Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 19

Bab 19
Gadis Informan


Ketika pemandangan putih mendapatkan kembali warnanya, aku melihat rumah-rumah berwarna merah bumi berjejer di depanku. Itu adalah rumah bata. Mungkin karena iklin atau budayanya, tapi sudah menjadi kebiasaan di ibu kota ini unutk membangun bangunan dengan batu bata.

“Eh? Ini bukan padang rumput, kan?”

Eleonor melihat sekeliling dengan aneh.

“Dimana...ini......?”

Zesjia bertanya dengan mata terangkat.

“Ini ibu kota Zehenburg.”

“Bukankah pintu masuk ke Aharthern di padang rumput Richards?”

Sasha mengatakan itu dan melihat sekeliling dengan rasa ingin tahu, mungkin di baru pergi ke kota ini.

“Apa kau ingat rumor yang dikatakan Nousgalia?”

“Iya, saat kabut misterius muncul di padang rumput Richards luas yang mengelilingi kota Zehenburg, ada roh-roh nakal yang bersembunyi di dalamnya. Jika membuat mereka tertawa, mereka akan langsung muncul dan memimpin jalan ke Aharthern, kan?”

Aku mengangguk dan berkata.

“Kau tidak bisa pergi ke Aharthern hanya dengan informasi ini.”

“Apa ada syarat untuk masuknya kabut?”

Misha menatapku dengan mata anorganik.

“Aa. Kurasa sengaja menghilangkan bagian ini, karena itu tidak akan menjadi ujian jika diberitahukan semuanya.”

“Cari rumor kabut?”

“Benar. Jika ada rumor tentang kabut misterius di yang muncul di padang rumput Richards, wajar untuk berasumsi bahwa kabut itu menyebar di kota terdekat Zehenburg. Jika kau bertanya, kau akan bertemu dengan seseorang yang tahu tentang itu.”
 
Ada juga keberuntungan dewa. Jadi seharusnya tidak sulit.

“Kalau begitu, lebih baik berpencar dan bertanya-tanya, kan?”

Berpencar sanga tidak diinginkan, tapi kalau di kota ini, seharusnya tidak menjadi masalah.

Dari apa yang kulihat dengan mata iblisku, Nousgalia masih di padang rumput Richards. Bahkan jika musuh lain muncul, mudah untuk menghadapinya.

“Mari kita berpencar menjadi empat kelompok. Ray dan Misa ke sisi utara kota. Eleonor dan Zeshia ke timur, Klub Penggemar ke barat. Nah, kau tidak perlu terlalu memikirkan daerah itu. Misha dan Sasha ikut denganku.”

Menggunakan sihir Gyze (Prajurit Raja Iblis), semua orang bisa berbagi pandangan mereka.

“Kalau begitu, ayo pergi.”

Ray dan Misa melambaikan tangan mereka dan pergi.

“Zeshia, aku akan menemanimu. Tanyakan tentang kabut misterius itu, apa kau bisa?”

“...Aku... mau tanya , apa kau tahu... tentang kabut... misterius?”

“Ya, begitu. Bagus sekali.”

Eleonor juga pergi, membiarkan Zesia berlatih mengajukan pertanyaan.

“Anos-sama, kami pergi juga!”

“Tentu, seharusnya ada cabang faksi penyatuan di kota ini, jadi pergilah ke sana.”

“Pada pertemuan komunikasi sebelumnya, cabang faksi bilang mereka menginkan foto Anos-sama, jadi jika itu dijadikan sebagai syarat pertukaran, informasi apa pun bisa didapatkan untukmu.”

“Tetap saja, jika tidak berhasil, maka buku tentang kisah heroik Anos-sama ini--...”

“Bukankah itu terlalu didramatisasi? Apakah tidak apa-apa?”

“Ini untuk pemula, jadi tidak memalukan untuk menunjukkannya kepada siapa pun.”

“Kalau begitu, tunjukkan sedikit?”

“Kyaaaa, ecchi!”

“Apa-apan itu, hei kau, apa yang kau tulis? Bagian mananya yang untuk pemula? Tunjukkan lebih banyak lagi!”

Klub penggemar pergi sambil memekik dan menggoda satu sama lain.

“Buku tentang Anos?”

Misha memiringkan kepalanya.

“Lebih baik Misha tidak perlu tahu itu selama sisa hidupmu.”

Saat mengatakan itu, Sasha dan Misha berbaris di sampingku.

 

“Hei. Jika kami ikut denganmu, apakah itu berarti kami kemungkinan besar adalah anak dewa?”

“Tapi bukan perbedaan besar. Misha menciptakan kekuatan dewa semu. Mata Iblis Penghancur-mu memiliki potensi untuk mengintip lebih ke dalam jurang sihir bahkan lebih dari yang bisa dilakukannya sekarang.”

Aku mengatakan itu saat berjalan.

Sasha ingin mengatakan sesuatu, tapi dia menutup mulutnya.

“Jika aku adalah anak dewa,”

Misha bergumam saat dia melihat ke bawah dan menatap tanah dengan samar.

“Jika aku adalah tatanan untuk menghancurkan Anos”

Seolah sudah jelas, katanya.

“Aku siap.”

Lalu Sasha juga menoleh padaku, dan berkata padaku.

“Baik Misha maupun aku tidak akan langsung menyerah. Tapi jika kami menemukan bahwa tidak ada yang bisa kami lakukan, kami akan mengembalikkan kehidupan yang kau berikan untuk kami.”

Kuhaha, aku tertawa menanggapi itu.

“Aku meberitahumu, aku serius, oke?”

“Aku tahu, itu sebabnya aku tertawa.”

Sedikit tidak puas, Sasha menajamkan bibirnya.

“Mengapa?”

“Apa menurutmu aku akan melupakan harapan yang kalian ucapkan hari itu?”

Dengan kata itu, baik Misha dan Sasha terdiam.

“Misalkan Misha lahir atas kehendak dewa untuk menghancurkanku, dan kalian terjebak dalam hal yang tidak masuk akal. Misha tumbuh sebagai anak yang tidak pernah ada, dan Sasha akan terus patah hati karenanya. Dan sekarang akhinya, kalian tertawa selama tiga bulan terakhir. Ini baru tiga bulan.”

Aku berhenti dan memberitahu mereka dengan jelas.

“Dan binasa begitu saja? Jangan membuatku tertawa. Aku bahkan tidak perlu memikirkan siapa yang harus dihancurkan.”

Aku mengulurkan tanganku dan menawarkannya pada mereka.

“Sudah kubilang. Aku akan menghancurkan segala ketidak masuk akalan yang berdiri di depan kalian. Jika dewa membawa tragedi kepada kalian, aku akan menghancurkan dewa itu. Jika tatanan dunia ini adalah sumber dari tragedi itu, aku akan menghancurkan tatanan itu.”

Misha dan Sasha menatap tanganku yang terulur.

“Jika kalian mempercayaiku lebih dari para dewa, peganglah tangan ini.”

Tanpa ragu, mereka memegang tanganku.

“Jangan pernah melepaskannya. Selama kalian memegang tangan ini, aku akan menyelamatkan kalian apa pun yang terjadi.”

Misha mengangguk.

“Aku tidak akan pernah melepaskannya.”

Sasha menatap lurus ke arahku.

“Aku juga, aku janji.”

Aku tertawa.

“Jawaban bagus. Jangan lupakan itu.”

Dengan tenang melepaskan tanganku, kami mulai berjalan lagi.

Kami berjalan beberapa saat, dan kemudian aku mendengar suara marah.

“Dasah nih bocil! Aku tidak tahu apakah kau informan atau apa, tapi jangan menghalangi bsinis kami dengan menyebarkan berita buruk!”

Ketita aku melihat, seorang laki-laki yang tampaknya seperti seorang pedagang dengan beberapa pria tangguh di belakangangnya, menendang kaki seorang gadis.

Rambut biru muda cerah terlihat dari tudung yang dia kenakan.

“...Rumor yang menyebar juga disebabkan olehmu. Ini adalah bisnis seperti penipuan, dan kau tidak boleh terus-menerus menipu pelancong...”

Gadis itu membalas kata-katanya dengan tegas, bahkan saat dia menyentuh tanah.

Setelah mendengar itu, pedagang itu mengalihkan pandangannya seolah-olah mengungkapkan amarahnya.

“Apa kau bilang brengsek!? Hei, beri dia rasa sakit! Buat dia menjadi tidak berani lagi menunjukkan wajahnya.”

Orang-orang yang lalu lalang melihat mereka sejenak, tapi mereka berpaling hanya karena mereka tidak ingin terlibat, dan mereka meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa.

Ternyata, mereka sepertinya punya reputasi yang buruk di kota ini.

Yah, dalam hal ini, seorang informan.

“Dengan cepat, keberuntungan mungkin telah masuk.”

“Eh......?”

Aku berjalan ke arah pedagan sementara Sasha mentapku dengan cemberut.

“Cukup sampi disitu. Jika kau seorang pedagang, bersainglah dalam bisnis. Menendang mereka yang tidak memiliki kemauan untuk bertarung tidak akan menghasilkan uang.”

Pedagang itu menatapaku dengan gusar saat aku menyela dia dan gadis itu.

“Ada apa dengamu brengsek? Apa kau kenal informan itu?”

“Tidak. Aku tidak tahan melihat tindakanmu.”

“Hahaha. Kau tidak mengenalku, lalu itu berarti kau orang asing. Biar kuberihtau, pembohong adalah gadis kecil itu. Bagaimanapun, dia penipu terkutuk yang bersikeras mengklaim bahwa ada hutan yang tidak ada. Ahartherh atau apalah aku tidak tahu, tapi tidak ada yang pernah melihat yang seperti itu.”

Kemudian gadis itu melirik pedagang itu dengan tatapan taja,.

“Aharthern itu ada. Kaunya saja yang tidak percaya.”

Fumu. Aharthern?

Rupanya ini berhasil.

“Hei, apa kau dengar itu? Tidak ada gunanya berada di piha gadis penipu jahanam ini. Aku tidak akan mengatakan hal buru, pergilah dari sini.”

“Maaf, tapi aku perlu bicara dengan gadis itu. Kau bisa pergi dari sini.”

Kata-kata itu membuat pedagang itu terkejut sejenak.

“Ada apa? Pergi sekarang dan aku akan membiarkanmu lolos.”

“...Sial, inilah mengapa orang asing... sungguh menyebalkan. Woy, aku akan memberitahumu tradisi kota ini.”

““Hee.””

Dan sekelompok pria tangguh mengelilingku.

“Maaf, tapi kau harus bersiap-siap untuk beberapa tulangmu.”

“Di kota ini, ada sejumlah tradisi di kota ini.”

“Yah, aku tidak akan membunuhmu. Jika kau tidak melawan!”
 
Pria tangguh meninggikan suara mereka.

“Ku...”

Kuku, Kukuku, Kuhahaha.

Buset dah, orang-orang ini lebih lemah dari siapapun yang pernah aku lawan dalam reinkarnasi.

Apa-apaan dengan semua sihir berdebu ini?

“Brengsek! Apa kau tertawakan!”

“Kuhaha”

“Guaaaaaaa!!!!”

Tawa yang dipenuhi kekuatan sihir bergema di udara, berputar-putar dan menghempaskan ketiga pria itu sekitar 100 meter.

“Uh, uh... uh, ehhhhh!?”

Dengan mata membelalak, lubang hidung melebar, dan mulutnya terbuka lebar hingga ke titik di mana rahangnya bisa terlepas, pedagang itu melihatnya dengan tatapan yang benar-benar keheranan.

“Oh, maafkan aku. Karena kalian mengatakan hal-hal yang terlalu aneh. Itu membuatku tertawa.”

“...tertawa... terhempas... tidak, seluruh tubuh mereka.........”

Pedagang itu tampaknya sangat terkejut sehingga dia bahkan tidak bisa berbicara.

“...A-a-a-a-a-apa yang kalian lakukan...!? Berdiri... bangun dan singkirkan orang ini... !!”

Pedagan itu gemetar dan berteriak, tapi mereka tidak bergerak saat jatuh ke tanah.

Mereka tidak akan bangun dalam situasi itu selama beberapa hari.

“Nah, kau bilang kau akan mengajariku tradisi kota ini?”

Saat aku mengatakan itu, pedagang itu mundur.

“...Kumohon, kumohon... hanya itu yang kumiliki untuk hari ini...”

Dengan perputaran yang sangar cepat, pedagang itu mengeluarkan lusinan koin emas dari sakunya

“Hou, baiklah.”

Kemudian pedagang itu tersenyum sambil menyeringai.

“Hehe, bahkan di neraka, kebaikan dan kejahatan akan ditentukan oleh uang. Jika kau punya uang di dunia ini, kau bisa melakukan apa saja. Hei, apa kau menjadi pengawalku, gan? Kalau agan mau, uang sebanyak ini bisa terus kuberikan.”

“Sepertinya kau salah paham.”

“Eh?”

Aku membentuk formasi sihir pada pedagang dengan wajah bodoh itu.

Dengan cepat, koin-koin itu terseret ke arahnya.

Segera, koin emas yang ada di tangan pedagang itu membusuk.

“...Woa...!! Apa-apaan ini... !!?”

“Itu kutukan. Kau tidak akan pernah bisa menyentuh uang lagi.”

“...Apa yang kau bicarakan... itu tidak mungkin... !!”

Pedagang itu mengubah fase darahnya dan mengeluarkan koin emas dari sakunya.

Tapi setiap kali dia mengambil koin emas, koin itu hancur.

“...bu-busuk... uangku... bohong... bohong, uangku busuk...!”

Setelah membusukkan semua koin emas, pria itu menjadi pucat.

Kurasa aku sudah memperhitungkan apa yang akan terjadi pada kehidupannya di masa depan.

“Apa, jangan terlalu depresi. Aku akan memberitahumu satu hal yang baik.”

Dengan sedikit harapan, pedagang itu menatapku.

“Uang bukanlah segalanya di dunia ini.”



Post a Comment

Previous Post Next Post