Nise Seiken Monogatari Bab 22


Bab 22 - Katakan Bahwa Kau Tidak Menyukaiku


"Astaga? Apa kau datang untuk menyelamatkan wanita ini? Kalau kau tidak keluar, kau tidak akan mati.”

“(Hiiii...)”

Alistair gemetar saat Edwige mengatakannya sambil menekuk lehernya. Namun, keterampilan berpura-pura itu luar biasa, kepengecutannya tidak keluar sama sekali. Dia tampak seperti seorang pejuang yang menatapnya dengan waspada.

“Kau... pria yang disebutkan dalam laporan itu. Sepertinya budakku, Silk, sedang dalam perawatanmu baru-baru ini... Aku berpikir untuk memberimu hadiah.”

“(Eh, hadiah? Uang? Apakah itu uang?)”

Untuk kata-kata Primo, Alistar bersukacita di benaknya.

Apa. Jadi itu layak untuk menemaninya. Bagaimanapun, seseorang akan selalu ada untuk melihatnya.

“Hadiah, maksudmu sesuatu seperti memberinya kematian tanpa rasa sakit, kan?”

“Jika dia mati tanpa penderitaan, itu akan menjadi hadiah, bukankah kau setuju?”

“Kihihihihi!”

“Fuhahaha!”

Meski begitu, Alistar langsung memutar matanya mendengar percakapan Edwige dan Primo.

“(Mereka gila...... Kupikir mereka harus belajar lagi.)”

Kesampingkan Edwige, Primo yang mengenyam pendidikan sebagai bangsawan, ia menggunakan kata-kata seperti petani yang tidak pernah mengenyam pendidikan sekalipun.

“Sekarang, kalau kau berbalik dan melarikan diri sekarang, aku tidak akan mengejarmu. Itupun kalau kau melarikan diri dengan menyedihkan.”

Primo menyeringai. Dia senang melihat pria tampan seperti Alistar melarikan diri dengan tampilan putus asa.

“...... Jangan pedulikan aku. Larilah, Alistar. Kalau kau melawan kaum bangsawan.......”

Silk juga menyarankan Alistar untuk melarikan diri. Meskipun dia mengerti apa yang akan terjadi padanya jika Alistar lari dari sini....

Sil memiliki kepribadian yang baik sehingga dia memilih untuk menyerahkan dirinya untuk mereka yang menurutnya berharga.

“(Eh, benarkah!? Oke, ayo lari!)”

[Apa kau tidak punya harga diri!?]

Meski begitu, kepribadian Alistar tetap sama seperti biasanya.

Pedang Suci menaikkan suaranya, tapi Alistar menenangkannya.

“(Tentu saja aku hanya bercanda. Bagaimanapun, orang-orang jahat itu, mereka akan mencibir padaku dan kemudian membunuhku kalau aku melarikan diri.)”

[Juga, kita tidak bisa meninggalkan Silk, kan!]

Tidak, aku tidak peduli tentang Silk.

Alistar akan dengan senang hati melarikan diri jika Primo memiliki kepribadian yang membuatnya bisa lari. Tapi, ada alasan kuat lain kenapa Alistar tetap disini....

“(Aku tidak akan memaafkan mereka karena telah mengolok-olokku. Serangga sampah itu...... Aku akan membuat mereka menyesal karena masih hidup...!)”

[Harga dirimu sangat tinggi!!]

Pedang Suci menarik kembali pernyataan sebelumnya. Harga diri Alistar atau mungkin narsismenya itu sangat luar biasa.

"Aku menolak. Aku akan mengalahkanmu dan menyelamatkan Silk.”

“Alistar......”

Karena hanya penampilan luarnya saja yang keren, Silk menatapnya seolah-olah dia adalah seorang mesias. Yah, dilihat dari situasinya, dia diselamatkan dari percobaan pembunuhan, jadi itu mungkin benar.......

"Dasar tolol. Apa kau ingin menjadi pahlawan? Atau apa kau ingin bertingkah keren di depan seorang wanita? Bagaimanapun, kau akan menderita dan mati dengan keputusasaan....... Edwige.”

“Ya, ya~a.”

Melihat mereka, Primo tertawa sambil menggoyangkan rahangnya. Keberanian dan kesembronoan berbeda. Dan pilihan Alistar tidak diragukan lagi adalah yang terakhir.

“Edwige adalah pengawalku... tapi dia bukanlah ksatria.”

“(Itu jelas dari penampilan menjijikkannya itu.)”

Primo dengan bangga memperkenalkan Edwige. Dari rambutnya yang acak-acakan dan penampilannya yang kurus, lalu cara bicaranya yang nyentrik, Alistar menganggapnya kasar.

Melihat Alistar tidak berkata apa-apa, Primo melanjutkan ucapannya untuk membuatnya semakin takut.

“Dia adalah, anggota dari guild abu-abu itu, [Acontela].”

"(Apa itu?)"

Tidak mungkin Alistar, yang baru saja keluar dari desa miskin baru-baru ini, bisa mengetahui nama guild itu. Juga, betapa menakutkannya guild abu-abu [Acontela] di ibukota ini....

[Aku tidak tahu tentang mereka, tapi... guild abu-abu adalah guild yang, tidak seperti guild biasanya, merek melakukan kejahatan tanpa ragu-ragu. Itu sebabnya, mereka berbeda dari guild biasa dan mereka tidak mendapat dukungan dari negara....]

"(Apa katamu....)"

Meski terjebak di hutan selama ratusan tahun, pedang suci itu lebih berilmu darinya. Alistar tercengang dalam pikirannya setelah diberitahu itu.

(Apa aku harus menghadapi organisasi gila itu?), Dia gemetar.

Tapi, sudah terlambat untuk kabur sekarang. Sebaliknya, dia tahu bahwa Primo adalah seorang pria yang tidak akan memaafkannya bahkan jika dia melarikan diri. Satu-satunya pilihannya saat ini adalah menghadapi mereka.

“Tidak masalah di organisasi apa dia berada. Aku akan melindungi Silk tidak peduli siapa lawanku, bahkan jika itu adalah guild abu-abu.”

Jika itu masalahnya, pertama, dia mencoba bersikap tenang. Meskipun dia meneteskan keringat dingin di dalam, tapi itu aman karena tidak ada yang menyadarinya.

Baginya yang terlihat keren hanya dalam penampilan, Silk melihatnya dengan kekaguman.

“Tch!”

Di sisi lain, Primo kesal. Dia ingin melihat penampilan Alistar yang tidak sedap dipandang, tapi dia berdiri di depan mereka dengan tekad yang kuat. Dia tidak menyukai itu.

“Kihihihihi! Bukankah kau luar biasa? Mampu mengatakan itu bahkan setelah mendengar nama [Acontela]. Sepertinya Klien-san membencimu tapi, aku menyukaimu.”

“(Katakan bahwa kau tidak menyukaiku!)”

Alistar tercengang dengan kata-kata Edwige.

(Aku dipuji hanya dengan mendengar nama itu dan tidak melarikan diri, betapa berbahayanya [Acontela] ini), Alistar bergidik.

“Setelah membuat Silk itu menjadi serpihan, aku akan memotong tendonmu di kedua tangan dan kaki dan membuatnya menjadi boneka!”

“(Kalau begitu, tolong berurusan dengan Silk saat aku kabur!)”

[Oi, dasar sampah!]

Alistar marah atas pelecehan Pedang Suci yang tidak toleran. Di dalam pikirannya terjadi pertengkaran yang hebat. Dan kemudian, Primo dan Edwige juga bertengkar ringan.

“Edwige! Jangan hanya melakukan apapun yang kau inginkan...!“

“Klien-sa~n. Kau tidak dapat mengganggu kami sejauh itu, kan?“

“Ugu...! L-lakukan saja sesukamu...!!“

Pertengkaran itu berakhir dengan mudah.

Edwige baru saja menerima permintaan pengawalan, dia bukan bawahan yang bisa disuruh melakukan apapun. Jika Primo melampaui kisaran itu... bahkan pada dirinya yang adalah bangsawan, [Acontela] tidak akan ragu untuk melukai apapun. Karena itu, dia berbalik sambil banyak berkeringat.

“Alistar, kumohon, larilah dari sini...!”

"(Aku memang mau lari cuk!)"

Silk berulang kali meminta Alistar untuk melarikan diri. Dia ingin menyelamatkannya dan tidak peduli pada apa yang akan terjadi padanya. Itu tidak bisa dibandingkan dengan Alistar yang memiliki pemikiran sampah dalam pikirannya. Tapi, tidak peduli seberapa banyak Silk mengatakannya, Alistar tidak bisa melarikan diri di sini.

"Jangan khawatir. Aku akan menyelamatkanmu."

Di sana, Alistar bertingkah keren seperti biasanya.

“Keren sekali! Aku semakin menginginkanmu!“

"(Berhenti!)"

Silk tersipu dan menatapnya, pada saat yang sama Edwige memujinya dengan tawa yang menyimpang. Adapun Alistar, wajahnya menegang.

Edwige tidak menyadarinya, dia menurunkan tubuhnya dengan tangan di tanah. Ini seperti binatang buas yang akan menyerbu. Tentu saja, Alistar yang amatir bahkan tidak bisa menyusulnya....

“Itu sebabnya... dengan patuh biarkan aku memotong kedua kaki dan tanganmu...!!”

Pada saat berikutnya, sosok Edwige menghilang sama sekali dari pandangan Alistar. Segera setelah dia terkejut, lengannya bergerak dengan sendirinya dan mencabut pedang suci.

Kemudian, suara logam yang memekakkan telinga bergema.

Bersama dengan keterkejutan yang menjalar di tangannya, Edwige muncul di hadapannya. Apa yang wanita itu pegang di tangannya adalah belati. Pedang suci mencegahnya yang mencoba memotong lengan Alistar.

“Oh......?”

Ternyata, Edwige tidak menyangka kalau itu akan dicegah, ia pun terkesima. Tapi, Alistar yang mencegahnya juga sama.

“(... Aku sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi)”



1 Comments

Previous Post Next Post