Kanojo no Imouto to Kiss wo shita Volume 2 - Bab 3 Bagian 4


Bab 3 Bagian 4 - Pukul 8 Malam X Etiket


Aku dan Shigure tinggal di sebuah apartemen kayu dua lantai yang memiliki kesan era Showa, dan entah bagaimana, itu bisa bertahan hingga era Heisei.

Menaiki tangga yang berderit-derit, aku kemudian menarik napas dalam-dalam sebelum aku membuka pintu.

Itu sangatlah berbahaya untuk melihat perasaan Shigure lagi.

Dia mengubah hatiku.

Karenanya, cuman ada satu hal yang bisa kulakukan untuk mencegah itu terjadi.

Yaitu, ‘Shigure harus membenciku.’

Tadi pagi, dia bilang kalau dirinya tidak akan bisa melupakan cintanya terhadapku, tapi dia bisa menenangkannya. Metode ini mungkin akan memicu pertengkaran, tapi meskipun secara fisik akan melewati batas, menggunakan kata-kata seharusnya tidak apa-apa.

Jika kau merasa kecewa dengan seseorang yang kau cintai..., maka cintamu itu pasti akan mendingin.

Dengan kata lain.

...Aku akan menjadi sosok Kakak yang buruk!

“Ayy!! Aku pulang, Hei!”

Dengan sekuat tenaga, aku membanting pintu hingga terbuka dan menginjakkan kakiku ke dalam rumah.

“Wo-wo-wo. Hei! Kakakmu ini telah pulang dan kau bahkan tidak menyambutnya. Ayy! Kuharap kau sudah memanaskan air mandi untukku.”

Aku tidak yakin apakah aku melakukannya dengan baik, tapi rasanya sungguh tidak nyaman.

Bukannya ini malah lebih seperti suami yang mabuk daripada seorang kakak yang kejam?

Tapi yah, karena aku belum pernah mengalami sesuau seperti itu, inilah batas dari imajinasiku.

Tentunya, aku tahu kalau tindakanku ini akan mengganggu tetangga kami, tapi aku tidak punya pilhan lain, aku harus melakukannya.

“Wo-wo-wo! Kau ini tuli apa? Ayy! Aku tahu kok kalau kau ada di dalam, Shigure!!”

“...Loh, kok tidak ada jawaban sih.”

Apa dia lagi tidak ada dirumah?

Tidak, pasti dia ada dirumah. Seorang Shigure tidak akan pernah meninggalkan rumah tanpa menguncinya.

Jika demikian, mungkinkah dia sedang mendengarkan musik di kamarnya?

“Kalau kau tidak mau menjawabku, aku tidak akan memberikan pudding untukmu loh! Oke, kalau begitu, dua-duanya adalah milikku sekarang! Jangan harap aku memberikannya padamu nanti!”

Sambil menggoyangkan tas plastik berisi 3 puding yang susah payah kubeli hanya untuk mengatakan ini, aku menerobos masuk ke ruang tamu.

Dan kemudian..., aku melihat...

Di dapur, di atas lantai kayu yang terhubung ke ruang tamu...

Aku melihat..., Shigure terbaring tak sadarkan diri.

“S-SHIGURE...!?!?”



2 Comments

Previous Post Next Post