Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 21

Bab 21
Bagaimana Cara Membuat Peri Tertawa


Saat kami beralih ke padang rumput Richards, ada kabut di sekitar.

Jarak pandangnya buruk karena matahari tersembunyi, tapi sebagian besar padang rumput yang luas tertutupi kabut.

Gadis informan itu melihat pemandangan itu dengan agak nostalgia.

“Mungkin ada Aharthern di balik kabut ini.”

Dia mengatakan dengan cara yang sangat meyakinkan.

“...Kau tidak terkejut ya.”

Gadis itu memiringkan kepalanya karena perkataan Sasha.

“Terkejut? Apa yang kau bicarakan?”

Gatom (Telportasi) adalah sihir yang hilang. Kupikir kau akan terkejut jika kau bisa berpindah dari kota ke sini dalam sekejap...?”

“Oh, begitu. Itu benar. Sihir yang tadi itu luar biasa.”

Sambil berkata, gadis itu terlihat berpikir.

Dia sepertinya sedang mengingat sesuatu.

“Tapi aku merasa seperti tahu sesuatu tentang itu. Kupikir tidak aneh ada sihir semacam itu.”

“...Hei. Ngomong-ngomong, aku tidak bertanya, siapa namamu?”

“Lina, mungkin.”

“Apa kau juga tidak ingat itu?”

“Un. Sejujurnya. Akan merepotkan jika aku tidak punya, jadi aku memutuskan untuk dipanggil Lina untuk saat ini. Aku merasa seperti itu...?”

“...Ya. Maafkan aku. Aku menanyakan sesuatu yang buruk padamu.”

“Unn, tidak juga. Mungkin aku akan segera mengingatnya.”

Kata Sasha kepada Lina dengan tampilan setengah kabur dan setengah terkesan.

“Kau santuy meski hilang ingatan.”

“Depresi tidak akan mengubah apa pun. Sebaliknya, aku harus melakukan apa yang bisa kulakukan.”

Meskipun Sasha dan Lina berbicara satu sama lain, Misha melihat ke kedalaman kabut yang melayang di sekitar.

“Apa kau menyadarinya?”

“Ada banyak.”

Fumu. Seperti yang diharapkan Misha.

Memang benar, kabut ini pasti jalan masuk ke Aharthern. Jika melihat lebih dekat pada mata iblis, kau dapat melihat bahwa banyak roh bersembunyi di kedalaman.

“Aku sudah menghubungi semua orang.”

Kalau begitu mereka akan segera datang.

“Lalu, cobalah. Sasha.”

“Apa?”

“Cobalah.”

Sesaat Sasha tercengang..

“Apaan sih?”

“Jika kita tidak membuat Peri Titi tertawa, kita tidak bisa pergi ke Aharthern.”

“Oh, itu benar, dan eh... kenapa aku?”

“Aku sudah memikirkannya sejak lama.”

Ya, kata Sasah saat menanggapi.

“Kau punya bakat yang cukup untuk melawak.”

“Apa sih yang ada di pikiranmu itu!”

Sasha berteriak tajam.

Aku menunjuk wajahnya seperti itu.

“Nah, seperti itu.”

“Apa sih?”

“Sulit bagi orang lain untuk meniru karakter kembang api yang menyala sekaligus.”

“Tungg-, siapa kembang api itu!?”

“Bagus, Sasha, pertahankan. Ayo, mari kita membuat bunga besar mekar di langit itu.”

“...Anone... bahkan jika kau tiba-tiba mengatakan itu...”

Sasha sepertinya pemalu.

“Mau bagaimana lagi. Misha, bantu dia.”

Misha mengangguk.

“Akan aku coba.”

“’Akan aku coba’ memangnya apa yang mau kau coba?”

Misha dan Sasha saling berhadapan.

“Aku ada strategi.”

Dengan wajah serius, kata Misha acuh tak acuh.

Dia tampaknya percaya diri akan hal itu.

“Strategi macam apa?”

“Aku akan memberi tahumu sesuatu yang menarik.”

“Ya?”

Sasha mendengarkan dengan serius.

“Sasha melompat.”

Sasha mengangguk.

“Lalu?”

“Tertawa.”

“Banyak yang harus dilakukan!”

Sasha bergegas dengan momentum seperti itu.

“Apa itu bekerja?”

Misha melihat sekeliling.

Namun, tidak ada perubahan dalam kabut.

Peri Titi seharusnya melihat kami, tapi kami tidak merasakan respon apapun.

“Fumu. Sepertinya ktia melewatkan poin tawa Titi. Namun cukup mengejtukan, siapa sangka mereka akan tahan untuk tertawa.”

“...Itu wajar...”

Sasha mengomel.

“Teman-teman!”

Melambai, Misa dan Rei datang.

“Entah kenapa, sudah berkabut. Aku kaget saat melihat gerhana matahari tiba-tiba terjadi.”

“Apa kita siap untuk pergi ke Aharthern?”

Ray bertanya.

“Sulit untuk membuat peri tertawa, tapi tepat sekali. Sudah waktunya Ray dan Misa melakukan trik khusus. Ayo hancurkan perut mereka.”

Saat aku berkata demikian, Rei dan Misa saling memandang.

“Ah, ahaha... meski dibilang megitu, apa yang harus dilakukan?”

“Yah, mari kita coba saja.”

“...Itu benar. Dari apa yang Misha-san katakan padaku sebelumnya, jika melakukan sesuatu yang baru, mereka akan tertawa, kan?”

Aku mengangguk.

“Itu benar.”

“Kalau begitu, Ray-san. Aku akan mencobanya.”

“Apa kau menemukan ide?”

“Ya. Um... tapi aku punya satu permintaan...?”

“Apa?”

Dengan malu-malu, kata Misa.

“Eto, aku akan melakukan sesuatu yang aneh, bisakah kau jangan melihatku? Itu mungkin menunjukkan rasa malu, dan jika kau tidak menyukainya... Ahahaha...”

“Tidak masalah.”

Ray berkata lembud dengan wajah lurus.

“Tidak peduli hal aneh apapun yang kau lakukan, aku yakin akan menganggap itu menggemaskan.”

“Ray-san...”

Rei dan Misa saling menatap di dunia mereka yang dengan cepat terbentuk dalam sekejap.

“Kalau begitu, akan kulakukan!”

Ray mengangguk dengan senyum pahit.

Misa berjalan beberapa langkah menuju kabut.

Ketika dia berhenti, dia tampak seperti dia telah memutuskan tekadnya.

Lalu dia menarik napas.

“Pe-Pertanyaan! Apa nomor favoritku yang selalu aku pikirkan tentang Ray-san?”

“...Kenapa ini jadi kuis...?”

Sasha menyerukan itu dengan heran.

“Fumu. Apa jawabannya?”

Kata Misha dengan anggukan kepalanya.

“0 dan 3?”

“Begitu. Jadi 03 menjadi Ray-san.” [Catatan Penerjemah : ‘rei rei san san toiu wakeda’ Rei = 0 , San = 3]

“...... Aku tidak peduli itu......”

Sasha bergumam seolah-olah dia tertekan.

Tidak ada perubahan dalam kabut dan tidak ada suara peri yang tertawa.

“...Ahaahaha... jadi tidak berhasil ya...”

“Sepertinya tidak.”

Kata Ray.

“Yah, tapi...?”

Dia berkata sambil tersenyum.

“Mulai sekarang, pasangan angka favoritku adalah 3 dan 3.”

“Ah... ahaha...”

Keduanya yang saling menatap dan masih menciptakan dunia yang terisolasi dari yang lain.

“Hmm. Jadi 33 itu menjadi Misa.” [Catatan penerjemah : 3 = 三, hampir seperti ミ = ‘mi’ dan dalam tangga nada 3 = ‘mi’, 3 = san, cepat membaca suara angin terakhir ん, akan terlihat seperti ‘sa’. Jadinya ‘Misa’]

“Daripada itu, mereka berdua hanya saling bermesraan...”

Tapi, bahkan Ray dan Misa juga tidak berhasil ya.

Sekarang, apa yang harus dilakukan.

Saat memikirkan itu, aku melihat Eleonor dan Zeshia berlari ke arah kami.

“Maaf membuat kalian menunggu. Lebih lambat dari perkiraanku.”

“......Ma....af......”

Zeshia menundukkan kepalanya.

“Nani, kami juga sedikit berjuang di sini. Di sini sudah berkabut, tapi cukup sulit untuk membuat peri tertawa. Apa kau punya ide yang bagus?”

“Hmm, apa yang harus dillakukan untuk membuatnya menarik?”

“Mereka bilang sesuatu yang baru itu bagus.”.

Eleonor menyerukan Hmmm, sambil memegangi kepalanya.

“Untuk sekarang, ayo coba saja.”

Eleonor dan Zeshia beralih ke kabut.

“Kalau begitu, Zeshia. Haruskah kita mencoba apa yang selalu kau mainkan itu?”

“...... Me....ngerti......”

Eleonor mengangkat jari telunjuknya dan berkata dengan penuh semangat.

“Tiru Anos-kun.”

“...Fu-mu... hanya karena itu Raja Iblis... bukan berarti dia tidak memiliki kebaikan...”

Zeshia berkata dengan nada terpatah-patah.

“Tiru Ray-kun”

“...Fu... aku... menyukai Misa... Misa juga menyukaiku...”

Entah kenapa, Rei dan Misa saling bersebelahan.

“Tiru Sasha-chan.”

“....Raja Iblisku...... aku mencintaimu......”

“Eh bujug!?”

Sasha berteriak.

“Tiru Misha-chan”

“...Misha akan melakukan yang terbaik...”

“Eh, siapa itu tadi!?”

Sasha meremas lagi.

Misha memiringkan kepalanya dan menunjuk dirinya sendiri.

“Aku?”

“Hmm, kita kehabisan materi.”

Eleonor berkata dalam kesulitan.

Tapi tetap saja, tidak ada perubahan dalam kabut, dan tidak ada tanda-tanda peri akan muncul.

“.... Tidak cukup ya......”

“Lebih dari pada itu, Eleonor dan Zeshia, apa yang biasanya kalian berdua lakukan untuk bermain?”

Sasha berkata dan Eleonor tersenyum.

“Apa? Kami meniru semua orang. Aku melatihanya supaya Zeshia bisa banyak bicara.”

“Pelatihan itu bagus, tapi jangan ajari sesuatu yang aneh.”

“Aku tidak mengajarinya, tapi Sasha-chan memang terlihat seperti itu bagi Zeshia, kan?”

Sasha tidak mengatakan apa-apa.

Dia berbalik dan mundur.

“Tapi itu meresahkan. Aku telah diberitahu untuk membuat mereka tertawa, tapi ketika coba untuk dilakukan, sulit untuk mendapatkan ide yang bagus.”

Misha berpikir dengan serius.

“Fumu. Ada yang mau mencobanya lagi?”

Aku mengajukan pertanyaan itu, tapi sepertinya tidak ada yang bisa memberikan ide yang bagus.

Aharthern tidak akan bisa dimasuki tanpa membuat Peri Titi tertawa.

Dan lagi, aku rasa setiap orang tidak tahu bagaimana melakukannya.

Haruskah menggunakan sihir untuk membuatnya tertawa?

Tapi, apakah Titi benar-benar muncul dengan memaksanya tertawa dengan sihir?

“A-Anos-sama, maaf, kami terlambat!”

Aku menoleh saat mendengar suara Ellen dan melihat gadis-gadis dari klub penggemar ada di sana.

Untuk beberapa alasan, kedelapan gadis-gadis itu memiliki tongkat di tangan mereka.

“....Apa itu?”

“Oh, i-ini... kami menemukannya di kota Zehenburg, kan?”

“Ya, ya, itu adalah nama yang membawa pertanda baik, jadi saat kami sedang mencari rumor, kami tergoda untuk membelinya.”

Nama yang membawa pertanda baik?

“Hou, jadi siapa namanya?”

Setelah melihat sedikit canggung, kata Ellen.

“...to-tongkat anoss...”

“Kyaaa! Ellen ecchi, kenapa kau mengatakan tongkat anoss di depan Anos-sama? E~i!”

Jessica memukul Ellen dengan tongkat anoss.

“J-jangan gunakan tongkat anoss untuk hal-hal mesum seperti itu!”

“Kau terlihat sangat senang mengatakan itu. Lihat, kau hamil, hamil!”

Jessica memukul Ellen dengan tongkat anoss.

“H-Hei, Anos-sama sedang melihat, jadi hentikan itu.”

Ellen menangkap serangan Jessica dengan senjata di tangannya.

Tongkat anoss dan tongkat anoss saling bersilangan.

Semua orang di klub penggemar melihatnya dengan napas tidak beraturan.

Seolah-olah wahyu telah turun, gadis-gadis itu mulai terengah-engah di antara tongkat anoss satu sama lain.

Dilihat dari manapun, mereka saling memukul, tapi untuk beberapa alasan, mereka mengatakan “helm, helm!”

“Sasha, apakah itu terlihat seperti helm?”

“M-Mana aku tahu, apa kau bodoh!!”

“Apa yang membuatmu begitu bersemangat?”

“A-Aku tidak bersemengat...!”

Saat itu, Ellen, yang kehilangan tekanan dan terhuyung-huyung, menabrak Sasha.

“Ma-Maaf. Apa kau baik-baik saja, Sasha-sama?”

“Tidak apa-apa. Kau sendiri--”

Dengan momentum untuk bangun, tongkat anoss Ellen menghantam dahi Sasha.

“Kyaaaaa!”

Sasha berteriak dan lari terbur-buru.

Karena terkejut, Ellen menjatuhkan tongkat Anoss ke tanah.

“Ah......”

Aku mengambilnya dan mengembalikannya ke Ellen.

“Jika itu adalah barang yang membawa pertanda baik, jangan terlalu sering menjatuhkannya.”

“Ha, ya...”

Sambil menggenggam tongak anos dengan erat, untuk suatu alasan, Ellen berlari ke arah gadis-gadis dari klub penggemar dengan tergesa-gesa.

Dia berkata dengan lantang.

“Ini beneran membawa pertanda baik!”

Menjerit dan sambil menyebut kata misterius “Delapan dan delapan dengan helm tidak langsung!” Saru per satu, gadis memukulkan tongkat mereka.

Dan saat itulah.

--Kusukusu

Tawa terdengar dari sisi lain kabut.

Suaranya tinggi seperti gadis kecil.

--Kusukusu, Kusukusu.

--Helm tidak langsung, helm tidak langsung.

--Tongkat anoss tongkat anoss, delapan dan delapan.

--Kusukusu, Kusukusu.

Kemudian, dari dalam kabut, gadis-gadis itu muncul, mereka tampak seperti gadis kecil bersayap.

Itu adalah peri Titi.



Post a Comment

Previous Post Next Post