Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 20

Bab 20
Gerhana Matahari


Pedagang itu bergumam dengan ekspresi putus asa yang melekat di wajahnya.

“...Kutukan dia bilang... kalau cuman begini, banyak orang di luar sana yang bisa mematahkan kutukan ini...”

Dengan gemetar dan menggoyangkan kakinya, pedagang itu mundur dan segera kabur.

“Fumu. Reaksinya saat mengetahui bahwa kutukan itu tidak bisa dipatahkan adalah pemandangan yang bagus untuk dilihat.”

Saat aku bertahan, aku mendengus.

“Kau terlihat seperti raja iblis.”

Sasha melanturkan ejekan sarkastik.

“Kau sendiri juga begitu, kau terlihat begitu menikmatinya.”

Ketika aku menunjukkan hal ini, dia memberiku senyuman seperti yang kubuat.

“Yah, aku tidak menyukai orang seperti itu, yang menganggap uang adalah segalanya.”

“Apa, itu adalah tubuh yang tidak pernah ada hubungannya dengan uang lagi. Hanya harus berubah pikiran.”

“Apa kau serius mengatakan itu?”

Sulit dipercaya pedangan itu akan berubah pikiran, mungkin itulah yang dia maksud.

“Kalau tidak bisa, ya hanya akan mati secara perlahan. Beberapa orang tidak akan bisa menghadapi diri mereka sendiri kecuali nyawanya dipertaruhkan. Ini adalah kesempatan yang tidak berarti. 2000 tahun yang lalu, beberapa dari mereka yang mengalami pengalaman seperti itu dan tumbuh samapa titik dimana mereka dipanggil orang suci.”

Setelah melihatku mata bosan, Sasha mengalihkan pandangannya ke saudaranya.

“Bagaimana menurutmu, Misha?”

Misha merenung sejenak dan berkata.

“...akan mati...”

“Jika dia hanya akan mati demi keyakinannya dan mati demi uangnya, itu juga cara hidup yang dia mau.”

Sasha sepertinya tidak menutup mulutnya yang terbuka.

“Aku tidak berpikir itu akan menjadi cara mati yang keren, tapi itu....pasti akan berakhir dengan kesengaraan.”

“Caranya Anos banget.”

Misha mengatakannya tanpa basa-basi.

“...Ano...”

Merasa dipanggil aku pun berbalik, disana ada seorang gadis bertudung yang tadi.

“Terima kasih, kau menyelamatkanku.”

Dia tertawa tanpa beban.

“Tidak perlu berterima kasih. Aku hanya ingin menanyakan satu pertanyaan padamu.”

Dia kembali menatapku dengan senyum lebar.

“Apa?”

“Apa kau tahu bagaimana pergi ke Hutan Roh Agung, Aharthern?”

Mendegar itu, gadis itu meraih tanganku dengan kedua tangannya.

“Apa kau percaya padaku?”

Fumu. Ini reaksi yang tidak terduga.

“Mengesampingkan percaya atau tidak, aku tahu kalau Aharthern itu memang ada.”

“Eh......?”

Gadis itu melebarkan matanya.

“Mungkinkah kau pernah ke sana?”

“Ya.”

Saat mengatakan itu, gadis itu jadi lebih agresif.

“Benarkah? Kapan?”

“Terakhir kali aku pergi kesana adalah 2000 tahun yang lalu.”

“2000 tahun yang lalu...?”

Kaget lagi, gadis membelalakkan matanya.

“Yah, kau tidak harus mempercayainya. Aku hanya perlu mengetahui rumor yang beredar untuk pergi ke Aharthern. Jika kau tahu cara pergi ke Aharthern, bisakah kau memberitahuku?”

Kemudian gadis itu menunduk untuk berpikir.

“Tentu saja, aku tidak akan mengatakan ini gratis. Mintalah apa yang kau mau sebagai gantinya.”

Dia mendongak dan menatapku dengan tatapan tajam.

“Kalau begitu, sebagai ganti memberi tahu cara pergi ke Aharthern, apa kau mau membawaku ke sana bersamamu?”

Hou. Ini juga merupakan tawaran yang mengejutkan.

“Yah, gak masalah sih, tapi untuk apa kau pergi Aharthern?”

Gadis itu terdiam.

Entah kenapa, tapi aku bisa merasakan seditkit kesedihan dari ekspresinya.

“Jika kau tidak bisa mengatakannya, aku tidak memaksamu untuk memberitahunya.”

Gadis itu menunduk dan perlahan membuka mulutnya.

“......Aku tidak tahu......”

“Apanya yang tidak kau ketahui?”

Diam sejenak, lalu gadis itu berkata.

“...Aku tahu ini mungkin terdengar aneh, tapi...”

“Aku berjanji tidak akan menertawakannya.”

Dia mendongak dan menatap mataku, lali gadis itu tersenyum.

“Kau orang yang baik.”

“Begitukah?”

Gadis itu mengangguk dan memiliki tatapan misterius.

“Aku kehilangan ingatanku...”

“Hou, itu pasti sulit.”

“Ketika aku menyadarinya, aku berada di kota ini dan... kupikir aku harus melakukan sesuatu, tapi aku tidak ingat...”

Dia berbicara terbata-bata.

“Tapi, ketika aku berjalan-jalan di kota ini, aku mendengar rumor tentang Hutan Roh Agung Aharthern. Dan itu mengaingatkanku akan hal itu, bahwa aku harus pergi ke Aharthern. Aku tidak ingat mengapa, tapi aku merasa ada sesuatu yang sangat penting di sana.”

“Apa kau ingin mengingat ingatanmu?”

Ketika Misha bertanya, gadis itu mengangguk.

“Aku merasa seperti aku telah melupakan apa yang tidak boleh aku lupakan, karena itu aku yakin ada petunjuk di Aharthern.”

Jadi begitu.

Yah, dia tidak terlihat berbahaya.

Dari kelihatannya, aku tidak merasakan banyak kekuatan sihir.

Walaupun jangan lengah, tapi tidak ada salahnya membawanya.

“Jadi gimana nih?”

Sasha bertanya padaku.

“Baikkah, kami akan membawamu ke Aharthern.”

“Terima kasih banyak!”

Gadis itu tersenyum polos, memegang tanganku lagi dan menggerakkannya ke atas dan ke bawah.

“Jadi, pertanyaan kuncinya adalah, bagaimana kita bisa sampai ke Aharthern?”

“Ya, aku tidak tahu apakah ini jawaban yang benar, tapi aku akan menjelaskannya secara berurutan. Pertama, roh adalah makhluk yang lahir dari rumor dan legenda, dan Aharthern adalah roh dari legenda Hutan Roh Agung.”

“Apa aku boleh bertanya?”

Aku bertanya karena penasaran.

“Siapa yang memberitahumu bahwa roh lahir melalui rumor dan legenda?”

“Oh, tidak ada yang memberitahuku tentang ini. Kurasa aku sudah mengetahuinya sebelum kehilangan ingatanku. Jadi aku yakin aku pasti ada hubungannya dengan roh dan Aharthern.”

Ras iblis tidak ada hubungannya dengan roh.

Setelah tembok dibangun di dunia, interaksi satu sama lain seharusnya berkurang. Mengetahui bahwa rumor dan legenda lah yang melahirkan roh, membuktikan bahwa dia bukanlah iblis dari era ini.

Tidak, sejak awal apakah dia ras iblis?

“Teruskan.”

“Ah, ya. Itu benar. Aharthern mengubah jalannya tergantung rumor yang beredar. Karena itulah aku pergi ke informan dan mengumpulkan berbagai rumor. Banyak yang bilang Aharthern ada di padang rumput Richards. Lalu ada rumor bahwa itu ada di tambang Jienus. Kupikir itu salah satunya.”

“Kami tahu tempat itu adalah padang rumput Richards. Bukankah ada rumor bahwa kabut sedang menyelimuti?”

“Ya. Ada. Sebagian besar rumor mengatakan bahwa bulan menutupi matahari dan kabut misterius akan muncul di padang rumput Richards sementara hari berubah menjadi gelap.”

“Fumu. Nah, kalau begitu, sepertinya itu kemungkinan yang kuat.”

“Um, tunggu dulu.”

Sasha berkata saat meletakkan tangannya di dahinya.

“Bulan menutupi matahari, lalu apa yang harus dilakukan sekarang?”

“Gerhana?”

Misha bergumam.

“Itu tidak sering terjadi, kan? Mau nunggu sampai saat itu?”

“Oh, aku juga sudah memeriksanya. Gerhana berikutnya akan terjadi sembilan hari kemudian pada pukul 12:27, dan itu akan berlangsung sekitar 3 menit.”

Pada rumput Richards tidak jauh dari Delzogade.

Itukah alasan Nousgalia menetapkan batas ujian ekspedisi menjadi 10 hari?

“Nah, kalau begitu , itu bisa dicoba.”

“Harus membuat peri tertawa dalam 3 menit?”

Kata Misha.

“Itu masalahnya. Bagaimana membuat mereka tertawa?”

Sasha mengalihkan pandangannya pada gadis itu, lalu katanya.

“Itu dimaksudkan untuk membuat peri nakal tertawa, kan? Mungkin peri itu adalah peri yang bernama Titi, tapi karena mereka menyukai hal-hal baru, ada rumor bahwa mereka akan tertawa saat menampilkan sesuatu yang baru.”

“Bahkan jika kau mengatakan sesuatu yang baru...”

Pertanyaannya adalah sesuatu yang baru apa untuk peri Titi.

“Baiklah, tinggal coba saja. Ayo pergi. Misha, beri tahu Ray dan yang lainnya.”

“Um.”

Aku mengulurkan tanganku pada mereka.

“Pergi... sekarang? Gerhana berikutnya sembilan hari kemudian, bukan? Bukankah tidak ada yang dapat dilakukan jika pergi sekarang?”

“Tidak masalah.”

“Tidak masalah kau bilang...”

Aku membalikkan telapak tanganku dan memusatkan kekuatan sihirku.

Aku menyebarkan beberapa formasi sihir dengan sekitar 100 lingkaran sihir berlapis dan memasukkan jariku ke dalamnya.

I Guneas (Segalanya).”

Tangan kananku bersinar pucat.

Ini adalah sihir yang melintasi jarak, memegang segala sesuatu di tanganmu dan mengambil kendali.

Dengan I Guneas, aku meraih langit.

Lalu aku perlahan-lahan menggerakkan lenganku.

“......Woi woi serius nih.........?”

Sasha tercengang melihat pemandangan di depannya.

Sebagian matahari tertutupi.

“...Bulan sedang bergerak......”

Misha menatap bulan di langit.

Dengan mata iblisnya, dia dapat melihat bahwa tangan I Guneas sedang mencengkram bulan.

“Fumu. Ini tidak ringan.”

Dengan kekuatan sihir di kakiku sebagai tumpuan, aku menggerakkan lenganku sedikit demi sedikit sambil menginjak tanah, dan segera, matahari benar-benar tersembunyi di balik bulan.

Orang-orang yang lalu lalang semuanya melihat ke langit.

Hari telah berubah menjadi gelap.

“Apa kau sudah mengerti?”

Aku mengukurkan tanganku lagi ke Sasha, yang masih tertegun menatap langit.

“Tidak mungkin aku tidak bisa menggerakkannya. Sekarang ayo pergi.”



2 Comments

Previous Post Next Post