The Undetecable Strongest Job: Rule Breaker Bab 226


Bab 226 - Geng Fedor


Geng Fedor adalah sekelompok bandit yang dipimpin oleh seorang pria bernama Fedor, mereka adalah kelompok yang sering disebut sebagai [Phantom].

[Catatan Penerjemah: Dalam bahasa inggris dituliskan ‘Elusive‘, kiasan umumnya adalah ‘Phantom’. Jadi intinya, mereka itu muncul di tempat yang tidak terduga dan di saat yang tidak terduga. Untuk bahasa jepangnya 神出鬼没 (Kiasan Malaikat Kematian = Shinigami). Kalau ada yang tahu istilah umumnya, komen aja biar gua ubah.] 

Perampokan adalah bisnis utama mereka, tapi mereka tidak akan ragu untuk melakukan penculikan, penyelundupan, atau bahkan pembobolan penjara, jika itu berarti untuk mendapatkan uang.
Namun, mereka tidak akan melakukan pembunuhan kecuali berada dalam situasi yang sangat buruk. Ini sebagian disebakan oleh fakta bahwa mereka dikenal sebagai [Phantom].

Mereka melakukan perampokan di perkotaan. Biasanya, mereka bersembunyi di daerah perkotaan dan berkumpul dengan menggunakan kode rahasia. Geng tersebut sebagian besar berakar di kota-kota besar Jarazack.

“Apa semua orang ada di sini?” tanya Fedor. Dia adalah seorang pria berpakaian rapi dengan tinggi sekitar 170 cm.

“Ya, Pak!” Seorang pria yang mengenakan pakaian pengrajin menjawab.

Sepuluh atau lebih pria lainnya mengenakan pakaian normal orang biasa, sementara beberapa mengenakan pakaian pemburu. Spesialiasi mereka adalah penyamaran dan tata rias. Anak buah Mikhail yang mengejar geng itu juga terampil, tapi para bandit itu berencana untuk mengubah diri mereka sepenuhnya sebelum mengambil langkah selanjutnya.

“Kita telah membahas rencananya sebelumnya, dan tidak ada yang berubah. Setelah menangkap target, kita akan melemparkannya ke tempat persembunyian kita sampai dia diserahkan kepada Ludancia. Mereka bilang kita bisa membunuhnya, tapi kita ingin menghindari melakukan pekerjaan kotor sebisa mungkin. Jauh lebih baik jika semua kebencian diarahkan ke Ludancia. “

Api dari perapian adalah satu-satunya sumber cahaya di ruangan itu. Semua pria itu mengangguk dan hendak bergerak, namun ada berita yang sampai.

“Bos, pengintai kita baru saja kembali.”

“Yang kita kirim ke Scholarzard?”

"Ya. Rupanya, target meninggalkan Scholarzard dan menuju ke Raidzard.“

"Apa?"

Geng itu bersembunyi di kota pinggiran bernama Raidzard, yang meruapakan kota terdekat dengan Scholarzard. Siapapun yang pergi ke Jarazack dari Scholarzard pasti akan melewati kota ini.

Rencananya adalah mereka akan memasuki Scholarzard pada penghujung hari.
 
“Hmm. Dia menuju kembali ke Jarazack, ya? Itu sempurna.“ Fedor menganggap ini sebagai kesempatan emas. “Baiklah. Kita akan bergerak pada tengah malam.”

---

Mereka membayar untuk satu kamar besar dan satu kamar tunggal. Tak perlu dikatakan, Hikaru akan mengambil satu kamar tunggal dengan Drake, dan para gadis--Lavia, Paula, Catherine, dan Luka--akan tinggal di kamar besar. [Catatan Penerjemah: Hal yang selalu gua dilemakan, Lavia masih pantas disebut gadis?]

Setelah makan malam, gadis-gadis itu kembali ke kamar mereka dan bersiap untuk tidur. Ada empat tempat tidur di kamar itu, masing-masing tidur di atas tempat tidur mereka.

“Luka... Apa yang akan kau lakukan setelah kau bertemu Claude?” tanya Lavia sembari memeluk bantal.

Duduk di tepi tempat tidurnya, Luka menundukkan kepalanya.

“Aku tidak tahu. Aku sangat senang dengan pernikahan itu, tapi sekarang aku mulai ragu. Aneh, kan? Aku malah menyeret semua orang ke dalam masalah.“

“Itu bukan salahmu.” Kata Catherine, yang duduk di samping Luka dan tidak menyembunyikan amarahnya terhadap Claude. Masalah yang dihadapi tampaknya telah memperdalam persahabatan mereka. “Ini semua adalah kesalahan Claude karena menjadi terlalu sombong.”

“Apa dia benar-benar bertingkah aneh?” Lavia bertanya.

"Ya. Aku yakin kau akan merasa kesal juga jika kau melihat pria itu. Saat aku tiba di mansion, aku melihatnya bersama tiga wanita.“

“Oh...”

Evaluasi terhadap Claude semakin menurun.

“Ngomong-ngomong, ada apa denganmu?” Catherine bertanya pada Lavia kali ini.

"Aku?"

“Bukankah Hikaru itu pacarmu? Jadi kenapa--"

Mata Catherine menatap ke arah Paula. Mendapatkan tatapan itu membuat Paula terkejut karena tidak menduganya.

“Bagaimana dia bisa menambahkan gadis lain ke party kalian?”

“H-Hikaru-sama dan aku tidak memiliki hubungan seperti itu.”

"Itu dia!"

"Apa?!"

“Caramu memanggilnya! Apa dia menyuruhmu agar dia bisa membelai egonya sendiri?!“

“I-Itu tidak benar! Aku hanya mengaguminya... “

“Hikaru juga sama buruknya! Berani-beraninya dia menatap gadis lain ketika dia sudah memiliki Lavia!“

Catherine benar-benar memanas.

"Tenanglah."

“Ah, maafkan aku, Lavia. Aku tahu kaulah yang paling menderita.“

“Tidak, kau salah. Aku senang memiliki Paula di sisiku.“

“Lavia...”

“Lavia-chan...”

Ada suara kasihan yang terdengar dari Catherine, dan ada suara bahagia yang terdengar dari Paula.

"Baiklah. Aku mengerti.“ seolah telah memustukan sesuatu, Catherine berdiri.

"Kau mau kemana?"

“Bukankah sudah jelas? Aku akan menemui Hikaru dan menginterogasinya.“

“T-Tolong jangan lakukan itu!” Paula langsung menghentikannya.

Namun, reaksi Lavia tetap tenang. “Hikaru tidak ada di kamarnya.”

"Apa? Kenapa? Ini kan sudah larut malam.“

“Dia bilang dia punya sesuatu untuk dilakukan dan tidak akan kembali sampai pagi.”

Lavia tahu bahwa ketika Hikaru mengatakan ada sesuatu yang harus dia lakukan di larut malam, itu berarti dia akan membereskan masalah yang mungkin akan menimpa mereka.

“Sesuatu yang harus dia lakukan... dan dia tidak akan kembali sampai pagi...”

Membayangkan hal-hal buruk, wajah Catherine berubah menjadi merah. Tak perlu dikatakan lagi, dia benar-benar salah paham.

---

Ruangan itu gelap, api di perapian adalah satu-satunya sumber cahaya. Saat api mulai padam, Fedor melemparkan beberapa kayu lagi dalamnya.

Kemudian, dia mendengar langkah kaki.

“--Oh, cepat sekali. Apa kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu?”

Dia melirik ke arah pintu masuk, walaupun ada api sebagai cahaya, ruangan itu tetaplah masih remang-remang, jadi dia tidak tahu siapa orang yang masuk itu. Namun, Fedor yakin akan satu hal. Tidak ada seorang pun di antara anak buahnya yang memakai topeng perak.

“Kau siapa?”

“Tidak perlu bagiku untuk memperkenalkan diri. Aku mengalahkan semua anak buahmu. Enam orang utama dan tiga cadangan. Itu sedikit sekali.“

“.........”

Dengan hati-hati menjauh dari perapian, Fedor perlahan meraih belati di mantelnya.

(Dia berbohong), pikir Fedor. (Orang-orang itu bergerak setengah jam yang lalu. Menghancurkan mereka semua dalam waktu sesingkat itu jelas tidak mungkin. Satu-satunya yang bisa melakukan itu adalah seseorang yang tahu segalanya tentang rencana kami atau orang dengan kemampuan [Deteksi] yang bisa menentukan lokasi pasti anak buahku. Fakta bahwa dia tahu jumlah mereka, itu berarti seseorang mengkhianati kami.)

Fedor mengira salah satu anak buahnya berubah menjadi pengkhianat dan membocorkan informasi perihal operasi mereka kepada bajingan bertopeng bodoh ini.

(Mereka pasti berpisah dan orang ini datang ke sini untuk menghentikanku melarikan diri. Hahaha. Sayang sekali. Kau melakukan satu kesalahan.)

“Aku ingin tahu apa yang kalian inginkan.” Orang bertopeng itu bertanya, tampaknya tidak menyadari pikiran yang melintas di benak Fedor. “Mengapa kalian ingin menculik Luka Lordgrad Ludancia?”

“Hah. Bukankah sudah jelas? Kami akan menjualnya.“

“Jadi dia memiliki cukup banyak hadiah untuk kepalanya, ya. Tapi anak buahmu terlihat tidak puas hanya dengan menculiknya. Mereka berencana untuk menyerangnya juga.”

"Sial. Aku mengatakan kepada mereka bahwa kami harus membuatnya tetap hidup. Kurasa mereka berpikir bahwa mereka bisa melakukan apa saja selama dia hidup.“

“Oke, aku mengerti.” Pria bertopeng itu mengangguk karena suatu alasan.

“Apa yang kau mengerti?”

“Kalau kau menyetujui tindakan anak buahmu.”

“Hahahahaha! Apa kau tahu siapa kami? Kami adalah geng Fedor! Hanya dengan sekali lihat dan kami bisa membungkam anak-anak yang menangis!”

“Lebih tepatnya, kalian adalah sekelompok orang sinting yang hanya bisa membuat anak-anak menangis.”

Mata Fedor menyipit.

“Memprovokasiku adalah langkah yang buruk. Kau sepertinya melakukan kesalahan.“

“Kesalahan?”

(Apa menurutmu denagn menaklukkan semua anak buahku akan membuatku menyerah tanpa perlawanan? Kau salah besar.)

“Aku adalah Fedor, pemimpin geng ini. Yang berarti akulah yang terkuat dari semuanya!“

Fedor berlari ke depan, dengan cepat menutup jarak antara dia dan pria bertopeng itu. Dari sakunya dia mengeluarkan belati. Pria bertopeng itu menghindar dan berlari ke samping untuk menghindari tusukan.

(Ha! Bodoh!)

Sebuah gerakan besar adalah momen yang ditunggu-tunggu Fedor.

“Setelah kau lari, kau akan menjadi sasaran emp--”

Spesialiasi Fedor adalah [Melempar]. Dia pun hendak melemparkan belatinya ke arah pria bertopeng yang berlari. Dia terampil dan tidak pernah meleset dari sasarannya.

"...Apa?"

Tapi dia berhenti sebelum dia bisa melepaskan senjatanya. Tidak ada orang di sana. Dia dengan cepat mengamati sekelilingnya, tapi dia tidak bisa merasakan kehadiran siapa pun di ruangan itu. Dia hampir bertanya-tanya, apakah dia hanya berimajinasi.

“B-Bagaimana...?”

“Bagaimana aku menghilang?”

Fedor mendengar suara itu datang dari belakangnya. Dia dengan cepat berbalik, tapi dia tetap tidak menemukan siapa pun.

“S-Sial! Brengsek, dimana kau bersembunyi?!"

Hening.

“Itu pasti sihir! Kalau begitu, aku akan melakukan ini! Roh Air, aku memohon kepadamu, temukanlah si bodoh menyedihkan yang bersembunyi di bayang-bayang--“

Menyentuh cincin di tangan kanannya, Fedor merapalkan mantranya. Kemudian, dengan embusan, cincin itu bersinar kerlap-kerlip.

"Tidak ditemukan?!"

Pria itu membeli item sihir yang disebut [Cincin Deteksi] dengan harga yang lumayan mahal. Dia menggunakannya untuk menemukan penyusup di persembunyian mereka atau untuk mencari ruangan tersembunyi. Item itu tidak pernah mengecewakannya sekalipun sebelumnya.

“Hmm. Apa itu item yang digunakan untuk menemukan seseorang yang bersembunyi dengan skill [Sembunyi]?”

Fedor dikejutkan. Sekali lagi, suara itu datang tepat dari belakangnya. Dan seperti sebelumnya, tidak ada orang di sana.

“I-Ibilis! Kau adalah iblis, kan?! Itu sebabnya kau mengenakan topeng menyeramkan itu!“

“Aku sebenarnya menyukai topeng ini loh. Yah, bagaimanapun aku hanya ingin mencari tahu kebenaran. Mengetahui bahwa Ludancia terlibat dalam semua ini sudah lebih dari cukup.“

"Di sana!"

Tanpa melihat, pria itu melemparkan belatinya ke arah sumber suara. Namun sayangnya, itu tidak menusuk siapa pun dan malah menempel di lemari.

“Ha... ha... hahaha...” Butiran-butran keringat muncul di dahi Fedor. “Kalau begitu--”

Saat dia hendak meraih cincinnya,

“--Ghhh!”

Di telapak tangannya, sebilah pisau telah ditusukkan di sana.

“Wah, Wah. Apa kau berencana menggunakan mantra serangan kali ini? Atau mungkin tabir asap? Apa kau berpikir untuk melarikan diri saat kau memiliki kesempatan, tapi sayangnya, aku tidak akan membiarkanmu pergi kemana-mana.”

“B-Brengsek...”

“Kau sadar bahwa aku bisa membunuhmu jika aku benar-benar mau, kan?”

Pria bertopeng itu berada tepat di hadapannya dengan mulutnya yang membentuk senyuman. (Iblis. Dia adalah iblis berwujud manusia!)

“Aku tidak benar-benar berencana untuk melakukan lebih banyak percobaan, tapi baiklah. Kau akan menjadi subjek percobaanku. Jika kau tetap tinggal, aku akan menyerahkanmu ke pada pihak berwenang hidup-hidup.“

(Percobaan. Percobaan iblis. Dia mengatakan bahwasannya dia akan membuatku tetap hidup, tapi aku yakin dia akan membuatku menderita nasib yang lebih buruk daripada kematian!)

Fedor memucat dan dia pingsan.

"Hah? Apa dia pingsan.”

Beberapa saat kemudian, suara anak laki-laki yang mendesah karena kecewa terdengar dari dalam ruangan. Fedor tidak pernah menyadari bahwa lawannya hanyalah seorang anak laki-laki.



1 Comments

  1. Ada lirik lagu mengatakan
    "Ternyata kau gadis bukan perawan"
    Artinya gadis itu bukan perawan

    ReplyDelete
Previous Post Next Post