The Undetecable Strongest Job: Rule Breaker Bab 265


Bab 265 - Syarat Hikaru


“Hanya itu?” tanya Gorja, dengan ekspresi lega dan kecewa saat Hikaru selesai memberi tahu syarat darinya.

“Ya, simpel bukan? Aku cuman mau kalian mengizinkan tim pengamat, termasuk aku, untuk memasuki Dream Maker. Setelah penguasa tercinta kalian pulih, apa yang terbaik bagi kedua benua adalah membangun hubungan persahabatan dan melupakan dendam dari lima ratus tahun yang lalu.”

“Kami tidak keberatan dengan pengamatan. Tentu saja, kalian tidak akan diberikan akses penuh ke tempat itu, tapi selain tempat yang berisi materi atau informasi rahasia, kalian dapat pergi ke mana pun. Dan juga, lima ratus tahun mungkin sudah lama sekali bagi kalian, tapi dendam kami masih tetap ada. Kami tidak bisa mengabaikan masa lalu begitu saja.”

Hikaru ingin agar kedua benua dapat memulai kembali hubungan dengan catatan yang bersih dan melupakan semua yang telah terjadi di masa lalu, tapi Gorja tidak tidak akan oke dengan itu.

“Yah, terserahlah. Yang jelas, tim pengamat sudah disetujui. Kapan kita bisa berangkat?”

“Semakin cepat semakin baik. Bisakah kalian segera menyiapkan Penyembuh?”

“Bawa saja temanku.”

“Apa?”

Gorja mengerutkan keningnya. Dia pasti teringat saat ketika Silver Face membalas mereka yang menculik Paula.

“Sudah kubilang. kita bisa melakukan segala sesuatunya dengan damai jika sejak awal kalian meminta dengan baik-baik.” seru Hikaru dengan sedikit sarkasme.

Kerutan di wajah Gorja semakin dalam. Deena membisikkan sesuatu padanya, dan dia mengangguk.

“Baiklah, kita akan sepakat denga itu.” katanya.

“Hei, tunggu sebentar. Aku juga akan mengirimkan Penyembuh dengan Luke Landon sebagai pengawal.” sela Patricia. “Jadi, kapan kalian akan mengirimkan kapal perang?”

“Kirimkan saja bawahanmu bersama kami ke Dew Roke dan biarkan mereka memilih satu.”

“Kedengarannya bagus.”

(Aku was-was kalau-kalau mereka akan memberikan kapal dengan item sihir yang sudah rusak, tapi jika kami bisa pergi bersama mereka dan memilih salah satu kapal dengan cepat, mereka seharusnya tidak akan bisa menipu kami), pikir Patricia.

“Bagaimana dengan tim pengamat?” tanya Gorja. “Kami tidak bisa menunggu lama.”

“Kita bisa pergi nanti.” jawab Hikaru. “Kalian punya metode untuk menyeberangi laut, kan?”

“Kami akan mengirim kapal ke Dew Roke untuk menjemputmu tiga puluh hari dari sekarang. Aku percaya itu baik-baik saja denganmu.”

Hikaru menyarankan mereka tidak membunuh monster, tapi menemukan cara untuk mengusir mereka. Namun Gorja tidak mengambil umpan itu. Rupanya mereka ingin tetap membuat itu jadi rahasia.

Begitu perdagangan dimulai antara dua benua, memiliki teknologi untuk menyeberangi laut akan menjadi keuntungan besar dan Gorja ingin pihak mereka mengambil inisiatif. Entah ini akan membangun hubungan persahabatan diragukan pada saat ini.

“Tidak ada masalah di pihakku.” jawab Hikaru.

---

Saat Gorja pergi dengan Luke Landon untuk memilih Penyembuh, Patricia meminta Hikaru untuk tetap tinggal.

“Jadi, apa tujuanmu? Kau mungkin tangan kanan-nya Kaglai, tapi tergantung pada jawabanmu, kau mungkin akan membayar untuk ini.”

Patricia memberikan tatapan dingin dengan nada suara yang sangat tajam. Kemarahannya bisa dimengerti. Lagian, Hikaru mengamati diskusi penting antara dua negara tanpa izin.

Warga negara biasa akan gemetar di hadapannya sekarang, tapi Hikaru telah selamat dari banyak kesulitan sebelumnya. (Aku tidak mau dianggap sebagai tangan kanan Kaglai), pikir Hikaru.

“Kau bertemu dengan Gorja sebagai Pemimpin Tertinggi Vireocean, kan?”

“Tentu saja. Ada apa dengan itu?”

“Kau juga mewakili Quinbland, Forestia, dan Ponsonia.”

“Ya... tsk, begitu ya, jadi itu maksudmu.”

“Yap.”

Patricia segera menyadari bahwa dirinya juga merupakan perwakilan dari tiga pemimpin lainnya yang sudah pergi. Ini agar dia bisa meminta bantuan pada mereka kalau-kalau terjadi perang. Itu juga berarti dia tidak akan memiliki banyak kebebasan dalam kesepakatan antara dirinya dan Gorja. Namun, karena angkatan lautnya sudah pernah dikalahkan, dia tidak punya pilihan lain.

Singkatnya, Hikaru menyiratkan bahwa dirinya adalah perwakilan dari Quinbland, dan oleh karena itu, dia berhak berada di sini dalam pertemuan ini. Tapi tetap saja, tidak memberikan pemberitahuan lebih dulu memang sangatlah tidak masuk akal.

“Kau berhutang satu hal padaku.” seru Patricia.

“Itu terdengar seperti hutang yang mahal. Mengerikan.”

Padahal kenyataannya, perjanjian antar Hikaru dengan Kaglai sudah berakhir. Dia tetap diam tentang hal itu karena dia tidak mau Patricia mengubah satu hutang menjadi dua.

“Jadi apa yang ingin kau lakukan? Mengapa harus ada tim pengamat?”

“Kupikir itu akan menguntungkan bagi kalian. Aku hanya membantu kalian di sini.”

“Menguntungkan, bagaimana?”

“Pertama-tama, Grand Dream memiliki teknologi sains yang canggih, dan itu tidak dimiliki oleh benua ini.”
 
“Teknologi sains...?”

Patricia mengerutkan keningnya mendengar kata-kata yang tidak dikenal itu.

“Itu adalah teknologi yang tidak didasarkan pada sihir, melainkan hukum fisika. Kau mungkin mengira angkatan laut Vireocean kalah karena beberapa item sihir, tapi aku tidak berpikir kalau mereka menggunakan itu.”

“Apa?!”

“Itu adalah meriam yang menggunakan bubuk mesiu. Kurasa aku tidak perlu menjelaskannya. Kau akan dapat mencari tahu tentang itu sendiri jika kau memeriksa kapal mereka.”

Hikaru tidak berencana menjelaskan rinciannya. Ketika dia naik ke kapal mereka, dia sama sekali tidak merasakan mana dari persenjataan berat yang mereka miliki. Itu sebabnya, dia menduga kalau itu adalah meriam, senjata yang menggunakan bubuk mesiu untuk menembakkan peluru.

“Anggap Luke pergi ke Grand Dream dengan Penyembuh.” Hikaru melanjutkan. “Sama sekali tidak ada jaminan mereka akan bisa menghubungi kita setelah itu. Lagipula, kita tidak memiliki sarana untuk mengusir monster-monster laut yang berukuran besar.”

“………”

“Pertanyaannya adalah, seberapa banyak informasi yang bisa dikumpulkan Luke hanya dalam beberapa hari? Dengan asumsi dia tidak bisa lengah dalam tugas pengawalannya, informasi yang bisa dia dapatkan akan sangat terbatas. Tapi tentu saja, informasi yang terbatas itu tetaplah masi berharga.”

“Jadi di situlah peran dari tim pengamat.”

“Benar.”

“Kita tidak tahu apakah mereka akan menjamin keamanan dari tim pengamat. Kita bahkan tidak tahu apakah Luke dan bawahan akan berhasil kembali—”

“Itu sebabnya aku yang akan pergi.” Hikaru menunjuk dadanya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. “Mereka tidak akan bisa menangkapku. Begitu aku sudah berada di kota, pada dasarnya aku sudah menang. Aku bisa meloloskan diri dengan mudah.”

“Tapi kau juga membawa temanmu yang Penyembuh itu, kan?”

“Dia memiliki kemampuan yang sama denganku.”

Patricia tampak terkejut. Meskipun, skill [Sembunyi] Paula tidak setingkat dengan Hikaru.

“Bagaimana kau bisa mendapatkan tekn—tidak, item sihir itu—”

“Tidak usah banyak tanya. Yang jelas, kepergianku ke sana akan memastikan kembalinya Luke, Penyembuh, serta keamanan tim pengamat. Aku tidak berpikir mereka ingin cari gara-gara denganku.”

“Terus kenapa Gorja mengizinkanmu ikut semudah itu?”

“Yah…”

Deena membisikkan sesuatu pada Gorja. Dia mungkin bilang kalau lebih baik membawa Paula juga. Karena tujuan mereka adalah membawa Penyembuh ke benua mereka, memiliki satu orang Penyembuh lagi akan jauh lebih baik.

Hikaru menjelaskannya pada Patricia, dan dia mengerang.

“Kita punya masalah yang lebih penting untuk ditangani sekarang, Pemimpin Tertinggi.” kata Hikaru. “Laykanya tim pengamat. Karena ada kesempatan untuk mendapatkan informasi tentang teknologi baru, setiap negara pasti ingin campur tangan. Mereka harus berada di Dew Roke dalam tiga puluh hari.”

“Kau benar, tapi…”

“Kau lebih baik jangan berpikir untuk memonopolinya.”

“Apa?!”

“Katakanlah Vireocean memonopoli tim pengamat untuk dirinya sendiri. Kalau-kalau ada masalah yang muncul, negara-negara lain tidak akan membantu kalian, malah mereka akan mengatakan bahwa kalian memang pantas mendapatkan itu.”

“A-aku tahu itu!”

Dia kemudian memanggil seorang bawahan dan memerintahkannya untuk menghubungi negara lain secepat mungkin.

“Sekarang kita imbang.” seru Hikaru.

“Kau itu sungguh licik, tahu? Apa kau pernah berpikir untuk menjadi pedagang?”

(Itu pertama kalinya seseorang mengatakan itu padaku), pikir Hikaru.

---

Alasan Patricia bahkan tidak repot-repot bertanya alasan kenapa Silver Face begitu ingin untuk ikut pergi ke Grand Dream mungkin hanya karena dia sudah terlalu banyak pikiran; mengatur tim pengamat, diserahkan kapal perang dan mempelajarinya, serta kembalinya pulau Dew Roke.

Tentu saja, Hikaru akan membuat sesuatu saat itu juga. Hanya saja dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.

(Kamuflase optik dan meriam. Pasti ada seseorang yang berasal dari Bumi di sana.)

Dia tidak mengharapkan apa pun dengan bertemu orang itu, tapi karena situasinya sudah sejauh ini, tidak menemui orang itu bukanlah pilihan.

Selyse dari Empat Bintang Timur kembali ke Ponsonia bersama Kudyastoria. Begitu Selica mengetahui tentang kamuflase dari Selyse, dia jelas akan mencapai kesimpulan yang sama—bahwa seseorang dari Bumi dipindahkan ke Benua Hancur.

Hikaru sangatlah menyadari bahayanya, tapi bahaya adalah bagian dari kehidupan di dunia ini. Dalam hal ini, dia mungkin juga mengambil kesempatan untuk melintasi benua. Dia ingin pergi ke tempat di mana dia dapat menemukan sesama saudara.

Hikaru kembali ke hotel dan mendapati kalau Drake sudah bangun, dia terbaring di atas meja dengan perut yang membengkak. Di sampingnya ada piring yang kosong.

[Halo, Hikaru. Ayo pergi ke Benua Hancur ini juga.]

Tampaknya Drake telah memahami sesuatu.

Malamnya, Hikaru, Lavia, Paula, dan Drake naik ke kapal Luke Landon.



Post a Comment

Previous Post Next Post