MrJazsohanisharma

[WN] Yujinchara no Ore ga Motemakuru Wakenaidaro? Volume 4 - Bab 15

Bab 15
Nonstop


Saat aku memasuki ruang OSIS, aku menoleh ke arah Taketori-senpai yang ada di dalam ruangan itu dan bertanya...

“Halo, sebenarnya aku tidak memiliki sesuatu yang khusus untuk dilakukan, tapi tadi aku merasa ada tanda-tanda orang lain di sini, jadi aku hanya memeriksanya. Ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan di sini seorang diri, Taketori-senpai?”

Terhadap kata-kataku, Taketori-senpai menghela nafas dengan sengaja sebelum menjawab.

“Memangnya menurutmu apa lagi yang kulakukan selain sedang makan siang?”

Dengan menggunakan sumpitnya, dia menunjuk ke arah kotak bekal makan siangnya dan tampak tidak senang.

Oh, aku mengerti, jadi Taketori-senpai adalah orang yang akan makan sendirian, ya? Dulu sih, aku juga biasa menghabiskan waktu istirahat makan siang dengan makan sendirian. Oleh karena itu, aku merasa seperti menjadi lebih akrab dengan Taketori-senpai.

“...Ngomong-ngomong, biasanya aku akan makan siang dengan teman-teman sekelasku. Jadi jangan melihatku dengan tatapan yang seperti itu.”

“Kalau memang begitu, terus kenapa hari ini kau makan sendirian di ruang OSIS?”

Merasa dikhianati tanpa alasan, aku menanyakan itu pada Taketori-senpai.

“Yah, teman-teman sekelasku sangat antusias membicarakan festival olahraga, bahkan di saat istirahat makan siang seperti ini. Aku tidak bisa mengikuti antusiasme yang mereka miliki, jadi aku kabur.”

“...Oh, bagi siswa-siswi kelas 3, ini adalah festival olahraga terakhir kalian ya. Dan lagi, ini juga adalah istirahat dari belajar untuk ujian masuk universitas, jadi wajar saja kalau mereka akan sangat antusias.”

“Begitulah.”

“Jadi, mengapa kau tidak merasa antusias untuk ikut dalam pembicaraan tentang festival olahraga?”

Saat aku menanyakan itu...,

“Apa itu mengejutkan?” katanya, yang entah kenapa tampak bersenang-senang.

“Tidak, itu tidak mengejutkan.”

Dia tersenyum nakal pada kata-kataku, lalu menjawab.

“Yah, aku adalah mantan ketua OSIS, jadi itu tidak berarti kalau aku akan tidak aktif dalam kegiatan sekolah.”

Nah, karena kami tidak terlalu dekat, jadi aku tidak tahu apakah dia sedang mencela diri atau hanya mengatakan itu secara alami. Yang bisa kulakukan hanyalah menunjukkan senyum samar.

“Jadi, Junior-kun, tadi kau bilang kalau kau datang ke sini untuk memeriksa karena ada tanda-tanda orang lain, kan? Tapi siapa yang tadi kau pikir ada di dalam ruang OSIS ini?” tanya Taketori-senpai, sambil menampilkan seringai di wajahnya.

Aku mencoba menjawabnya, tapi...,

“Tidak, biar kutebak dulu..., kau datang ke sini dengan pikiran akan bertemu dengan Otome, kan?” katanya, sambil menatapku dengan tatapan provokatif.

“...Kenapa kau berpikir begitu?”

“Karena kau satu kelas dengan Haruma, jadi kau pasti tahu kalau dia tidak berada di ruang OSIS, jadi dia tidak termasuk sebagai kandidat. Jika demikian, kandidat yang paling mungkin adalah Otome.”

“Mengapa Tatsumiya? Bagaimana dengan Tanaka-senpai dan Suzuki?”

Mendengar kata-kataku, Taketori-senpai menjawab dengan ekspresi tertegun.

“Karena besar kemungkinan kalau Otome akan menggunakanmu untuk tujuannya sendiri.”

Tujuannya sendiri..., apakah yang dia maksud adalah tentang Ike? Saat aku berpikir seperti itu...,

“Tampaknya tebakanku itu benar.” seru Taketori-senpai, saat dia mengangkat sudut mulutnya dan tersenyum jahil.

“Jadi, bagaimana? Apakah yang Otome mintai tolong padamu adalah tentang bagaimana untuk bisa lebih dekat dengan Haruma?”

Kalau sudah sampai pada tahap ini, tampaknya dia sudah menyadari kalau Tatsumiya berkonsultasi masalah romansa kepadaku.

Aku tidak ingin orang-orang tahu banyak tentang itu, tapi pada dasarnya, Tatsumiya yang tergila-gila pada Ike sudah diketahui oleh orang-orang di sekitarnya... Untuk saat ini, mungkin tidak ada salahnya untuk berbicara dengan Taketori-senpai.

Dengan pemikiran itu, aku memutuskan untuk memberitahu Taketori-senpai tentang apa yang kudengar dari Ike.

Setelah mendengar cerita dariku, Taketori-senpai menggumamkan “...Astaga, si sialan itu.” dengan sedikit ketidakpuasan. Aku tdak tahu kenapa dia menjadi seperti itu.

Kemudian, aku bertanya pada Taketori-senpai, yang sepertinya berada dalam suasana hati yang buruk.

“Apa kau tahu berapa banyak gadis berinisal [T] yang dekat dengan Ike?”

Setelah menghela nafas panjang terhadap kata-kataku, dia menjawab...,

“Astaga, apa kau kau benar-benar tidak mengetahuinya?”

Dia menatapku dengan ekspresi terkejut.

“...Oh, apa kau mungkin tahu siapa itu?”

“Haaa, tampaknya kau sendiri juga adalah pria yang tidak peka.”

Setelah membuat pengantar seperti itu...,
.
.
.
“[T] yang dia maksud itu hanyalah satu orang..., yaitu dirimu, Tomoki.”
.
.
.
“Apa?”

“Sudah kubilang, Haruma jatuh cinta padamu.”

“...Tidak, tapi Ike bilang kalau dia menyukai gadis yang berinisial [T].”

“Jadi itu adalah pernyataan bahwa Haruma melihatmu sebagai seorang wanita...  Ya ampun, padahal Haruma sudah memberanikan dirinya untuk mengungkapkan perasaannya padamu, tapi kau malah tidak menyadarinya.”

Menggelengkan kepalanya, Taketori-senpai kemudian memegangi kepalanya. Melihat itu, aku juga merasa ingin memegangi kepalaku sendiri.

“Jadi, apa yang akan kau lakukan?”

“Apa maksudmu?”

Aku melakukan yang terbaik untuk menarik diri dari akselerasi nonstop Taketori-senpai, sekaligus bersiap-siap untuk mendengar apa yang dia maksud.

“...Balasan seperti apa yang akan kau berikan pada Haruma?”

Melihat Taketori-senpai yang menunjukkan ekspresi serius, aku berpikir...,

Sialan dah nih orang..., aku harus melakukan sesuatu tentang ini sesegara mungkin...

“Nah, sekarang aku mau kembali ke kelasku dulu.”

Tanpa menjawab pertanyaan Taketori-senpai, aku berbalik memunggunginya dan berencana untuk kabur dari tempat ini.

“Yah, intinya, mulai sekarang pun teruslah berhubungan akrab dengan Otome dan juga Haruma, Junior-kun.”

“...Ya.”

Terhadap Taketori-senpai yang mengatakan itu dengan tawa lembut, aku menjawabnya dengan sepatah kata dan berniat meninggalkan ruang OSIS.

Tapi saat itu, ketika aku melihat ekspresi ramah di wajahnya, aku bertanya-tanya, apakah mungkin aku hanya sedang diejek olehnya?  

Kemudian, saat aku berjalan menyusuri koridor untuk kembali ke kelasku, aku tersadar bahwa sampai sekarang aku belum ada memikirkan ini....

Taketori Kaguya.

Secara tidak sadar aku tidak memasukannnya ke dalam daftar kandidat..., tapi Taketori-senpai juga adalah orang yang berinisial [T].



close