Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 24

Bab 24
Guru Sekolah Roh


Suara bel berbunyi.

“Kelas.”

“Kelas akan dimulai”

“Tidak bisa pergi selama kelas dimulai.”

Titi dan yang lainnya terbang mengelilingi kelas dan berkata satu sama lain.

“Fumu. Jadi karena itu pintu masuknya menghilang.”

“Tapi kita tidak punya waktu untuk mengikuti pembelajaran, kan?”

Kata Sasha.

Ray melangkah ke depan pintu yang telah di ubah menjadi dinding.

“Biar aku mencobanya.”

Membentuk formasi sihir, dia mengeluarkan Pedang Unik Sigshesta dari sana.

Saat itu, dia mengadap langsung ke arah dinding.

“--Hah......!”

Pedang unik Sigshesta berkilau seperti kilatan cahaya.

Dalam satu tarikan napas, pedang itu mengeluarkan empat tebasa menjulang.

Ray menatap dinding di depannya.

“Terpotong sih terpotong, tapi...”

Ray menggunakan Sigshesta untuk mendorong dengan ringan ke posisi yang baru saja dia potong.

Sebuah dinding segiempat dilubangi dan perlahan jatuh.

“Apa-apaan ini?”

Suara Sasha diwarnai dengan keterkejutan.

Bagian luar kelas berwarna putih bersih. Harusnya disana ada tangga tak berujung yang naik keatas, tapi sekarang tidak ada bayangan atau bentuk. Tidak ada ujung di atas dan bawah, dan ruang putih terhampar sejauh mata memandang.

“Ruang sihir?”

Misha bergumam.

“Sepertinya begitu. Kurasa mereka mencoba mengisolasi ruang kelas selama pembelajaran sehingga tidak ada yang bisa kembali.”

Meski begitu, itu bukan berarti tidak bisa keluar.

Aku mengalihkan pandanganku ke ruang sihir.

Dan saat itulah terdapat pemandangan ruang kosong yang retak.

Suara menebas ruang bergema, dan tiba-tiba tombak merah muncul.

Itu didorong keluar, dan Ray dengan cepat mundur dan menunduk secepat mungkin.

“......Ini?”

Ray menatap ujung tombak merah yang mendekati ujung hidungnya.

“Tombak Iblis Darah Merah, Dihid Atem...”

Ruang yang retak oleh tombak semakin retak.

Sambil membuat suara mencicit, retakan menyebar dan ruang sihir hancur. Seolah-olah lapisan putih telah terkelupas, bagian luar kelas telah kembali ke ruangan yang terbuat dari kayu asli.

Dan ada seorang pria yang mengacungkan tombak iblis merah.

Dia memiliki rambut pendek, penampilan yang ketat, dan penutup mata besar yang menutupi sekitar setengah dari wajahnya.

Fumu. Wajah akrab lainnya. Ini bukan kebetulan.

“Aku tidak menyangka kau berada di tempat seperti ini, Raja Kegelapam Ejes. Jangan bilang kalau Empat Raja Kejahatan itu duduk bersama di meja mereka di gedung sekolah roh ini?”

Ejes menarik tombak dan menghapusnya ke dalam formasi sihir.

Dia menatapku dengan tajam.

“Kau masih sama seperti dirimu sebelum bereinkarnasi, Raja Iblis Anos.”

“Fumu. Apa maksudmu?”

“Kau selalu meremehkan para dewa. Kau tahu bahwa jika dirimu terlalu percaya diri dengan kekuatanmu, mereka akan menghalangi jalanmu.”

Ejes berkata dengan nada berat, seolah ingin mengeluh.

“Kau sendiri juga masih mengomel seperti biasa. Jadi maksudmu anak dewa ada di antara bawahanku, jadi cepat singkirkan dia, apakah itu?”

“Aku kira itu tidak bisa dihindari. Kau hanya akan menyebabkan lebih banyak korban jika terus bersimpuh tangan.”

‘Kuhaha’, aku menertawakan kata-kata Raja Kegelapan.

“Sayangnya, aku tidak akan membuat pengorbanan, meskipun itu melawan dewa sekalipun.”

“Itu arogan. Tidak bisakah kau melihat bahwa jika kau tidak membuat pengorbanan, kau hanya akan membuat lebih banyak korban?”

Raja Kegelapan Ejes mengalihkan pandangannya ke arah Misha dan Sasha.

Mereka dengan hati-hati mempersiapkan diri.

“Aku tidak bermaksud membuat kekacauan di kelas. Hanya saja tempat ini agak menyebalkan.”

Dengan ucapan itu, Ejes menuju kursi tunggul.

“Raja Kegelapan. Sejak kapan kau bekerja sama dengan Raja Monume Scarlet dan Raja Kutukan?”

“Jika itu terlihat seperti itu, itu adalah ulah roh.”

Ejes duduk, dengan kata-kata yang samar.

“Disana.”

Misha menunjuk ke tunggul yang kosong.

Kemudian, kabut hitam mengepul, dan seorang pria muncul.

Dia adalah iblis dengan enam tanduk yang tumbuh dari kepalanya.

Dia bahkan tidak tertarik pada kami, dia hanya menatap kosong ke depan kami.

“Mungkinlah dia juga Empat Raja Kejahatan...?”

Sasha bertanya.

“Iya, dia Kaihilam Jiste, Raja Kutukan.”

Dia orang yang memiliki setengah pedang iblis pada bawahannya.

Kemungkinan besar dia tahu situasi tentang Shin.

Namun demikan, dalam kasus Raja Kutukan, itu akan sedikit menyakitkan bahkan jika dia harus menggunakan semua kekuatannya untun mengeluarkannya darinya.

Jadi, dia ini ‘dia’ yang mana?

“Kau tidak mau berbicara dengannya?”

“Fumu. Itu benar. Baiklah, ayo pergi.”

Aku menghampiri Raja Kutukan.

“Lama tidak bertemu, Kaihilam”

Ketika aku berbicara dengannya, Raja Kutukan menatapku dengan samar.

Tapi, dia tidak mengatakan apa-apa.

“Begitu, jadi sekarang kau Jiste ya?”

Lalu dia tersenyum.

“Oh, aku pikir itu siapa, ternyata Raja Iblis Anos-sama. Begitu. Jadi sudah 2000 tahun ya.”

Raja Kutukan mengatakannya dengan suara yang tidak bermusuhan.

Dia berbicara seperti wanita, tapi hatinya sekarang adalah wanita sungguhan.

“Apa yang terjadi dengan Kaihilam?”

“Dia pergi ke suatu tempat lagi dan belum kembali. Sungguh, meninggalkan kekasihnya adalah masalah bagi kebiasaan mengembara Kaihilam-sama.”

“Jadi begitu, ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan di sini?”

“Belajar. Aku gabut sampai Kaihilam-sama kembali. Bagaimana dengan Anos-sama?”

“Mencari beberapa orang. Apa kau melihat Shin atau bawahanku yang lain?”

“Ah, kalau itu ada disini beberapa waktu yang lalu. Kami mengambil kelas bersama, tapi habis itu disembunyikan. Bawahan Raja Monumen Scarlet dan Raja Kegelapan juga begitu.”

Hou.

“Apa penyembunyian ada hubungannya dengan kelas ini?”

“Tampaknya jika kau gagal dalam ujian, sepertinya kau akan disembunyikan. Satu-satunya cara untuk mendapatkannya kembali adalah dengan bertanya kepada Raja Roh di puncak pohon besar ini.”

“Apakah mudah untuk mencapai puncak?”

Jiste menggelengkan kepalanya.

“Kudengar kau harus mengambil kelas dengan serius dan lulus hal yang disebut ujian roh untuk sampai ke sana. Oh ya. Ngomong-ngomong, bawahan Kaihilam-sama juga telah disembunyikan, dia menyuruhku untuk membantu saat dia kembali. Merepotkan.”

Fumu. Dengan bawahan mereka disandera, baik Raja Monumen Scarlet dan Raja Kegelapan mengambil kelas dengan serius di gedung sekolah roh ini?

Aku tidak berpikir hanya itu saja.

“Siapa Raja Roh ini?”

“Bukankah itu Raja para Roh? Aku tidak tahu karena aku belum pernah bertemu dengannya.”

Rupanya, satu-satunya cara untuk bertemu dengan Rah Roh adalah dengan lulus ujian roh.

Begitu bertemu dengannya, aku bisa mengambil kembali bawahanku. Fumu. Sekarang apa yang harus dilakukan?

Untuk saat ini, ini saja yang ditanyakan pada JIste.

“Maaf mengganggumu.”

“Nggak kok. Sampai jumpa, Raja Iblis-sama.”

Saat aku berbalik dan meninggalkan tempat itu, Sasha yang mendekatiku berbisik.

“...Hei. Apa maksudnya itu?”

“Seperti yang kau lihat, Raja Kutukan memiliki kepribadian ganda. Dia memiliki kepribadian dari pribadi utamanya, Raja Kutukan Kaihilam, dan kekasihnya, Jiste.”

“Aku tidak mengerti...”

Sasha melirik Raja Kutukan.

Meski berpenampilan netral, tubuh Kaihilam Jiste benar-benar laki-laki.

“Kepribadian ganda tidak terlalu perlu dikhawatirkan, tapi masalahnya adalah ketika kepribadian berubah, ingatan dan muasalnya berubah total. Ketika aku mencoba mencari ingatan Kaihilam ketika dia dalam kepribadian Jiste, itu tidak bisa ditemukan,”

“Aneh.”

Misha bergumam.

“Tapi pastinya ada satu muasal, bahkan Kaihilam sendiri sepertinya tidak bisa mengubah kepribadian sesuka hati.”
 
Satu-satunya cara untuk bertanya kepada Raja Kutukan tentang situasinya adalah menunggu sampai dia keluar.

“Kukuku.”

Nousgalia-lah yang tertawa.

“Benar-benar pemandangan yang lucu. 2000 tahun yang lalu, Raja Iblis Tirani memerintah Dilhade, dan Empat Raja Kejahatan yang berada di nomor dua, akan berkumpul dan mengambil kelas seperti ini.”

“Kau sendiri, tidak berada di posisi untuk mengatakan apapun tentang orang lain.”

“Hahaha.”

Nousgaliaa tertawa dan berjalan ke kursi tunggul.

“Rencana dewa adalah mutlak. Tindakanku masih sesuai tatanan. Raja Iblis Tirami. Kau mungkin telah membawaku ke sini, yang adalah seorang dewa, demi kenyamananmu, tapi tidak ada konflik dengan tatanan dunia. Bahkan jika mengambil kelas di sini. “

Berbicara dengan santai, Nousgalia duduk.

Saat itu, bel berbunyi lagi.

“Berdering,”

“Sudah berdering!”

“Dia datang.”

“Guru akan datang”

Titi dan yang lainnya terbang mengelilingi kelas dengan berisik.

“Um, apa yang harus kita lakukan?”

Eleonor bertanya.

“Kursa kita tidak punya pilihan selain mengambil kelas.”

Ray menjawab.

“Yah, untuk saat ini lakukan saja. Aku juga penasaran siapa Raja Roh itu. Sepertinya cara tercepat membebaskan Shin dan yang lainnya adalah dengan bertemu dirinya.”

Mengatakan itu, aku duduk di tunggul.

Misha dan yang lainnya juga mengambil tempat duduk mereka.

---Waktunya Pembelajaran---

Entah dari mana, sebuah suara terdengar.

---Kita memiliki beberapa siswa/i baru hari ini, jadi mari perkenalkan diri---

Mata, hidung, dan mulut muncul di pohon besar yang tumbuh disana, yang merupakan posisi tempat pengajaran di kelas.

“Aku adalah Pohon Besar Eniyunien. Gedung sekolah roh ini.”

Suara itu menggema di seluruh kelas.



3 Comments

  1. Entah kenapa gw gk suka Dewa Nousgalia 😂
    Dan juga pelajaran sudah dimulai di sekolah Roh meskipun meninggalkan misteri2 keberadaan sisa dari 4 Raja Jahat dan Shin Reglia.😈😎👍

    Dan, makasih udh updatenya min!
    Ditunggu update selanjutnya, kalo bisa sih update dua chapter, min! 😁👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. pengennya sih gitu, cuman yg nge-tl sibuk akhir-akhir ini

      Delete
  2. Makasih update nya min
    Lanjut terus, semangat min

    ReplyDelete
Previous Post Next Post