MrJazsohanisharma

Saijo no Osewa Volume 1 - Bab 42

Bab 41
Jamuan makan Ojou-sama bersama Om-om ③


Bersama Shizune-san, kami menonton Hinako dan yang lainnya yang sedang mengadakan jamuan makan.

“Bagaimana pemandangan adegan jamuan makan itu, Itsuki-san?”

“Hmm......” Tanpa mengalihkan pandanganku ke arah Shizune-san, aku menjawab pertanyaannya.  “Entah bagaimana, etiket mereka sangat santai. Setiap gerakan yang mereka lakukan tampak sangat alami... tapi di saat yang sama juga bisa dimengerti kalau mereka sangat peduli terhadap setiap sikap dan tindakan mereka...”

“Itukah etiket yang tepat.” Mengatakan itu, Shizune-san melanjutkan. “Sealami mungkin hingga tidak terasa kaku, tapi cukup tegas sehingga masing-masing dapat melihat bahwa mereka menunjukkan kesopanan. Sekilas, ini mungkin tampak seperti tokenistik, tapi ini adalah buah dari kepatuhan akan aturan bersama satu sama lain. Rasa kerja sama yang diciptakan oleh ini akan membangun hubungan kepercayaan yang lebih kuat.”  

“Hubungan kepercayaan...?”

“Akhir-akhir ini etiket sering diremehkan, tapi ada banyak sekali kesempatan ketika yang namanya etiket itu dibutuhkan. Apalagi, itu adalah sesuatu yang diperlukan untuk kaum kelas atas.... Karena bagaimanapun juga, etiket adalah perihal mendapatkan kepercayaan melalui sikap, bukan dengan melalui kata-kata. Dan karena ini adalah situasi dimana kata-kata tidak tidak benar-benar signifikan, maka  itulah sebabnya etiket diperlukan.”

Ini pembicaraan yang sulit.

Ada beberapa hal yang orang biasa sepertiku tidak bisa mengerti.

“Itulah sebabnya, akan sangat tidak sopan untuk melanggarnya.”

Mengatakan itu, Shizune kemudian menutup mulutnya.

Aku juga menutup mulutku dan terus mengamati jamuan makan Hinako dan yang lainnya.

Sampai sejauh ini, jamuan makan itu tampaknya berlangsung dengan baik.

---

“Hoo~, jadi kau masih belajar lagi saat sudah pulang ke rumah?”

“Ya, namun demikian, saya tidak terusan-terusan juga belajarnya.”

Hinako mengobrol dengan eksekutif  Sea Japan United sambil memakan beberapa sayuran yang dia potong dengan pisau.

Pada awalnya, tatapan para tamu ke arah Hinako tampak sangat hangat, namun lambat laun mereka mulai menunjukkan kekaguman. Selain penampilannya yang cantik, Hinako memiliki etiket yang sempurna, dan dia adalah perwujudan dari martabat yang pantas dijuluki Ojou-sama yang sempurna.

“Dia sungguh putri yang luar biasa. Aku jadi ingin menukar putraku yang sinting dengan dirinya.”

Ketua Produsen Kapal Chikamoto mengatakan itu pada Kagen sambil tertawa.

“Tidak perlu merendah, bukankah putra Ketua merupakan lulusan dari universitas terkemuka?”

“Pendidikan dan kemampuan adalah dua hal yang berbeda. Putraku itu masih belum matang, dan kurasa untuk saat ini aku masih belum bisa membiarkannya mengambil alih perusahaan.” Kata pria itu, dengan ekspresi yang menyayangkan.

Beberapa saat setelah itu, para pelayan Keluarga Konohana mengumpulkan piring-piring dari  meja dan kemudian menyajikan hidangan yang baru.

“Oh, apa tidak ada daging?”

“Yah, karena ini adalah makan siang, jadi aku membuat menunya sedikit lebih ringan. Jika ini makan malam, maka aku akan membuat menunya sedikit lebih mewah...”

“Yah, bagaimanapun juga nanti malam aku punya rencana lain. Padahal aku juga sangat berharap untuk bisa mengadakan jamuan makan malam.”

Mengatakan itu, Hahaha, si Ketua dan eksekutif lain sama-sama tertawa.

Terhadap itu, Kagen menanggapi dengan tersenyum.

“Hinako-chan, kau kan masih pelajar,  apa kau ingin makan hidangan dengan volume yang lebih banyak?”

“Tidak, saya ini makannya cuman sedikit, jadi segini saja sudah cukup.” Kata Hinako, sambil menunjukkan senyum buatan.

Melihat perilakunya yang cantik dan sopan, ketua Produsen Kapal Chikamoto meletakkan jarinya di dagunya.

“Yah, dia benar-benar gadis yang luar biasa seperti yang dirumorkan. Jika seperti ini, pasti ada banyak sekali orang yang ingin dirinya menjadi pengantin wanita mereka.”

“Itu akan menjadi hal yang luar biasa bagi kami sebagai orang tua, tapi sayangnya..., kami belum ada memutuskan untuk membicarakan perihal itu.”

Saat Kagen menjawab seperti itu, kelopak mata si Ketua terbuka lebar.

“Oh, begitukah? Menilai dari tingkat keluargamu, kurasa tidak akan aneh jika dia memiliki seorang tunangan...”

“Dulu dia memiliki tunangan, tapi karena alasan tertentu, hubungan mereka diputuskan. Saat ini Hinako tidak memiliki tunangan atau semacamnya.”

“Ho~” Mata si Ketua menyipit, dan kemudian dia melanjutkan. “Ini artinya..., calon pasangan putrimu masih belum diputuskan ya,”

“Begitulah.”

“Fumu, aku mendengar sesuatu yang cukup baik.”

“...Hm, bukannya putramu sudah memiliki pasangan?”

“Ya, tapi aku memiliki kenalan yang sedang mencari jodoh untuk anaknya.”

Kagen hampir tersenyum sesaat, tapi dia segera menahannya.

“Bolehkah aku bertanya lebih lanjut tentang itu?”

“Ya. Kenalanku ini adalah keluarga yang banyak berbisnis di luar negeri. Skala bisnisnya oke, tapi karena keterlibatan keluarga dengan kelas selebertiti, mereka berharap bisa menjalin hubungan dengan seseorang yang mahir dalam beretiket. Nah, ini hanyalah pemikiranku... Kupikir putrimu akan menjadi pasangan yang cocok untuk anaknya kenalanku ini.”

“...Begitu ya. Jadi pihak lain adalah putra dari kenalanmu.”

“Ya, aku yakin kalau usianya sekitaran awal dua puluhan.”

Sambil mereka ngobrol-ngobrol seperti itu, Kagen memikirkan masa depan keluarga Konohana.

Seorang kenalan dari Ketua perusahaan pembuat kapalm, dan juga keluarga yang banyak berbisnis di luar negeri.  Dengan demikian, bisnisnya itu pasti ada kaitannya dengan perdagangan. Meskipun skalanya tidak begitu besar, tapi fakta bahwa mereka berbisnis dengan selebriti menunjukkan bahwa mereka memiliki pasar yang unik.

“Aku akan mempertimbangkannya.”

“Haha, apakah itu cuman sekedar harapan saja?”

“Tidak mungkin. Aku akan mempertimbangkannya dengan serius.”

Dengan itu, Kagen memiringkan cangkir ke mulutnya untuk melembabkan tenggorokannya.

Piring-piring kembali dikumpulkan dan menu terakhir untuk jamuan itu diletakkan ke atas meja.

“Tampaknya makanan penutupnya sudah datang.”

“Hoo~, kue panggang ya. Tampaknya tidak buruk juga untuk sesekali mengadakan jamuan yang elegan seperti ini.”

Baru saja, ketua dari Produsen Kapal Chikamoto hanya mengatakan “Sesekali”... Namun demikian, dengan itu Kagen berpikir kalau pria itu suka terhadap hidangan yang dipanggang.  Dan benar saja, Ketua yang ada di depannya itu melahap makanan penutup yang dipanggang itu dalam suasana hati yang baik.

“Bolehkah aku memintamu untuk mengatakan apa yang baru saja kita katakan pada kenalanmu?”

“Ya. Aku akan meyakinkan tentang kaliber putrimu nantinya.”

Saat ini, layak atau tidaknya putra dari kenalan yang disebutkan di sini menjadi pasangan Hinako tidak terlalu dipermasalahkan.

Yang terpenting adalah terhubung dengan orang lain. Bahkan jika perjodohan dengan putra si kenalan ini tidak berhasil, maka perjodohan berikutnya mungkin akan berlanjut seperti kali ini.

“Hinako, seperti yang baru saja kau dengar—”

Kagen menoleh ke arah Hinako sambil memanggil namanya, tapi saat itu...

Hinako sedang mengambil kue panggang yang jatuh di atas meja dengan ujung jarinya.

Para peserta jamuan itu sontak menjadi kaku dengan mulut yang menganga. Di sisi lain, dengan santai Hinako memasukkan kue panggang yang sudah jatuh di atas meja itu ke mulutnya, sama sekali tidak menyadari kalau susana di tempat itu dengan cepat jadi dingin.

Aturan tiga detik.

Ya, tepat saat dia ingin mengatakan itu.

Hinako teringat bahwa Itsuki tidak ada di sini, dan saat ini dia sedang berada di jamuan makan.

“......Ah.”

Lontaran suara kecil keluar dari bibir Hinako.

“Fumu.”  Sambil mengelus jenggotnya dengan jarinya, Ketua Produsen Kapal Chikamoto berkata. “...Tampaknya dia sedikit berbeda dari yang dirumorkan.”



close