MrJazsohanisharma

[WN] Yujinchara no Ore ga Motemakuru Wakenaidaro? Volume 4 - Bab 6

Bab 6
Ketua OSIS dan Mantan Ketua OSIS


Untuk beberapa saat, aku memikirkan kira-kira apa yang harus kukatakan selanjutnya, tapi pada akhirnya aku tidak bisa memikirkannya.

Tapi saat itu, tiba-tiba saja, pintu ruang OSIS terbuka.

Saat aku mengalihkan pandanganku ke arah pintu, ternyata itu adalah Ike dan pengurus OSIS yang lainnya yang baru saja kembali.

“Hmm, Yuuji dan Touka, kalian ngapain di sini? ...Eh, Taketori-senpai? Jadi kau datang ke sini ya.”

Ike, yang baru saja memasuki ruang OSIS, langsung menanyakan itu saat dia melihat kami bertiga.

Senyumannya masih sama seperti biasanya, namun aku tidak melewatkan kalau ada sedikit kegelisahan di baliknya.

Dia kenapa?

“Yah, lagipula ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan musim panas. Jadi setidaknya aku ingin menunjukkan wajahku, tapi sekarang aku sudah mau pulang! Padahal aku sudah repot-repot datang ke sini, tapi kalian justru tidak ada di sini tanpa ada mengabariku atau semacamnya!”

“Justru karena ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan musim panas, jadi kami semua pergi makan siang bersama supaya kedepannya kami bisa bekerja lebih keras lagi.”

Orang yang mengatakan itu adalah Tanaka-senpai, siswa yang juga kelas 3 seperti Taketori-senpai.

Ketika Taketori-senpai mendengar itu...,

“Oh jadi kalian semua pergi makan siang yang menyenangkan, dan aku satu-satunya yang tidak diajak dan ditinggalkan!?” Katanya, dengan eksrpesi yang teramat kesal.

“Itu karena Taketori-senpai pada dasarnya sering sekali bolos OSIS dan mengabaikan kontak apapun dari kami. Jadi kami berpikir bahwa kau pasti akan mengabaikan kami meskipun kami mencoba mengajakakmu, itulah sebabnya kami tidak mengajakmu.”

Dengan ekspresi yang dingin, Waketos—Tatsumiya mengatakan itu.

Mendengar itu, Taketori-senpai hanya mengangkat bahunya.

“Yah, kau mungkin benar. Yang jelas, aku mau pulang! Sampai jumpa.”

Mengatakan itu, Taketori-senpai pun menuju ke arah pintu keluar. Melihat punggungnya  yang menjauh, Tatsumiya dan Tanaka-senpai menatapnya dengan tercengang.

Di sisi lain, Suzuki..., “Kau sudah mau pulang? Padahal akan lebih baik loh jika Taketori-senpai ikut bantu-bantu?” Tanyanya, dari belakang Taketori-senpai.

“Tidak, jika Haruma, Otome dan Tanaka ada di sini, maka harusnya tidak akan ada masalah dengan dokumen-dokumen yang ada.” Tanggap Taketori-senpai, dengan nada yang dingin.

“Aku—!?”

Suzuki bergumam tidak puas. Namun, melihat Suzuki yang seperti itu, Taketori-senpai tersenyum, dan kemudian...,

“Kalau begitu, Junior-kun dan Touka juga, sampai jumpa!”

Aku mengangguk tanpa berkata apa-apa, dan Touka menjawab, “Sampai jumpa.”

Melihat ini, dengan ekspresi puas di wajahnya, Taketori-senpai meninggalkan ruang OSIS tanpa basa-basi lagi.

Orang itu benar-benar tidak melakukan apa-apa, ya...

Dalam hati aku terkejut, tapi saat aku mengalihkan padanganku ke arah Ike, aku menjadi lebih terkejut lagi. Entah kenapa, Ike tampak merasa lega ketika Taketori-senpai sudah pergi.

Dia kemudian menjadi gelisah sesaat, mungkin karena menyadariku yang menatapnya, lalu...,

“Ya ampun, dia sungguh orang yang merepotkan.” Gumamnya, sambil menunjukkan senyum masam.

Aku tidak tahu bagaimana aku harus menanggapinya, jadi aku hanya bergumam “Kau benar”.

Apa dia secara pribadi tidak terlalu cocok dengan Taketori-senpai?

Yah, aku tidak berpikir kalau Ike yang merupakan Protagonis sempurna akan memiliki kelemahan yang seperti itu.

“Lama tidak bertemu, Touka-san. Aku senang bisa bertemu denganmu di hari pertama masuk sekolah setelah liburan musim panas ini.”

“H-Halo, Otome-chan.”

Lamunanku terputus begitu aku mendengar suara Touka yang tertawa. “Ahahaha.”

Saat aku melihat ke arahnya..., di sana, Tatsumiya sedang memegang tangan Touka dengan ekspresi bahagia dan menyapanya. Dia tampaknya tidak bisa berinteraksi dengan baik pada Tatsumiya.

Saat aku berpikir untuk memberikan bantuan pada Touka yang sedang kewalahan...,

“Lama tidak bertemu, Tomoki-kun. Meskipun tadi Taketori-san sempat mengatakannya, tapi tetap saja itu sulit untuk menangani tugas OSIS dengan kekurangan satu anggotanya. Semester pertama kemarin kau benar-benar telah banyak  membantu kami, tapi jika kau punya waktu luang, kami akan senang jika kau mau membantu kami lagi untuk kedepannya.”

“Tanaka-senpai, tolong jangan mencoba mengamankan tenaga kerja begitu cepat. Kupikir akan lebih baik jika kau bersikap sok mampu menangani tugas-tugas di sini.”

Dengan raut yang ceria di wajah mereka, Tanaka-senpai dan Suzuki berbicara kepadaku.

Saat melihat pertukaran di antara mereka berdua itu...,

“...Jika kalian tidak masalah denganku yang membantu kalian, aku akan selalu beredia untuk membantu. Jangan sungkan-sungkan untuk menghubungiku.”

“Wah, kita berhasil mengamankan personel, kau berhasil, Tanaka-senpai!”

“Loh, bukannya tadi kau mengatakan akan lebih baik untuk bersikap sok mampu?”

Menanggapi perkataanku, Suzuki dengan senang hati mengajukan tos ke arah Tanaka-senpai. Melihatnya, Tanaka-senpai tampak terkejut dan balas memberinya tos.

Mereka ini sudah seperti kekasih tolol ya. Pikirku, saat aku melihat mereka dengan tatapan lugas.

“Yuuji, kalau kau datang ke ruang OSIS, itu artinya kau memiliki keperluan, kan? Maaf ya sudah membuatmu menunggu.”

Kali ini, Ike mendekatiku dengan ekspresi minta maaf.

“Aku tidak punya keperluan. Hanya saja, aku sudah menjadi bagian dari OSIS sejak semester pertama. Jadi aku berpikir untuk pergi menyapa kalian. Maaf ya kalau agak mendadak gini.”

Saat aku mengatakan itu, kelopak mata Ike melebar, dan dia kemudian tersenyum.

Sikapnya yang santai itu benar-benar meningkatkan ketampanannya. Sekarang ini, Tatsumiya sedang asik mengobrol dengan Touka, tapi jika dia melihat senyuman yang Ike tampilkan saat ini, simbol hati pasti akan bisa terlihat di matanya.

“Kau cukup disiplin juga ya, Yuuji.”

Menerima tatapan lembut darinya, aku jadi merasa malu. 

“...Ah bacot.” Tanggapku, dengan perasaan sedikit kesal.

Kemudian, aku bertanya padanya perihal Taketori-senpai.

“...Ngomong-ngomong, Taketori-senpai itu orangnya sangat bebas ya.”

“Begitulah, meskipun dia pada dasarnya adalah orang yang luar biasa.” Jawab Ike, sambil menunjukkan senyum masam. Kemudian, dia bertanya padaku dengan kesan yang serius. “Yuuji, tadi apa saja yang kau bicarakan dengan Taketori-senpai?”

“Yah, hanya cerita tentang dirinya saat menjabat sebagai ketua OSIS, tapi jadi kehilangan jabatan itu karena dirimu, dan cerita tentang Tatsumiya yang selalu membicarakan Touka.”

Tentu saja, aku tidak akan mengatakan bahwa kami sempat mengangkat topik tentang Ike yang berbicara perihal diriku sebagai orang yang baik. Bagaimanapun juga, aku tidak memiliki mentalitas yang kuat.

Setelah mendengar kata-kataku, dia pun menghembuskan nafas lega.

Saat aku bertanya-tanya ada apa dengan dirinya, kali ini Ike kembali berbicara dengan ekspresi yang mengeras.

“Memang benar kalau Taketori-senpai itu adalah orang yang luar biasa, hanya saja...,  ada sedikit masalah dengan kepribadiannya. Sebenarnya sih aku tidak ingin mengatakan ini, tapi..., jika kau tidak memperlakukannya dengan jarak yang tepat, itu bisa menjadi masalah yang merepotkan.”

Mendengar itu, sontak aku tercengang.  Aku tidak menyangka bahwa kata-kata seperti itu akan terlontar dari mulut Ike.

“Apa yang Ketuka katakan itu agak keliru. Dalam kasusnya Tomoki-san, akan lebih baik jika sebisa mungkin dirimu tidak terlibat dengan orang itu...., kau bisa menyebut ini sebagai nasihat dariku.”

Sebelum aku menyadarinya, seolah-olah dia mendengar percakapan kami, Tatsumiya sudah ikut nimbrung dan mengatakan itu padaku.

Ngomong-ngomong, sekarang Touka sedang berlindung dari Tatsumiya di sampingku.

“Jadi intinya, Taketori-senpai itu memiliki kepribadian yang sangat buruk, dan akan lebih baik untuk tidak terlibat dengan dirinya, kan?”

Jadi Touka juga mendengarkan percakapan kami ya.

“Daripada dikatakan dia memiliki kepribadian yang buruk, ini lebih seperti dia itu akan mengambil sikap, [Sip, bolos ajalah]..., atau mungkin tidak deh, lagian seorang yang seperti itu pasti ada juga, kan?”  Seru Tatsumiya.

Aku belum pernah melihat Tatsumiya mengatakan hal-hal buruk tentang orang selain diriku, dan juga Ike yang entah kenapa tampak gelisah.

Taketori Kaguya, sebenarnya seperti apa sih orang itu...?

Saat aku berpikir begitu...,

“Ngomong-ngomong, Tomoki-san. Kau tahu kan kalau besok akan ada ujian kompetensi setelah liburan musim panas?” Tanya Tatsumiya padaku.

Meski bukan ujian yang seperti pada umumnya, tapi mulai besok, ujian akan digelar selama tiga hari untuk melihat sebarapa baik siswa-siswi telah belajar mandiri selama masa-masa liburan musim panas.

Namun, bagian yang menakutkan dari ini adalah peringat teratas dari perolehan nilai ujian tersebut akan dipajang seperti ujian yang biasanya.

“Ya, tentu saja aku tahu.”

Saat aku menjawab setelah menganggukkan kepalaku, Tatsumiya tersenyum dan kemudian berbicara,

“Kau kelihatannya cukup santai, tapi kurasa untuk hari ini kau lebih baik pulang secepat mungkin dan pergi belajar di mejamu. Karena aku pasti akan membalaskan penghinaan yang kuterima di semester pertama kemarin.”

Dengan senyum percaya diri, dia membusukan dadanya yang tidak besar-besar amat. Dia kemudian  tertawa tanpa rasa takut, dan berbicara juga pada Ike.

“Kau juga Ketua, kalau kali ini kau juga ingin mendapatkan peringkat pertama di angkatan kita, maka lebih baik kau menyerah saja. Karena aku yang sekarang sudah bukan aku yang dulu lagi.”

Meskipun biasanya dia sangat ramah pada Ike, tapi hari ini Tatsumiya mengatakan sesuatu yang provokatif padanya.

Kalau mau jujur, aku terkesan dengan dirinya yang seperti ini.

“Tujuan utama dari ujian ini adalah untuk melihat seberapa baik kau telah belajar selama liburan musim panas. Daripada SKS sekarang, kupikir akan lebih baik jika kau percaya  saja pada apa yang telah kumpulkan sejauh ini.”

“Kelihatannya kau juga santai ya, Ketua..., kuharap itu bukan kelengahan ataupun kesombongan.”

“Aku tidak akan lengah ataupun sombong. Tatsumiya, memang merupakan hal yang bagus kalau kau semangat dalam belajarmu, tapi terlalu berlebihan juga tidak baik. Karena jika kau jatuh sakit, semua yang telah kau lakukan pada akhirnya akan jadi sia-sia.”

Sambil tersenyum, Ike mengatakan itu pada Tatsumiya.

Mendengar itu, Tatsumiya...,

“A-Apa itu berarti kau peduli padaku dan sangat mencemaskanku...? Whoa, Ketua. Kalau kau mengatakan sesuatu yang memalukan seperti itu..., itu curang namanya.” Bisiknya.

“Hmm? Maaf, Tatsumiya, apa baru saja kau ada mengatakan sesuatu?”

Ike, si protagonis yang tidak pekaan dan tuli, bertanya seperti itu pada Tatsumiya.

Aku dan Touka melihat ke arah Ike dengan pandangan muram. Di sisi lain, Tatsumiya tampak kecewa untuk sesaat, tapi dia kemudian langsung menghela nafas lega.

“B-Bukan sesuatu yang penting kok, jangan khawatirkan itu...” Jawab Tatsumiya, yang pipinya merah merona.

“Begitu ya.”

“Ya, tapi tetap saja, akulah yang akan menempati posisi pertama dalam ujian ini, jadi lebih baik kalian berdua bersiap-siap, supaya damage yang kalian terima tidak akan terlalu besar.”

Saat aku mendengar deklarasi perang dari Tatsumiya, aku berpikir...,

Dari pada itu, aku terkejut kalau sampai sekarang Ike sama sekali tidak menyadari perasaan Tatsumiya terhadapnya.

Aku tidak begitu tertarik dengan ujian ini, tapi aku terkesan itu dengan itu.



close