MrJazsohanisharma

[WN] Yujinchara no Ore ga Motemakuru Wakenaidaro? Volume 4 - Bab 8

Bab 8
Hancurnya Wakil Ketua OSIS


Tatsumiya, yang saat ini merona merah padam, berulang kali menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan dirinya.

Aku melihat ke arah Ike dan Touka, yang saat ini juga memperhatikan kondisinya. Mereka berdua memiliki ekspresi wajah yang seolah-olah mereka sudah tahu kondisinya. Dan kemudian, aku mengangguk dalam diam pada Ike dan Touka.

Saat ini, Tatsumiya mungkin merasa sangat malu.

Terlepas dari bagaimana dia akan menanggapi, kami perlu mengatakan sesuatu yang baik kepadanya. Secara implisit, kami saling sepaham dengan pemikiran ini.

Beberapa saat kemudian, Tatsumiya akhirnya berhenti menarik napas dalam-dalam. Lalu, dia memindahkan tangannya yang menutupi wajahnya ke mulutnya, berdehem, dan kemudian menampilkan ekspresinya yang biasa.

...Tapi yah, bisa diketahui dari pipinya yang memerah bahwa saat ini dia masih merasa malu. Tentu saja, tidak ada satu pun dari kami yang akan mengungkit perihal itu.

Dia berdehem sekali lagi, menatap ke arah kami, dan kemudian mulai berbicara.

“Ketua, Tomoki-san.... Selamat ya karena kalian memperoleh hasil yang sama seperti sebelumnya. Menurutku aku telah melakukan yang terbaik dalam studiku selama liburan musim panas kemarin, tapi tampaknya aku masih tidak sebaik kalian berdua.”

Kata-katanya terdengar sangat normal, tapi..., matanya bergerak-gerak diantara aku dan Ike, dan bibirnya terbuka-tertutup dengan aneh.  Selain itu, ada tanda lain bahwa dirinya masih belum pulih dari keterkejutan psikologisnya.

“Maaf ya. Aku baru saja mengingat kalau aku ada keperluan mendesak, jadi aku permisi dulu.”

Dia membungkuk dengan anggun, tapi mungkin karena rasa frustasi dan malu, tangannya gemetar saat dia mencengkram ujung roknya.

Kami tidak bisa mengatakan apa-apa terhadap punggungnya yang merasa sedih, dan akhirnya, dia pergi.

Kemudian, sekali lagi, aku menatap ke arah Ike dan Touka.

“...Apa Otome-chan akan baik-bak saja? Seminggu yang lalu dia sangat percaya diri, tapi dia justru kalah dari Kakak dan Yuuji-senpai.” Kata Touka, yang secara tak terduga tampak khawatir.

Apa dia menaydari aku yang menatapnya?

“Memiliki keinginan untuk menang dari seseorang, dan kefrustasian karena pada akhirnya tidak bisa menang. Aku bisa mengerti perasaan itu...”

Dia tampak agak malu, dan kemudian mengalihkan pandangannya dariku.

Begitu ya, jadi dirinya berpikir bahwa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja ya.

Kau sungguh gadis yang baik, Touka.

“Kita tidak boleh meninggalkannya seperti ini begitu saja...., Bisakah kau memerika keadaannya sebentar?” Tanya Touka padaku.

“Aku? Ike..., yah, memang sih saat ini dia tidak bisa menjadi orang yang tepat, tapi bukankah kau justru merupakan pilihan yang lebih baik daripada aku?”

Terhadap pertanyaanku yang murni, Ike menggelengkan kepalanya, lalu menjawabku.

“Aku yakin kalau Tatsumiya akan bersikap pura-pura baik-baik saja di depan Touka. Kalau itu kau, maka kalian pasti akan bisa bericara tanpa ragu-ragu... Bisa dibilang, ini adalah kemungkinkan yang paling mungkin.”

Alasannya yang mengatakan itu dengan senyum masam pasti karena aku sendiri justru tidak bisa mempercayakan Tatsumiya padanya.

“Baiklah. Aku akan memeriksa kondisinya sebentar. Mungkin aku tidak bisa pergi makan siang bersamamu, apa itu tidak apa-apa, Touka?”

Saat aku bertanya pada Touka,

“...Apa boleh buat, biasanya tidak boleh untuk meninggalkan gadis yang begitu imut dan baik sepertinya padamu, tapi kali ini pengecualian, oke?”

Haaah, jawabnya, sambil menghela nafas dengan sengaja.

“Maaf.” Gumamku, lalu aku kepikiran akan sesuatu. “Oh iya, Ike, apa kau tahu kemana kira-kira Tatsumiya pergi? Apa dia kembali ke kelasnya?”

Ike tersenyum ramah pada pertanyaanku, dan kemudian menjawab.

“Saat ini, aku yakin kalau Tatsumiya ada di—”

Ruang OSIS.

Aku mendengar dari Ike kalau Tatsumiya ada di sana.

Di lorong yang mengarah ke ruang OSIS, dari dalam ruang OSIS samar-samar aku bisa mendengar suara Tatsumiya, jadi aku yakin kalau dia ada di dalam sana.

Aku membuka pintu ruang OSIS dengan perlahan-lahan dan mengintip melalui sedikit celah yang tercipta untuk memeriska apa yang terjadi di dalam ruangan itu.

Di dalam sana...,
.
.
.
“Waaaaaaa! Ini mengesalkan! Sangat mengesalkan! Mo~...., mo~!!!!!”
.
.
.
Di dalam sana ada Tatsumiya, yang saat ini sedang menggertakkan giginya karena frustasi dan menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.

Tidak mungkin.

Tidak mungkin seorang Waketos yang anggun akan menunjukkan sikap yang buruk seperti itu. Dengan pemikiran itu, aku menggosok kedua mataku untuk mencegah kesalahpahaman, dan kemudian melihat ke ruang OSIS melalui celah pintu lagi.

Di dalam sana...,
.
.
.
“Aaaa, mo~! Mengesalkan! Sungguh mengesalkan! Mo~! ...Mooooooooooooo~!!!”
.
.
.
Di dalam sana ada adegan hancurnya sosok Waketos yang cantik, yang saat ini sedang berteriak dan berguling-guling di lantai tanpa peduli jika seragamnya kotor karena debu.



Sebelumnya || Daftar Bab || Selanjutnya
close