Seiken Gakuin no Maken Tsukai Volume 1 - Epilog

Epilog


“Roselia! Tidak! Kenapa... kenapa kau...?!”

“Jangan menangis, Leonis.”

Dia mengulurkan tangan. Bahkan saat sedang dimakan oleh ketiadaan, dia memberinya senyum ramah.

“Seribu tahun dari sekarang, aku akan terlahir kembali.”

Dia memohon agar Leonis menemukannya, apapun yang terjadi...

“...Aku berjanji! Apapun yang terjadi, aku akan menemukanmu, Roselia!”

Dengan itu, gadis yang dikenal sebagai Dewi Pemberontak memberinya senyuman terakhir yang singkat.

---

Dengan hancurnya Void Lord, Stampede pun berakhir. Setelah kehilangan pemimpin mereka, Void menjadi lamban dan dihancurkan satu demi satu oleh Pengguna Pedang Suci dari Akademi Excalibur. Bangkai-bangkai Void tertumpuk di atas satu sama lain dan akhirnya larut menjadi kabut. Mereka tidak meninggalkan tubuh, menghilang ke dalam kekosongan yang sesuai dengan nama mereka...

Di asrama Hræsvelgr Akademi Excalibur, Leonis menghabiskan setengah hari dengan berbaring di tempat tidur di kamar Riselia.

...Menghancurkan semuanya... Raja Undead yang ditakuti dan dipuji... menderita nyeri otot...

Ini adalah kompensasi dari penggunaan kekuatan yang dia miliki sebagai pendekar pedang yang disegel di dalam Dáinsleif. Tubuhnya yang tidak terlatih dan berumur sepuluh tahun dilanda nyeri otot yang melumpuhkan. Rasanya seolah-olah setiap tendonnya terrobek-robek.

Dan itu bahkan mengambil semua mana-ku... Sungguh Pedang Iblis yang tidak masuk akal.

Dalam kegabutannya, Leonis menghilangkan kebosanannya dengan menonton film. Hiburan zaman ini jauh lebih menarik daripada drama seribu tahun yang lalu. Awalnya, dia mengambil film apa pun yang bisa dia temukan di perpustakaan, tapi setelah menonton itu semua, dia memutuskan untuk menonton pilihan dari koleksi Riselia. Kebanyakan dari film-film itu adalah kisah cinta antara bangsawan dan rakyat biasa, dengan beberapa adegan yang agak menggairahkan.

...Jadi dia menyukai cerita semacam ini. Aku sedikit terkejut.

Leonis berguling-guling di tempat tidur saat pikiran itu melayang di benaknya.

“Leo, aku membawakanmu makan siang... Tunggu, a-a-a-apa yang kau lakukan...?!”

Riselia telah kembali ke kamar dan setelah melihat apa yang dimainkan di layar, dia bereaksi dengan panik.

“K-kau tidak boleh menonton ini! Ini terlalu cepat untukmu, Leo!”

Dia meraih remot layar dan segera mematikan film.

“...Aku baru saja sampai ke bagian terbaiknya...” Leonis mengerutkan kening.

“Tidak. Jika kau ingin menonton film, kau kan punya  film yang Sakuya pinjamkan.”

“Tapi film-film itu tidak menarik...”

Film-film itu berisi tentang pria dengan katana di tangan yang berusaha untuk memotong satu sama lain. Mereka agak brutal dan hampir tidak cocok dengan selera Leonis. Dia telah melihat cukup banyak kekerasan seribu tahun yang lalu dan lebih suka menonton sesuatu yang lebih damai dan menyembuhkan untuk kesenangannya.

Riselia duduk di tempat tidur.

“Mereka mulai membangun kembali distrik komersial, tapi sepertinya butuh waktu untuk memperbaiki sistem daya yang rusak. Kita harus tinggal di bagian laut ini sebentar.”

“Jadi begitu...”

“Dan juga, berita melaporkan bahwa Void Lord mati secara alami setelah terbangun dalam keadaan yang tidak sempurna.”

Ekspresinya tampak sedikit tidak puas, seolah berkata, “padahal kaulah yang mengalahkannya.”

“Tidak apa-apa. Aku lebih suka jika identitasku tidak diungkapkan,” kata Leonis.

Tapi kata-katanya memicu pengawasan ketat dari Riselia.

“Kau ini sebenarnya siapa?” dia bertanya.

“Aku sudah memberitahumu. Aku adalah penyihir kuno yang disegel dan kemudian dibangunkan kembali.”

“Tapi kau menggunakan pedang.”

“.........” Leonis mengalihkan pandangannya.

“...Yah, baiklah.” Dia mengangkat bahu. “Ini. Pemilik panti asuhan, Phrenia, menyuruhku memberikan ini padamu.”

“...Mmm?”

Riselia mengambil dekorasi berbentuk bunga kecil dari syalnya.

“Apa ini?”

“Medali. Anak-anak di panti asuhan membuatnya untukmu.”

Itu adalah bunga biru dari kertas yang dibentuk dengan sembrono.

“...Medali, ya?” Leonis mendapati dirinya menyeringai pahit.

Dia menyatakan tempat ini kerajaan Raja Undead, tapi itu tidak masalah sekarang.

Siapapun yang menghormati Raja Undead layak mendapatkan perlindungan...

Saat itu...

“...Ngomong-ngomong, Leo...” Riselia gelisah, wajahnya merah padam.

“Ada apa?”

“Erm, sebenarnya, aku, uhhh, saat aku menggunakan Pedang Suci, aku menghabiskan banyak darahku...”

“Oh... Ya, kurasa kau memang seperti itu.”

Bagaimanapun kekuatannya adalah mengubah darahnya menjadi bilah.

“Jadi aku, um... aku benar-benar ingin beberapa...”

“Bukankah kau bilang bahwa kau tidak akan gegabah dan menahannya?”

“...Dasar jahat...”

Pada pertanyaan menjengkelkan Leonis, air mata mengalir di mata Riselia.

Wajahnya memerah, dan dia menatap Leonis dengan ekspresi yang menginginkan sesuatu dan sedih.

“...Baiklah. Sedikit saja. “ Leonis mengangguk.

Membisikkan “Maaf,” Riselia mendekatkan bibirnya ke leher Leonis, dan...

“Lady Selia, bagaimana kondisi anak itu—? Tunggu, apaaaaaaaaaaaaa?!”

Regina masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu dan menatap mereka dengan mata lebar.

“...Aaah, R-Regina?!”

“Kami datang untuk mengunjungi anak itu karena dia dalam kondisi kurang sehat, tapi...” Sakuya, yang juga berjalan masuk, berbalik sambil berpura-pura tidak melihat apa-apa. “Maaf. Sepertinya kalian berada di tengah-tengah melakukan sesuatu.”

“L-Lady Selia, apa yang kau lakukan padanya?!”

“...Ini bukan seperti yang kalian pikirkan! Ini, erm... Aku merawatnya supaya sembuh! Ya, aku merawatnya, dan...”

“Hmm, Selia? Aku cukup yakin ini melanggar peraturan asrama...,”

Elfiné, yang juga ikut masuk, berkata dengan ekspresi cekcok.

“Elfiné, semua ini salah paham!”

Sambil mengangkat bahu lelah pada kerusuhan yang terjadi di sekitarnya, Leonis mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Void, Pedang Suci, dan kata-kata yang ditinggalkan oleh anggota Enam Pahlawan yang dibangkitkan.

“Dunia akan terlahir kembali dengan Bintang Ketiadaan...” Ya...

Apakah itu hanya celoteh omong kosong Archsage saat dia kehilangan akal sehatnya karena Void?

Terlepas dari apakah itu benar atau tidak, aku harus bergegas dan membangun kembali Pasukan Penguasa Kegelapan...

Melihat ke luar jendela pada kerusakan yang diderita Akademi Excalibur, dia mempertimbangkan apa yang akan terjadi, belum menyadari bahwa ini hanyalah awal dari hari-hari yang penuh dengan gejolak kedepannya...



5 Comments

  1. Makasih min kemaren ngasih tau ch lanjutan nya (y)

    ReplyDelete
  2. Oke lanjutkan min l, semangat translate nya

    ReplyDelete
  3. Gua kira bakal ada penjelasan asal usul pedang suci yang dipake akademi. Yaudah lah, siapa tau di volume 2 bakal terungkap. Btw, thanks min dah mau TL novel ini:')

    ReplyDelete
Previous Post Next Post