The Undetectable Strongest Job: Rule Breaker Bab 29


Bab 29 - 「Sembunyi」 vs. Master Pendekar Pedang (Pendahuluan)


Hikaru menahan untuk menguap. Di hadapannya ada sarapan yang disajikan oleh penginapan. Roti cokelat yang baru dipanggang di dalam keranjang, sepotong keju yang baunya agak terlalu kuat di piring, dan buah-buahan berwarna oranye seukuran bola bola. Di cangkirnya ada susu hangat. Itu bukan susu sapi, tapi memiliki rasa kaya yang khas, dan aromanya juga enak.

「Lebih banyak makanan datang.」

「Apa?」

Sebuah piring berisi lima sosis seukuran pisang diletakkan di atas meja. Aku tidak bisa makan semua ini di pagi hari, pikir Hikaru. Dia melirik ke meja lain dan melihat orang melahap makanannya.
 
「Sarapan adalah makanan terpenting hari ini. Kau tidak akan tumbuh jika kau tidak makan.」Lavia berkata dengan nada menggurui saat dia menyesap jus buahnya.

「Aku bukan anak kecil lagi. Kau juga harus makan. 」

「Kau ingin seorang wanita makan sesuatu yang berat ini di pagi hari? Kau adalah musuh bagi semua wanita.」

「Aku tidak bisa makan semua ini sendiri, kau tahu.」

「Kau tidak harus menghabisinya.」

Ini adalah pertama kalinya mereka makan di penginapan. Karena itu, mereka tidak tahu berapa banyak makanan yang disajikan. Tapi sekali lagi, lebih banyak lebih baik.

Kebetulan, mereka berhasil memesan kamar untuk dua orang. Mereka tidak perlu menunjukkan kartu identitas mereka. Sulit untuk mengatakan apakah Soul Card itu palsu atau tidak, dan dengan kerajaan yang sangat besar, mereka tidak dapat menemukan waktu untuk memeriksa setiap tamu mereka.

Namun, mereka diharuskan menyentuh tablet batu untuk memastikan apakah mereka memiliki catatan kriminal atau tidak. Penginapan berlisensi resmi di ibu kota selalu punya satu.

Semuanya sangat berbeda dari Pond, pikir Hikaru saat dia dan Lavia menyentuh tablet. Mereka tidak punya catatan, tentu saja. Biaya kamar 500 gilan permalam (termasuk sarapan). Memang mahal, tapi karena dekat dengan distrik pemukiman Kedua, Hikaru tidak punya alasan untuk tidak tinggal di sini. Dia membayar untuk tiga malam.

Uang tersisa: 21.780 gilans (+100.000 gilans)

Hikaru berkonsentrasi pada makanan dan menyisakan setengah makanannya yang belum selesai.

「Kau harus makan lebih banyak atau kau tidak akan tumbuh besar!」 Kata pemilik penginapan itu, mengetuk punggungnya dan membuatnya bersendawa.

Setelah itu, dia kembali ke kamar mereka untuk tidur hingga siang hari. Dia kembali saat fajar dan hanya tidur satu jam.

「Aku akan tidur juga.」 Kata Lavia, terseok-seok ke tempat tidur di samping Hikaru.

Khawatir tentang Hikaru, Lavia rupanya begadang untuk menunggu kepulangannya. Hikaru mengira ada alasan lain dia bangun terlambat. Dia mungkin tidak bisa menahan diri untuk tidak membaca apa yang akan terjadi selanjutnya dalam novel petualangan yang dia pinjam dari toko buku. Toko buku dunia ini kebanyakan menyewakan buku mereka daripada menjualnya.

Jadi mereka berdua tidur sampai menjelang tengah hari.

Tadi malam, Hikaru menyerang tiga komandan sesuai rencana. Tujuan nomor satu-nya adalah untuk “menyembunyikan pohon di hutan”. Dengan kata lain, membuat orang berpikir dua kali untuk memberikan hukuman mati kepada East. Jika komandan kompi dipukuli dalam sekejap mata, masuk akal jika East kalah dari penyerangnya. Hikaru merasa sulit untuk percaya bahwa mereka semua termasuk para komandan akan dieksekusi.

Hikaru tidak keberatan mematahkan beberapa tulang jika itu berarti East akan hidup. Namun, para komandan tidak akan bisa menyelamatkan harga diri mereka.

Dia juga punya dua tujuan lain.

Pertama, Hikaru ingin melihat situasi keamanan di pusat ibukota kerajaan. Anehnya itu tidak terlalu bagus. Gerbang yang memisahkan distrik pemukiman Pertama dan distrik Bangsawan dijaga terus-menerus, bahkan di malam hari. Dengan kata lain, itu berarti orang bisa lewat kapan saja. Jumlah penjaga tidak penting bagi Hikaru - dia hanya melewatinya tanpa henti. Itu sama untuk tempat tinggal para ksatria. Orang-orang akan keluar masuk dua puluh empat tujuh jadi tempat itu tidak terkunci. Hikaru pada dasarnya memiliki kebeasan. Tempat kecil Gloria akan lebih sulit untuk disusupi.

Hikaru mengalami sedikit kesulitan untuk menyelinap ke kediaman Scott. Bangunan sebelah sedang dibangun jadi dia pertama kali masuk ke sana, naik ke atap, lalu melompat ke tempat Scott. Dari atap, dia menggunakan tali untuk turun ke kamar Scott.

Scott mungkin mengira penyusup itu melompat ke bawah jendela dan melarikan diri, tetapi Hikaru benar-benar menggunakan tali itu untuk naik kembali ke atap. Dari sana, dia melarikan diri melalui gedung sebelah.

Hikaru menemukan alamat ketiga komandan dari jaringan kontak darurat di tempat ksatria. Tidak hanya alamat mereka di sana, tapi juga ada peta ke setiap tempat tinggal mereka.

Tujuan keduanya adalah untuk mengetahui seberapa kuat komandan kompi itu. Untungnya, dia tidak perlu melawan mereka. Soul Boar dScott seperti ini:

【Soul Board】
Scott F. Lands
Umur: 26
Peringkat: 22
【Daya hidup】
.. 【Pemulihan Alami】 4
.. 【Stamina】 7
..【Kekebalan】
…. 【Kekebalan Sihir】 1
..【Persepsi】
…. 【Pandangan】 1
…. 【Rasa】 1

【Kekuatan Sihir】
.. 【Mana】 5
.. 【Afinitas Roh】
…. 【Air】 2

【Kekuatan fisik】
.. 【Kekuatan】 3
..【Penguasaan senjata】
…. 【Pedang】 4
…. 【Pedang Pendek】 1
…. 【Tombak Panjang】 2
…. 【Busur】 1
…. 【Perisa】 1
…. 【Armor】 3

【Tekad】
.. 【Kekuatan Mental】 1
..【Keyakinan】
…. 【Suci】 2

Dia mungkin berlatih cukup keras sehingga dia menggunakan semua poinnya. Ksatria lain juga memiliki nol poin, atau paling banyak memiliki tiga poin tersisa. Jika mereka ingin mengembangkan kekuatan mereka, mereka pasti akan menyetuh batasan.

Komandan kompi dengan empat poin pada Penguasaan Pedang bukanlah tandingan Hikaru jika mereka tidak bersenjata. Jika mereka memiliki platemails, dia tidak akan memiliki peluang dengan hanya dua poin dalam Melempar dan satu poin pada 「Kekuatan」.

「Waktunya pergi.」

Setelah memberi tahu Lavia, Hikaru berjalan ke istana kerajaan. Para ksatria di kota bekerja dengan tiga orang, jelas untuk mencegah serangan. Namun, para penjaga di gerbang distrik pemukiman tampaknya tidak waspada. Tampaknya mereka tidak diberitahu tentang komandan pasukan ksatria yang diserang.

Hmm… sebenarnya tidak banyak dari mereka.

Ada kira-kira lima ratus nama di jaringan kontak yang dia temukan di tempat tinggal ksatria, tetapi ksatria yang dia lihat jumlahnya jauh lebih sedikit - sekitar empat puluh hingga lima puluh. Mungkin ada pria seperti Scott yang punya tempat sendiri. Tetap saja, masih banyak ruangan kosong.

Pasti perang.

Seharusnya ada tiga komandan kompi lagi di tempat ksatria. Aman untuk mengasumsikan bahwa sisanya sudah dikirim ke garis depan. Hikaru tidak peduli dengan status perang saat ini. Dengan lebih sedikit ksatria dan prajurit di sekitar, dia tidak perlu terlalu khawatir tentang pihak berwenang yang menghalangi rencananya.

Hari sudah gelap saat Hikaru melewati gerbang distrik Bangsawan. Api unggun dinyalakan, cahayanya memantul di ujung tombak penjaga gerbang. Hikaru tidak memedulikan itu. Dia masuk begitu saja.

Kamar tidur kapten bukan di tmpat tinggal ksatria. Hikaru menuju ke kediaman pribadinya di distrik Bangsawan, tetapi kediaman itu ditutup dan sepertinya tidak ada orang di sekitarnya. Tidak ada yang menjawab ketukannya juga.

Kalau begitu, Istana? Mau bagaiman lagi. Tunggu, bagaimana kalau misalnya…

Hikaru punya firasat. Dia menuju ke fasilitas pelatihan indoor para ksatria. Itu adalah bangunan yang terbuat dari kayu sebesar gimnasium sekolah dasar. Itu juga fasilitas terbesar di sekitar. Lantainya kosong, dengan dinding dan atap kayu. Terlihat seperti gudang lebih dari apapun dengan delapan pilar yang menopang langit-langit. Ada jalan sempit dan seseorang bisa melihat tempat latihan dari lantai dua.

Empat obor dinyalakan di dalam, tidak cukup untuk menerangi seluruh tempat. Hikaru menyambut cahaya redup dari malam yang masuk ke tempat itu melalui empat pintu ganda yang terbuka.

Di tengah tempat latihan duduk sosok besar, hanya mengenakan perlengkapan pelindung minimum. Pedang sepanjang tinggi Hikaru tergeletak di tanah di sampingnya.

Kapten…!!

Kehadiran pria itu begitu luar biasa sehingga Hikaru langsung tahu siapa pria itu. Hikaru seharusnya aman berkat 「Sembunyi」 dan kelas pekerjaannya, tapi aura yang terpancar dari pria itu terlalu berlebihan baginya. Seolah-olah dia sedang berjalan di bawah air.

Kapten jelas berada pada level yang sama sekali berbeda dari komandan yang dia serang tadi malam. Lebih buruk lagi, dia siap untuk Hikaru.

Pria itu tidak menyadari Hikaru berdiri di depannya. Namun dia mati-matian mencari bayang-bayang untuk menyembunyikan dirinya. Dari sana, dia merangkak lebih dekat dan lebih dekat sampai dia berada dalam jarak lima meter di mana dia bisa melihat Soul Board kapten.

【Soul Board】
Lawrence D. Falcon
Usia: 38
Peringkat: 48
0
【Daya hidup】
.. 【Pemulihan Alami】 8
.. 【Stamina】 11
..【Kekebalan】
…. 【Kekebalan Sihir】 2
…. 【Kekebalan Penyakit】 2
…. 【Kekebalan Racun】 1
..【Persepsi】
…. 【Pandangan】 2
…. 【Pendengaran】 1

…. 【Rasa】 1

【Kekuatan fisik】
.. 【Kekuatan】 16
..【Penguasaan senjata】
…. 【Pedang】 3
…. 【Pedang Besar】 6
…… 【Pedang Surga】 1
…. 【Tombak Panjang】 1
…. 【Perisai】 5
…. 【Armor】 5

【Tekad】
.. 【Kekuatan Mental】 4
.. 【Karisma】 1

【Intuisi】
.. 【Naluri】 6

Orang ini monster!

Hikaru berlari kembali dengan cepat ke dinding. Kapten memiliki enam poin pada Pedang Besar yang setara dengan enam poin Unken pada Pedang Pendek. Tapi Kekuatannya jauh lebih tinggi. Enam belas poin Kekuatan. Poin maksimal yang bisa dialokasikan untuk itu adalah tiga puluh. Hikaru belum pernah melihat siapa pun dengan lebih dari sepuluh poin tentang Kekuatan.

Ada satu hal lagi di pikiran Hikaru. Pedang Surga. Itu jelas merupakan Skill yang diturunkan dari Penguasaan Senjata. Kapten memiliki total 83 poin yang dia semua gunakan. Dia tidak bisa menggunakan sihir, tapi sepertinya dia juga tidak perlu belajar. Sedangkan Hikaru hanya memiliki total 32 poin - kurang dari setengah milik kapten.

【Soul Board】
Hikaru
Usia: 15
Peringkat: 17
1
【Daya hidup】

【Kekuatan Sihir】

【Kekuatan fisik】
.. 【Kekuatan】 1
..【Penguasaan senjata】
…. 【Melempar】 2

【Kelincahan】
.. 【Ledakan Kekuatan】 1
.. 【Sembunyi】
…. 【Pembingung Kehidupan】 3 [Catatan Penerjemah: Sebelumnya ditulis Kebingungan Hidup]
…. 【Pembingung Mana】 3 [Catatan Penerjemah: Sebelumnya ditulis Kebingungan Mana]
…. 【Pembingun Persepsi】 5 (MAX) [Catatan Penerjemah: Sebelumnya ditulis Tidak Diketahui]
…… .. 【Pembunuhan】 3 (MAX)
…… .. 【Pembingung Kelompok】 3

【Intuisi】
..【Deteksi】
…. 【Deteksi Kehidupan】 1
…. 【Deteksi Mana】 1

Ada satu hal lagi yang mengganggunya. Enam poin yang dimiliki kapten di 「Naluri」. Bahkan Unken hanya memiliki empat poin.

「Jadi kau akhirnya datang untukku.」

Kapten tahu Hikaru ada di sini.

Kapten tidak penurut. Seperti yang diharapkan dari Master Pendekar Pedang terkuat di kerajaan… Tunggu, dia yang terkuat, kan? Bagaimana jika dia tidak? Orang ini sepertinya bisa mengalahkan beberapa ratus orang sendirian.

「Dimana kau? Tunjukan dirimu! Ah benar. Metodemu adalah menyerang orang tanpa menunjukkan dirimu.」

Perlahan, kapten itu berdiri. Dia memelototi sekelilingnya. Matanya yang baik dan lembut berubah menjadi tajam dalam sekejap, benar-benar waspada terhadap segalanya.

「Aku tahu apa yang kau cari.」 Kapten melanjutkan.

Apa? Serius?

Hikaru merasakan hawa dingin di punggungnya. Apa dia tahu bahwa aku mencoba menyelamatkan East? Apa dia juga tahu tentang Lavia? Tapi bagaimana caranya-?

「Kau ingin menguji kemampuanmu. Apa aku benar?」

Hikaru hampir jatuh ke tanah.

Apa? Tidak! Kau salah! Yah, aku pikir mungkin terlihat seperti itu.

Kapten tidak berhenti mengamati sekelilingnya. Sementara dia menyadari kedatangan Hikaru dengan 「Naluri」nya, dia tidak tahu persis di mana dia berada.

「Bersukacitalah. Aku Lawrence, kapten dari Ordo Ksatria, dan orang terkuat kerajaan ini.」

Hikaru tidak yakin seberapa banyak itu benar, tapi itu tidak jauh dari apa yang dia perkirakan.

Jika orang-orang seperti dia ada di mana-mana, perang dunia ini pasti semacam pertarungan monster yang hebat.

「Apa kau akan berbaik hati menunjukkan dirimu?」

Nada bicara Lawrence berubah. Dia lebih tenang.

「Dari apa yang kudengar, kau masih sangat muda. Sangat muda namun sangat kuat. Kau memiliki masa depan yang menjanjikan. Aku ingin merekrut dirimu masuk ke Ordo.」

Apa orang ini serius? Aku menodai reputasi Ordo loh.

Hikaru memikirkan apa rencana Lawrence.

Pertama, dia dengan serius merekrutnya.
Kedua, buat Hikaru lengah dan tebas dia begitu dia melihat celah.
Ketiga…

Menunggu bala bantuan?

Ada kemungkinan mantra tingkat tinggi ada di tempat yang bisa menembus skill Sembunyi-nya. Hikaru mengaktifkan「Deteksi Kehidupan」dan 「Deteksei Mana」-nya. Mereka menghalangi visualisasinya, jadi dia biasanya menyingkirkannya.

Hmm.

Penguatannya sebenarnya sudah ada di sini. Seseorang bersembunyi di sudut jalan sempit lantai dua. Dia tidak memperhatikan orang dengan 「Deteksi Kehidupan」, tetapi 「Deteksi Mana」 berfungsi. Mereka pasti menggunakan semacam alat sihir untuk menyembunyikan kekuatan hidup mereka. Menggunakan tangga, Hikaru naik ke lantai dua.

「Apa jawabanmu? Itu bukan kesepakatan yang buruk. 」

Lawrence terus berbicara di lantai pertama. Hikaru berhasil berada di samping orang yang bersembunyi dalam waktu singkat. Seorang wanita. Tidak, nona muda. Dia tidak terlihat seperti sedang merapal mantra pendeteksi tingkat tinggi. Faktanya, dia hanya duduk di sana.

Dia menggunakan alat sihir yang membuatnya tidak terlihat dengan mata telanjang. Tapi Hikaru bisa dengan jelas melihat mana miliknya, dan dia punya banyak mana.

【Soul Board】
Kudyastoria G. Ponsonia
Umur: 17
Peringkat: 4
0

【Kekuatan Sihir】
.. 【Mana】 5
.. 【Afinitas Roh】
….【Api 1
…. 【Angin】 1
…. 【Tanah】 1
…. 【Air】 1

【Tekad】
.. 【Karisma】 3
.. 【Banding】 1

【Intuisi】
..【Wawasan】
…. 【Seni】 1
..【Intelijen】
…. 【Aritmatika】 1

G. Ponsonia. Hikaru tahu dari ingatan Roland orang macam apa yang memiliki nama itu. Seorang anggota keluarga kerajaan.

Apa yang dilakukan anggota keluarga kerajaan di sini?

Hikaru bingung. Dia tidak memperkirakan ini.

3 Comments

Previous Post Next Post