aneh.”

Utusan Ayah Misa berkunjung, Akademi Pahlawan menemukan alat sihir yang ditinggalkan oleh Jerga, dan Menou diculik.

Apakah kebetulan hal-hal ini terjadi pada waktu yang bersamaan?

“...Linka bukanlah anak dewa... kan...?”

“Pengalihan...?”

“Apa maksudmu Nousgalia akan melakukan sesuatu saat Anos jauh dari Akademi Raja Iblis?”

Apa para iblis membantunya.

Atau apakah dia menipu mereka dengan menggunakan tubuh Eldemade?

“Itu tidak mustahil.”

“Kita akan pergi.”

Misha mengangguk pada kata-kata itu.

“Hati-hati. Dia cukup terampil untuk bisa menendang siswa/i tahun ketiga, termasuk Rivest, dan menculik Menou. Bahkan jika itu bukan anak dewa, ada kemungkinnan itu adalah iblis dari 2.000 tahun yang lalu.”

“Tidak masalah.”

Kata Misha.

“Menurutmu kami dilatih oelh siapa?”

Sasha tersenyum bangga.

Keduanya berpegangan tangan dan menggunakan Gatom  untuk pindah ke posisi yang ditunjukkan oleh Enoy.



Post a Comment

Previous Post Next Post