Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 25

Bab 25
Pohon Besar Eniyunien


“Sebelum memulai, izinkan aku menjelaskan kepada siswa/i baru sedikit tentang gedung sekolah roh ini.”

Pohon Besar Eniyunien mengeluarkan suara serak seperti orang tua.

Namun, suara itu datang bukan dari wajah yang ada di pohon besar itu, melainkan terdengar bergema di seluruh kelas.

Mungkin karena pohon besar yang terletak di podium itu bukan badan utamanya.

Seperti namanya, dia adalah bangunan pohon besar ini, dan merupakan gedung sekolah roh itu sendiri.

Dengan kata lain, kami berada di dalam tubuh roh yang disebut Pohon Besar Eniyunien.

“Pengajaran tentang berbagai roh dan sejarah mereka ada di sini. Tentu saja, ada berbagai macam pelajaran lain, tapi pelajaran yang wajib adalah tentang roh.”

Dengan nada menenangkan, Pohon Besar Eniyunien berkata.

“Setiap orang yang memasuki pohon ini akan terdaftar di sekolah roh. Dan kau tidak bisa pergi sampai kau lulus dari kelas roh. Penting untuk terus belajar. Kami memiliki semua pakaian, makanan, dan tempat berteduh, jadi jangan khawatir tentang itu.”

Tetap saja, ada beberapa rumor dan legenda yang mengganggu.

Mungkin pada awalnya seseorang mengira bahwa setelah mereka tersesat di dalam sekolah roh, mereka tidak akan bisa keluar sampai lulus. Kemudian menyebarkan rumor tersebut secara luas, hasilnya bisa dilihat seperti keadaan saat ini.

“Dilarang juga melukai atau menahan orang lain dengan kekerasan. Kalau tidak patuh, akan ada hukumuan. Coba lihat, hukumannya saat ini adalah melintasi punggung ular panjang Epitheo.”

Fumu. Apa Raja Monumen Scarlet ingin membuatku menyerang dan membuatku mendapatkan hukuman?

Tapi itu bukan roh yang familiar.

“Apa itu ular panjang Epitheo?”

Saat ditanya demikian, Pohon Besar Eniyunien tertawa.

“Pertanyaan yang bagus.”

Aku belum banyak mendengar, tapi suara Eniyunien melenting.

Sepertinya dia senang mendapatkan pertanyaan.

“Kalau begitu, aku akan membiarkan siswa/i menjawab pertanyaan itu. Anak-anak, siapa yang bisa menjawab tentang Ular Panjang Epitheo?”

Raja Monumen Scarlet, Raja Kegelapan, dan Raja Kutukan berbalapan mengangkat tangan mereka. [Catatan Penerjemah : Bjir, udah kek guru di sd yang ngajuin pertanyaan buat nentuin siapa yang pulang duluan.]

“Yang lebih awal adalah Gilisilis. Silahkan coba menjawab.”

Gilisilis dengan cepat berdiri.

“Ular panjang Epitheo adalah roh yang lahir dari rumor dan legenda ular terpanjang di dunia. Pada saat lahir, ukurannya seukuran keliling dunia, dan kemudian rumor menyusul, hingga sekarang panjangnya sekitar 333 keliling dunia, karena sangat panjang, ia hanya dapat hidup di rawa sihir sekolah roh ini. Dikatakan bahwa ia hanya sesekali mengangkat kepalnya dari bawah tujuh samudra.”

“Um. Itu jawaban yang benar.”

Kata Eniyunien dengan suara rendah.

Dengan kata lain, jika kau melanggar peraturan di sekolah roh ini, kau harus melintasi punggung ular yang panjangnya 333 keliling dunia.

Dia bilang itu hukuman untuk saat ini, tapi isi hukuman mungkin dapat berubah dari waktu ke waktu. Bagaimanapun, itu mungkin akan sama merepotkannya seperti melintasi Epitheo.

Itu merepotkan.

“Jadi, aku sesekali memberikan pertanyaan tentang roh. Jika kau berhasil menjawabnya dengan baik, itu akan ditambahkan ke nilaimu. Tentu saja, ada juga kuis dan ujian roh, sehingga nilai dapat diberikan. Dan siswa yang telah mencapai nilai yang sangat baik akan lulus. Sebagai kenang-kenangan, aku akan memberi mereka tanda kelulusan. Dengan itu, kau bisa datang dan pergi sesukamu di Aharthern.”

Jadi begitu.

Dengan kata lain, kau tidak harus menemukan setiap rumor tentang Aharthern seperti yang dilakukan kali ini.

“Artinya, kau harus mendapatkan nilai yang luar biasa, tapi secara spesifik seberapa tinggi nilai itu?”

“Sebagai pohon pendidikan yang agung, aku menilainya berdasarkan intuisiku selama bertahun-tahun. Ini bukan hanya soal menilai tes. Tentu saja, tidak ada yeng lebih baik dari mendapatkan nilai. Mereka yang lulus lebih awal membutuhkan waktu dua minggu, dan paling lama lima puluh tahun.” [Catatan Penerjemah: Metode penilaian Eniyunien itu unik dan sedikit konyol, lu bakal liat ntar di bab selanjutnya.]

Apakah itu berarti tidak ada standar yang jelas?

Tidak, mungkin itu bagian dari kelas untuk menemukan standar itu.

“Apa masih tetap bisa untuk mengambil kelas setelah aku mendapat tanda kelulusan?”

“Um. Tentu saja itu mungkin. Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, kelas roh adalah mata pelajaran wajib. Selain itu, ada berbagai pendidikan yang tersedia di sini. Sesuatu seperti pedang sihir, sihir, memasak, berhitung, dan bahkan cara mendisiplinkan roh dan menciptakannya. Karena aku adalah Eniyunien, pohon pendidikan yang agung.”
 
Fumu. Sepertinya itu bisa sangat berguna.

“Jika demikian, apakah mungkin untuk mendidik seorang gadis yang tidak dapat berbicara sehingga dia dapat berbicara?”

“Tentu saja, itu mungkin. Roh memiliki kekuatan misterius. Namun, itu membutuhkan usaha.”

Sakala dari Pohon ini pasti sangat besar.

Fakta bahwa ada rawa yang dihuni oleh ular panjang Epitheo mungkin merupakan ruang sihir.

“Ini mungkin tempat yang bagus untuk membawa 10.000 Zeshia.”

“Ya, aku memikirkan hal yang sama sekarang.”

Eleonor dengan senang hati setuju dengan gumamanku.

“Ya ampun, bagaimana bisa kalian berpikir seperti itu.....daripada memikirkan tentang apa yang akan kau lakukan saat keluar, bukankah seharusnya kau memikirkan bagaiman harus lulus dulu?”

Sasha memasang ekspresi tercengan di wajahnya.

“Apa, Sasha? Apa kau takut?”

“B-bukannya aku takut, tapi bawahanmu sedang disembunyikan, dan bahkan Empat Raja Kejahatan dengan patuh belajar seperti itu. Pohon Besar Eniyunien memang memiliki suara kakek yang menenangkan di permukaan, tapi sebenarnya itu sangat buruk, bukan?”

Di sebelahnya, Misha mengangguk setuju.

“Apa, jangan terlalu khawatir tentang itu. Kau tahu kan bahwa jika kau mendapat nilai bagus, kau akan lulus.”

“Apa Anos tahu banyak tentang roh?”

Ray bertanya.

“Tidak, tidak terlalu. Bagaimana denganmu?”

“Aku mungkin tahu lebih banyak tentang mereka daripada iblis, tapi sejak awal roh adalah makhluk misterius dan aneh. Sayangnya, ada banyak hal yang tidak aku ketahui tentang mereka.”

Ya, kurasa begitu.

“Aku kagum. Kau begitu percaya diri, dan kau tidak tahu?”

Sasha mentapku dari seberang matanya.

“Santuy, kau bisa mempelajari apa yang tidak kau ketahui mulai sekarang. Ayo, fokuslah pada pembelajaran.”

Mengatakan itu, Sasha bergumam, “Kau sendiri yang memulai...”.

“Hohoho, apa kalian sudah selesai berbicara? Ayo lanjutkan kelas.”

Kata Eniyunien.

Seperti yang diharapkan dari roh yang lahir dari rumor dan legenda pohon pendidikan yang agung.

Dia berdiri teguh, tidak peduli atau terganggu dengan sedikit percakapan pribadi para siswa/i.

“Baiklah, kedepannya aku akan memberikan penjelasan tentang roh selama seminggu dulu. Setelah itu, akan ada kuis. Jika kau gagal dalam kuis ini, kau akan dibawa ke tempat persembunyian, jadi berhati-hatilah. Setelah kuis, mereka yang memiliki nilai bagus dapat melanjutkan ke ujian roh. Siswa yang telah lulus ujian roh akan bertemu dengan Raja Roh. Jika mereka lulus ujian raja roh, mereka juga akan lulus apa adanya. Jadi catat dan selalu perhatikan materi yang diberikan.”

Saat Eniyunien berkata demikian, huruf-huruf digambar di pohon besar di depannya.

“Kalau begitu, ini pertanyaan lain. Siapa nama roh seperti rubah yang hanya muncul di siang hari?”

Fumu. Aku tidak tahu.

Bukan hanya aku, tapi Empat Raja Kejahatan juga tidak mengetahuinya, dan tidak ada yang mencoba mengangkat tangan.

Jika itu Nousgalia, kurasa dia mengetahuinya, tapi dari apa yang kulihat, dia sepertinya tertidur. Mungkin tidak termotivasi.

“Hohoho, mungkin ini terlau sedikit yang mengetahuinya?”

“Baiklah, kurasa aku bisa menjawabnya?”

Itu adalah Lina, seorang gadis informan, yang mengangkat tangannya dengan sedikit cemas.

“Baik, siapa nama roh itu?”

“Itu anjing peri Gauile, kan?”

“Umm... jawaban yang benar”

Gilisilis dan Ejes menatap ke arah Lina.

Mungkin mereka tidak mengerti ketika dia mendengar jawabannya, dan mereka melihat Lina yang menjawab dengan benar dengan mata iblis mereka untuk mengetahui apakah ada yang spesial dari dirinya atau tidak.

“Aku akan menjelaskan tentang anjing peri Gauile nanti di kelas. Aku akan memberi kalian beberapa pertanyaan lagi semantara.”

Sekali lagi, pernyataan lain diajukan.

“Siapa nama pendekar roh terkuat, yang memiliki perisai rusak dan tombak patah di tangannya?”
 
Lagi-lagi, Lina adalah satu-satunya yang mengangkat tangannya.

“Babloana si Pendekar Perisai Tombak?”

“Benar. Babloana adalah peri langka yang jarang kau temui karena rumor yang beredar sedikit, namun kau bisa tahu ya.”

Lina mengangguk dengan samar.
 
Fumu. Apa itu rumor yang didapat dari seorang informan? 

“Um, jika itu roh itu sedikit lebih tua, aku bisa mengikutimu, tapi aku tidak tahu sama sekali ketika aku mendengar jawabannya.”

Eleonor mengatakan itu dengan berantakan.

“Baiklah, mari kita ajukan pertanyaan tentang roh yang terkenal. Anggap saja ini keringanan.”

Kali ini, tiga gambar datang ke pohon besar di podium, bukan huruf.

Tapi itu itu digambar dengan sangat buruk.

Salah satunya adalah manusia tongkat.
Salah satunya adalah sesuatu seperti cacing tanah yang melingkar.
Salah satunya hanyalah seperti sehelai rambut di atas lingkaran hitam.

Aku ragu, apa itu bahkan bisa disebut sebagai gambar.

“Nah, gambar ini menggambarkan tiga roh terkenal. Siapa nama mereka?”

Eniyunien berkata, seolah dia pantas untuk di jawab, tapi tidak ada yang mengangkat tangannya.

“Apa kau tidak tahu Lina-chan?”

Ketika Eleonor bertanya, dia mengangguk.

“...Karena, itu sama sekali bukan gambar yang sempurna... tidak peduli seberapa terkenalnya roh-toh itu, itu tidak mungkin.”

Lina berkata tanpa berpikir.

Segera setealh itu, ruang kelas bergetar seolah-olah terjadi gempa bumi.

“APA!!!!?”

Eniyuninen bergetar karena marah.

“Pendidikan dariku, aku yang disebut sebagai pohon pendikan yang agung....beraninya kau menganggapnya seperitu itu?.”

Suara marah Eniyunien menggema di seluruh kelas.

Bagi kebanyakan orang, ini adalah ledakan suara yang memekakkan telinga.

“Wah wah. Gawat nih. Eniyunien akan marah saat dia mendapatkan perlakuan seperti itu di kelas.”

Gilisilis mengarahkan wajahnya yang seperti jel ke arah kami.

“Fumu. Jadi bagaimana cara meredakan situasi?”

“Satu-satunya cara adalah menjawab pertanyaan barusan dengan benar. Jika tidak, aku tidak akan terkejut jika kita semua mendapat nilai nol.”

“Lalu, kenapa kau tidak menjawab?”

Raja Monumen Scarlet hanya mengangkat bahu dengan berlebihan.

Hampir tidak mungkin menebak roh dari gambar seperti itu.

“Kau sombong, Raja Iblis. Karena itulah aku mengatakan kau terlalu berbangga diri.”

Raja Kegelapan Ejes berkata dengan sekilas.

“Kurasa kau juga tidak bisa menjawabnya?”

“Memangnya aku mengerti, Mengetahui siapa manusia tongkat itu, misalnya, ibarat air yang mengalir dari hilir ke hulu. Omong kosong macam apa itu, setidaknya harus agak logis.”

Kata Ejes sambil meludah.

“Fumu, tidak heran. Kalau begitu kau harus melihatnya.”

Aku mengangkat tanganku dan berdiri.

Kemudian, menunjuk manusia tongkat yang digambar di pohon besar.

“Enam sayap manusia tongkat melambangkan ibu dari semua roh, Roh Agung Reno.”

Selanjutnya, menunjuk ke gambar seperti cacing tanah.

“Titik-titik yang ada di sekitranya melambangkan gerimis, yaitu Roh Air Agung Liniyon.” [Catatan Penerjemah : Di anime eps 6 udah di kasih liat wujud roh ini.]

Terakhir, menunjuk gambar rambut yang tumbuh pada lingkaran hitam sederhana.

“Mata yang kusam ini pasti Peri Titi.”

Guncangan kelas berhenti.

Kemarahan Eniyunien sudah mereda.

“Um. Itu jawaban yang benar. Anos Voldigoad, aku memberimu tanda kelulusan.”

Cahaya berkumpul di seragamku dan medali yang menyerupai sayap peri terpasang.

Aku tidak menyangkan bisa lulus dari yang satu ini.

Entah kenapa, meski itu pohon pendidikan yang agung, ada beberapa hal yang menyangkut suasanya hatinya.

Yah, kurasa itu hanya sebagian karakternya dari rumor dan legenda.

“...Mengapa manusia tongkat itu... Roh Agung Reno...?”

Ejes berguman dengan bingung.

“...Benda yang terlihat seperti cacing merayap itu, apa itu Liniyon...?”

Gilisilis mengerutkan wajahnya yang seperti jel seoalah mengatakan bahwa dia dengan jelas meragukannya.

“Ini bukan kebetulan loh.”

Aku berkata kepada dua orang yang tampak tercengang.

“Bahkan yang seperti ini kalian tidak tahu, itu sebabnya kalian tidak pernah menang melawanku.”



4 Comments

  1. Keren banget pengajaran dari Pohon Roh Eniyunien!
    Terlebih lg, Anos menjawab pertanyaan dari pohon Roh tersebut yg meredakan amarah pohon Eniyunien!

    Mantap bang! Lanjutkan lg donk! Klo satu Bab doank gk puas 😂👍

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Min update lagi dong , saya dah nunggiin 2 minggu ini ngak update lagi utk ch 133 +😁😁

    ReplyDelete
Previous Post Next Post