Because I Like You Bab 151

Bab 151
Cuman makan es krim


Kembali ke waktu sekarang.

Saat ini, aku meminta Kaede-san untuk memberikanku bantal pangkuan dan mengorekkan telingaku. Ini adalah pertama kalinya aku menerima bantal pangkuan darinya, dan rasanya ini sangatlah nyaman. Apalagi, suhu tubuhku hangat karena aku baru saja selesai mandi, dan sabun mandi yang kugunakan hari ini membuat kulitku terasa lebih halus dan lebih lembab daripada biasanya. Singkatnya, ini benar-benar perasaan yang terbaik.

[Catatan Penerjemah: Gua gak tau author-nya salah tulis atau gimana, tapi harusnya Yuya sudah pernah nerima bantal pangkuan dari Kaede di bab 53. Gua juga harusnya gak salah nerjemahin kok, ini kalimat aslinya (初めての膝枕だがこれがまた心地いい).]

“Sip, udah selesai. Kelihatannya kau sangat menikmati ini, apa rasanya memang senyaman itu?”

“Ya..., rasanya sangat nyaman..., aku jadi pengen langsung tidur dalam posisi ini.”

Bantal pangkuannya Kaede-san adalah produk terbaik yang bisa mengalahkan bantal apa pun. Kelembutan serta elastisitasnya sangat sempurna, apalagi kalau dikombinasikan dengan belaian tangannya di kepalaku, itu akan membuatku tidak bisa untuk tidak pergi ke ranah mimpi.

“Isssh, kalau cuman tidur siang sih gak apa-apa, tapi itu gak boleh kalau tidur malam.”

“Eeeh..., kok gitu sih...”

“Habisnya..., saat aku tidur, aku ingin kau memelukku.”

“Yah, okelah, aku hanya akan tidur di pangkuanmu saat itu tidur siang.”

Mana mungkin aku tidak meng’iyakan kata-katanya Kaede-san kalau dia cemberut dan mengerucutkan bibirnya. Soalnya, ekspresinya itu imut banget jadi aku tidak bisa mengatakan kata ‘tidak’.

“Oh iya! Sebelum sikat gigi, ayo kita makan es krim! Aku yakin es krim yang kuminta Miyamoto-san belikan sudah dia simpan di kulkas.”

Sekarang setelah dia menyebutkan itu, aku ingat kalau tadi dia mengajakku untuk suap-suapan es krim. Kupikir dia mungkin sudah lupa soal itu karena saat kami pulang tadi kami tidak membelinya, tapi rupanya dia meminta Miyamoto-san agar membelikannya untuk kami.

“Nah, bangunlah, ayo kita ke ruang tamu!”

Sebenarnya sih saat ini aku maunya masuk ke dalam selimut dan tidur, tapi karena Kaede-san masih terjaga, dengan enggan aku bangun dan mengikutinya yang berjalan ke ruang tamu sambil bersenandung.

­---

Duduk di sofa, aku melihat jam dan mendapati bahwa sekarang sudah lewat pukul 11 malam. Nah, sebenarnya sih enggak bagus kalau mau makan es krim di jam segini, tapi kurasa gak masalah kalau cuman sesekali saja. Selain itu, melihat Kaede-san yang tampak sangat bahagia membuat hatiku dipenuhi dengan sukacita.

“Ehehe, Miyamoto-san memang bisa diandalkan, dia membelikan kita es krim dengan baik. Nah, ayo kita makan sama-sama, Yuya-kun!”

“Es krim jenis apa yang dia beli—lah, Vanilla batangan dan Haagen-Dazs? Bukannya itu adalah kombinasi yang aneh?”

Apa yang dikeluarkan dari kulkas adalah es krim vanilla batangan dan secangkir es krim (rasa stroberi). Bukankah lebih baik memilih salah satu jenisnya saja?

“Baiklah, yang rasa stroberi ini untukmu, dan yang rasa vanilla ini untukku.”

“Tidak, maaf saja, kalau kita mau suap-suapan es krim, bukankah lebih baik kita makan es krim yang stroberi bersama-sama? Apa kau tidak mau?”

“Ya, gak mau. Lagian ‘kan, kita mau suap-suapan, jadi kau harus menyuapiku es krim vanilla batang ini.”

“...Apa?”

Secara refleks aku melontarkan kalimat terkenal dari penuai akting tertentu, tapi tidak bisa dihindari kalau aku bereaksi seperti itu.

Menyuapinya es krim batangan? Apa yang gadis ini bicarakan?

Saat otakku bekerja dengan kecepatan penuh untuk memahami arti dari kata-katanya itu, dengan riang Kaede-san membuka bungkus es krim vanillanya dan memberikannya kepadaku.

Buset dah, seriusan nih dia mau suruh aku suapin dia?

“Kalau kau mau makan es krim stoberimu yang mahal itu, maka kau harus terlebih dahulu membuatku makan es krim vanillaku! Nah, cepet, buruan!”

“Ermm..., baiklah. Kalau begitu..., aaannn~

Aaaaannn~....”

Dengan ragu-ragu, aku membawa es krim vanilla yang kupegang ke depan mulut kecilnya Kaede-san, dan kemudian dia meletakkan bibirnya di atas es krim itu layaknya seekor burung yang sedang mematuk.

Awalnya, dia menjilat es krim itu hanya dengan ujung lidahnya untuk menjelajahinya, dan setelah beberapa saat, secara bertahap dia memutar lidahnya untuk menutupi ujung es krim.

Gadis ini, bukankah dia terlalu antusias untuk sekadar makan es krim?

Saat aku melihat ekspresi berkilau di wajah Kaede-san yang bahkan tidak bisa aku bayangkan dari wajahnya yang biasanya, jantungku mulai berdetak lebih cepat dan suhu tubuhku mulai memanas.

“Mmhh..., rasanya manis dan enak..., slurpp~...”

Dengan perlahan, Kaede-san menyedot lelehan es krim yang mengalir. Dari getaran yang kurasakan di tanganku, aku bisa tahu kalau dia menggerakkan lidahnya sambil dia mengatur napas. Dan terkadang, dia akan menggerakan lidahnya dengan lembut, terkadang juga dia akan menggerakkanya dengan kasar. Kemudian, fase bergeser dari ‘menjilat’ menjadi ‘memakan’ saat dia mulai menggerakkan kepalanya ke depan dan ke belakang.

Hanya dari melihatnya menjilati es krim saja, kepalaku mulai berputar-putar, dan tau-tau saja, kudapati kalau pipi Kaede-san tampak memerah dan napasnya yang keluar adalah campuran dari hawa panas dan manis.

“Yuya-kun..., ini sangat...., mmhh..., enak..., slurpp¸aku ingin memakan semuanya.”

Mengatakan itu, dia kemudian menatapku seolah-ola menyiratkan “Gak apa-apa kan kalau aku makan semuanya?”, dan aku langsung menganggukkan kepalaku. Puas dengan jawabanku, Kaede-san tersenyum dan kemudian langsung melancarkan serangan terakhirnya.

“Yuya-kun..., aku mencintaimu..., slurppp~..., enak..., es krimmu enak, Yuya-kun...”

Sip, berlebihan! Mungkin seharusnya sejak awal aku sudah mengatakan bahwa dia sudah berlebihan, tapi yang barusan ini benar-benar terlalu berlebihan! Karenanya, setelah mencapai batas kesabaranku, aku menyentil kepalanya Kaede-san yang terbawa suasana, membuatnya berhenti makan, dan kemudian menyita es krimnya. Tapi, hal itu jutsru membuat benang air liur yang transparan membentang dari mulutnya, dan parahnya lagi....,

“Isshh..., gara-gara kau tiba-tiba melepaskan es krimnya, jadinya cairan es krimnya meluber keluar dari mulutku.”

Dari mulut Kaede-san yang menunjukkan ekspresi tidak puas, cairan berwarna putih menetes ke lantai. Itu es krim! Itu cairan es krim vanilla yang meleleh karena panas mulutnya Kaede-san! Tidak ada yang aneh-aneh dari itu! Itu hanyalah cairan es krim yang manis dan lezat!

“Kaede-san, tidak bisakah kau memakannya secara normal? Apa-apaan yang barusan kau lakukan itu?”

“Issh, kau ini gak peka’an sekali, ya. Lagian, kalau kau bertanya begitu bukannya jawabannya sudah jelas? Aku melakukan itu supaya aku bisa melayani junior——”

“STOOOOOOP! Jangan mengatakan apa-apa lagi!”

Aku tahu kalau jawabannya akan mengarah ke arah situ, tapi aku tidak menyangka kalau dia akan memberikanku jawaban yang blak-blakkan! Kendati demikian, Kaede-san menjilat bibirnya dan menyeringai, lalu kemudian dia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan berbisik di telingaku.

“Kita masih punya banyak es krim batangan di kulkas..., jadi kapan-kapan suapin aku lagi ya?”

“...Y-Ya, k-kalau ada kesempatan.”

Dengan suara yang gemetar, aku mengeluarkan jawabanku, tapi yang tadi itu benar-benar sangat buruk untuk jantungku! Sepertinya, untuk waktu yang lama aku tidak akan bisa mengalahkan sifat binatang buasnya Kaede-san.

“Fufufu, aku menantikan hari kau akan menyuapiku es krim lagi! Baiklah, sekarang giliranku lagi yang menyuapimu.”

Mengatakan itu, Kaede-san bersandar di dekatku dengan membawa secangkir es krim dan sendok di tangannya.



6 Comments

  1. Ingat kawan itu cuman lagi makan es krim, jangan berpikir negatiff...
    Jangan berpikir negatiifff.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tau kok es krim, tapi cara makan nya itu loh

      Delete
  2. Brohhh 🤨
    Gua tau apa yg kalian pikirkan:v

    ReplyDelete
  3. Jadi keinget scene eskrim suatu anime tertentu🗿

    ReplyDelete
Previous Post Next Post