Because I Like You Bab 11


Bab 11
Kejadian Mandi Pagi


Aku jadi tidak bisa tidur gara-gara tepat di sebelahku, siswi SMA paling imut di Jepang sedang tertidur nyenyak dengan mengenakan piyama berbulu halusnya.

Aku bangkit dan bangun dari ranjang dengan perlahan agar tidak membangunkan Hitotsuba-san yang masih bermimpi. Kepalaku terasa berat karena kurang tidur. Semua hal yang terjadi kemarin saja sudah membuatku lelah secara mental dan fisik, namun sekarang aku merasa seperti mendapatkan pukulan yang buruk. Di saat seperti ini, berendam di bak mandi air panas adalah satu-satunya cara merilekskan diri.

Aku mengatur pemanas dan menggunakan waktu sampai bak mandi siap untuk mengeluarkan konsol gim yang kubawa dari rumah dan menghubungkannya ke TV. Tidak seperti TV murah yang dirumahku sebelumnya, ini adalah TV Polytron 4K terbaru. Jika memainkan gim dengan ini, dunia yang dibuat ulang pasti akan menjadi indah. Resolusinya juga lebih halus, jadi enak untuk dilihat, Ini yang terbaik.

“Tapi... sepertinya aku tidak bisa melakukannya...”

Aku menghelas nafas saat menghubungkan kabel. Memang menyenangkan bagiku untuk mian gim, tapi bagaimana perasaan Hitotsuba-san saat melihatnya? Jika aku berada di ruang yang sama tapi ditinggal main gim sendirian oleh pasangan hidupku, aku yakin kalau diriku akan merasa kesepian. Hitotsuba-san mungkin akan merasa seperti itu juga. Kalau begitu kuarasa aku hanya harus bersabar.

“Yah, kurasa aku bisa melakukanya saat dirinya tidak ada...”

Meski aku bilang begitu, karena aku terlibat dalam aktivitas klub, aku tidak akan punya banyak waktu. Jadi aku harus menunggu sampai dia pergi tidur. Aku tidak mau bermain gim di pagi hari.

Masih ada waktu sampai bak mandi mendidih. Ketika aku memikirkan apa yang harus dimakan untuk sarapan, aku ingat bahwa tidak ada makanan di rumah ini. Sejak awal, rumah ini tidak memiliki lemari es. Apa yang akan kami lakukan untuk sarapan nanti?

“Selamat pagi, Yoshizumi-sama.”

“Whoa!? Eh, Miyamoto-san!? Kenapa!? Kau datang dari mana!?”

Si sopir, Miyamoto-san, berdiri di sana seolah-olah dirinya memang sudah berada di sana sejak awal. Di tangannya, ada dua kantong hamburger yang akrab dengan loago M. Eh, mungkinkan dia membawakannya karena tidak apa-apa di sini?

“Ya, aku membawakan sarapan untuk kalian berdua.”

Bahkan Miyamoto-san bisa membaca pikiranku, ya!? Maksudku, mengapa kita makan hamburger di pagi hari? Itu tidak baik untuk perut, kan?

“Ini adalah permintaan Kaede-sama. Dia menghubungiku tadi malam dan mengatakan bahwa dia ingin makan sesuatu yang disebut M* di pagi hari.”

Permitaannya Hitotsuba-san? Kemarin pizza, dan pagi ini M*, sepertinya dia sangat menyukai junk food. Yah, aku sendiri sih juga tidak membencinya. Tapi aku jadi khawatir tentang apa kau bilang kemarin kalau dirimu akan memasak untukku.

“Jangan khawatir tentang itu. Masakan Kaede-sama memang sedikit aneh, tapi aku bisa menjamin rasanya. Aku ingin anda memakannya sebelum dingin, tapi kenapa tidak anda mandi dulu? “

Melodi dimainkan untuk menandakan bahwa pemanasan ulang telah selesai. Kalau bisa. Aku mau bangunkan Hitotsuba-san yang masih tidur dan memakannya sebelum dingin, tapi aku tidak mau kalau tagihan gasnya jadi boros.

“Tidak apa-apa. Kaede-sama lemah di pagi hari saat libur. Dia mungkin belum bangun. Jadi kupikir akan lebih baik jika anda membangungakannya setelah selesai.”

“Jadi aku yang akan membangunkannya ya. Yah, itu memang sesuatu yang perlu dipertimbangkan. Tapi terima kasih sudah repot-repot mengantarkan kami sarapan, Miyamoto-san.”

“Tidak perlu berterima kasih. Ini juga bagian dari pekerjaanku. Selain itu, kalian hari ini akan pergi, kan? Aku akan ikut dengan kalian, jadi mohon bantuannya.”

Setelah membungkuk dengan sopan, Miyamoto-san meninggalkan rumah. Dari cara berbicaranya, apa belanja yang disebut kencan hari ini ditemani dengan sopir? Benar-benar cerita yang mewah.

Namun, bukan itu intinya sekarang, tapi bak mandi. Kemunculan Miyamoto-san telah benar-benar menjernihkan kepalaku, tapi aku tetap masuk! Menurutnya, Hitotsuba-san lemah di pagi hari saat libur dan belum bangun, jadi kurasa tidak apa-apa. Ayo berendam santuy tanpa ragu.

Mandi air panas untuk menghangatkan tubuh yang dingin dan kemudian menyelam ke dalam bak mandi besar. Ah, ini surga. Sangat menyenangkan berendam di bak mandi yang bahkan meregangkan kaki tetap masih luas. Rasanya mantep euy.

“Bagaimana perasaanmu jika berbagi bak mandi besar itu dengan gadis SMA paling imut di Jepang?”

“Tentu saja itu yang terbaik. Kalau aku mandi dengan Hitotsuba-san, keberuntungan hidupku pasti sudah habis saat itu.”

“Oh, kalau begitu yakinlah bahwa keberuntungan itu akan bertahan seumur hidup, Karena kita akan selalu bersama setiap hari.”

“Eh? Mandi bersama dengan Hitotsuba-san setiap hari? Bukankah itu yang terba—kenapa kau ada disini!”

Pada saat pintu kamar mandi terbuka, aku menyesali apa yang tanpa sadar kukatakan, tapi pada saat yang sama, aku merasa dunia tampak begitu lamban.

Dengan wajah senang yang tidak biasa dan tersenyum seperti dewi, Hitotsuba-san masuk ke kamar mandi.



6 Comments

Previous Post Next Post