MrJazsohanisharma

Because I Like You Bab 93

Bab 93
Style Barunya Kaede


Nah, sudah diputuskan kalau kami bertiga akan mandi bareng, dan sambil mengenakan pakaian renang seperti biasanya, sekarang aku sedang mencuci kepala dan rambutnya Rika-chan.

“Kenapa kau memakai pakaian renang saat mandi?”

Pertanyaan Rika-chan mungkin wajar dan masuk akal, tapi kalau aku tidak mengenakan ini, aku tidak bisa untuk mandi bersama Kaede. Alasannya? Tentu saja alasannya karena akal sehat dan kesadaranku akan hilang kalau melakukan itu.

“Rika-chan, apa kau memiliki bintik-bintik gatal?”

“Tidak ada kok! Tidak seperti saat Papa yang melakukannya, ini rasanya sangat nyaman.”

Aku mencuci rambut Rika-chan dengan lembut, sambil berhati-hati agar tidak ada busa yang memasuki matanya. Rupanya, jika itu Taka-san, dia akan mencuci rambutnya Rika-chan dengas kasar. Setelahnya, Rika-chan mengatakan ‘Kalau Papa mencucinya seperti itu, aku tidak akan mau lagi mandi dengan Papa!’. Kau sungguh malang Taka-san.

Setelah selesai mencuci dan membilas rambutnya, aku memberikan sedikit pijatan dan kemudian membilasnya lagi. Yap, dengan begini rambutnya mengkilap.

“Terima kasih Kak Yuya! Kalau begitu, aku akan berendam di bak mandi dulu!”

“Iya. Aku akan masuk setelelah aku selesai membersihkan badanku, jadi kau bisa berendam lebih dulu.”

Sambil mendengarkan jawabannya yang mengatakan ‘Ya’, aku mandi dan kemudian membasuh badanku. Ngomong-ngomong, di dalam kamar mandi hanya ada aku dan Rika-chan. Aku penasran, apa yang bintang utama—Kaede—sedang lakukan sekarang?

“...Jika itu menyangkut Kak Kaede, aku yakin dia hendak mencoba melakukan sesuatu...!”

“Memangnya di benakmu itu Kaede-san seperti apa!?”

Apakah dia berpikir kalau Kaede itu seperti seorang ahli strategi atau semacamnya? Jangan bilang, situasi ini diciptakan agar dia bisa menunjukkan kelayakanya sebagai istri pada Rika-chan, dan pada yang sama dia akan mencoba membuatku jadi merasa deg-degan?

“Tidak, sekalipun itu adalah Kaede-san, tidak mungkin dia akan melakukan sesuatu yang tolol seperti itu. Aku yakin kalau dia akan masuk dengan mengenakan pakaian renangnya seperti yang biasa dia lakukan.”

“...Astaga, kan sudah kubilang sebelumnya, kenapa kok pergi mandi malah memakai pakaian renang? Kalau merasa malu ya lebih baik tidak usah mandi bareng.”

Seperti yang anda katakan, anda sangatlah benar, Rika-sama. Aku tidak menjawab jawab dan hanya menanggapinya dengan senyum masam.

“——Maaaf membuat kalian menunggu! Nah, Yuya-kun, tolong cucikan rambutku juga!”

Bang, dengan suara yang keras seperti itu, Kaede dengan elegan masuk ke kamar mandi. Aku terkejut, tapi bukan akibat suara keras yang ditimbulkan, melainkan pada apa yang memasuki pandanganku. Maksudku, ada apa dengan penampilan itu? Itu bukan pakaian renang sekolah yang biasa dia kenakan.

“Fufufu. Aku sudah melakukan persiapan jika hal seperti ini terjadi! Lagipula kalau aku selalu mengenakan pakaian renang yang sama, kau nanti malah akan jadi bosan Yuya-kun, jadi bisa dibilang ini adalah penanggulangan.”

“...Jangan bilang Kak Kaede itu......ya?”

“...Jangan bilang pada siapa pun ya Rika-chan. Ini adalah penyakitnya yang tidak bisa disembuhkan, yang dimana dirinya terkadang akan melakukan sesuatu yang sangat tolol.”

Anak kelas satu SD itu pun kemudian menjawab ‘B-Begitu ya’ dengan suara heran. Yah, wajar saja jika dia bereaksi begitu. Saat ini, Kaede tidak mengenakan pakaian renang sekolah yang seperti biasanya, tapi mengenakan pakaian renang yang normal.

Warnanya merah muda yang imut. Pijar satu bahu pada pakaian renangnya memberikan ilusi bahwa itu akan bisa lepas dalam sekejap. Karena hanya satu sisi yang terekspos, itu tidak hanya imut tapi juga seksi. Selain itu, ia hadir dengan embel-embel yang semakin menekankan buah yang segar dan luar biasanya. Bagian bawah bikininya juga dihiasi dengan embel-embel, dan pita yang menempel di satu sisi menjadi aksen yang juga imut.

Seriusan, ini adalah pakaian renang yang sempurna untuk musim panas. Bahkan jika dia yang mengenakan pakaian renang ini pergi berenang di kolam renang, dia tidak akan merasa tidak nyaman dan pastinya akan menarik perhatian para pria. Eh, memikirkan itu saja aku mulai merasa kesal,

“Issh, tenanglah Yuya-kun, satu-satunya orang yang bisa melakukan apapun yang dia inginkan padaku hanyalah dirimu seorang.”

Meraih tanganku, Kaede mengatakan itu dengan suara yang sangat manis. Jika dia tiba-tiba mengatakan sesuatu seperti itu, tentu saja aku menjadi merasa malu dan segera mengalihkan pandangnaku,

“Ngomong-ngomong, Yuya-kun. Bagaimana kesanmu tentang pakaian renang ini? Apa ini terlihat imut?”

“T-Tentu saja. Itu terlihat cocok dan sangat imut untukmu. Keimutannya sampai pada tingkat dimana aku yakin kalau tidak ada yang terlihat lebih baik dengan pakaian renang itu selain dirimu, Kaede-san.”  

Tolong jangan membuatku mengatakannya! Aku sangat malu seolah api akan segara berkobar di wajahku. Tapi seseorang pernah mengatakan kepadaku bahwa jika menurutmu sesuatu itu imut, maka kau harus mengungkapkannya dengan kata-kata.

“Fufufu. Terima kasih. Baiklah, Yuya-kun. Ayo kita lakukan penyekaan yang seperti biasanya. Aku sudah banyak berjalan-jalan hari ini, jadi tolong  beri aku pijatan yang lembut, oke?”

“Y-Ya, aku mengerti. Kalau begitu, aku akan menyekanya, jadi bisakah kau duduk dulu?”

Baik! Mengatakan itu, Kaede dengan riang duduk di kursi mandi. Aku mengambil shower, dan kemudian saat aku hendak menyirami punggunya, aku teringat akan suatu keberadaan yang sedang berendam di bak mandi. Aku menoleh ke arah keberadaan itu dengan takut-takut, dan seperti dugaanku, Rika-chan menatap ke arah kami dengan ekspresi yang seperti iblis.

“R-Rika-chan. Apa kau baik-baik saja? K-Kau tidak kepanasan?”

“...Aku merasa panas saat melihat interaksi kalian berdua.”

“Gawat dong kalu gitu! Kau harus segera keluar dari bak mandi dan pergi minum secepatnya. Aku akan pergi denganmu.”

“Tidak apa-apa, Kak Kaede. Aku bisa kok melakukannya sendiri.”

Dengan suara terdingin yang pernah kudengar, Rika-chan mengatakan itu dan keluar dari bak mandi. Kemudian, tepat sebelum dia meninggalkan kamar mandi, dia mengintip melalui pintu dan mengatakan sesuatu.

“Dasar Kak Yuya sangean.”

Aku!? Aku kau sebut sangean!? Malahan, Kaede lah yang jauh lebih agresif dan berani!

“Nah, ‘kan Rika-chan sudah pergi. Jadi mulai sekarang, sudah waktunya untuk bertindak secara dewasa, bukankah menurutmu begitu?”

“Waktu seperti itu tidak akan datang. Tidak akan pernah datang.”

Sambil menghela napas, aku berhenti membasuh tubuh Kaede dan mengungsi ke dalam bak mandi. Kaede membuat suara cemberut, tapi aku mengabaikannya. Astaga, padahal pihak lain adalah anak-anak, tapi kau menghadapinya dengan terlalu serius, Kaede.

“Sekalipun Rika-chan itu imut, tapi akulah istrinya Yuya-kun. Jadi, aku tidak akan bersikap lunak padanya!”

“Memang benar Rika-chan itu imut, tapi aku ‘kan milikmu sepenuhnya Kaede-san. Jadi kau tidak harus bersaing seperti itu.”

Saat aku secara refleks menjawab komentar tolol Kaede, dia tiba-tiba menyiramiku dengan shower. Panas woy, airnya masuk ke mataku!

“Apa yang kau lakukan tiba-tiba, Kaede-san!?”

“Itu salahmu sendiri yang tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuatku bahagia. Ishh, itu curang..., selalu saja kau yang membuatku salah tingkah seperti ini.”

Setelah itu, dia menutup mulutnya dan dalam diam membasuh tubuhnya, mencuci rambutnya, dan masuk ke dalam mandi. Tentu saja, dia memposisikan dirinya di antara kedua kakiku dan memintaku untuk memeluknya dengan erat, jadi aku menuruti permintaannya.

Kemudian, Aku dan Kaede mendapati Rika-chan yang memprotes [Ishh, mau sampai kapan kalian akan bercumbu di dalam bak mandi!] dengan nada yang diisi oleh amarah.

Karena yang hari ini Kaede kenakan bukanlah pakaian renang sekolah yang biasanya, itu sangat menegangkan dan membuatku keawalah karena banyak kulitnya yang terekspos, tapi pada intinya, aku bisa menikmati kebahagian yang sepadan.



close