Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 2 - Bab 1


Bab 1 | - Menimpa x Ciuman Pertama -


Suara dari derai hujan di luar jendela terasa sangat jauh. Kelembapan musim hujan yang menyentuh kulitku bahkan sama sekali tidak menggangguku saat ini.

Kesadaranku sepenuhnya diserap oleh gadis yang ada di depanku. Satu-satunya suara yang mencapai telingaku adalah suara hembusan nafas kami.

Kulitku dapat merasakan kehangatan tubuhnya.

Satu-satunya hal yang masuk dalam pandanganku adalah sosok pacar tercinta yang kutemui di masa SMA-ku,

Tapi... segera aku kehilangan pandangan itu.

Wajah pacarku mendekati wajahku, dan bibir kami saling bertemu.

Ciuman.

Suatu dorongan yang lembut di antara bibir.

Saat itu, semua indraku diambil alih oleh sentuhan bibirnya.

“Aku mencintaimu... hm...”

Ciuman itu lembut seolah itu adalah bukti cinta kami, tapi begitu panas seolah itu membara.

Sentuhan, yang sangat berbeda dari sentuhan tangan atau kulit, membuatku pusing seolah-olah mabuk berat.

Saat aku membuka mata, kumelihat diriku tenggelam di matanya. Matanya dipenuhi dengan cinta, saat air mata mengalir di balik bulu matanya yang panjang.

“Onii-san...” gumamnya.

Untuk sesaat, aku melihat lidahnya mengintip dari mulutnya yang basah oleh air liurku.

Aku belum pernah melihat warna lidah orang lain.

Aku bingung tentang apa yang harus kulakukan di sini.

Jika aku menyerahkan diriku sepenuhnya padanya seperti ini, aku ingin tahu apa yang akan terjadi padaku saat itu.

Detakan jantungku semakin cepat.

Apakah itu ketakutan? Ataukah antisipasi?

Namun saat itu,

Ping~pong

“Hm...”

Ponselku berdering.

Itu adalah suara dari pembaruan aplikasi.

Suara yang tidak asing itu menarik kesadaranku kembali ke kenyataan.

Apa... Apa yang terjadi?...

Darah, yang membara di sekujur tubuhku sampai menyembur keluar, sekarang mengalir kembali, membuatku menjadi pucat.

Karena sosok yang ada di depanku adalah si saudari kembar, yang memiliki wajah serupa dengan pacarku, Haruka!

“Menjauh dariku, Shigure!”

"Kya."

Aku mendorongnya menjauh dariku.

“Apa yang kau lakukan. Sudah-sudahi leluconmu itu.”

Bukan suatu hal yang aneh baginya untuk mempermainkanku.

Aku telah mengalami banyak lelucon yang serupa sejak kami menjadi saudara tiri setelah orang tua kami menikah lagi sebulan yang lalu.

Namun kali ini, tindakannya sudah kelewatan.

Dengan bibirnya yang basah, Shigure membuka mulutnya dan berkata,

“Apa bagimu itu terlihat seperti lelucon?”

“Kau...”

Aku membisu.

Matanya yang mengilap dipenuhi dengan perasaan yang sama seperti sebelumnya.

Saat aku menatapnya, jantungku kembali mulai memanas.

...Aku tahu.

Aku adalah perjaka ngenes yang hanya memiliki dua bulan penagalaman dalam hal hubungan romansa, meski begitu, aku tetap bisa tahu apa arti ketika seseorang melihatku seperti ini.

Aku tahu bahwa dia lebih serius dari sebelumnya.

'Onii-san, Apa kau mau berselingkuh denganku?'

Selingkuh. Itulah yang dia usulkan kepadaku. Dan perasaannya yang kuat terhadapku adalah bukti bahwa dia tidaklah bercanda.

Itu benar. Sampai saat ini aku belum pernah merasakan gairah yang seperti itu, bahkan dari pacarku Haruka.

Tapi itulah alasannya.

Aku tidak bisa begitu saja menerimanya!

“Bagaimana bisa aku menganggap itu sebagai hal lain selain lelucon? Kita ini kakak-adik, tahu!”

Itu masalah yang terlalu besar untuk diterima dan terlalu serius untuk diabaikan begitu saja.

Aku tidak sabar.

Jika bisa, aku ingin melupakannya.

Aku hanya ingin berpura-pura kalau itu hanyalah candaannya yang terlalu berlebihan dari biasanya.

Jika aku tidak menganggapnya seperti itu, hubungan kami, yang akhirnya mulai terjalin dengan baik, akan hancur.

Seorang adik perempuan yang berperawakan persis seperti pacarku.

Aku tinggal bersama dengan saudarinya dalam keseimbangan yang sempurna. Tapi "sekarang" semuanya jadi berantakan.

...Meski begitu,

“Kakak-adik? Onii-san, apa kau benar-benar menganggapku sebagai adikmu?”

“T-tentu saja. Maksudku, kau kan memang adikku."

"Bohong."

Shigure tersenyum nakal padaku, matanya yang cerdik terasa seperti melihat menembus pikiranku. Sekali lagi, dia berlutut dan mengulurkan tangan untuk menyentuh pipiku.

Hanya dengan merasakan sentuhannya, itu menghilangkan dalih yang kuingingkan.

Jantungku melonjak dan wajahku memanas seolah-olah itu terbakar.

“Jika kau dicium oleh seseorang yang benar-benar kau anggap sebagai keluarga, kau tidak akan memiliki wajah yang imut seperti ini, kan?”

“...!”

*Cekikikan*

“Pipimu jadi panas... dan telingamu juga merah... kau imut sekali, Onii-san. Tidak perlu memaksakan dirimu seperti itu. Kita baru berhubungan selama satu bulan, tidak mungkin kita bisa langsung bertindak seperti kakak-adik.”

"Itu tidak benar..."

“Setidaknya, aku tidak.”

“...!”

“Aku sudah berusaha keras, tahu? Aku mencoba menyembunyikan perasaanku dan tidak menghancurkan hubungan yang kumiliki dengan orang-orang karena sesuatu yang sepele seperti cinta. Lagian, kau adalah saudaraku dan pacar saudariku. Dan aku mencintai kalian berdua... Tapi ketika aku melihat kalian berdua berciuman di depan stasiun, aku menyadari bahwa itu tidak mungkin.”

Kau melihatnya?

“Banyak hal yang telah kuberikan kepada saudariku selama bertahun-tahun. Entah itu sepotong kue yang lebih besar atau kemenangan dalam suatu gim. Tapi aku tidak pernah merasa buruk tentang itu. Itu karena aku mencintainya. Aku mencintai senyumnya lebih dari apapun di dunia ini. Tapi kali ini berbeda. Kupikir tidak peduli apa lagi aku akan bisa mengalah, aku tidak dapat mengalah pada cinta ini. Sejak aku lahir, aku adalah 'adik kembar'. Tapi aku tidak tahan melihatnya memonopoli hatimu sementara aku terikat pada posisi hanya sebagai adik perempuanmu."

Dia mengusap pipiku dengan lembut, berbisik dengan nada panas.

“Aku tidak akan begitu kurang ajar memintamu untuk meninggalkan Nee-san. Tapi, sekali saja, bisakah kau memberiku kesempatan untuk menjadi nomor satumu? Aku tidak akan mengecewakanmu."

Dengan mata basah, kata-kata manis, dan sentuhan hangat, dia mengungkapkan perasaannya padaku. Dan aku merasakan perasaan serta cintanya yang murni.

Tapi pada saat yang sama, dia bertekad untuk memutuskan ikatan dengan saudari tercintanya, yang dia temui setelah sepuluh tahun lamanya telah berpisah.

“...”

...Tidak ada jalan keluar.

Ini bukanlah masalah yang bisa diselesaikan dengan lelucon biasa.

Aku sangat mengerti itu.

Ini adalah masalah yang harus kujawab sebagai seorang pria.

Tentu saja, jawaban atas pertanyaan itu sangatlah jelas.

Aku menarik napas dalam dan menatap kembali ke matanya. Kemudian, menerima perasaannya yang membuatku merasa menyesal, aku mengucapkan jawabanku.

"Tidak."

“Onii-san...”

“Shigure, aku tahu persis bagaimana perasaanmu. Aku tahu kau tidak sedang mempermainkanku, dan bahwa kau benar-benar menyukaiku. Tapi... kau tidak bisa.”

“Apa karena kita adalah kakak-adik?”

Aku menggelengkan kepalaku.

“Aku sama denganmu. Aku sudah mencoba yang terbaik, tapi aku tidak bisa menganggapmu sebagai adikku hanya setelah satu bulan."

“Jadi menurutmu aku tidak menarik?”

“Tolol. Itu... Aku tidak pernah berpikir seperti itu.”

Tidak diragukan lagi. Sama seperti Haruka, Shigure adalah gadis cantik yang tidak bisa ditemukan di tempat lain di dunia.

Gadis imut yang setiap harinya menyiapkan makanan lezat untukku, dan dia sepertinya sangat menikmati menghabiskan waktu bersamaku.

Mustahil untuk merasa tidak tertarik padanya, meskipun kami tidak sedang berpacaran.

“Kapanpun aku bersamamu, aku selalu merasa gugup. Dan kau tahu bahwa aku melakukan yang terbaik untuk menyembunyikan kegugupan itu."

Tidak hanya imut, dia juga gadis yang sangat baik.

Kuperhatikan bahwa setiap kali dia bermain-main denganku, itu karena dia khawatir tentang kecenderungan alamiku yang akan memasang tembok karena tidak mahir dalam berhubungan dengan perempuan.

Jika bukan karena Shigure, aku tidak akan bisa mengenal Haruka dengan baik hanya dalam sebulan.

Aku yakin rumah ini akan menjadi tempat yang jauh lebih canggung dan tertutup.

Aku biasanya terlalu malu untuk menyebutnya nakal atau iblis kecil, tapi aku tahu Shigure adalah gadis luar biasa yang benar-benar memperhatikan orang lain dan peduli pada mereka.

“Jadi, ini bukan tentang kita yang menjadi kakak-adik atau kecantikanmu.”

Itu sederhana.

Sesuatu yang sederhana dan penting.

Ini tentang siapa yang kucintai.

“Aku mencintai Haruka lebih dari dirimu. Haruka adalah satu-satunya yang bisa membalas perasaanku. Tidak peduli seberapa banyak kau memberiku perasaanmu, aku tidak bisa mengembalikan apapun kepadamu. Itu sebabnya aku tidak bisa menerima perasaanmu. Perasaanmu harus diarahkan kepada seseorang yang dapat membalasnya dengan benar."

Kepahitan meresap ke dalam dadaku. Aku tidak tahu bahwa itu sangat sulit untuk menolak cinta yang ditujukan kepadaku. Bukannya aku menyukainya. Tapi aku tahu aku harus mengatakannya.

Jadi, aku mengatakannya dengan lantang.

Ketika dia mendengar jawabanku, dia mundur dan duduk di atas tatami.

"...Itu benar. Onii-san tidak mungkin mau selingkuh denganku, kan?”

Suaranya lemah.

Aku tidak bisa melihat wajahnya yang tertutupi rambutnya, tapi itu pasti sangat menyakitinya.

Namun... dia mendongak dan tersenyum.

“Terima kasih banyak, Onii-san. Aku tidak akan terkejut jika kau membenciku dan tidak akan pernah mau berbicara denganku lagi setelah melakukan ini. Tapi kau mempertimbangkan perasaanku dan menjawabku dengan perkataanmu sendiri. Berkat dirimu, aku jadi mengerti. Saat ini, memang tidak ada tempat bagiku untuk berada di antara kau dan saudariku."

Dia tertawa seolah tidak merasa sakit. Itu tidak mungkin.

Dia hanya memaksakan dirinya.

Tapi, meski aku tidak bisa menerima perasaannya, aku tidak bisa menyuruhnya untuk tidak memaksakan diri.

Karena kali ini, aku memanfaatkan pemahamannya.

“Begitu ya... Aku senang kau mengerti. Nn...?”

Nnn?

Aku?

Bukankah ada yang aneh dalam kata-katanya beberapa waktu lalu?

“Hei, Shigure. Apa kau barusan bilang ‘saat ini’?”

“...? Ya, aku bilang begtiu."

Dia mengangguk menegaskan.

Itu membuat hatiku goyah.

Hei! Hei, hei, hei, itu artinya...

“Kau tidak akan menyerah padaku?”

"Tentu saja. Aku tahu kalau kau tergila-gila kepada saudariku, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja hanya karena kau pernah menolakku."

Dia ini ngomong apaan sih?

Apa yang dia bicarakan, seolah-seolah itu adalah sesuatu yang sepele!?

"Tidak, tidak, tidak, tidak! Tunggu sebentar! Kau tahu apa yang kumaksud, kan? Sudah kubilang, aku mencintai Haruka!"

"Iya. Aku mendengarnya, terus kenapa?”

"Jadi aku tidak bisa membalas perasaanmu."

"Iya. Aku juga tahu itu."

“L-lalu... Aku menyuruhmu untuk menyerah padaku dan mencari pria lain...”

“Oh, aku tidak mau melakukan itu.”

"Kenapa? Itu kan mudah."

Shigure menatapku dengan bingung.

"Tidak apa-apa. Aku hanya akan membasahi bantalku dengan air mata untuk malam ini dan melupakan tentang itu. Bagaimana bisa aku melakukan ini pada pacar sudariku dan saudaraku sendiri?”

[Catatan Penerjemah: Gak ngerti gua maksudnya. (“It’s nothing. I’ll just wet my pillow with tears for the night and forget about it. How could I do this to my sister’s boyfriend and my brother?”)]

Tidak, itu mungkin benar, tapi....

“Di tempat pertama, jika aku mengatakan, 'Oke, aku mengerti. Aku akan melupakan semua perasaanku padamu, jadi ayo kita kembali menjadi kakak-adik besok,' dan bertindak seolah-olah itu tidak pernah terjadi, apa kau akan percaya padaku?”

“Ugh...”

Aku kehilangan kata-kata untuk menjawab.

Karena apa yang dia katakan itu benar.

"Tidak masalah. Tidak peduli apa yang kupikirkan tentangmu, jika kau tidak mencintaiku, semuanya akan berakhir."

“Yah, itu mungkin benar, tapi...”

“Atau... apa Onii-san yang lemah takut jika kau mencintaiku, kau akan meninggalkan cinta saudariku untukmu?”

“Tidak tolol! Itu tidak benar!"

"Kalau begitu, kau tidak keberatan jika aku mencintaimu?"

Ekspresinya kembali menggoda. “Nya~” Dia mendengkur dan memberiku senyum nakalnya yang biasa.

Aku tidak yakin apa yang direncanakan bocah sialan ini!

Yah... itu semua ada di kepalanya.

Seperti yang dia katakan sebelumnya, tidak mungkin dia melupakan segalanya.

Itulah mengapa aku akan mengajari dia kekuatan tekadku.

“Ya, lakukan apapun yang kau mau. Tapi akan kuberitahukan, aku tidak peduli terhadap apa yang kau pikirkan tentangku, aku sangat mencintai Haruka! Aku tidak akan berubah pikiran."

"Kupikir kau menentang ciumanku jauh lebih sedikit dari yang seharusnya."

"Gah!"

D-dia tahu...!

"Kau mengatakan sesuatu yang keren seperti, ‘Satu-satunya orang yang akan kukembalikan perasaanku padanya adalah Haruka.’* Tapi, aku ingat bagaimana kau yang menampilan wajah imut tehadap perasaanku sekitar satu menit yang lalu." [Catatan Penerjemah: Gua sendiri gak tau ada di baris mana kalimat itu.]

“Ohhhh!

Hentikan, serangan yang sama tidak akan berhasil padaku dua kali.

...Aku tidak yakin mengapa aku tidak melawan sebelumnya, tapi aku melakukannya!

Mungkin aku terlalu terkejut dengan jumlah cinta yang diberikan kepadaku.

Bagaimanapun, itu adalah cerita yang menyedihkan. Ketololan macam apa yang kuungkapkan di depan matanya? Memikirkannya saja sudah mengerikan.

Saat aku meronta kesakitan, Shigure berubah sedikit lebih serius dan berkata.

“Tapi aku minta maaf tentang ciuman yang tadi. Sejujurnya, aku sangat bergairah sampai aku terkejut karena aku tidak bisa mengendalikan diri. Tidak ada arti ciuman yang kuambil darimu, mengabaikan perasaanmu seperti itu... Itu tolol. Aku tidak akan pernah melakukan hal seperti itu lagi. Aku berjanji. ——Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan ciuman berikutnya darimu, Onii-san❤”

Dia menekankan jari telunjuknya ke bibir bawahnya.

Aku merasa wajahku memanas, dan aku tidak bisa menahan pandanganku. Bibir lembabnya berubah bentuk hanya dengan satu sentuhan.

Kelembutan dan kehangatan bibirnya terukir jelas dalam ingatanku.

Benar. Menimpa di atas perasaan ciumanku dengan Haruka.

Aku tidak mengingat perasaan mencium pacarku, tapi aku tidak bisa melupakan ciuman dari adikku.

Aku merasa pusing. Apa aku akan baik-baik saja dengan situasi ini?

Apa aku bisa hidup dengan Shigure sebagai kakaknya?

Kupikir aku akhirnya terbiasa hidup dengan Shigure, yang terlihat persis seperti Haruka.

---

Awan gelap yang lebih gelap dari langit mulai membayangi hidup mereka.

Tapi... saat itu mereka tidak tahu.

—Bahwa awan gelap ini hanyalah pertanda badai besar yang akan datang.



5 Comments

Previous Post Next Post