
Bab 5
Karakter Sampingan dan Pengurus Umum OSIS
Taketori Kaguya, siswi senior yang menyebut dirinya mantan Ketua OSIS sebelum Ike.
Kalau kuingat-ingat lagi, dulu, Ketua OSIS sebelum Ike memang seorang siswi dengan nama yang seperti itu.
Namun, aku cukup terkejut karena kupikir mantan ketua OSIS itu sudah lulus.
Kemudian, terhadap Taketori-senpai yang baru saja memperkenalkan dirinya...,
“Mantan Ketua OSIS? ...Eh? Terus Kenapa Yuuji-senpai tidak mengenali Taketori-senpai?” tanya Touka, yang mengalihkan pandangannya ke arahku.
“Ugh,” aku kehilangan kata-kata.
Dan di sisi lain, Taketori-senpai terlihat sedih. Tampaknya, pertanyaan yang tanpa maksud buruk dari Touka telah menyingung perasaannya.
Maaf, ini salahku. Dalam benakku, aku meminta maaf pada Taketori-senpai.
“Aku ini tidak mahir dalam mengingat wajah orang.”
Seperti halnya yang terjadi dengan Tatsumiya, aku sangat buruk dalam mengingat seseorang. Itulah sebabnya, ini tidak seperti Taketori-senpai itu menjabat sebagai ketua OSIS hanya dalam nama saja.
Dengan pemikiran itu, aku bertanya padanya dengan rasa tidak enak terhadapnya.
“...Nah, meskipun kau adalah mantan Ketua OSIS, bukankah aneh kalau saat ini kau berada di sini?’
Mendengar pertanyaanku, Taketori-senpai tampak sedikit terkejut.
Aku dan Touka bingung dengan tingkahnya itu, dan kemudian menatap ke arahnya lagi.
Setelah beberapa saat, dia dengan canggung melihat ke bawah, dan bergumam pelan.
“...Saat ini, aku adalah pengurus umum OSIS.”
““Eh?”” gumamku dan Toua di saat yang bersamaan.
“......Aku dikalahkan oleh Haruma dalam pemilihan Ketua OSIS, dan bahkan kalah dari Otome dalam hal perolehan suara. Selain itu, meskipun aku mantan Ketua OSIS, sekarang aku menjabat sebagai bawahan dari juniorku dengan menjadi pengurus umum. Itulah sebabnya, tidak ada yang aneh kalau aku berada di sini.”
Sambil menyilangkan lengannya, Taketori-senpai menyerukan kata-kata yang mencela dirinya sendiri.
Mendengar itu, aku dan Touka jadi merasa tidak enak kepadanya.
“Erm, maaf.”
“Jangan meminta maaf, itu akan membuatku terlihat lebih menyedihkan.”
Nah, kalau begitu kita tinggalkan saja topik ini.
Aku dan Touka saling memandang, dan kemudian mengangguk berbarengan.
Lalu, untuk mengganti topik pembicaraan, Touka mulai membuka mulutnya.
“Jadi, Taketori-senpai, dimana pengurus OSIS yang lainnya?” tanya Touka, dengan suara yang ceria.
“Entahlah, sebenarnya, aku ini lagi bolos dari OSIS. Itu sebabnya, aku tidak tahu apa yang lagi mereka lakukan sekarang, dan dengan demikian, aku tidak tahu mereka ada di mana.”
“Lah, kenapa kau mengatakannya dengan rasa bangga seperti itu...,” kata Touka, terhadap Taketori-senpai yang berbicara dengan bangga.
“Astaga, padahal sudah cukup lama aku tidak datang ke ruang OSIS ini, tapi di sini tidak ada siapa-siapa, malahan, aku justru berurusan dengan orang lain seperti ini.” Kata Taketori-senpai, sesaat setelah dia menghela napas.
“Hah? Bukannya itu adalah balasan dari kau yang sering molor?”
Suara Touka berlarut-larut, tapi Teketori-senpai tersenyum santai dan menjawabnya.
“Ntar dulu, bukannya aku pikir diriku sedang sial bertemu kalian. Lagipula, aku sudah mendengar beberapa hal tentang kalian dari waktu ke waktu, jadi yah, aku selalu ingin berbicara dengan kalian.”
Setelah mengatakan itu, dia mulai menatap Touka.
Menerima tatapan yang soelah sedang menilai dirinya itu, Touka mengalihkan pandangannya dari Taketori-senpai.
“Seperti yang Otome selalu katakan, kau memang memiliki wajah yang cantik, Touka.”
“Eh? Selalu...?” tanya Touka, yang sontak merasa terkejut.
Melihat reaksinya itu, Taketori-senpai tertawa dan terlihat lebih bahagia.
“Ya, dia selalu melakukan pendekatan ke Haruma dengan mengatakan sesuatu seperti. [Touka-san sungguh gadis yang cantik dan luar biasa. Aku juga ingin memiliki adik perempuan yang seperti dirinya.]”
“...Eeh, bukannya itu terlalu berlebihan.”
Dengan ekspresi canggung di wajahnya, Touka mengatakan itu seolah dia ingin muntah.
Yah, lagipula, dia ini tampaknya merasa tidak cocok dengan Tatsumiya.
“Tapi, pria polos itu, dia sama sekali tidak menyadari pendekatan yang dilakukan Tatsumiya, itu benar-beanr lucu jika dilihat dari sudut pandang orang luar.” Kata Taketori-senpai, saat dia tertawa mengejek.
Ngomong-ngomong, Ike ini adalah Protagonis cerita yang orangnya tidak peka’an. Astaga, bagaimana mungkin dia bisa tidak menyadari pendekatan yang dilakukan oleh Tatsumiya.
“Terus, kau adalah Tomoki yang sering dirumorkan itu, ya.... Hmm.”
Melihatku, Taketori-senpai menunjukkan seringai yang penuh arti.
“...Ada apa?”
“Tidak ada apa-apa. Hanya saja, tampaknya kau memang pria yang baik seperti yang selalu dia katakan.” kata Taketori-senpai, saat dia menatapku dengan mata yang hangat.
Tidak, tidak, tidak, apa-apaan dengan kalimat yang penuh Tsukkomi itu? Saat aku berpikir demikian...,
“Erm, Taketori-senpai, aku ingin kau berhenti menyebut pacar orang lain sebagai pria yang baik ketika kau baru pertama kali bertemu dengannya! Selain itu, yang lebih penting lagi, siapa yang kau makusd dengan ‘dia’ itu? Bisakah kau memberitahukannya?”
Menggantikan aku, Touka mengatakan itu.
“Tidak perlu cemas seperti itu, lagian aku tidak tertarik dengan pria yang lebih muda dariku.” Dengan awalan seperti itu, Taketori-senpai melanjutkan perkataannya dengan sikap lugas. “Tapi yah, sebagai pacarnya, aku bisa mengerti kalau kau merasa cemas. Hanya saja, apa kau tahu, Touka? Jika kau terlalu cemas, dia akan merasa terbebani dan kehilangan perasaannya untukmu.”
Mendengar itu, Touka menjadi sedikit kesal.
Apa dia tersinggung dengan kata-kata yang tidak terduga itu?
“Tidak, maksudku tadi tuh bukan seperti itu. Karena Senpai ini sangat mencintaiku, jadinya sesuatu seperti selingkuh tidak akan dia lakukan. Itu sebabnya, jika ada orang yang cintanya tidak akan bisa Senpai balas, aku hanya merasa kasihan pada mereka dan berpikir bahwa aku lebih baik meminta mereka untuk segera menyerah saja.”
Dengan ekspresi tidak puas, Touka mengatakan itu dengan cepat sambil menyisir ujung rambutnya dengan jarinya.
Melihat itu, Taketori-senpai tersenyum nakal dan membuka mulutnya.
“Ngomong-ngomong, orang yang mengatakan kalau Tomoki adalah orang yang baik adalah Kakakmu, Haruma.”
Taketori-senpai menyeringai, yang membuat Touka terkejut sampai-sampai wajahnya langsung jadi merah padam. Dia pasti sadar kalau sampai barusan Taketori-senpai hanya ingin bercanda dengannya, dan dengan demikian, dia jadi merasa malu.
Meliat Touka yang menjadi seperti itu, Taketori-senpai tersenyum dan kemudian kembali berbicara pada kami.
“Yah, pacarmu ini cantik sekali ya, Junior-kun. Aku benar-benar iri pada hubungan kalian.”
“.....Terima kasih.” Jawabku, saat aku tercengang oleh kata-katanya.
Touka jadi ngambek, dan entah kenapa, dia menghantam tinjunya ke pinggangku.
Rasanya sih tidak sakit, cuman itu geli..., Sungguh, dia ini kenapa sih? Aku berpikir seperti itu, tapi sayangnya, baik Touka maupun Taketori-senpai tidak memberitahukanku jawaban atas pertanyaan itu.