
Bab 13
Tipe
Keesokan harinya, setelah event kecil dengan Tatsumiya dan pergi ke kafe bareng Touka dan Kana.
Setelah apa yang terjadi dengan Tatsumiya, dan percakapan dengan Touka dan Kana, sekali lagi aku memikirkan dalam benakku tentang apakah ada gadis yang Ike sukai. Tapi tetap saja, aku masih sulit untuk memikirkan kalau itu akan terjadi.
Saat melihat wajah tampan Ike yang menunjukkan ekspresi serius, aku membayangkan berbagai hal selama periode pelajaran.
Kemudian, setelah pelajaran selesai,
“...Hari ini kau kenapa, Yuuji? Sedari tadi kau terus menatapku, kan?” kata Ike kepadaku.
Apa dia menyadari kalau aku menatapnya. Tidak, jika dipikir-pikir lagi, mungkin aku memang terlalu berlebihan dalam menatap ke arahnya.
“Yah, ada sesuatu yang mau kutanyakan kepadamu.”
Terhadap kata-kataku, Ike memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu.
“Bertanya? Astaga, cuman itu doang toh..., silakan, tanya apa saja.”
Mendengar itu, aku berpikir untuk langsung bertanya pada intinya, tapi...., tiba-tiba aku langsung menutup mulutku.
Itu karena, aku merasakan ada tatapan yang diarahkan kepadaku. Saat aku mencari tahu asal tatapan tersebut, ternyata itu datang dari Kana, yang saat ini menatapku dengan saksama.
Biasanya, dia akan menyela percakapan antara aku dan Ike, tapi hari ini ada sesuatu aneh tentang dirinya. Dia menatapku dengan ekspresi curiga, dan entah kenapa dia terlihat cemas.
Kalau dia melihatiku seperti itu, rasanya agak sulit bagiku untuk berbicara.
“Kalau bisa, aku ingin berbicara di tempat yang sepi.”
“Oke. Kalau begitu, bagaimana kalu kita pergi ke tangga darurat?” kata Ike, dan kemudian berdiri dari kursinya.
Aku juga ikut berdiri, lalu berjalan mengikutinya dari belakang.
Saat kami sampai di pintu masuk tangga darurat yang biasanya tidak akan dikunjungi, Ike melihatku dan tersenyum, lalu dia bertanya...
“Jadi, apa yang ingin kau tanyakan?”
Melihat senyumannya yang menawan, aku membalas...,
“Ike, kau ‘kan sering sekali menerima pengakuan cinta, tapi kau tidak punya pacar, kan? Apakah ada gadis yang kau sukai?”
Mendengar pertanyaanku, Ike tampak terkejut sesaat, tapi kemudian dia segera melemaskan bahunya.
“Tidak biasanya kau akan menanyakan sesuatu seperti itu..., apakah ada seseorang yang memintamu untuk melakukan ini?”
Aku memiliki lingkaran pertemanan yang kecil. Jika di sini aku meng-iyakan pertanyaannya, maka besar kemungkinan kalau jawaban dari pertanyaan itu akan sampai pada Tatsumiya.
Namun demikian, itu adalah cerita lain lagi apakah Ike yang merupakan protagonis tidak peka akan memperhatikan perasaan Tatsumiya terhadapnya.
“Setelah kupikir-pikir lagi, aku merasa kalau aku tidak mengenalmu sebaik yang kukira. Kau orang yang luar biasa, dicintai, tampan, baik hati, dan bahkan menjabat sebagai ketua OSIS. Jadi yah, kupikir paling tidak aku mesti tahu tipe gadis seperti apa yang disukai oleh sahabatku.”
Tanpa menjawab pertanyaan Ike, aku membalasnya dengan alasan mengapa aku mengangkat topik ini.
“Ingin tahu tipe gadis sahabatmu, ya? Hm, aku mengerti, karena aku tahu tipe gadis seperti apa yang kau sukai, maka itu akan tidak adil jika kita tidak saling mengetahui.” kata Ike, yang entah kenapa menunjukkan senyum iseng.
“Tipe gadis kesukaanku?”
Dengan tolol aku bertanya balik seperti itu, tapi segera aku langsung menyadari apa yang dia maksud. Bagi Ike, yang berpikir bahwa aku dan Touka benar-benar berpacaran, maka tipe gadis kesukaanku pasti adalah gadis yang seperti Touka.
Namun, saat aku berpikir demikian...,
“Yuuji, tipe gadis kesukaanmu itu yang seperti Makiri-sensei, kan?”
“Ya, benar... Ap—!?”
Saat aku mendengarkannya dan hendak mengangguk, ternyata yang keluar dari mulunya adalah nama yang tidak terduga.
Saat aku merasa terkejut..., Ike yang melihat wajahku tertawa polos seperti anak kecil yang merasa leluconnya telah berhasil, dan berkata...,
“Dia adalah wanita dewasa yang akan melihat esensi diri dan baik serta tegas... Selain itu, dia cantik dan memiliki style yang bagus. Kau menyukai ciri-ciri yang seperti itu, kan?”
...Memang sih, Makiri-sensei adalah orang yang luar biasa. Aku menghormatinya tidak hanya sebagai muridnya, tapi juga sebagai manusia, Namun, sifat kikuknya yang kulihat selama liburan musim panas membuatku jadi tidak bisa menganggukan kepalaku dengan jujur.
Aku tidak tahu apa yang Ike pikirkan tentang sikapku saat ini, tapi dia melanjutkan perkataannya...
“Yah, jangan khawatir. Guru yang kau kagumi dan orang yang kau sukai adalah dua hal yang berbeda. Karenanya, orang yang kau cintai saat ini adalah Touka, itu yang ingin kau katakan, bukan? ...Tenang saja, aku tidak akan mengatakan tentang ini pada Touka.”
Oh, aku mengerti, jadi itu ya yang Ike pikirkan. Untuk saat ini, aku hanya menjawab “Y-ya” kepadanya, dan kemudian bertanya lagi...,
“Nah, mengesampingkan tentang aku. Kalau kau tidak memiliki gadis yang kau sukai..., maka setidaknya kasih tahu aku tipe gadis kesukaanmu itu seperti apa.”
Mendengar kata-kataku, dia tersenyum kecil, dan menjawab....
“Yah, karena aku juga anak SMA, jadi tentu saja kalau aku memiliki sesuatu seperti tipe gadis kesukaan.” Dia menjawab dengan agak lesu, dan kemudian melanjutkan berbicara. “...Tadi aku bilang kalau itu tidak adil jika kita tidak mengetaui tipe gadis kesukaan satu sama lain, namun demikian, itu juga tidak adil kalau aku memberitahukanmu dengan mudah. Untuk saat ini, aku akan memberitahumu inisial dari gadis seperti apa yang kusukai.”
Setelah mengetakan itu, Ike menarik napas dan berkata...
“Inisial dari tipe gadis kesukaanku adalah... [T]”
“...[T]? Bisakah kau memberitahuku apakah itu adalah nama belakang atau nama depan?”
“Yah, aku ini orangnya cukup mudah untuk dimengerti. Jika kau terus memperhatikanku, kau pasti akan segera tahu siapa itu.” Ike tersenyum, dan kemudian... ”Baiklah, cuman itu saja yang kau ingin tahu, kan? Kurasa sudah waktunya kita kembali ke kelas.”
Berbalik, Ike berjalan ke arah kelas.
Sambil bertanya-tanya siapa [T] yang dia maksud, aku menjawab, “Oke,” dan mengikutinya pergi ke kelas.
☆
Waktu jeda singkat antara pelajaran.
Setelah menanggapi panggilan alam di kamar kecil, saat kembali ke kelas, aku memikirikan tentang [T] yang merupakan gadis yang disukai Ike, tapi aku tidak bisa memikirkan jawabn yang jelas.
Aku yakin, pasti ada banyak gadis yang berinisial [T} di sekitar Ike. Untuk saat ini, kenalannya Ike yang kuketahui berinisial T adalah....,
Tatsumiya Otome?
Aku tidak yakin. Bagiku, itu tampak seperti Tatsumiya hanya memberikan cinta yang sepihak kepadanya. Namun demikian, kemungkinannya tidaklah nol. Nah, intinya, aku harus memberitahukan informasi ini kepadanya.
Selain itu..., inisial [T] juga bisa mengacu pada Touka. Jika yang Ike definisikan adalah SUKA dan bukan CINTA..., maka mungkin saja kalau dia [menyukai] Touka yang merupakan adik perempuannya.
Karena yang dibicarakan di sini adalah si protagonis tidak peka itu, maka jawaban atas pertanyaan ini mungkin akan mengejutkan.
Lalu, apakah ada orang lain lagi yang berinisial demikian...?
Saat aku merenungkan itu, aku memperhatikan bahwa ada orang yang berjalan ke arahku dari depan...,
“Hmm, Makiri-sensei...., halo.”
Makiri Chiaki.
Dia juga memiliki nama yang berinisial [T]. Dan menurutku, Ike juga suka terhadap dirinya. Dia bahkan memuji kepribadiannya dan menggambarkannya sebagai wanita yang cantik.
[Cataatan Penerjemah: 真桐千秋 (Makiri Chiaki). Hiragana-nya まきりちあき (Makiri Chiaki).]
Mungkinkah, dialah orang yang Ike maksud?
Dengan pemikiran itu, aku menatap Makiri-sensei.
“H-Halo, Tomoki-kun.... Ada apa? Kok kau menatapi wajahku seperti itu?” tanya Makiri-sensei, yang entah kenapa terlihat malu-malu.
Tampaknya aku menatapinya dengan terlalu berlebihan. Sambil merenung dan melihatnya, sekali lagi aku ditegaskan bahwa orang ini benar-benar wanita yang cantik.
Sebelumnya, Ike sempat mengatakan bahwa Makiri-sensei adalah orang yang melihat esensi diri orang lain, tegas dan baik hati, muda dan cantik, kepribadiannya baik, dan sangat menghargai murid-muridnya. Mungkin bagi Ike yang tidak mengetahui sifat kikuk Makiri-sensei, dia adalah wanita yang ideal.
“Tidak, aku hanya punya sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu.”
Terhadap kata-kataku, Makiri-sensei berdehem dan berkata...,
“Kau mau tanya apa?”
Tampaknya, dia akan mendengarkanku.
Meskipun itu masih belum pasti kalau Makiri-sensei lah wanita yang disukai Ike, tapi akan lebih baik jika ada lebih banyak informasi yang bisa kuberikan pada Tatsumiya, Selain itu, pepatah mengatakan bahwa [Jika kau mengenal musuhmu dan mengenal dirimu sendiri, maka kau tidak akan berada dalam bahaya saat melalui seratus pertempuran].
Dengan pemikiran itu, aku bertanya kepada Makiri-sensei yang menunggu kata-kataku.
“Makiri-sensei, apa dirimu dapat melihat orang yang lebih muda darimu dalam pandangan romansa?”
“Pertanyaan yang bodoh. Jawaban dari pertanyaan itu adalah..., EH?”
Mendengar pertanyaanku, Makiri-sensei tampak seperti dia akan segera menjawabnya, tapi kemudian dia malah langsung membeku.
Setelah beberapa saaat...
.
.
.
“...EEEHHH!?”
.
.
.
Lebih dari yang pernah kulihat sebelumnya, wajah Makiri-sensei tampak benar-benar merah dan kebingungan.