Tantei wa Mou, Shindeiru Volume 3 - Bab 1 Bagian 16

Bab 1 Bagian 16
Dan demikian, file kasus baru dimulai


“Terus, apa maksudnya semua ini?”

Setelah percakapan yang berlangsung di depan cermin berakhir, di ruang tamu, aku menanyakan itu pada 《Siesta》.

Ngomong-ngomong, setelah percakapan itu, Natsunagi langsung pingsan. 《Siesta》 menduga bahwa itu adalah efek samping karena ingatannya terbangun secara tiba-tiba, dan sekarang, dia sedang beristirahat di kamar tidur.

“Apa yang kau bicarakan?”

《Siesta》 balik bertanya kepadaku, sambil dengan elegan menyesap tehnya. Tampaknya, bahkan robot juga perlu melakukan dehidrasi

“Tidak usah pura-pura tolol. Saat kau mengatakan bahwa Cermin Tak Hingga bisa memanggil Hel, kau itu cuman berbohong, kan?”

Urban legend Cermin Tak Hingga.

Menurut rumor, dikatakan cermin itu bisa memanggil iblis.

Menurut rumor, dikatakan bahwa masa lalu dan masa depan dapat diketahui melalui cermin itu.

Dalam kasus ini, Natsunagi memanggil kepribadiannya yang lain, Hel, melalui cermin dan bertanya perihal masa lalunya…, namun demikian, aku tidak bisa untuk tidak berpikir betapa tidak nyatanya hal itu bagi diriku.

“Kau ini keras kepala seperti biasanya ya, Kimihiko.”

Mengatakan itu,《Siesta》 menaruh cangkir tehnya di atas tatakan, dimana baik ekspresi dan tingkah laku yang dia tunjukkan itu sama persis seperti Siesta yang asli.

“Yah, itu benar, tapi...,”

Lah, jadi aku benar ya?

Terus kenapa kau malah memarahiku?

“Tapi percakapan antara Nagisa dan Hel memang benar-benar terjadi.”

“Jadi…, dia memainkan kedua peran itu sendirian?”

Tidak, penggunakan kata peran mungkin tidak tepat untuk digunakan dalam hal ini. Ini lebih seperti dia sedang berdialog dengan dirinya sendiri.

“Di sini aku hanya menyiapkan tempat yang kondusif supaya ini bisa terjadi. Apa yang harus dilakukan setelah itu hanyalah Nagisa memanggil Hel, yang tertidur di alam bawah sadarnya, dan kemudian berbicara dengan dirinya sendiri.”

“Begitu ya. ......Jadi, dalam pengertian itu, tadi Hel memang benar-benar ada di sana.”

Dua orang, saling bersebrangan di antara cermin. Natsunagi dan Hel melakukan percakapan tatap muka yang benar-benar terjadi, melalui cermin itu.

Dalam artian tersebut, Natsunagi memang benar telah mendapatkan kembali semua ingatannya. Dan sekarang, dia bisa menerima kenyataan itu dan melanjutkan kehidupannya.

“Ngomong-ngomong...”

Aku memutuskan untuk mengajukan satu pertanyaan yang sampai saat ini menggangguku.

“Kalau Siesta menyadari kesalahan yang dia buat setahun yang lalu, lantas bagaimana dia memberitahukanmu tentang itu?”

Karena bagaimanapun juga, kali ini 《Siesta》 meminta kami untuk mencari kesalahan yang dibuat oleh Siesta. Itu artinya, Siesta sendiri lah yang memberitahukan 《Siesta》 perihal ini. Namun yang jadi masalahnya, Siesta baru mengetahui kesalahan yang dia buat adalah saat dia berbicara dengan Hel ketiak dirinya berada di dalam tubuh Natsunagi.

Jika demikian, karena Siesta kehilangan tubuhnya, lantas bagaimana dia menyampaikan perihal itu kepada 《Siesta》 dan meminta kami untuk mencari kesalahan yang dia lakukan?

Terhadap pertanyaan tersebut, 《Siesta》...,

“Saat ketika Master Siesta pernah sekali menggunakan tubuh Nagisa.”

Oh, dia pasti mengacu pada kasus yang terjadi sekitar seminggu yang lalu.

“Setelah kalian bertarung melawan 《Chameleon》 di kapal pesiar dan mengalahkannya, Master Siesta memberikanku instruksi untuk melakukan interaksi dengan kalian.”

“…Begitu ya. Jadi sesuatu seperti itu ada terjadi di saat aku tidak sadarkan diri.”

Jadi di saat itu dia memberi tahu 《Siesta》 perihal kesalahan yang dia perbuat setahun yang lalu. Dan setelah dia melakukan itu, Siesta tertidur kembali di dalam diri Natsunagi.

“Tapi tetap saja, ini tidak bisa percaya kalau Siesta sampai salah membuat kesimpulan.”

Aku tidak sedang mencoba menyalahkan Siesta di sini, tapi aku merasa benar-benar terkejut, karena itulah aku mengatakan itu.

“Mungkin itu dikarenakan dirinya kehilangan ingatannya.”

Menatap cangkirnya,《Siesta》 mengatakan itu dengan pelan.

“Master Siesta telah melupakan Alicia dan Nagisa. Dia tidak ingat bagaimana kepribadian Hel muncul dari dalam diri Nagisa. Kalau saja dirinya dapat merasakan bahwa ada sesuatu yang aneh tentang bagaimana seorang teman yang enam tahun lalu harusnya sudah meninggal justru muncul kembali di London..., atau jika dirinya menyadari perasaan Hel yang sebenarnya terhadap NatsunagiNagisa Natsunagi…, setahun yang lalu, dia mungkin akan sampai pada kesimpulan yang benar. “

…Begitu ya. Jadi Siesta juga sama seperti aku dan Natsunagi.

Dia kehilangan ingatan penting yang ia miliki, dan karena itu, dia jadi membuat kesalahan. Akan tetapi, dengan perlahan, dia menyatukan kembali semua ingatakan itu satu per satu.

“Bahkan Siesta juga bisa melakukan kesalahan ya.”

Aku mengatakan sesuatu yang memang sudah sewajarnya.

“Ya, karena bagaimanapun juga, dirinya adalah manusia.”

《Siesta》 menjawab apa yang memang tidak perlu dinyatakan lagi.

“…Tapi, aku berbeda.”

Tepat ketika dia mengatakan itu, wajah 《Siesta》 terlihat merasa sedih.

“Hei, 《Siesta》, kau...”

Tepat saat aku hendak berbicara kepadanya.

“Ponselmu berdering.”

《Siesta》 memberitahukanku itu, dan aku menyadari bahwa ponsel yang kutaruh di meja bergetar. Nama yang muncul di layar ponse itu adalah—Kase Fuubi. Sejauh yang kuingat, jarang sekali aku menerima kabar yang baik kalau dia meneleponku. Sambil memiliki firasat buruk seperti itu, aku mengangkat telepon darinya.

“Aku punya kabar buruk dan kabar buruk, mana yang mau kau dengar lebih dulu?”

“Memangnya aku bisa memlih di sini…”

Aku merasa pesimis tentang kejadian yang sangat mengerikan, dan di saat yang sama, aku bisa mendengar suara kepulan asap yang panjang dari telepon.

“Fuubi-san, kapan kau akan benar-benar berhenti merokok?”

Sudah dua kali, dia menyatakan bahwa dirinya akan berhenti merokok.

“Jadi gini, sebebanrya aku selalu ingin untuk berhenti merokok. Tapi masalahnya, benda ini tidak mau lepas dari bibirku.”

“Bagaimana kalau kau mengganti benda itu dengan seorang pria?”

“Aku akan menutup telepon ini, loh?”

…Lah, tapi di sini kan dirimulah yang meneleponku.

“Jadi? Apa kabar buruknya?”

Kalau bisa, aku tidak ingin mendengar kabar tersebut. Tapi karena dia meneleponku, maka apa yang ingin ia sampaiikan mungkin ada hubungannya denganku. Karenaya, akan lebih kalau aku mengetahuinya secepat mungkin.

“Ya, pertama-tama.” Mengatakan itu, Fuubi-san berhenti sejenak, dan kemudian, “—SEED dan Komori bekerja sama.”

Itu adalah kabar yang cukup mengejutkan.

“…Fuubi-san, kau juga tahu tentang SEED?”

Di masa lalu yang sempat kulupakan, setelah Siesta meninggal, Fuubi-san lah orang yang membawaku keluar dari pulau itu. Tampaknya, lebih daripada yang kukira, dia memiliki sejarah yang cukup dalam dengan《SPES》.

“Ya, kupikir sudah waktunya bagimu untuk tahu tentang itu.”

Fuubi-san menghembuskan asap rokoknya, seolah-olah dia sudah menduga ini.

“Ngomong-ngomong, aku tidak benar-benar tahu seperti apa situasinya, tapi tampaknya Komori telah melarikan diri dari penjara dengan menerima bimbingan dari SEED. Kuingatkan, jangan sampai kau lengah.”

“Komori melarikan diri dari penjara, dan SEED…”

Tapi kan, empat tahun lalu, Komori harusnya melakukan pemberontakan terhadap 《SPES》. Dan hukuman yang diberikan padanya adalah perintah yang dia terima, yaitu dia harus membajak pesawat yang terbang di ketinggian 10.000 meter di atas permukaan laut. Lantas, mengala dia bekerja sama lagi dengan sang pemimpun《SPES》, SEED?

“Dan berita buruk lainnya adalah…”

Fuubi-san melanjutkan, tapi saat itu...,

Ding dong, bel pintu berdering

“Tamu?”

Suara Fuubi-san terdengar mengeras.

Nah, aku tidak perlu mengkonfirmasi apa yang sedang dia waspadai itu… tapi...

“Aku akan memeriksanya.”

“Oi, tunggu dulu…”

“Aku tahu. Aku memiliki tindakan pengamanan untuk berjaga-jaga.”

Jika tamu itu adalah pria itu, untuk berjaga-jaga, di sini ada 《Siesta》 yang bisa membantuku. Aku bertukar pandang dengannya, dan kemudian pergi ke koridor.

“Tapi tetap saja, tidak ada alasan baginya untuk mengincarku sekarang.”

Sambil menggerutu sepeerti itu…, aku memutar kenop pintu, berasumsi bahwa itu adalah Komori yang berdiri di luar pintu.

“Dia membunyikan bel sebagai salam? Dia itu cukup sopan… ya?”

Dan kemudian, ketika aku membuka pintu, aku merasa kewalahan saat melihat orang yang berdiri di depanku.

“Sa-Saikawa?”

Jala berwarna peach, penutup mata kiri. Tidak diragukan lagi, orang yang berada di depanku adalah seorang idol yang imut dam blak-blakan, Saikawa Yui.

Dan kemudian, dengan binar di matanya...,

 

“—Kimizuka-san, jadilah produserku!”

 

Sekali lagi, tanpa membaca suasana, dia mengangkat kepalanya dan memintal hal tersebut kepadaku.



Sebelumnya || Daftar Bab || Selanjutnya

3 Comments

  1. Wow lagi tegang tegang nya saikawa dengan mudah berkata "jadilah produserku" ._.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post