MrJazsohanisharma

[WN] Yujinchara no Ore ga Motemakuru Wakenaidaro? Volume 4 - Bab 16

Bab 16
Inisial T


Saat aku meninggalkan ruang OSIS dan menuju ke kelasku....

“Oh, Tomoki-san.”

Secara kebetulan, aku berpapasan dengan Tatsumiya yang berjalan sendirian di koridor.

“Oh, halo.”

Aku menanggapinya dengan sepatah kata.

Aku berpikir untuk memberitahunya apa yang kuketahui perihal Ike, tapi setelah melihat kelakukan gilanya itu, aku tidak memiliki keberanian untuk tetap berdiri di sini dan membicarakannya. Dan juga, karena di ruang OSIS ada Taketori-senpai, aku tidak bisa berbalik arah.

Dengan pemikiran itu, aku memutuskan untuk menunggu sampai lain waktu untuk memberikan laporan kepadanya, dan kemudian melewatinya, tapi...

“Tunggu sebentar, Tomoki-san.”

Saat aku mencoba untuk pergi, Tatsumiya mencengkram lenganku dengan kuat.

Aku menoleh ke arahnya, dan...

“...Apa kau ingin berbicara tentang Ike?”

“Tentu saja. Memangnya ada alasan lain bagiku untuk menahanmu di sini?”

“Kurasa tidak ada.”

“Baguslah kalau kau mengerti. Jadi..., ermm, bagaimana tentang apa yang kuminta kepadamu?”

Saat aku melihat kelopak matanya yang terkulai karena malu, dan caranya meletakkan jari-jari ke mulutnya dalam kegelisahan, aku menyadari bahwa dia ini memang gadis yang cantik untuk dipandang. Kalau saja kepribadiannya tidak sedikit rusak, aku bisa mendukungnya dengan lebih jujur.

Dengan perasaan kecewa seperti itu, aku menjawabnya.

“Ya, aku sudah tahu beberapa hal.”

“Jika demikian, tolong beri tahukan itu kepadaku sekarang!”

“Mau membicarakannya di sini? Kalau kau siap kepribadian memalukanmu itu disaksikan oleh siswa-siswi sih aku tidak masalah... Tidak, tunggu, aku juga tidak mau disebut sebagai temanmu yang berkepribadian memalukan seperti itu, jadi kita tidak bisa membicarakanya di sini.”

“...Astaga, kau tidak perlu sampai menyebut itu adalah kepribadian memalukan.”

Aku menatapnya dalam diam, menjaga wajahku agar tetap tanpa ekspresi.

Kemudian, setelah berdehem, dia berkata...

“Kalau gitu, ayo kita pergi ke ruang OSIS. Kebetulan, sekarang aku juga bermaksud untuk pergi ke sana.”

Aku sudah menduga kalau dia akan menyarankan itu, jadi aku langsung menjawabnya.

“Ngomong-ngomong, tadi aku sempat singgah di ruang OSIS, dan di sana Taketori-senpai sedang makan siang, jadi kupikir kita tidak bisa bicara di sana.”

Saat aku mengatakan itu, pelipis Tatsumiya tampak berkedut.

Kemudian, dengan senyum di wajahnya, dia mulai berbicara.

“Taketori-senpai? Dia biasanya tidak mendengarkan kami ketika kami memintanya untuk berpartisipasi dalam kegiatan OSIS, jadi mengapa dia seenaknya menggunakan ruang OSIS?”

“...Tidak, aku tidah tahu menahu perihal dia yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan OSIS, tapi bukankah kau tidak perlu mengatakan kalau dia seenaknya?”

“Yah, mungkin kau benar, tapi tetap saja, tidak masalah sekalipun Taketori-senpai ada di ruang OSIS. Kita hanya harus mengusirnya.”

Mengusirnya...? Astaga, kau sama sekali tidak dihormati oleh juniormu, Taketori-senpai. Aku merasa kasihan, tapi kemudian aku segera menyadari kalau dia mungkin memang pantas mendapatkan itu.

Kembali ke topik, jika Tatsumiya bilang tidak masalah, maka aku tidak punya keluhan.

“Baiklah, kalau gitu ayo ke ruang OSIS.”

“Ya... aku sangat menantikan informasi tentang Ketua.”

Kemudian, kami pindah ke ruang OSIS.

Tatsumiya mencoba untuk membuka pintu, tapi pintunya tidak terbuka.

“Hm? Pintunya terkunci... Taketori-senpai, apa yang kau lakukan di dalam?”

Tatsumiya bertanya, tapi aku tidak merasakan adanya kehadiran siapapun dari dalam ruangan.

“Sepertinya dia sudah pergi dari sini.” kataku padaku Tatsumiya saat dia mengambil kunci ruang OSIS dari saku roknya dan membuka pintu.

Saat aku memasuki ruang OSIS bersama Tatsumiya, di dalam tidak ada Taketori-senpai.

“Kelihatannya dia memang sudah pergi. Baguslah, dengan begini kita tidak perlu repot-repot mengusirnya.” katanya sambil tersenyum.

Astaga, dia sudah seperti memperlakukan Taketori-senpai sebagai orang yang brengsek untuk semua maksud dan tujuan.

“Nah, Tomoki-san, bisakah kau memberitahuku sekarang tentang wanita yang disukai Ketua?” tanya Tatsumiya, tampak sangat gugup.

“Aku tidak tahu siapa wanita yang disukai Ike. Tapi yang pasti dia punya wanita yang dia sukai, dan dia bilang padaku kalau inisial dari wanita yang dia sukai itu adalah [T].”

Saat aku mengatakan itu pada Tatsumiya, dia mengulangi kata “[T]......” dengan suara kecil, dan kemudian...

“Eh ...? [T]? ...Apakah itu......” gumam Tastumiya, dengan ekspresi yang serius.

Kemudian, entah kenapa gerakannya menjadi diam secara tidak wajar.

Saat aku bertanya-tanya apa yang terjadi kepadanya sambil terus memperhatikannya...
.
.
.
“Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak-Ak——!?”
.
.
.
Tatsumiya menjadi gila.

Asataga, di saat-saat seperti ini dia ini selalu saja menjadi gila...

Sementara aku dibuat tercengang, dia terus saja mengoceh sendirian.

Melihatnya yang seperti itu, aku mulai merasa sedikit takut, dan memutuskan untuk berbicara kepadanya.

“...Kau kenapa, Tatsumiya?”

Saat aku menanyakan itu, dia menatap ke arahku sambil mengatakan “Ak-Ak-Ak....Aku?”, Tampaknya dia sudah mendapatkan ketenangannya.

Hadeeh, tapi tetap saja, gadis ini, dia selalu menjadi gila jika itu menyangkut tentang Ike, jadi aku tidak bole lengah saat sedang menghadapinya.

Di saat aku berpikir seperti itu...

“Ini artinya, gadis yang disukai Ketua adalah a-aku!? Aku...! Ya ampun, sikapnya Ketua imut banget sih!? Bagaimana bisa dia membuat pengakuan cinta tidak langsung seperti ini dengan memberitahumu Tomoki-san... Fufufu, sebenarnya sih aku ingin dia membisikkan kata-kata cinta kepadaku secara langsung, tapi yah, kurasa ini juga tidak apa-apa.”

Dia mengatakan itu, dengan ekspresi yang terpesona dan kemudian menyeringai “Ufufufu♡”.

Sungguh, dia ini benar-benar gadis yang berpikiran positif..., pikirku saat melihat sosok memalukan dari Tatsumiya.



close