Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 3 - Bab 4 Bagian 1

Bab 4 Bagian 1
Lebih dekat x Godaan


Punya pacar tapi jatuh cinta pada gadis lain.

Itu adalah apa yang akan dilakukan oleh seorang sampah yang paling rendah, dan aku yakin diriku yang saat masih awal musim semi pastinya akan setuju dengan pernyataan tersebut.

...Tidak, bahkan saat ini pun aku masih tetaplah berpikir bahwa seorang seperti itu adalah sampah.

Tapi, aku tidak percaya bahwa aku sendiri telah berakhir menjadi sampah seperti itu.

Sejujurnya sih, aku tidak menyangka kalau semuanya akan jadi begini. Namun, satu hal yang pasti di sini adalah, aku tidak boleh sampai membiarkan Haruka tahu tentang perasaan yang kumiliki ini.

Entah bagaimanapun caranya, aku harus menyerap perasaan ini dan menyembunyikannya di dalam hatiku. Karena dengan begitu, selama aku tidak membiarkan perasaan tersebut muncul, maka sikapku ini tidak bisa disebut sebagai berpaling hati. Toh lagian ini juga bukannya aku tidak suka lagi pada Haruka, jadi intinya, aku harus menyembunyikan perasaan ini sambil perlahan-lahan menghancurkannya.

Cuman masalahnya..., melakukan hal itu ternyata tidaklah semudah yang kupikirkan..., dan aku baru menyadari hal tersebut di malam hari saat Haruka sudah pulang.

Tadi, saat setelah Shigure selesai makan malam, dia mengatakan kata-kata ini kepadaku:

“Aku mandi duluan, ya.”

“.........”

Itu sebabnya, sekarang, aku mendapati diriku sedang fokus mendengarkan suara-suara yang datang dari kamar mandi dimana saat ini Shigure sedang menggunakannya.

Suara bak mandi yang diisi air panas, suara air yang diguyur, suara air yang meluap dari bak mandi.

Semua suara-suara itu menyiratkanku bahwa saat ini, di sisi lain pintu kamar mandi yang tidak terkunci ini, Shigure sedang telanjang, yang mana fakta tersebut sontak membuat jantungku berdebar kencang.

...J-Jadi gitu ya. Jadi aku dan Shigure tinggal berduaan di rumah yang sama, ya. Ini artinya, waktu yang kuhabiskan bersama Shigure puluhan kali, tidak, atau bahkan ratusan kali lebih lama daripada waktu yang kuhabiskan bersama Haruka. Jika demikian, bukankah itu terlalu sulit untuk menghancurkan perasaanku terhadap Shigure dalam lingkungan yang seperti ini?

Nah, sekadar meluruskan saja, kenyataannya di sini aku telah mencoba melakukan yang terbaik. Bahkan saat ini pun, aku yang terus mendengarkan suara-suara yang datang dari kamar mandi itu bukan dikarenakan aku menikmatinya.

Kalau harus dianalogikan, aku akan mengatakan bahwa setiap orang memiliki pengalaman dimana frasa dari sebuah lagu tiba-tiba mulai diputar di otakmu dan kau tidak dapat menghentikannnya, dan itu terus berulang. Ini sama seperti analogi tersebut. Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena indera pendengaranku telah diambil alih.

Aku mengutuk diriku sendiri dengan pemikiran ‘Cukup Hiromichi, jangan lakukan hal yang menjijikkan seperti ini’ dan mencoba untuk belajar, tapi buku catatan yang tersebar di atas meja tetaplah kosong. Aku sama sekali tidak bisa berkonsentrasi!

“.........”

Dan kemudian, *ceklek*, rasa gugup dan kegembiraan mentalku mencapai klimaknya saat terdengar suara pintu yang terbuka.

Saat aku mengalihkan perhatianku ke arah gorden tertutup yang digantung di depan pintu kamar mandi yang berfungsi sebagai ruang ganti, aku bisa melihat sekilas kaki putihnya Shigure yang mengintip di bawah celah gorden.

Sekarang, tidak ada lagi pintu yang menjadi penghalang di antara kami, yang ada hanyalah hamparan kain tebal.

Akal sehatku terus berbisik “Jangan lihat, jangan lihat, jangat lihat”, tapi aku mengabaikan itu saat tatapanku tertuju pada kaki putih Shigure yang mengintip dari celah lima sentimeter di bawah gorden.

Jari-jarinya cantik, kukunya indah, dan ada sedikit rona merah di tumitnya.

Setiap kali kakinya bergerak, tubuhku jadi memanas dan tenggorokanmku menjadi kering.

“Aku sudah selesai mandi, Onii-san.”

Akhirnya, gorden dibuka, dan dari sana Shigure keluar dengan mengenakan piyama yang tampak menyegarkan dari kamisol biru muda dan celana pendek putih.

Itu adalah salah satu kombinasi pakaian yang Shigure sukai. Itu sebabnya, bagiku itu bukanlah penampilannya yang tampak baru karena aku telah melihatnya berkali-kali.

Namun demikian, kesadaranku secara naluriah tertarik pada penampilannya.

Wajahnya yang tampak berseri-seri setelah mandi, rambutnya yang basah dan acak-acakan menempel di dahinya, pakaian tipisnya yang dimaksudkan untuk menahan panas di malam tropis di rumah tanpa AC ini.

Mereka yang cuman mengenal Shigure di sekolah tidak akan bisa memiliki gambaran dari Shigure yang hanya aku saja yang mengetahuinya ini.

Dia terlihat sangat menarik dan——

“Hm? Apa ada sesuatu di wajahku? Padahal aku baru mencucinya loh?”

Di matanya yang bulat dan besar, aku bisa melihat cerminan dari diriku yang terserap dalam menatapnya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Hal tersebut sontak membuatku panik dan secara refleks mengalihkan pandanganku darinya.

“T-Tidak, tidak ada apa-apa...!”

Begonya aku ini, apa sih yang aku lihat-lihatin terus...!

“K-Kalau gitu, aku juga mau mandi. Hari ini benar-benar panas jadi aku cukup berkeringat, hahaha...”

“...Ya, silahkan bersantai dan nikmati waktumu.”

Aku segera menuju ke ruang ganti dan menutup gorden untuk menghindari tatapannya Shigure. Kemudian, aku melepaskan pakaianku, masuk ke kamar mandi dan menutup pintu, lalu bersandar di pintu sambil menghela napas panjang.

“...Aku benar-benar bertindak terlalu berlebihan...”

Sampai kemarin, aku tidak pernah begitu menyadari kemenarikannya Shigure, sekalipun ketika dia sedang mandi ataupun saat aku melihatnya selesai mandi.

Tapi sekarang, hanya dengan melihat ujung kakinya saja jantungku sampai dibuat berdebar kencang.

Ke mana perginya semua pengalaman yang kuperolah sebagai seorang [kakak] dalam beberapa bulan terakhir ini?

...Di satu sisi aku merasa diriku menyedihkan, tapi di sisi lain, aku merasa bahwa dalam artian tertentu ini adalah hal yang wajar.

Bagaimanapun juga, orang yang dibicarakan disini adalah aku, seorang pria yang sebelum berpacaran dengan Haruka belum pernah punya pacar dan bahkan belum pernah bergandengan tangan dengan seorang gadis sejak masuk SMA. Aku bahkan bersikap waspada hanya dengan berbicara dengan seorang gadis, dan secara tidak wajar akan menjaga jarak sosial karena aku terlalu banyak  berpikir tentang fakta bahwa pihak lain adalah lawan jenis. Aku berpikir bahwa sikapku itu adalah sikap yang mencoba untuk menjadi seorang pria, tapi dari sudut pandang orang ketiga, sikap itu pasti terlihat sebagai orang yang sok dan menjijikkan.

Aku yakin, alasan mengapa sampai saat ini aku bisa berbicara santai, menikmati masakan, dan tidur di bawah satu atap dengan Shigure—seorang gadis yang dilihat dari sudut pandang mana pun adalah gadis yang cantik—dikarenakan aku memiliki pemikiran mewajarkan bahwa: [Aku deg-degan karena Shigure mirip dengan Haruka].

Namun sekarang, aku tidak bisa melihat Shigure sebagai Haruka lagi, aku hanya bisa melihat Shigure sebagai Shigure.

Aku cuman bisa berpikir bahwa meskipun Shigure mirip dengan Haruka, tapi dia memiliki pesona yang sama sekali berbeda dari Haruka.

Kalau sudah begitu, aku bahkan jadi akan merasa sulit untuk sekadar betukar pandang dengannya.

Bisa dibilang, segelku telah terlepas, dan sekarang aku telah kehilangan akal sehatku dan kemanusiaanku sedang diuji.

Tapi...

“...Aku tidak boleh membiarkan perasaan ini muncul ke permukaan....”

Apa yang terjadi beberapa saat yang lalu itu benar-benar buruk. Bukan hanya karena aku merasa tertarik saat melihat Shigure baru saja selesai mandi, tapi reaksi setelah itu juga sangat buruk.

Soalnya, itu terlalu mencurigkan.

Sebuah perasaan telah tumbuh di dalam diriku yang Haruka tidak boleh tahu. Tapi, bukan Haruka lah satu-satunya orang yang tidak boleh tahu tentang perasaan ini, tapi Shigure juga.

Soalnya, Shigure sangat mencintaiku hingga titik yang tidak masuk akal... Mungkin apa yang kusebutkan itu terdengar ke-pd’an, tapi itulah faktanya dari melihat bagaimana cara Shigure menunjukkan perasaannya kepadaku.

Karenanya, kalau sampai Shigure tahu kalau aku juga menyukainya, aku yakin dia tidak akan menahan diri lagi. Situasinya akan menjadi reproduksi dari ciuman panas yang sepenuhnya menimpa rasa dari ciuman pertamaku, dan rumah ini akan berubah menjadi sabana tropis.

Itu sebabnya, aku harus mencegah situasi itu terjadi.

Untuk mewujudkan itu, aku harus menghentikan perilaku yang mencurigakan seperti barusan. Aku harus menyembunyikan fakta bahwa segel hatiku telah rusak dan sebisa mungkin bersikap seperti biasanya.

Baiklah, sekarang, ayo cuci muka dan rubah perasaanku.

Aku mengambil gayung dan mencoba menyendok air panas dari bak mandi, tapi...,

“.........”

Aku teringat.

Beberapa menit yang lalu, Shigure berendam di bak mandi ini.

“...Tidak, tidak, tidak. Aku tidak seharusnya berpikiran seperti ini.”

Lagian, memangnya kenapa kalau ini adalah air bekasnya Shigure? Memangnya kau ini orang mesum apa, Hiromichi? Kau ‘kan tidak punya fetish yang aneh semacam itu!

Pokoknya, aku tidak boleh pusingin soal itu dan mandi saja seperti biasanya.  Lagipula ‘kan kami juga sudah menjalani keseharian seperti ini dalam beberapa bulan!

Aku mencoba menegur diriku sendiri seperti itu, tapi...

“Y-Yah, kurasa hari ini aku mau pakai shower aja. Ya, soalnya suhu sekarang lumayan panas...”

Sial, aku benar-benar pengecut.

Aku ingin tahu, apakah dengan diriku yang seperti ini aku sunguh bisa menyembunykan perasaanku pada Shigure.

3 Comments

Previous Post Next Post