Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 18

Bab 18
Ujian Ekspedisi Aharthern


Keesokan harinya--

Kastil Raja Iblis Delzogade, tempat pelatihan kedua.

“Sekarang, ayo mulai kelas.”

Kata Nousgalia setelah bel berbunyi untuk memulai kelas.

“Burung hantu memberitahuku kemarin bahwa, mulai hari ini dan seterusnya, kita akan melakukan ujian ekspedisi Aharthern dalam waktu dekat. Aku akan menagani pengawasan ujian. Dewa jarang terlibat dalam masalah seperti itu. Kalian harus berterima kasih dan memujaku.”

Nousgalia memiliki ekspresi sombong di wajahnya.

Reaksi siswa/i adalah sesuatu yang bisa ditebak.

“...Maksudku, kenapa ujian ekspedisi ini begitu mendadak... kurasa itu ceroboh...”

Murid dari faksi kerajaan itu bergumam dengan pelan, seolah ingin melampiaskan ketidakpuasannya.

Mungkin karena mereka baru saja merasakan sakit kemarin, tapi tidak memiliki keberanian untuk mengeluh secara langsung, dan suaranya sangat pelan sehingga tiak ada yang bisa mendengarnya.

Namun demikian, aku bisa mendengarnya. Mungkinkah dia berpikir bahwa menyesuaikan suaranya seperti itu akan mempetahankan harga diri mereka? Betapa naif dan tidak dewasanya itu.

“Pria yang disana, apakah ada ketidakpuasan?”

Murid itu terkejut karena gumaman kecilnya dapat didengar.

“...Nah... itu bukan apa-apa...”

“Haha”

Dengan itu Nousgalia menertawakan siswa itu.

“Pendengaran dewa itu mutlak. Menurutmu, apakah kebohongan yang berantakan seperti itu akan berlalu di depanku?”

Ditatap, siswa itu menyusut seolah dia kedinginan.

“Jangan terbawa suasana hanya karena kau berada di bawah perlindungan Raja Iblis Tirani, karena ada banyak cara untuk membuatmu menderita tanpa menyakitimu sama sekali.”

Murid itu kembali menatap Nousgalia dengan mata terancam.

“Aku nyatakan atas nama dewa. Aku akan menurunkan nilaimu karena percakapan pribadi di kelas.”

“...Apa-...!?”

“Jika kau ingin maju, kau harus menyembahku dengan tenang.”

Murid itu tidak bisa berkata apa-apa lagi sambil melewati dan bergumam ‘Aku mengerti’.

“...Lagian tuh orang, mengatakan dewa, dewa mulu, bukankah skalanya menjadi lebih kecil?”

Sasha bergumam.

Aku tertawa tanpa sengaja.

“Jika di kelas, aku akan memutuskan bahwa aku tidak akan menghalangi. Tidak, justrunya sebaliknya, dia adalah guru yang serius”

“Apa kau tidak mendengarkan, Raja Iblis Tirani. Kalau ribut di kelas, bahkan nilaimu tidak akan gratis.”

Pandangan tajam datang dari mimbar.

“Fumu. Maaf soal itu. Aku akan berhati-hati.”

Nousgalia mundur dengan mudah dan mengalihkan pandangannya dariku.

Ini tidak seperti dia bisa melakukan sesuatu sebagai setengah dewa.

“Sekarang, aku akan memberikan kebijakan kepada kalian. Aku sudah tahu kalau ujian ekspedisi Aharthern terlalu cepat mengingat level kalian. Tapi inilah materi pelajaran yang disajikan dari atasan. Artinya, ini adalah permintaan yang sangat absurd dan berpandangan sempit. Orang-orang itu mengabaikan semua kekurangan dalam pembangunan struktur Akademi Raja Iblis dan meletakkan semua tanggung jawab pada guru sepertiku. Sejujurnya, hal ini tidak akan merepotkan jika kalian tidak bodoh dan dangkal.”

Dengan cepat, Nousgalia mengatakan bahwa di tidak bertanggung jawab atas situasi tersebut.

Untuk menjaga martabat dewa, dia harus melakukan itu.

“Dengan kekuatan dan kebijaksanaan kalian, hanya tim Anos yang bisa mencapai Aharthern. Ujian seperti itu akan menjadi cacat. Tapi dewa adalah keberadaan yang mutlak. Bahkan jika atasan memberikan instruksi yang mendominasi, tidak akan ada gangguan dalam kelas itu.”

Dengan berlebihan, Nousgalia membuka tangannya.

“Dewa memberkati kalian semua.”

Cahaya berkilauan menutupi tubuh semua siswa/i di kelas dan kemudian menukik dan menghilang ke dalam dada mereka.

“Yang dibutuhkan untuk mencapai Aharthern adalah kekuatan, kebijaksanaan, dan keberuntungan. Pertama-tama, keberuntungan dari dewa diberikan kepada kalian yang tidak memiliki kekuatan dan kebijaksanaan. Takdirlah yang menghubungkan kalian dengan Aharthern. Sekarang, bahkan orang bodoh seperti kalian memiliki kunci untuk pergi dan menemukan Hutan Roh Agung.”

Memerikanysa menggunakan mata iblis, tidak adalah sesuatu yang bermasalah dalam sihir itu.

Seperti yang dia katakan, itu adalah hal nyata yang meningkatkan keberuntungan kami.

Namun, itu sangat sesuai dengan gaya para dewa yang dilakukan sejauh ini untuk menjaga penampilan kelas. Mereka menjaga tatanan. Keagungan dewa adalah bagian darinya.

“Meskipun kalian mungkin telah diberi tahu oleh burung hantu, Aharthern adalah roh. Itu diciptakan dengan rumor dan legenda tentang hutan misterius yang dihuni oleh Roh Agung, dan dia terus berpindah ke suatu tempat di dunia ini. Muncul dengan kabut dan menghilang bersama kabut. Di mana dia sekarang tergantung pada semua rumor terhadap Aharthern.”
 
Dengan ceria Nousgalia menjelaskan.

“Tapi 100 tahun tidak akan cukup bagi kalian untuk melacak rumor itu. Oleh karena itu, aku akan memberi kalian kebijkanaan lebih lanjut.”

Dia berkata dengan nada serius.

“Barat laut Midhays, Padang rumput Richards yang luas dimana itu mengelilingi kota Zehenburg. Saat kabut misterius muncul, ada peri nakal yang bersembunyi di dalamnya. Buatlah mereka tertawa, dan mereka akan langsung muncul dan membimbing kalian ke Aharthern.”

Peri nakal.

Mungkin itu adalah peri Titi.

“Kalau begitu aku akan menunggu di padang rumput Richards dulu. Batas waktunya sepuluh hari. Jika kalian tidak datang tepat waktu, kalian tidak akan bisa menghadiri kelas yang berlangsung setelah ujian ekspedisi. Berusahalah.”

Formasi sihir mengapung di kaki Nousgalia.

Sosoknya menghilang dengan cepat.

Itu pasti Gatom (Teleportasi).

“Tidak disangka bahwa Bapa Surgawi akan mengajari sebanyak ini.”

Ray mengatakan itu.

“Ras dewa benar-benar tidak bisa dimengerti. Berusaha keras menjadi guru karena akan merencanakan sesuatu di sekolah ini, dan sekarang dia akan melakukan ujian dengan cara yang sangat jujur.”

Sasha terlihat tercengang, dia masih tidak memahaminya.

“Tapi ini akan menjauhkan Nousgalia dari Delzogade selama ujian.”

Eleonor mengangkat jari telunjuknya dan berkata.

“Selain itu, dia akan ada di garis pandang Anos-kun.”

Seperti yang dia katakan, bahkan jika dia merencanakan sesuatu, selama dia ada di Aharthern, aku akan bisa melihatnya.

“Pergi ke padang rumput Richards?”

Misha bertanya, lalu--

“--Gila!!”

Dengan bunyi gedebuk, meja itu disingkirkan.

Dia adalah murid dari faksi kerajaan yang diancam oleh Nousgalia sebelumnya.

“Apa, apa-apan, di bawah perlindungan Raja Iblis Tirani!! Aku tidak membutuhkanmu untuk melindungliiku. Aku tidak mengakuinya! Siapa yang mau mengakui orang itu! Siapa-!!”

Sekelompok siswa berpakian putih memandang pria yang mengamuk itu saat dia menjauh.

“Pria yang malang...”

Seseorang bergumam.

“Ahhh!?”

Para siswa/i dari faksi kerajaan berteriak seolah-olah mereka sedang marah.

“Hei! Siapa itu? Apakah kau mengasihani aku? Dasar orang yang tidak berharga! Masih saja percaya pada omong kosong itu! Raja Iblis Tirani adalah Avos Dilhevia-sama! Dia ada disana selama perang!!”

Para siswa/i mengalihkan pandangan mereka dari pria yang menyebarkan amarahnya.

“...Ayo pergi”

“......Ya”

Para siswa/i berseragam putih meninggalkan kelas untuk mengabaikan pria itu dan menuju ujian ekspedisi.

“...Hei... apa yang kau lihat, Anos...”

Seolah ingin menegaskan, pria itu mendekatiku.

Sasha mencoba untuk masuk, tapi aku mengatakan “biar saja”.

Sasha mundur ke belakangku dengan sedikit ketidakpuasan.

“Hei? Mungkin kau telah berhasil mengambil alih Tujuh Kaisar Iblis Tua, tapi apakah kau mau berpura-pura menjadi Raja Iblis? Ha!? Orang yang tidak layak! Jijik mendengarnya!”

“Sudah kubilang kalau itu pilihanmu untuk mengakuinya atau tidak.”

“Aku memberitahumu bahwa aku tidak menyukai itu. Sungguh rendahan! Jika kau mengatakan kau adalah Raja Iblis Tirani, bunuhlah aku! Hei! Aku menyuruhmu membunuhku! Tidak bisa melakukannya!? Ha!?”

Aku menatapi pria itu dengan mata dingin.

Itu membuat seluruh tubuhnya kaku seolah-olah untuk menahan dirinya sendiri.

“Apa kau berpikir bahwa kau sepadan untuk meletakkan tanganku padamu?”

Setelah melihatku dengan tercengang, siswa itu menggigit bibirnya karena fustasi.

“Mau sampai berapa lama kau akan mempermainku? Tidak ada yang akan menjagamu. Raja Iblis Tirani tidak akan memperlakukanmu secara khusus. Memujimu sebagai pahlawan, atau membunuhmu dengan cara yang paling menyedihkan dan putus asa, tidak semuanya. Kau hanyalah iblis yang dapat ditemukan dimana-mana. Kau adalah iblis yang bahkan tidak bisa menyentuh gigimu.”

Dia memiliiki ekspresi putus asa di wajahnya, dia bahkan tampak seperti akan mulai menangis.

“Jika kau benar-benar ingin mati, kau bisa mati sendiri. Setidaknya buatlah keputusan atas kemauanmu sendiri di saat-saat terakhirmu. Akan merepotkan jika kau bahkan tidak bisa melakukan itu dan membiarkan hidupmu dalam keputusasaan.”

“......Aku............”

Pria itu hanya melihat ke bawah, seolah-olah dia bisa melihat semuanya dan tidak memiliki kata-kata untuk diucapkan sebagai balasannya.

“Sebentar lagi seluruh Dilhade akan diberitahu tentang Raja Iblis Tirani.”

Kata-kata itu menggetarkan pria itu.

“Aku tidak cukup berbaik hati untuk menyelamatkan anak manja. Teruslah menderita. Sampai kau menyadari bahwa penderitaan itu adalah apa yang kau hasilkan sendiri.”

Meninggalkan pria itu di belakang, aku menuju ke sudut kelas.

Di tengah-tengah semua itu--

“...dia ada saat itu......... Avos Dilhevia... pasti...”

Gumaman yang tidak bisa menerima kenyataan bergema dari punggungku.

Tidak peduli, aku menatap gadis-gadis di klub penggemar.

“Hmm... rute mana yang lebih dekat...?”

“Mungkin lebih mudah untuk sampai kesana, karena jaraknya tidak lebih jauh dari Azeshion dan tidak banyak bahayanya, kan...?”

“Tapi karena ini ujian ekspedisi, akan ada sesuatu disana, bukan?”

Gadis-gadis itu menyebarkan peta.

Sepertinya mereka sedang mencari cara untuk pergi ke padang rumput Richards.

“Peta tidak diperlukan. Ayo pergi ke padang rumput Richards bersama-sama.”

Saat aku berkata demikian, gadis-gadis itu berbalik karena terkejut.

“Um, um...?”

“Tapi...”

“Gak papa nih!?”

Mereka melihatku dengan campuran harapan dan keterkejutan.

“Kekuatan kalian mungkin akan diperlukan juga.”

Gadis-gadis itu terperangah ketika aku mengulurkan tanganku.

Kemudia mereka melihat satu sama lain seolah-olah mereka sedang memastikan sesuatu.

Untuk beberapa alasan, ada suasana ketepatan waktu.

“...Ingat loh ya? Itu dibagi menjadi delapan bagian yang sama, kan?”

“Aku tahu...!”

“Tapi setidaknya kau bisa memilih bagian yang mana, kan?”

Mereka membicarakan sesuatu yang tidak kuketahui.

Para gadis mengawasi penampilan satu sama lain sambil mengukur jarak dengan kaki mereka.

Beberapa detik kemudian, salah satu dari mereka melangkah maju.

“Oke! Aku jempol!”

“Kalau begitu, aku kelingking!”

“Aku jari telunjuk!”

“Aku jari tengah!”

“Jari manis!!!”

“Yah, aku akan mengambil telapak tangan!”

“Aku di punggung tangan! Benar-benar berharga karena jarang ada yang menyentuhnya di tempat seperti itu!”

“Semua orang begitu tenggelam hingga mereka lupa pergelangan tangan atau semacamnya.”

Delapan orang berkumpul bersama, dan mereka mengambil posisi yang sangat bagus, serta berpegangan pada salah satu tanganku.

“Apa yang kau lakukan?”

Aku memanggil Sasha dan lainnya yang melihat situasi ini dengan mulut terbuka.

“’Apa yang kau lakukan?’, aku tercengang...”

Saat dia mengatakan itu, Sasha datang dan meraih tanganku.

Misha bergabung di sisi lain, lalu Zeshia, Eleonor, Misa, dan Ray.

“Ayo pergi”

Menggunakan Gatom (Teleportasi), semua orang di teleportasi.



Post a Comment

Previous Post Next Post