Kanojo no Imouto to Kiss wo shita Volume 1 - Bab 1


Bab 1 | - Cinta Pertama x Pembukaan -


Aku mau punya PACAR!

Semua anak laki-laki yang seumuranku tentu memikirkan itu.

Aku, Hiromichi Sato, telah memikirkannya setiap hari sejak aku duduk di bangku kelas dua SMP.

Namun kenyataannya, itu tidak mungkin.

Penampilan dan kemampuan atletik yang kumiliki di bawah rata-rata. Aku juga tidak memiliki bakat khusus yang luar biasa.

Hanya prestasi akademisku yang layak ditunjukkan, tapi itu memakan waktu. Dan popularitasku agak buruk.

Itu sebabnya aku tidak punya pacar sampai tahun ketigaku di SMP.

Malahan, apa aku pernah berbicara dengan seorang gadis tentang hal lain selain informasi kontak?

Inilah keseluruhan ceritanya.

Ketika aku masih SD, aku memiliki beberapa teman berlawanan jenis.

Mulai dari kelas lima, berinteraksi dengan seorang gadis menjadi agak memalukan, jadi aku menjaga jarak.

Dan kemudian, aku pun menyadarinya, bahwa apa yang kulakukan pada dasarnya "mengacaukan".

Itu benar, aku membuatnya canggung dan menyelesaikan masa SMP-ku dengan berantakan.

Itu sungguh kacau.

Melihat ke belakang selama tiga tahun ini, aku juga menjadi tidak sabaran dengan kehidupan abu-abu ini.

Jika ini terus berlanjut, kehidupan sekolahku akan berakhir tanpa aku memiliki seorang kekasih.

Tidaaaaak....

Aku benci ini. Aku tidak suka ini.

Aku sungguh... sungguh... sungguh menginginkan seorang pacar!

Aku tidak menyukai siapa pun saat ini, tapi aku tetap menginginkannya.

Aku tidak memiliki tipe gadis tertentu, tapi aku masih tetap menginginkannya.

Maksudku, jika ada seseorang yang menyukaiku, aku akan menjadi sangat menyukainya di dunia ini.

Aku yakin! Aku akan mencintai orang yang menyukaiku.

Siapakah orang itu?

Itulah mengapa aku sangat bergairah untuk menemukan sosok seperti Cinderella ketika aku memasuki masa SMA.

Namun, gairah yang kurang memadai ini tidak bertahan lama selama satu bulan pertama.

Pertama, aku berbicara dengan gadis dimulai dengan sapaan, tapi aku tidak bisa mengikuti kalimat kedua di depan tatapannya yang seperti mengatakan "Apa ini? Siapa ini?".

Meskipun aku meminta teman-temanku yang memiliki lingkaran pertemanan yang luas untuk bergabung, tapi aku tidak tahu topik seperti apa yang menyenangkan untuk makhluk yang disebut perempuan itu, yang tidak pernah aku gauli dengan baik selama tiga tahun terakhir, jadi aku menyerah begitu saja.

Rupanya, untuk mendapatkan kerja sama dari para gadis, diperlukan keterampilan untuk bekerja sama dengan para gadis. ASTAGA. Ada apa dengan permainan nge-bug ini? Debug-lah itu.

Dan...... begitu saja,

Tahun pertamaku di SMA menjadi masa-masa yang abu-abu.

“Fu-n-fu-fun-furu-lulu~~~~~”

Tapi semua cerita yang telah kusampaikan sejauh ini adalah masa lalu.

Saat ini aku sedang dalam perjalanan ke sekolah di musim semi tahun kedua masa SMA-ku sambil menyanyikan senandung ria.

Di kota di mana bunga sakura berjatuhan dan musim panas sudah dekat, warna hijau cerah bersinar kebasahan dengan embun pagi.

Aku tidak percaya kalau aku pernah mengira dunia yang begitu indah ini berwarna abu-abu.

Kok tiba-tiba berubah pikiran? Ya tentu saja...

Karena dia ada di sini.

Akhirnya, dia ada di sini!

Dia~fu~pacar~fuhu~dia adalah pacarku.

Itu sangat penting, itulah mengapa aku bermaksud mengatakannya dua kali, tapi dibanjiri sedikit.

Aku membumbung tinggi untuk pertama kalinya dalam hidupku. Aku ingin kau memandangi itu.

Dan tentu saja, bukan aku yang mengajaknya berpacaran.

Ini bukan kesombongan, melainkan aku tidak memiliki keberanian untuk menyatakan cinta.

Aku baru saja melewati tahun biasa di awal masa SMA yang tidak spektakuler dengan teman laki-laki dan diajak berpacaran oleh seorang gadis.

Pihak lain, seorang gadis sebaya yang bersekolah di SMP yang berbeda dari SD yang sama dan bertemu kembali di SMA ini.

(Yah aku dalam promosi khusus, dia berada di departemen yang berbeda dari kursus biasa, jadi aku tidak memperhatikan keberadaannya sampai aku diajak berpacaran).

Aku ingat pernah memanggil seorang anak yang terisolasi ketika aku bertemu dengannya di penitipan setelah sekolah, tapi aku tidak menyangka bahwa bendera yang aku pasang ketika aku masih SD akan dikibarkan saat ini.

Saat aku berpacaran, siaran 4K hidupku pun dimulai.

Tidak, bukan hanya kualitasnya.

Segala sesuatu di dunia ini telah berubah sejak hari itu, sejak sebulan yang lalu.

Dari udara di jalan sekolah, di mana aku biasanya hanya merasakan bau limbah gas, aku mulai merasakan aroma kehidupan yang begitu subur, dan bel pembuka, yang menandai dimulainya hari yang suram, berubah menjadi tanda untuk mengumumkan awal hari bersamanya. Saat aku makan udon di kafetaria sekolah bersamanya, aku merasa kaldu supnya telah ditambahkan dengan rasa yang begitu dalam.

“Yah, Riko dari Klub Pemandu Sorak memberitahuku, jadi aku pergi ke ruangan itu.”

“Heh-heh! Jadi bagaimana dengan itu? Aku penasaran."

"Sempurna. Bagaimanapun, klub atletik itu bagus."

Kau dapat mendengarkan percakapan dari gadis-gadis positif di kelas yang terlihat cemburu dengan senyuman.

Ya, ya. Aku mengerti. Cinta itu luar biasa. Itu adalah kesenangan dari masa muda. Ayo lakukan yang terbaik bersama, saudara-saudari.

Aku merasa damai.

"Ah? Tapi Aizawa, kau berpacaran dengan Mao Imura dari Omefukibe. Apa kalian putus?”

“Bukankah itu harusnya Sokabe, bukan Imura?”

“Tidak, aku tidak akan pacaran dengan salah satu dari mereka. Aku tidak berpikir aku akan serius dengan wanita setingkat itu."

“Eh? Bagaimanapun, keduanya cukup cantik, kan?”

“Mereka cukup mempesona, kan? Bagiku, aku mengalami masa sulit. Ada seorang gadis yang muncul di LINE [Catatan Penerjemah: LINE バンバン] setiap hari, tapi dia 'tidak, terima kasih'. Dia terlihat seperti seseorang yang disetubuhi dua atau tiga kali."

Kedamaianku pun dihancurkan. Aku ingin tahu apakah orang-orang ini bisa mati begitu saja.

Yah......... terkadang memang membuat kesal, tapi sejak sebulan terakhir, kehidupan SMA-ku menjadi lebih menyenangkan dan lebih cerah dari sebelumnya.

Aku yakin itu karena aku telah melihat banyak hal secara lebih positif sekarang.

Itu semua berkat dirinya.

Aku menjadi memiliki keberanian untuk mendukung orang lain karena sekarang aku memiliki pacar yang mendukungku.

Aku ingin memperkenalkan dia yang memberiku keberanian seperti itu.

Dan sekarang, aku menunggu kedatangannya di perpustakaan sepulang sekolah.

Tidak sepertiku, dia melakukan kegiatan klub, jadi aku harus menunggu sampai kegiatan klubnya selesai untuk bisa pergi meninggalkan sekolah bersamanya.

Aku melirik pintu masuk perpustakaan dan mengerjakan PR.

Saat waktu seperti itu terus berlanjut, kemudian aku memperhatikan waktu di ponselku.

Sudah pukul 8:10.......10 menit?

Waktu yang dijanjikan harusnya pukul 8 tepat.

Tapi pintu masuk tertutup.

Dia belum datang. Kenapa?

Mungkinkah semua itu hanyalah mimpi seorang pria yang tidak pernah populer.

“Hiromichi-kun”

“Uwaaa, hyaaaaaaaaaa!”

Tiba-tiba, rasa dingin merayapi tengkukku.

Melihat ke belakang dengan terkejut, aku melihat seorang gadis berdiri di sana dengan senyum polos dan membawa dua kaleng jus di tangannya.

Dia cantik dengan tampilan yang rapi dan bersih.

Rambutnya yang agak basah memanjang hingga ke bahu.

Sedikit lebih pendek dariku dan pinggang yang jelas lebih tinggi.

Seorang gadis cantik, seolah-olah dia keluar dari sampul majalah muda, seorang gadis di tingkat yang tidak akan sering kau bisa lihat.

Ini adalah pacarku, Haruka Saikawa.

....Aku senang. Itu bukan mimpi.

Kadang-kadang aku khawatir bahwa aku memimpikan sesuatu yang nyaman untuk diajak berpacaran oleh gadis cantik seperti Haruka. Bahkan sekarang aku takut karena aku tidak populer.

“Ahaha, apa kau terkejut? Aku minta maaf telah membuatu menunggu. Latihannya memakan waktu lebih lama dari yang kuperkirakan. Ini jus sebagai permintaan maaf. Minumlah."

“Tidak, tidak apa, aku baru saja tiba.”

“Tidak mungkin kau baru saja tiba...... tidak dalam situasi seperti ini.”

Tatapan Haruka diarahkan ke meja.

Tentu saja, disana buku catatan dan buku teks-ku tersebar di atasnya.

Guaaaaa.

Aku tidak percaya ini.

Itu benar. Dalam situasi ini, terlalu tidak masuk akal untuk baru saja tiba. Jika kau memikirkannya sedikit, maka kau jelas akan tahu.

Aku bertanya-tanya, kenapa sih aku mencoba untuk menjadi keren.

Malu-maluin banget. Aku bisa merasakan pipiku menjadi panas.

Aku merasa gugup di hadapan Haruka, kepala dan tubuhku tidak mau bekerja dengan baik.

Tapi,

“Kau memang baik..... Hiromichi-kun.”

Haruka tidak menertawakanku yang begitu tidak terkendali.

Baik. Menyenangkan.

Dia memiliki wajah yang cantik dan kepribadian yang baik.

Aku bertanya-tanya, berapa banyak kebajikan yang aku kumpulkan dalam kehidupanku sebelumnya untuk bisa diajak berpacaran oleh kecantikan yang begitu sempurna.

Terima kasih 'aku’ dari kehidupan sebelumnya.

"Kalau begitu, ayo pergi."

“Oh, ya. Aku akan membereskannya secepat mungkin!”

“Ah, kau tidak perlu terburu-buru, tahu?”

"Aku tahu."

Sambil membalasnya, aku memasukkan buku pelajaran dan peralatan tulis ke tasku dengan kecepatan penuh.

Aku tidak punya waktu untuk terjebak dalam buku teks seperti ini ketika ada Haruka di sampingku.

Juga, hari ini, aku punya janji penting dengan Haruka.

Kami keluar dari perpustakaan dan berjalan berdampingan di koridor.

Kami berbicara tentang apa yang kami bicarakan di sekolah dan apa yang kami lihat di TV kemarin.

Pembicaraan tentang manga favoritku dan sesi kesan dengan Haruka yang meminjam dan membacanya.

Baru-baru ini, ada berbagai topik seperti "Splatoon 2", di mana tim beranggotakan empat orang termasuk kami dan dua teman laki-lakiku bermain.

[TN: Splatoon 2- permainan video https://en.m.wikipedia.org/wiki/Splatoon_2]

Kalau hanya begini, itu tidak ada bedanya dengan pertemanan laki-laki, tapi tentu saja dia kekasihku, aku juga berkonsultasi soal rencana kencan sebelum akhir pekan.

Ngomong-ngomong, topik hari ini adalah tentang Aktivitas Klub Haruka.

“Yah, akhir-akhir ini aku sering dipuji oleh para direktur dan guru.”

"Kok bisa?"

“Ada banyak penghayatan dalam permainan drama ini. Aku menjadi daikon yang memiliki cita rasa tinggi dari daikon lainnya."

[TN: Daikon, juga dikenal sebagai lobak putih]

"....Apakah itu pujian?"

“Ahaha. Ini lebih baik daripada menghayati [Daikon] mentah.”

"Begitu, itu benar."

Haruka ada di klub drama. Tampaknya ibunya yang telah bercerai adalah seorang aktris (meskipun tidak berhasil dengan baik) dan dia terpengaruh olehnya.

Dia bilang dia suka memainkan peran sampingan.

Namun, dari penampilan Haruka yang sedang berlatih dengan matanya yang berbinar-binar seolah sedang meniup api sementara rambutnya menempel di pipinya yang berkeringat, dia menyukai passionnya, terlepas dari apakah dia baik atau buruk dalam hal itu.

Aku dapat melihat dengan jelas bahwa dia tidak cocok memerankan 'peran sampingan'.

Itulah mengapa aku senang mendengar dari Haruka tentang Aktivitas Klub-nya.

Seseorang yang bekerja keras untuk sesuatu terlihat mempesona.

Apalagi jika dia kekasih yang imut.

Aku bisa mendengarkan cerita Haruka selamanya, dan aku bisa terus berbicara dengan Haruka selamanya. Ada begitu banyak hal yang ingin aku bagikan dengannya sehingga aku selalu kehabisan waktu saat membicarakan semua itu.

Tapi........ hari ini berbeda.

Saat gerbang sekolah kian dekat, jumlah kata di antara kami secara alami berkurang.

Lalu, di depan gerbang sekolah, kami terdiam dan.... berhenti.

......Kemarin, kami membuat janji khusus.

Gerbang sekolah adalah pembatas.

Saat aku melirik Haruka, mata kami saling bertemu.

Garis pandang bisa diselesaikan tanpa terjerat.

Namun, Haruka dengan malu-malu mengalihkan pandangannya.

Tapi sebaliknya, Haruka mengulurkan tangan kanannya padaku yang berdiri di sampingnya.

Itu benar.

Kami sudah berpacaran selama sekitar satu bulan.

Kami telah berbicara satu sama lain untuk mencoba sedikit lebih keras agar bisa mengurangi jarak di antara kami, dan kami memutuskan hari ini akan menjadi hari pertama kami untuk berpegangan tangan!

Itu bukan sesuatu yang salah satu dari kami yang mendorongnya, tapi sesuatu yang kami berdua putuskan.

Jadi aku mengambil tangan putih Haruka, tangan itu... dengan keberanian, dan memegangnya!

Fuhoooo...

Jantungku melompat karena sentuhan jemarinya.

Apakah ini tangan seorang gadis?

Jauh lebih tipis dan lebih lembut dari pada pria. Lebih dari segalanya, itu halus.

Perbedaan sensasi ini membuat jantungku berdebar-debar.

Bagaimana perasaan Haruka?

Saat aku meliriknya, dia juga sedikit tersipu.

“Ehehe... Ini sedikit memalukan, kan?”

“S-Sungguh?” jawabku dengan suara sopran.

Sungguh. Sedikit malu? Sedikit?

Tentunya, aku agak jauh dari itu.

Aku sangat gugup sampai suara sopran misterius keluar dari tenggorokanku.

Dalam sebulan terakhir, pada awalanya jantung lemahku menjadi begitu tegang hanya dengan kebersamaan, ditempa menjadi batu pipih sehingga percakapan biasa bisa menjadi alami, tanpa adanya perbaikan. Tapi sekarang, itu telah dihancurkan oleh pertukaran disengaja dengan lawan jenis.

Tentu saja, 'Karakter populer'* memeluk setiap gadis yang bahkan bukanlah kekasih, aku ingin tahu saraf seperti apa yang mereka miliki? [Catatan Penerjemah: 陽 キ ャ]

Aku hanya bisa menganggap mereka sebagai alien.

Dan ketika aku memikirkan tentang itu,

"Maafkan aku. Aneh membutuhkan satu bulan hanya untuk berpegangan tangan. Tapi ini adalah pertama kalinya aku menjalin hubungan seperti ini dengan seorang laki-laki. Aku gugup....."

Haruka meminta maaf, wajahnya muram.

Rupanya, aku telah melakukan kesalahan dengan membuat jumlah kata menjadi berkurang.

Tidak! Aku sangat gugup sehingga aku tidak tahu harus bicara apa!

Tentu saja, aku segera menjawab dengan cepat.

“Tidak, itu juga sama untukku, atau lebih tepatnya itu tidak secepat ini. Butuh waktu sebulan untuk berpegangan tangan, tapi itu hanya satu bulan, kan? Kupikir itu berjalan dengan baik! Karena, kau tahu, betapa kita bisa bergaul satu sama lain seumur hidup jika kita butuh satu bulan untuk berpegangan tangan!”

“Hm~~~~!”

Pada saat itu, pipi Haruka, yang sudah merah, menjadi merah padam seolah-olah itu terbakar.

Kupikir suhu tubuh yang ditransmisikan dari tangan kami yang saling terjalin juga meningkat pesat.

Mungkin.... tapi apakah aku baru saja mengatakan sesuatu yang aneh?

Serius?

Ah, benar! Aku mengatakan "seumur hidup"!

Wow, berani sekali!* Meskipun kau ini masih SMA, apa yang kau katakan. [Catatan Penerjemah: キッツイ]

“Hei, tidak! Tidak, tidak! Tidak, sedikit terlalu jauh! Tentu saja, tentang perasaanku, aku tidak bermaksud demikian, aku mengatakannya dalam arti yang lebih dalam. Aku ingin tahu apakah aku harus melakukan itu...!“

Oh tidak, itu salah!

Tidak peduli apa yang kukatakan, aku hanya menutupi perasaannya dengan perasaanku.

Bagaimana cara membuat ini menjadi dibawah kendali?

Jika terus seperti ini, Haruka akan benar-benar salah paham.

Aku berpikir begitu dan merasa panik.

“Unn. Aku senang."

Haruka meremas tanganku lebih kuat dan bersandar di lengan kiriku serta tersenyum.

Bukan senyum polos yang dia tunjukkan kepada teman.

Tapi senyuman spesial yang dia tunjukkan hanya padaku sebagai kekasih.

“Aku mengatakan kalau aku dipuji karena performa akting yang lebih baik, kan? Kupikir itu karena dirimu, Hiromichi-kun.”

“Eh?”

“Karena aku telah bersenang-senang setiap hari sejak aku mulai berpacaran dengan Hiromichi.”

Dunia bersinar tidak seperti sebelumnya, dan perasaan lembut yang sampai sekarang tidak aku ketahui mengalir dari hatiku. Itu memberiku kekuatan yang belum pernah aku miliki sebelumnya.

.....Aku tidak mengerti.

“Aku sangat senang bahwa di dunia luas ini ada orang yang bisa di andalkan yang dimana orang itu sangat memikirkanku....... jadi, terima kasih Hiromichi-kun. Aku juga. Aku sa~yang padamu, Hiromichi-kun!”

"Itu........."

....Aku mengerti sekarang.

Aku lahir di dunia ini untuk bertemu Haruka.

Tidak ada gadis lain yang menyukaiku secara langsung sebagai manusia.

Tidak ada gadis lain yang bisa menghargai hal yang sama denganku, kecuali Haruka.

Aku tidak bisa memikirkan apa pun, kecuali Haruka.

Hari itu, Haruka tetap di dekatku sampai kami berpisah di stasiun.

Meskipun kami terlalu gugup untuk berbicara dengan jujur. Suara detak jantung Haruka, yang sekeras detang jantungku, dikirimkan melalui kontak dekat kami, tapi itu masih sempurna.

Itu membutuhkan waktu sekitar 15 menit.

15 menit itu bisa dibilang waktu terbaik dalam 17 tahun hidupku sebagai Hiromichi Sato.

Dan... Ah.... itu tepat setelah ini.

Aku yakin bahwa aku tidak bisa memikirkan apa pun selain Haruka.

Blueprint masa muda dengan Haruka. Aku yakin bahwa itu akan berlanjut di masa depan.

Aku bertemu seseorang yang menjungkirbalikkan segalanya.



Sebelumnya || Daftar Novel || Selanjutnya

4 Comments

Previous Post Next Post