Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 33

Bab 33
Ujian Gennul si Serigala Penyembunyi


Ray melompat dari alas dan mengulurkan tangannya kepada Misa. Misa meraih tangan itu dan melompat dari alas ke dada Ray.

“Apakah tidak apa-apa jika kami menaiki ini?”

Ray menatap pohon besar yang tumbuh di tengah ruangan melingkar itu. Cabang-cabangnya tumbuh secara berkala sehingga kau bisa dengan mudah mengaitkan lengannmu padanya.

“Ya. Jika naik ke sana, kupikir kalian akan segera berada di puncak.”

Lina menyampaikan itu melalui Leaks (Komunikasi Pikiran).

“Jadi, di atas sana ada Raja Roh.” kata Misa.

“Tentang raja roh, ada satu kemungkinan yang merepotkan.”

“Apa itu?”

“Seorang pria bertopeng pernah dengan paksa masuk ke Azeisis (Penjara Dimensi) Melheys saat di Turnamen Pedang Iblis, dan pria itu adalah Raja Roh.”

“...Apa itu pria yang pernah kau sebutkan memakai topeng Avos Dilhevia?”

“Ya, Terlebih, topeng itu adalah alat sihir yang fungsinya menyembunyikan kekuatan sihirnya secara menyeluruh. Desainnya sedikit berbeda dari yang topeng yang kau miliki.”

“Kira-kira apa tujuannya?” ucap Ray setelah merenung sejenak.

Kurasa di juga sama sepertiku tidak bisa menebak tujuan dari pria bertopeng itu.

“Masih belum diketahui, tapi ada kemungkinan bahwa pria bertopeng itulah yang ada di balik layar dan mengancammu selama Turnamen Pedang Iblis.”

“...Padahal kupikir semuanya sudah berakhir.”

Masalah Avos Dilhevia sudah diselesaikan. Aku dan Ray dengan pasti mengira bahwa dunia sekarang telah damai.

Namun, kekacauan justru kembali.

“Apa kau keberataan jika aku pergi dulu?”

“Aku mau kau menunggu sampai aku tiba di sana, tapi aku yakin kau tidak akan mau melakukan itu.”

Ray membalas dengan senyum menyegarkan. Dia memang pria yang seperti itu.

“Jika segalanya belum berakhir, maka dengan tanganku sendiri aku akan mengakhirinya.”

Dlihat dari situasi saat ini, tidak ada jaminan bahwa bawahanku yang disembunyikan berada dalam kondisi aman. Bahkan sekarang, ada kemungkinan adanya bahaya yang menghampiri mereka.

Kami harus memastikan siapa itu Raja Roh dan apa tujuannya secepat mungkin.

Jika dia mencoba untuk menghancurkan kedamaian era ini, aku tidak akan bisa mengabaikannya.

“Yah-, jika itu dirimu maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Lagian aku akan segera ke sana juga.”

“Aku bahkan tidak ingin membayangkan situasi di mana aku membutuhkan bantuan darimu.”

Dengan dia yang memiliki tujuh muasal dan Evans Mana serta Sigshesta bersamanya, tidak banyak lawan yang tidak bisa ditangani Ray. Jika Raja Roh adalah musuh yang bisa membuat Ray bertarung dengan serius, maka ini pasti bukan sesuatu yang mudah.

Namun, ini adalah Aharthern dan lawannya adalah Raja Roh. Bahkan dari kecenderungan ujian sejauh ini, sulit untuk berpikir bahwa itu akan menjadi kontes langsung.

Bahkan jika Ray lebih unggul dari Raja Roh, lengah masihlah tidak diizinkan.

“Misa.”

Ray meraih tubuh gadis itu.

“Ehh, kyaaa...”

Ray tersenyum saat dia memeluknya dalam waktu singkat.

“Maaf. Tapi kalau begini akan lebih cepat.”

Setelah mengatakan itu, Ray melompat-lompat dari cabang ke cabang sambil menggendong Misa, dan dengan cepat mendaki pohon besar itu.

Sambil mengamati situasi menggunakan Limnet (Perspektif Jarak Jauh), aku juga memutuskan untuk melanjutkan. Aku dan Jiste beripisah di taman bunga sehingga Raja Roh tidak akan tahu bahwa dia bertemu denganku.

Bersama Lina, kami pun kembali ke tangga tidak terlihat tadi dan menaikinya. Ada beberapa ujian di sepanjang jalan, tapi ingatan Lina dan mata iblisku melihat jauh ke dalam dan melewatinya tanpa kesulitan.

Dalam perjalanan menuju puncak, Lina berteriak.

“Anos, lihat.”

Dia menunjuk ke (Limnet). Disana terlihat bahwa Ray baru saja selesai memanjat pohon besar itu.

Tempat itu  dikelilingi awan. Awan putih membentuk lantai, dinding, dan langit-langit, membentuk ruangan yang sangat luas.

Ray melihat sekeliling dan menemukan pintu ganda di belakang ruangan. Dia mencoba berjalan ke sana, tapi dia segera berhenti.

Ada suatu kehadiran yang dapat dirasakan. Saat Ray menarik pedang uniknya, warna dari awan di sekitarnya mulai menjadi hitam.

Saat berikutnya, cahaya bersinar dan suara petir yang keras terdengar.

Diterangi oleh petir yang tak terhitung jumlahnya, seekor serigala yang besar muncul di tempat itu.

“Gennul si Serigala Penyembunyi...” gumam Misa.

Di buku yang ada di hutan buku, penampilan dari serigala itu ditampilkan, itu sebabnya bisa diketahui bahwa serigala itu adalah Gennul, yang merupakan anjing penjaga Raja Roh, roh yang menyembunyikan iblis-iblis dari 2.000 tahun yang lalu.

Gennul membuka mulutnya dan membuat suara serak.

“--Lewatlah--”

Kata itu membuat Ray dan Misa mematung beberapa saat.

“Kupikir akan ada semacam kondisi atau ujian?”

“--Tidak ada ujian yang akan dilakukan. Lewatlah--”

Gennul perlahan berdiri dan berjalan dari depan pintu untuk memberi jalan. Dengan suara berderit, pintu ganda itu terbuka dengan sendirinya.

Di balik pintu itu adalah puncak pohon besar, daun-daun lebat dan koridor awan.

“Jangan jauh-jauh dariku.”

Ray memberi itu pada Misa dan berjalan dengan hati-hati. Melewati Gennul, mereka menginjakkan kaki di koridor awan.

Sekali lagi, dengan suara berderit pintu ganda itu tertutup.

Gennul tidak menyerang ataupun memberikan ujian pada mereka.

“...Kupikir akan ada sesuatu yang menunggu kita, kan?” kata Misa seraya menghela lega.

Namun, Ray memiliki ekspresi yang kosong di wajahnya.

“Akan lebih baik jika Raja Roh tidak memusuhi kita. Namun, dari apa yang tejadi di Turnamen Pedang Iblis itu, jika kita memikirkan alasan dari tindakannya itu maka...”

“Apa kemungkinan itu tinggi?”

“Entahlah. Yang jelas kemungkinan itu ada.”

Sambil bertukar kata-kata seperti itu, keduanya berjalan di sepanjang koridor awan. Setelah beberapa lama, mereka tiba di celah awan.

Saat mereka melihat ke bawah, apa yang ada di balik celah awan itu adalah tanah subur, di mana disana ada terlihat kastil kecil.

Ray dan Misa terbang menggunakan Fres (Terbang) dan menuju ke kastil itu. Namun, tidak peduli sebarapa jauh keduanya bergerak maju, jarak antara mereka dan kastil tidak berubah.

“Ah......” Lina tiba-tiba berseru. “Aku ingat. Kalian seharusnya berdiri di tepi awan dan menunggu.”

Mendengar kata-kata yang dikirimkan oleh Leaks (Komunikasi Pikiran), keduanya kembali ke koridor awan. Mereka berdiri di tepi dan menunggu dengan sabar.

Kemudian, pijakan awan yang seperti jembatan perlahan-lahan meluas ke arah kastil. Ray dan Misa berjalan perlahan melewati jembatan awan itu.

Setelah berjalan beberapa saat, mereka sampai di bagian depan kastil. Ray berdiri di depan pintu dan menyentuh pintu itu.

“Aku akan membukanya.”

“Iya,”

Hanya dengan sedikit dorongan, pintu itu langsung terbuka. Bagian dalamnya remang-remang, sebagian besar jendela tertutup, dan satu-satunya cahaya berasal dari sinar matahari yang masuk melalui celah-celah kastil.

Ray dan Misa berjalan lurus menyusuri kastil.

“Kerja bagus, telah mencapai titik ini.” itu adalah suara Eniyunien yang bergema di dalam kastil. “Sebagai hadiah karena berhasil melalui ujian roh, kalian diizinkan untuk melihat Raja Roh.”

Sebagian jendela pun terbuka dan sinar matahari masuk.

Dan apa yang menjadi fokus dari sinar itu adalah singgasana yang terbuat dari kayu. Seorang pria berbaju hitam legam dan mengenakan topeng di wajhanya sedang duduk di atas singgasana itu.

Pria itu perlahan membuka tangannya dan bertepuk tangan pada Ray dan Misa seolah-olah memuji mereka. Raja Roh pun berdiri dan berjalan beberapa langkah ke depan.

“Aku ingin bertanya padamu Raja Roh.”

Ray berbicara secara lugas.

“Apa kau adalah musuh Raja Iblis?”

Raja roh tidak berbicara, dan malah Eniyunien-lah yang menjawabnya.

“Jika kau ingin berbiacara dengan Raja Roh, kau harus menerima ujian lebih dulu.”

Ray menggeratakan gigi lalu bertanya.

“...Apa ujiannya?”

“Bertarunglah dengan Raja Roh, jika kau bisa memecahkan topengnya, maka kau lulus ujian. Namun, dilarang menggunakan pedang iblis, pedang suci, dan peralatan sihir. Kau hanya bisa menggunakan kekuatan roh dan tubuhmu sendiri. “

Cahaya berkilauan berkumpul, dan selusin pedang tertancap di sekitarnya.

“Raja Roh adalah penguasa para roh. Semua roh di Aharthern ada di pihaknya. Bahkan jika kau hanya memecahkan topengnya, itu bukanlah sesuatu yang bisa dicapai oleh orang biasa. Jika kau menyatakan menyerah, ujian akan berakhir di sana.”

“Apa aku bisa menggunakan pedang yang di sana?”

“Semua itu adalah roh. Tidak apa-apa untuk menggunakannya. Namun, itu hanya jika kau bisa menggunakannya.”

Roh dengan rumor dan legenda sebagai pedang tidak jauh berbeda dari pedang iblis atau pedang suci. Dan hanya kecuali itu adalah roh setengah iblis seperti ibu Ray. roh-roh itu dapat memilih pemiliknya, tapi mereka tidak bisa berbicara.

Bahkan di depan Raja Roh, jika Ray bisa memegangnya, dia juga harus bisa menguasainya.

Ray tersenyum tipis dan dengan tenang maju selangkah.

“Aku menerima ujian itu.”

“Baiklah. Kalau begitu, mari kita mulai ujian Raja Roh.”

---

Kemudian aku mengalihkan perhatianku ke penglihatanku.

Aku berada di awan. Awan putih yang berfungsi sebagai lantai, dinding, dan langit-langit, membentuk sebuah ruangan yang luas.

Di sisi lain tempatku tiba, ada seorang iblis. Itu adalah pria dengan penutup mata yang menutup setengah dari wajahnya, Raja Kegelapan, Ejes.

“Wah, wah, ini pasti takdir.” ucap Ejes.

Saat berikutnya, warna awan di sekitarku mulai menjadi hitam.

Guntur bergemuruh disertai petir menyambar-nyambar, itu adalah Gennul si Serigala Penyembunyi yang muncul.

Serigala itu membuka rahangnya dan mengeluarkan suara serak.

“--Jika kalian ingin lewat sini, kalian harus melalui ujian Serigala Penyembunyi.--”

Itu aneh.

“Bukankah Ray dan Misa bisa melewatinya begitu saja?”

Sekali lagi, Jennul menggemakan suara serak.

“--Jika kalian tidak melalui ujian, kalian tidak boleh lewat--”

Begitu ya. Bisa diartikan, tujuan Raja Roh adalah Ray atau Misa. Atau mungkin tujuannya adalah keduanya.

Jika tidak, maka tidak wajar jika hanya keduanya yang boleh lewat tanpa melalui ujian.

“Apa isi dari ujian Serigala Penyembunyi?” ucap Ejes dengan suara yang tajam.

“--Tangkap aku. Aku hanya mengizinkan dia yang lebih dulu menangkapku-lah yang boleh lewat.--”

Jadi ini ujian di mana pesertanya saling bersaing. Jika pihak lain bukan Ejes, maka akan mudah untuk menyelesaikan ujian ini.

Saat itu,

--Raja Iblis Anos--

Aku mendengar suara dari Leaks (Komunikasi Pikiran)  yang berasal dari Ejes.

Dia sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia sedang memanggilku, dan matanya hanya menatap langsung ke arah serigala itu.

Aku pun membalasnya melalui Leaks (Komunikasi Pikiran) .

[Ada apa?]

[Apa kau mau bekerja sama denganku? Kau bisa melewati pintu itu.]

[Hou, bagaimana denganmu?]

[Aku akan membebaskan bawahanku yang disembunyikan. Tenu saja, aku akan membebaskan yang lain juga.]

[Fumu. Apa kau tahu bagaimana membebaskan mereka yang disembunyikan?]

[Aku tahu, aku tidak akan memintamu untuk bekerja sama kalau tidak.]

[Kukuku. Tentu, itu masuk akal.]

Setelah beberapa saat, Raja Kegelapan Eges mengirimkan pikirannya lagi.

[Apa jawabanmu.]

Sambil menyeringai, aku terkekeh dan membuka mulutku.

“Baiklah. Aku akan menyisihkan waktuku untukmu. Apa kau bisa memulai ujian itu dengan cepat, Gennul?”



1 Comments

Previous Post Next Post