MrJazsohanisharma

Ore no Iinazuke ni natta Jimiko, Ie de wa Kawaii Shika nai Bab 16

Bab 16
Menghabiskan Malam Bersama Tunanganku (Bagian 2)


Sepertinya aku secara tidak sadar terus memejamkan mataku.

Setelah aku menarik selimut Yuuka, aku dengan lembut meletakkannya di sampingnya.

Kemudian, aku dengan gugup membuka kelopak mataku.

Dan yang memasuki pandanganku adalah…

“....Fuu…”

Dia tidur dengan nyenyak dan nyaman.

Aku dibuat bingung dengan kejadian yang tak terduga ini.

“...Err.”

“Mmmh…”

“Yuuka? Yuuka-san~“

“Funya…”

Ah, fix nih. Dia sudah terlelap.

Yah, jika kau menarik selimut ke atas kepalamu, kau jelas akan mulai menjadi lebih hangat. Dan wajar saja jika kau langsung mengantuk.

“...Yuu-kun…”

Yuuka menggumamkan namaku dalam tidurnya dan tersenyum bahagia.

Ekspresi polos di wajahnya itu membuatku merasa nyaman.

Aku merasa seperti orang tolol karena merasa kewalahan terhadapnya sebelumnya.

Aku pun menepuk pundak Yuuka dengan ringan.

“...Fuhehe~...”

Sepertinya dia menyukai itu, karena Yuuka mulai terkikik dalam tidurnya.

Sungguh, betapa tidak berdayanya gadis ini.

Sambil menghela nafas, aku berbaring di kasurku di samping Yuuka.

“...Yah, kurasa sejak awal aku hanya tertarik pada gadis 2D.”

Aku mengingatkan itu pada diriku sendiri.

Memang benar kalau sekarang kami adalah tunangan, tapi…

Aku masih belum tahu segalanya tentang Yuuka.

Sama halnya dengan Yuuka, dia juga tidak tahu segalanya tentang diriku.

Jadi, melakukan sesuatu seperti itu tanpa persiapan… jelar merupakan hal yang salah.

“Faktanya, aku bahkan tidak tahu apakah kehidupan bersama kami akan berjalan dengan mulus…”

Aku tidak bergumam pada siapa pun secara khusus.

Kemudian, aku meletakkan tanganku di kepala Yuuka, yang terlihat begitu riang saat dia tidur dengan nyenyak.

Rambutnya yang halus menggelitik ujung jariku saat aku menyentuhnya.

Rasanya sangat nyaman… Membuatku terus membelai kepala Yuuka.

“...Funyaa…”

Yuuka membalikkan badan dalam tidurnya dan menghadap ke arahku.

Bibirnya mengerucut dengan senyum malu-malu saat dia tidur, membuat wajahnya terlihat polos.

Entah bagaimana… dia mengingatkanku pada Yuuna-chan.

Meski hanya sedikit sih…

---

Keesokan harinya.

Begitu Yuuka bangun dari tidurnya, dia sangat menjadi depresi.

“Aku ketiduran... Kenapa aku malah membuang-buang waktuku dengan sia-sia...”

Layaknya kutukan, Yuuka terus menggumamkan kata-kata itu.

“Kau terlihat tidur sangat nyenyak, jadi aku tidak—”

“Ini bukan masalah aku tidur dengan nyenyak! Aku kan mau membuat Yuu-kun merasa baikan… Duuh… aku ini tolol sekali...”

Terhadap perkataanku, Yuuka menunjukkan reaksi berlebihan saat dia meringkuk di bawah selimutnya dan terisak.

Kau tidak perlu terlalu khawatir tentang itu, tahu.

Faktanya, aku merasa agak lega karena aku jadi tidak harus memantapkan tekadku dan melakukan apa pun kemarin…

“...Nnn?”

Pada saat itu juga…

Yuuka menyentuh rambutnya.

Kemudian…

“Tidaaaaaaaaak!!!”

Teriakan Yuka menggema di rumah kami di pagi hari.

“Jangan lihat akuuuuuuu!!!”

Dan kemudian, poof.

Menggunakan bantal, dia memukul wajahku sekeras yang dia bisa. Astaga, bertapa tidak masuk akalnya dia ini.

“Ehhhh?! Kenapa rambutku berantakan sekali hari ini! Issshh!!!”

Keadaan depresi yang dia alami sebelumnya tidak terlihat di mana pun.

Kali ini, Yuuka tampak panik saat dia berlari menuju kamar mandi.

Ah… rambutnya.

Mungkin itu karena tadi malam aku terus membelai rambutnya.

Sepertinya dia akan marah padaku, jadi aku akan diam saja untuk saat ini.