The Undetectable Strongest Job: Rule Breaker Bab 161


Bab 161 - Pengejar dan Kompas


「Ryver! Seseorang mencuri tongkatku! Dapatkan itu kembali sekarang!」Caddie berteriak begitu Ryver memasuki kamarnya, busur diletakkan di punggungnya.「Itu pasti Beastmen kotor itu! Aku yakin itu! Apa dia pikir dia bisa membodohiku dengan topeng perak itu? Itu membuat darahku mendidih hanya dengan memikirkannya. Yah, dia tidak bisa membodohi siapa pun!」

「Kompasnya mana?」

「Ada di dalam tas! Cepat dan bawa itu kembali!」

Ryver mengambil tas yang ada di sudut. Dia menggali tangannya dan mengeluarkan kompas seukuran telapak tangan, yang tidak memiliki tanda skala, hanya jarum yang menunjukkan arah. Jarumnya tidak menunjuk ke arah yang tetap, melainkan bergoyang mundur perlahan.

(Sepertinya itu benar-benar dicuri), Ryver menyadarinya.

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kompas dan Tongkat Drakon adalah satu set. Ryver tidak tahu bagaimana cara kerjanya, tapi kompas selalu menunjuk ke arah tongkat itu. Tongkat itu sendiri telah dicuri dua kali di masa lalu, dan Ryver mengambilnya setiap kali.

「Cepat! Kau berada di party kami untuk ini, kan ?! Pergilah!」

「Dimengerti.」

Caddie sudah menjadi gadis yang mentalnya tidak stabil. Ketika tongkat itu dicuri sebelumnya, dia menjadi panik. Hanya ada satu cara untuk mengembalikannya ke keadaan normal: dapatkan tongkatnya sesegera mungkin.

Ryver melangkah keluar dari kamar Caddie.

「Apa seseorang mencuri tongkat itu lagi?」 Batros membuka pintu kamarnya dengan membawa lampu sihir.

Ryver hanya mengangguk. Kakak Caddie, Igloo, masih tertidur lelap.

Ryver berjalan cepat, namun hati-hati agar tidak menginjak botol apa pun dan keluar dari ruang tamu. Di lorong, dia menemukan pemimpin Harimau Kutub, Gotthold Kostenlos Anchor. Beastman Harimau yang membawa dua anggota partynya bersamanya.

Para pelayan mengawasi mereka dengan gelisah dari kejauhan. Mereka tidak berusaha mendekat karena ada perintah untuk membersihkan daerah tersebut.

「Ada apa dengan semua keributan itu?」 Gotthold bertanya.

「Jadi kau menguping.」 Kata Ryver.

「Tentu saja tidak. Tadi itu teriakan yang keras. Kami memiliki telinga yang tajam, tahu.」

Gotthold melirik ke dalam ruangan dan melihat botol yang berserakan di lantai dengan alkohol yang tumpah keluar. Pria itu mengerutkan keningnya.

「Tongkat Nona Caddie dicuri.」 Ryver menutup pintu di belakangnya, seolah menyembunyikan keadaan ruangan.

「Tongkat?」

「Dia mencurigai kalian.」

「Apa katamu!」 Salah satu anak buah Gotthold membentak.

「Berhenti.」 Gotthold berkata dan menahan pria itu. 「Kau punya bukti? Apa kau pikir kau bisa lolos dengan tuduhan palsu yang terang-terangan?」

「Masa bodo. Kami akan segera tahu kebenarannya.」

「Apa maksudmu?」

「Aku akan mengejar pencuri itu. Minggir.」

「Tunggu. Aku ikut denganmu.」

「Kau hanya akan menghalangi.」

「Aku tidak akan menghalangi. Kau bisa meninggalkanku jika kau mau. Aku hanya akan mengikutimu.」

「Hmph.」

Ryver segera berlari dan mencapai kecepatan maksimum dalam beberapa detik. Dia adalah seorang pemanah yang berfokus pada kekuatan murni, tapi dia juga bisa melacak orang. Dia memilik poin di [Ledakan Kekautan], 2 pada [Keseimbangan], 8 pada [Kekuatan], 5 pada [Stamina], dan 2 pada [Pemulihan Alami].

(Seorang demi-human belaka tidak bisa mengimbangi kecepatanku), pikir Ryver. (Tunggu apa?!)

Gotthold berada beberapa langkah di belakangnya, memegang pedang panjang di pinggangnya dengan tangan kirinya. Membungkuk ke depan, dia berlari, langkah kakinya diam.

(Dia mungkin orang yang busuk, tapi dia masihlah peringkat A kurasa.)

Ryver berhasil keluar dari mansion bersama Gotthold. Pencuri itu sudah meninggalkan gedung. Setelah mendesak penjaga gerbang untuk segera membuka gerbang, mereka berlari melalui jalan-jalan Leather Elka yang diterangi cahaya bulan.

(Aneh.)

Ryver memeras otaknya saat dia berlari. Mereka adalah petualang berpengalaman yang mengejar pencuri belaka, namun rasanya mereka tidak bisa menutup jarak di antara mereka. Bukan itu saja.

(Aku tidak merasakan siapa pun saat itu.)

Dia mengaktifkan [Deteksi]-nya sebelum tidur. Tidak ada makhluk hidup yang mendekati kamar mereka saat itu. Tidak banyak waktu berlalu sejak dia tidur dan tongkat itu dicuri. Caddie melihat pencuri itu dan berteriak. Jika dia melarikan diri melalui mansion dan bukan melalui jendela, Ryver akan merasakannya. Tapi dia tidak melakukannya.

(Masa bodo. Kami hanya akan memerasnya begitu dia ditangkap.)

Pencuri itu sepertinya sedang berlari menuju tepi kota. Dia berbalik beberapa tikungan, seolah mencoba lolos dari pengejarnya. Dengan kata lain, dia sadar bahwa orang-orang mengejarnya.

Dengan keberuntungan, mereka menuju ke sebuah tebing, sisi gunung yang curam di belakang kota benteng.

「Apa pencuri itu benar-benar pergi lewat sini?」 Gotthold bertanya, suaranya dipenuhi keraguan. Pria itu tahu jalan itu menuju jalan buntu.

「Iya. Di depan.」

Jarumnya mengarah ke sudut di depan. Sekitar seratus meter di depan adalah jalan buntu.

Mereka berdua berbelok di tikungan secara bersamaan dan sampai di jalan setapak selebar lima meter. Tidak ada yang tinggal di sekitar sini; hanya gudang yang memenuhi area tersebut. Tidak ada rute lain di kedua sisi, hanya pintu belakang gudang.

Sebuah tebing setinggi sepuluh meter menjulang di depan mereka. Beberapa batu besar berserakan di bawahnya. Itulah alasan mengapa tidak ada yang tinggal di sini.

「Dia di belakang batu itu.」

Ryver meletakkan kompas di sakunya, meraih busurnya dan memasang anak penah di talinya. Meskipun tidak cocok untuk penembakan cepat, Ryver percaya dia akan dapat mengimbangi bahkan jika musuh meluncurkan serangan mendadak.

Memperhatikan perubahan mood Ryver, Gotthold menghunus pedangnya. Senjata kelas satu, warnanya kebiruan, kemungkinan besar dibuat dengan mithril.

Mereka melirik ke setiap pintu belakang gudang yang sepertinya baru saja digunakan, sarang laba-laba di seluruh kunci.

(Jadi dia berada di balik batu. Karena dia tidak bergerak, dia pasti memperhatikan kami.)

Pikiran Ryver setenang permukaan danau yang tak berangin. Tapi seperti sebelumnya, [Deteksi]-nya tidak mendeteksi apa pun. Dia telah mendengar tentang item yang dijiwai dengan [Sembunyi] tingkat tinggi yang tidak dapat dirasakan oleh [Deteksi Kehidupan], tapi ini adalah pertama kalinya dia menemukannya.

Batu besar, panjang tiga meter, menempati tengah jalan. Ryver menunjuk Gotthold dengan dagunya ke kiri, sementara dia ke kanan. Sekarang tidak ada jalan keluar bagi pencuri itu.

Perlahan, mereka mengitari batu tersebut. Cahaya bulan tidak mencapai di belakangnya. Saat Ryver mencapai sisi lain, sebuah pedang menyala. Dia dengan cepat menembakkan panahnya.

「Whoa! Bodoh! Ini aku!」

Anak panah itu berdenting saat Gotthold menangkisnya dengan pedangnya.

「Apa?」 Ryver bingung.

「Tidak ada orang di sini.」

Tidak ada orang di balik batu itu. Bahkan tidak ada jejak seseorang yang bersembunyi di sana.

「Bagaimana...?」 Ryver merogoh sakunya untuk mencari kompas. 「Apa...」

Jarum itu berputar, seolah tidak tahu ke arah mana harus menunjuk.

---

(Pukimak, hampir aja.) Hikaru melirik ke belakang arah jalan buntu sebelum berbelok di sudut. Ryver dan Gotthold seharusnya memeriksa di balik batu sekarang.

Suara peluit yang melengking terdengar, sinyal bahwa musuh telah muncul. Pihak berwenang telah menerima kabar tentang seorang pencuri yang membobol rumah keluarga kerajaan dan sedang membuat garis pertahanan.

(Aku akan baik-baik saja jika benda itu tidak berguna.)

Hikaru sedang dalam kondisi tangan koson. Dia telah melacak pengejarnya menggunakan [Deteksi Mana]. Dia menetapkan job class-nya ke [Dewa Sembunyi] dan mengaktifkan semua skill [Pembingung]-nya, tapi dia curiga itu mungkin tidak cukup untuk menyembunyikan mana yang dilepaskan oleh Tongkat Drakon. Pengejarnya mengejarnya seolah-olah dia sedang memeriksa sesuatu sambil berlarian untuk memberitahukan lokasinya.

(Ryver pasti menggunakan semacam item sihir.)

Ryver tidak memiliki skill [Deteksi] yang kuat. Jika dia memilikinya, Hikaru akan ditangkap siang ini saat dia menguping pertemuan itu. Tidak ada keraguan bahwa dia menggunakan item yang dapat mendeteksi Tongkat Drakon, atau mungkin item sihir yang mendeteksi mana yang sekuat yang dikeluarkan oleh tongkat.

Hikaru berbelok beberapa sudut, tapi dia tidak bisa lolos dari pengejarnya. Saat itulah dia menyadari Tongkat Drakon itu telah ditandai. Dia tahu dia tidak bisa lari dari mereka, dan dia juga tidak familiar dengan geografi lokal.

Dia bisa saja menghancurkan tongkatnya, tapi dia berencana mengembalikannya nanti. Jadi dia mencoba sesuatu.

(Untung aja ada ini.)

Hikaru menepuk dadanya. Di bawah pakaiannya ada Kotak Naga Dimensi, cukup besar untuk tongkat itu bisa masuk. Begitu dia memasukkan tongkat itu ke dalam, pancaran mana menghilang. Kemudian dia hanya menunggu dalam bayang-bayang.

Hikaru memilih jalan buntu karena suatu alasan. Dia percaya Ryver akan menggunakan senjatanya ketika ada jalan lurus di depan dan menyimpan kompas yang dia gunakan. Hikaru tidak bisa mendeteksi mana dari tongkatnya lagi, tapi jika sebagiannya mana tergelincir, mana yang tidak bisa dia rasakan, dia akan mendapat masalah. Jadi dia menciptakan situasi di mana Ryver tidak mau melihat kompas.

Hikaru bersembunyi di balik tangga gudang. Dia berencana untuk melewati mereka begitu para pengejarnya mendapatkan lokasinya. Mengaktifkan [Deteksi Mana], dia menemukan Ryver dan Gotthold membeku di tempat, bingung. Mereka telah kehilangan jejak dari Tongkat Drakon.

(Aku akan memeriksa tongkat itu begitu aku pergi dari sini.)

Hikaru bergegas menyusuri jalanan dan kembali ke penginapan.



1 Comments

Previous Post Next Post