
Bab 36
Akibat terpaksa menjadi sukarelawan di hari libur... (Bagian 1)
“Baiklah, Yuu-kun. Sampai nanti.”
“Ya, semoga kau berhasil di event ini!”
Saat dia mengenakan heel dan meraih tas jalannya, Yuuka menundukkan kepalanya padaku.
“Sungguh, aku minta maaf ya... Yuu-kun.”
“Udah, aku gak keberatan kok. Begini-begini, aku cukup mahir dalam hal bermain dengan anak-anak loh.”
“Begitukah~, aku malah merasa kalau anak-anak di sana hanya akan mengerjaimu.”
“Yah, maka aku akan menyeberangi jembatan itu saat aku sampai di sana.”
Sekalipun dia menganggukkan kepalanya, wajahnya masih tetap menunjukkan ekspresi muram.
Hadeh, kalau kau muram seperti itu, bagaimana kau akan bisa melalui event ini?
Mengeluarkan ponselku, aku menulis beberapa kalimat dan menekan tombol ‘kirim’ di Line.
Bzzt, bzzt
“Yuuka, coba lihat ponselmu.”
“Eh?”
~Dari nama pena: [Malaikat Maut Jatuh Cinta]~
Selamat pagi Yuuna-chan! Hari ini adalah hari yang sudah dinanti-natikan, yaitu berlangsungnya event Alice Stage!
Aku tidak menyangka kalau Yuuna-chan akan bisa tampil dalam suatu event secepat ini. Sejujurnya... aku merasa terharu. Sebagai orang yang menyatakan diri sebagai penggemar nomor satumu, aku sangat bahagia mendengar berita itu.
Apa kau gugup? Jika iya, itu akan merusak senyummu yang berharga, karenanya... santai dan tunjukkanlah sosok Yuuna-chan yang menawan dan cantik seperti biasanya pada semua orang!
Yuuka perlahan mengangkat kepalanya.
Lalu, dengan mata yang memakai lensa kontak, dia menatapku dengan mata yang bening dan transparan.
“...[Malaikat Maut Jatuh Cinta], terima kasih untuk segala sesuatunya. Hari ini, aku akan melakukan yang terbaik untuk menjadi Yuuna yang biasanya! Aku pasti akan memberikan yang terbaik! Itu sebbanya, kalau kau sampai tidak mendukungku... Aku akan marah padamu loh, oke?”
Kemudian, Yuuna-chan... Yuuka tersenyum padaku. Tidak seperti sebelumnya, itu adalah senyuman yang sama sekali tidak memiliki kemuraman.
“Aku pergi dulu, [Malaikat Maut Jatuh Cinta].”
“Hat-hari di jalan, Yuuna-chan.”
Kami saling berpamitan, dan saling melambai.
Dan akhirnya, Yuuka menuju ke tempat diadakannya event Alice Stage.
“Fuu...”
Aku juga harus bersiap-siap nih, kalau tidak aku akan terlambat untuk tugas sukarelawanku.
Tapi... tunggu sebentar.
Aku menatap langit-langit dan merenung.
Ini adalah event besar pertama bagi Yuuna-chan.
Sejujurnya... Aku benar-benar ingin melihatnya dari dekat dan sangat ingin mendukungnya.
---
Saat aku sampai di TK, aku melihat wajah yang tidak asing sedang bermain-main dengan anak-anak.
“Oii! Kalau kau melakukan itu, bukit pasir itu nanti akan runtuh! Ah, ayolah!!!”
Dia memiliki rambut panjang berwarna coklat yang diikat menjadi sanggul, dan dia mengenakan celemek biru. Kesan yang dia tampilkan sekarang benar-benar berbeda dari biasanya.
Dia adalah Nihara-san, seorang gyaru dari kelasku, yang kelihatannya sedang bermain-main dengan gembira.
“Baiklah! Selanjutnya, bagaimana kalau kita main-main kejar-kejaran? Aku yang akan mengejar, jadi siap-siap, oke? Untuk hukuman permainan kejar-kejaram ini, hmm,.. Anak-anak yang ditangkap akan dimakan!”
“Kau terlihat bersenang-senang, Nihara-san...”
“Oh, Sakata!”
Saat Nihara-san, yang dengan gembira bermain bersama anak-anak, menyadari kedatanganku, dia segra memanggil guru TK terdekat yang terlihat berusia tiga puluhan.
“Dia Sakata. Hari ini kami berdua akan melakukan yang terbaik, jadi mohon bantuannya!”
“Ah, u-umm... Mohon bantuannya.”
Setelah membungkuk kepada guru tersebut, Nihara-san segera kembali ke tempat anak-anak menunggu.
Hmm, tunggu dulu...
“Lah, kenapa kau ada di sini, Nihara-san? Bukankah harusnya aku yang menjadi pengganti Watanae-san yang ditugaskan menjadi sukarelawan?”
“Ya, kau memang benar. Tapi kemarin, pas aku bilang pada Gousaki-sensei, 'Aku juga ingin mencobanya’, dia memberiku izin. Jadinya, aku juga diizinkan untuk berpartisipasi.”
Eh, apaan coba ini..? Kalau memang Nihara-san juga ada di sini, tidak bisakah dia melakukan tugas ini sendiri?
Pikiran jahat seperti itu mulai berputar-putar di kepalaku, tapi yah... Gousaki-sensei mungkin hanya mengizinkannya untuk ikut karena salah satu dari dua anak bermasalah di kelasnya sudah pergi, jadi tujuan aslinya sudah tercapai.
“Tapi tetap saja, Sakata, kenapa kau memilih bertukar tempat dengan Watanae-san?”
“E-err... Yah, karena meski aku kelihatannya seperti ini, sebenarnya aku suka dengan anak-anak!”
“Ah... yah. Aku bisa mengerti kalau kalau kau mungkin punya fetish semacam itu, tapi... Kalau kau benar-benar mencoba untuk berbuat macam-macam pada mereka, bapak-bapak berseragam lengkap akan mengunjungi rumahmu, jadi camkan itu, oke?”
“Kau salah. aku bukan membicarakan tentang menyukai mereka sebagai loli atau semacamnya.”
“Cuman bercanda kok~”
Nihara-san terkekeh saat dia mengejekku.
Kemudian, dia kembali ke halaman tempat anak-anak memanggilnya.
“...Benar. Aku juga harus melakukan yang terbaik di sini.”
Kupikir mereka sudah akan memasukkan orang-orang ke venue untuk memulai event.
Masa benar-benar kegirangan sejak kemarin. Sungguh, aku iri padanya.
Tapi, yah baiklah... Dipikirkan pun juga tidak ada gunanya.
Aku pun memakai celemek putih di atas kaus hitamku. Lalu, untuk saat ini, aku pergi untuk berbicara dengan anak laki-laki yang ada di dekatku.
“Hai, kau lagi ngapaian?”
“......”
Dengan ekspresi cemas di matanya, anak itu menatapku.
Kemudian, bingung mau ngapain, aku juga balas menatap anak itu.
Dan begitu saja, seorang balita dan anak laki-laki berusia 16 tahun saling menatap dalam keheningan.
“Issh, Sakata! Kau ini ngapain sih?”
Mungkin sudah tidak tahan untuk hanya berdiri mengawasiku, Nihara-san segera menyela di antara kami.
“Nah! Jadi, Onee-chan akan jadi Cosmos Miracle Man yang ini, oke? Dan kau, akan jadi alien yang itu.”
“Gak mau! Aku maunya jadi Cosmos Miracle Man!”
“Oke, oke. Kalau gitu, aku yang akan jadi aliennya. Wuss, wuss, wuss.”
Dengan sangat mudah, Nihara-san membuat anak itu membuka hatinya padanya. Kemudian, dengan bersemangat dia memainkan peran alien saat keduanya menggunakan figure untuk bertarung satu sama lain dengan.
Ahh... Perkataan Gousaki-sensei mungkin ada benarnya.
Di saat seperti ini, aku bingung harus berbuat apa.