
Bab 37
Ojou-sama yang belajar kelompok ③
“Nishinari-san, apa kau benar-benar putra pewaris dari sebuah perusahaan menengah?”
Pertanyaan itu menyentak jantungku.
“...Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?”
Saat aku balas bertanya pada Tennoji-san, aku mulai mengoperasikan otakku.
Tenang.
Aku menekan kegelisahanku dan mencoba untuk terlihat setenang mungkin.
Pertama.... Apa yang dia tuju dengan menanyakan pertanyaan itu? Apa Tennoji-san telah tahu dan yakin bahwa identitasku ini dipalsukan? Jika demikian, maka saat ini sudah terlambat bagiku untuk melakukan apapun.
“Itu karena etiket mejamu.” Kata Tennoji-san, langsung pada intinya.
“...Apa maksudmu etiketku itu buruk?”
“Tidak juga, tentunya aku tidak bisa mengatakan itu bagus, tapi pada dasarnya itu sudah cukup. Namun, di mataku, etiketmu itu seperti..., sesuatu yang baru-baru ini kau pelajari.” Kata Tennoji-san, yang menatap dengan jeli ke arahku.
“Aku merasa ada semacam ketidaksesuaian dengan setiap gerakanmu. Sikapmu itu..., tampak seperti kau hanya berakting, seolah-olah kau hanya sekedar menjejalkan pengetahuanmu ke dalamnya. Paling tidak, sebagai seorang pewaris perusahaan, gerakanmu itu bukanlah gerakan dari seseorang yang telah diajari etiket sejak usia dini.”
Dia pasti tidak memiliki bukti yang jelas, dan itulah mengapa tidak ada sanggahan.
Sebelumnya, Tennoji-san sempat mengatakan bahwa dirinya itu cukup baik dalam menilai karakter seseorang. Aku ingin tahu, apa ada semacam ketidaksesuaian yang hanya bisa dipahami oleh Tennoji-san?
“Tidak, bukan berarti di sini aku ingin menyudutkanmu atau semacamnya.”
Saat aku tetap diam, Tennoji-san mengatakan itu dengan nada yang sedikit lebih tenang.
“Aku cuman sedikit penasaran saja. Dirimu adalah murid pindahan, jadi jika dipikirkan dari sudut pandang itu, akan masuk akal jika sebelum kau pindah ke sini kau tidak mempelajari sesuatu yang namanya etiket. Hanya saja..., kupikir kau melakukannya dengan terlalu mencolok.”
“...Terlalu mencolok?”
“Maksudku, hanya pengetehuanmu yang luar biasa yang tampil di depan. Dalam beberapa terakhir ini, kau pasti telah melakukan banyak sekali upaya untuk itu, kan?”
Perkatannya memiliki kesan seperti dia sedang bertanya, tapi menilai dari sikapnya, Tennoji-san jelas merasa yakin akan perkataannya itu.
“Mengapa kau sampai melakukan banyak sekali upaya seperti itu, Nishinari-san? Sebagai hasil dari pertanyaan itu, aku berpikir bahwasannya mungkin saja ada alasan terkait dengan statusmu itu... Tentunya, jika kau tidak ingin membicarakannya, maka aku juga tidak akan membahasnya lebih jauh.”
Dia tidak ingin mengorek-ngorek informasiku. Aku berterima kasih atas pengertiaannya itu, tapi pada saat yang sama aku memiliki keraguan.
“...Tidakkah..., menurutmu itu mencurigakan?” Tanyaku dengan takut-takut, yang dijawab dengan senyum lembut oleh Tennoji-san.
“Siswa yang mencurigakan tidak bisa menghadiri akademi ini. Aku yakin kalau Nishinari-san juga menjalani pemeriksaan latar belakang dari pihak akademi saat kau pindah ke sini.”
Kalau dipikir-pikir lagi, sebelumnya Narika juga mengatakan bahwa akan ada pemeriksaan latar belakang saat seseorang memasuki Akademi Kekaisaran ini.
Tapi masalahnya, mengapa Tennoji membicarakan topik seperti ini?
“...Aku yang menanyakan ini hanya karena penasaran, itu saja.” Kata Tennoji-san, seolah-olah dia bisa membaca pikiranku.
“Mungkinkah, dirimu juga......”
Dengan suara yang pelan, Tennoji-san menggumamkan sesuatu.
Karena tidak bisa mendengar perkataannya itu, aku memiringkan kepalaku, dan Tennoji-san menatapku seolah dia telah mendapatkan kembali ketenangannya.
“Tidak, bukan apa-apa...., ayo segera kembali ke kafe.”
“......Kau benar.”