The Undetecable Strongest Job: Rule Breaker Bab 231


Bab 231 - Dimulainya Pertempuran Malam


Alexei dari Jarazack mengirim lima puluh orang untuk bertarung sebagai bala bantuan untuk Claude, tapi sepuluh hari telah berlalu sejak kedatangan mereka dan selama itu tidak terjadi apa-apa, dan itu mengakibatkan kebosanan. Pria-pria ini, pada dasarnya adalah orang-orang yang suka bersikap kasar.

"Hei, Ivan. Kami akan pergi keluar."

"Pergi keluar? kemana?"

"Menurut Guild Petualang, monster muncul di pinggiran kota. Kami akan berburu."

"Apa?! Kalian tidak bisa melakukan itu!”

"Tidak apa. Tiga puluh pria akan tetap tinggal. Tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari sepuluh orang akan bergiliran untuk berjaga, jadi aku yakin itu tidak akan ada masalah. Selain itu, hanya ada sepuluh orang di perbatasan Ludancia, kan?"

"S-Setidaknya izinkan aku berbicara dengan Profesor Mikhail dulu--"

"Sampai jumpa!"

"Hei!"

Pria itu langsung pergi saat nama Mikhail disebutkan, mungkin karena dia tahu kalau si profesor tidak akan mengizinkannya.

"Oh, baiklah..." Ivan bergumam. "Kita juga bisa saja kembali ke Jarazack daripada menunggu tanpa melakukan apapun di sini."

Apa yang dikatakan pria itu tidak salah. Hanya ada sekitar sepuluh orang yang ditempatkan di perbatasan Ludancia. Tidak peduli seberapa terampilnya musuh, Mikhail dan yang lainnya akan tahu jika mereka memasuki Scholarzard. Mereka juga bisa mengulur waktu dengan penghalang di sekitar akademi. Kalah menjadi tidak mungkin.

Mikhail memasang ekspresi pahit ketika Ivan memberitahunya tentang orang-orang yang pergi, tapi tetap membiarkannya. Hikaru tidak ada; dia berada di gedung penelitian untuk membantu Katy dengan eksperimennya. Jika saja Ivan memberi tahu Hikaru tentang hal ini, hasilnya mungkin sama sekali berbeda. Monster keluar di musim ini? Bukankah itu aneh?

---

Malamnya, Claude tidak bisa tidur. Dia berada di gedung pembelajaran C. Tidur tidak kunjung datang ketika dia memikirkan bahwa Luka sedang tertidur di luar layar pemisah. Sudah seperti ini sejak beberapa hari terakhir.

(Jika aku memberi tahu Ivan tentang hal ini, aku yakin dia akan mengatakan sesuatu seperti "Mantap-mantaplah dengannya dan kau akan segera bisa tidur setelahnya." Sial. Aku ingin hubungan kami tetap murni sampai pernikahan.)

Claude memiliki mentalitas yang agak kuno untuk usia ini. Seabgai seorang Elf Roh, tubuhnya akan berhenti berkembang setelah mencapai usia tertentu dan akan tetap seperti itu saat dia hidup selama lebih dari seratus tahun. Dia tahu kematian akan memisahkannya dari Luka--mereka berdua sadar akan hal itu. Jadi dia ingin menghargai momen yang mereka miliki bersama.

Claude menghela nafas dan melangkah keluar. Itu adalah langit jernih tak berawan dan bulan duduk tinggi di atas. Malam yang lebih dingin dari biasanya, terasa seperti semua ciptaan akan membeku. Claude mulai mengayunkan pedangnya dengan harapan itu akan membuatnya lelah dan lebih mudah tertidur.

(Ivan tinggal di asrama bersama orang-orang dari Jarazack. Aku yakin mereka sedang minum-minum.)

Dia berpikir bahwa mereka yang tidak bertugas mungkin lalai dalam pekerjaannya. Tapi sebaliknya, dia hanya iri pada mereka yang dakan keadaan dimana mereka dapat minum alkohol setiap hari.

(Kurasa Hikaru ada di rumahnya… dan Catherine juga tinggal di sana.)

Claude tidak bisa memahami mengapa anggota party Hikaru sendiri, Paula, tinggal di sebuah penginapan. Jadi Catherine, teman Lavia, tinggal di apartemen mereka.

(Aku tidak punya pemikiran tentang itu, tapi… aku berterima kasih pada Hikaru karena membuatku menjadi lebih kuat.)

Dia tidak tahu bagaimana caranya, tapi ilmu pedangnya meningkat pesat. Dia bahkan memiliki job class empat karakter di soul card-nya, [Sword Dancer]. Tentu saja Claude tidak tahu bahwa Hikaru mengonfigurasi Soul Board-nya dan sebagai hasilnya, job class baru muncul, yang membuatnya lebih terampil secara keseluruhan. Dia tidak punya apa-apa selain rasa terima kasih untuk Hikaru.

"Fiuh."

Dia berhenti mengayunkan pedangnya. Suhu tubuhnya meningkat. Bahkan dengan mantel, uap sepertinya mengepul di udara.

Lalu tiba-tiba, Claude merasa mendengar sesuatu seperti kaca yang pecah dari jauh.

"………"

Dia menajamkan telinganya, tapi tidak mendengar apapun.

"Claude?"

Pintu terbuka di belakangnya dan dia berbalik. Luka berdiri di sana.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Luka.

"Oh, aku tidak bisa tidur, jadi aku hanya melakukan beberapa ayunan. Kau akan terkena flu dengan pakaian ringan seperti itu. Kau harus kembali ke dalam--"

Claude dengan cepat berbalik. (Langkah kaki. Tidak, teriakan?) Dia mendengarkan dengan seksama. Dia bisa mendengar suara dari jauh. (Tidak diragukan lagi. Terjadi pertempuran.)

"Luka, masuk ke dalam sekarang! Dan kunci pintunya!"

"A-Apa...?"

Claude mendorongnya masuk ke dalam gedung dan mulai berlari menuju suara pertempuran, saat itulah dia melihat tiga siluet menuju ke arahnya. Mereka mengenakan pakaian travelling, tapi di tangan mereka ada pedang yang terlihat. Tidak satu pun dari mereka menyembunyikan wajah mereka. Pria di depan berambut biru dan berotot. Salah satu dari dua lainnya di belakang memiliki fisik yang kokoh, sementara yang lainnya tampak kurus.

"Berhenti di sana. Siapa kalian?"

Dengan jarak sekitar 10 meter, ketiga orang itu berhenti.

"Rambut pirang dan mata merah itu... apa kau Claude Zahard Kirihal?"

Pada awalanya Claude terkejut, tapi dia sudah menduga ini. Orang-orang ini-lah yang mengejarnya dan Luka. Maka menjadi jelas mengapa mereka tidak repot-repot menyembunyikan wajah mereka. Mereka datang ke sini dengan tekad siap untuk mati, entah mereka berhasil membunuh target mereka atau tidak.

Claude sudah berasumsi sebelumnya bahwa negosiasi bukanlah pilihan melawan musuh mereka kali ini. Tapi dia tidak mengira bahwa mereka memiliki tekad sebanyak ini.

"Kerja bagus bisa mengetahuinya." Kata Claude. "Kupikir kalian pasti akan menyerang asrama."

"Yah, kami memiliki seseorang yang bisa merasakan keberadaan orang lain." Pria di depan menjawab.

Pria kurus itu mengangkat bahu. Jebakan yang mereka buat tidak sepenuhnya efektif. Claude mengira asrama akan menjadi kamuflase yang bagus karena prajurit Jarazack juga ada di sana.

"Suara beberapa waktu yang lalu. Apa itu disebabkan oleh rusaknya penghalang?" tanya Claude.

"Benar. Kami mengalami beberapa masalah dengannya, tapi selama kau tahu jenis penghalang itu, maka tidak sulit untuk dihancurkan."

Claude mendengus. Orang-orang ini memeriksa jenis penghalang yang digunakan. Itu sebabnya mereka butuh sepuluh hari untuk melakukan pergerakan. Namun, masih ada satu kemungkinan lain. Satu atau beberapa staf admin akademi harusnya berasal dari Ludancia dan bisa saja membocorkan informasi kepada musuh. Kemudian bersiap untuk menghancurkan penghalang yang membuat mereka membutuhkan waktu.

"Aku ingin menanyakan satu ha-"

"Tidak perlu lagi bicara. Kami tidak akan membiarkanmu mengulur waktu."

Pria itu tahu apa yang sedang dipikirkan Claude. Mereka kemungkinan besar adalah orang-orang yang ditempatkan di perbatasan Ludancia. Karena jumlah mereka sedikit, mereka bertujuan untuk mengakhiri pertempuran dengan cepat. Orang yang bisa merasakan keberadaan orang lain mencari tempat ini sambil menggunakan yang lain sebagai umpan. Kalau tidak, mereka tidak akan datang ke sini. Claude tidak punya waktu untuk bersembunyi.

(Berapa lama sampai bala bantuan tiba di sini? Sepuluh menit? Dua puluh?)

Butir keringat menetes di dahi Claude. Itu bukan karena mengayunkan pedangnya.

(Tujuan mereka adalah aku atau Luka. Membunuhku akan mengganggu pernikahan massal itu.)

Jika mereka bisa merasakan orang, ada kemungkinan mereka tahu di mana Luka berada.

(Aku tidak akan membiarkan kalian mendekatinya. Tidak akan pernah.)

Apa yang perlu dia lakukan sekarang adalah menarik perhatian mereka ke titik bahwa membunuhnya akan jauh lebih cepat.



2 Comments

Previous Post Next Post