Kanojo no Imouto to Kiss wo shita Volume 1 - Bab 4


Bab 4 | - Selamat Pagi x Persetujuan -


Keesokan harinya. Setelah melalui hari yang paling mengejutkan dalam hidupku,

Bau yang samar-samar mengganggu tidurku.

Itu adalah bau miso.

Saat aku menoleh ke arah dapur, di sana aku melihat adikku memakai celemek yang sama seperti kemarin dan menuangkan sup miso yang dia masak tadi malam ke dalam panci.

"Ah. Selamat pagi. Onii-san.”

"S....."

Senyumnya yang cerah bak sinar mentari pagi.

Karena dia terlihat seperti pacarku, sontak itu membuat jantungku berdebar-debar.

Aku memanggil namanya untuk menghilangkan emosi yang tumpang tindih ini.

"Selamat pagi. Shigure!”

“Apa tidurmu nyenyak semalam? Atau apa kau bergairah dengan kenyataan bahwa adik perempuanmu yang lucu sedang tidur di sana tadi malam sampai-sampai membuatmu tidak bisa tidur?”

“...Tidurku nyenyak.”

"Benarkah? Fufu, yah tidak masalah. Nah, sarapan sudah siap. Aku akan menaruhnya di atas meja, jadi tolong bangunlah dari kasur."

Saat dia memberitahuku begitu, aku pun segera keluar dari futon.

Aku lelah.

Aku bilang padanya kalau itu ‘nyenyak’, tapi itu bohong.

Di balik pintu geser, seorang gadis dengan wajah yang persis seperti pacarku sedang tidur. Tidak mungkin aku bisa tidur nyenyak.

Namun, pikiran itu hanya keluar sebentar.

Itu karena sebelum aku tidur kemarin, aku tahu sifat Haruka dan Shigure. Mereka mirip tapi tidak persis sama.

Kepribadian mereka sangat berlawanan, tidak peduli semirip apa pun mereka, hanya aku yang bisa melihat perbedaannya.

Yah, itu terasa seperti aku harus melakukan yang terbaik sebagai keluarganya.

Namun ada perasaan tidak enak, apa yang akan terjadi jika keberadaan Haruka diketahui oleh iblis kecil ini.

Alasanku kurang tidur, jelas karena aku memikirkan Haruka, bukan Shigure.

....Jadi, bagaimana aku harus menjelaskan situasi ini pada Haruka?

Ini masalah yang tidak bisa dihindari dan juga sangat sulit.

Apa yang akan dia pikirkan? Jika dia mengetahui bahwa aku, yang adalah pacarnya, tinggal bersama seorang gadis yang mirip seperti dia.

Sejujurnya, aku khawatir.

Namun, bukannya aku melakukan sesuatu yang buruk, hanya saja tidak ada yang bisa kulakukan untuk situasi ini.

Jika aku berbicara dengan Haruka, dia pasti akan mengerti.

Dan jika aku harus membicarakan ini padanya, lebih baik melakukannya secepat mungkin.

Tidak melalui LINE. Tapi langsung bertatap muka.

Aku akan berbicara dengannya sekitaran tengah hari.

Pada pukul 2 malam, aku pun berhasil menyimpulkan kekuatiranku.

Itu sebabnya aku merasa lelah.

Aku menyingkirkan futon sambil menggosok mataku yang masih mengantuk. Kemudian mengatur meja.

Menu hari ini adalah nasi putih, sup miso tadi malam, telur goreng, dan parutan kol.

Sudah bertahun-tahun sejak aku makan nasi yang mengepul di pagi hari.

Kupikir itu saat ibuku masih hidup.

".......Terima kasih. Kita akan memutuskan tugas rumah."

“Aku mau tanya, kau sarapan apa saat kau masih tinggal sendiri?”

“Itu bisa berupa roti atau malah tidak sarapan.”

"Aku mengerti. Sepertinya aku tidak bisa meninggalkan urusan dapur padamu, Onii-san. Mari bagi pekerjaan, bukan tugas. Aku memasak dan mencuci pakaian. Onii-san akan mengurus sampah dan mencuci piring. Bagaimana dengan itu?"

"Tentu, jika Shigure baik-baik saja dengan itu."

“Baiklah, kita sepakat dengan ini.”

Kami sarapan sambil memutuskan aturan hidup komunal.

Seperti saat makan malam kemarin, makanan yang dimasak Shigure sangat enak.

Hidangan utama tadi malam adalah salmon panggang. Pagi ini telur goreng dan sup miso.

Aku tidak berpikir ada banyak ruang untuk memikirkan masakanku. Meskipun kami memasak hidangan yang sama, keterampilan memasaknya luar biasa.

Salmonnya kental dan manis tanpa dikeringkan, dan telur goreng hari ini kental dan setengah matang.

Kuah misonya juga harum, dan tekstur jamur enoki* yang dipotong pendek-pendek juga enak. [Catatan Penerjemah: Jamur populer dalam masakan Jepang]

Dia benar-benar hebat. Bahkan jika namanya bukanlah Haruka, Shigure adalah adikku.

Aku yakin, aku telah menjadi kakak yang sangat buruk.

Saat aku merendahkan diri, Shigure meletakkan sumpitnya dan berbicara denganku.

“Ngomong-ngomong, Onii-san. Ada hal penting yang ingin kukatakan sebelum pergi ke sekolah."

“Hm? Apa?”

“Hari ini, aku juga akan pergi ke Seiun.”

Seiun. Hanya ada satu tempat di prefektur yang disebut dengan nama itu.

SMA Seiun. SMA tempatku bersekolah.

Ini adalah sekolah swasta bergengsi yang terkenal di prefektur Kanagawa.

"Jadi begitu, itu berarti kita menghadiri sekolah yang sama."

“Dan itu di kelas yang sama juga. Onii-san masuk dalam kelas khusus, kan?”

“Serius?”

Hanya ada satu kelas khusus di Seiun.

Setelah kau memasuki kelas khusus, kau akan tetap berada di kelompok yang sama selama dua tahun ke depan.

“Itu artinya kita akan bertemu satu sama lain sepanjang waktu.”

"Iya. Karena itulah, Onii-san. Aku ingin merahasiakan kalau kita menjadi kakak beradik."

“Hmm? Kenapa?"

“Kau ini tidak memikirkannya ‘kan. Nah, orang tua kita menikah lagi, tapi kita ‘kan baru bertemu kemarin. Jika kau mengetahui bahwa seorang anak laki-laki dan seorang anak gadis tinggal di rumah yang sama, si gadis akan menjadi lauk bagi si laki-laki. Ya kan!"*

[TN: 男子の格好のズリネタ. Disini zurineta, adalah kata gaul yang berarti bahan coli.]

“Bo~o!”

Sup miso! Sup miso itu masuk ke hidungku...!

“Kau, seroang gadis harusnya tidak menggunakan kata-kata seperti itu!”

“Itu fakta, jadi aku tidak bisa mengatakan apapun. Pokoknya, aku tidak ingin membawa reputasi seperti itu sejak hari pertama masuk  di sekolah yang baru.”

Yah, itu tentu masa depan yang mudah ditebak.

Sebagai anak SMA yang aktif, aku bisa menjaminnya dengan percaya diri.

Kekhawatiran Shigure benar.

“...Dengan kata lain, apa kita harus berbohong?”

“Tidak, kau tidak perlu berbohong. Itu akan merepotkan ketika kebohongan itu tiba-tiba terungkap dan kita harus mencocokkan kebohongan sebagai dua orang. Hanya tidak perlu mengatakan itu. Jika guru bertanya sebelumnya, cukup diam. Untungnya, nama keluarga kita adalah "Sato". Itu nama keluarga yang umum, jadi jika kita tidak mengatakannya, mereka tidak akan menyadarinya.”

"Oke, aku tidak keberatan,"

Tidak ada alasan untuk menolak.

Aku tidak ingin digunakan oleh teman sekelasku untuk khayalan konyol mereka.

Meskipun itu rumor tanpa akar dan daun, aku tidak mau Haruka mendengar ini.

Jadi alasan untuk menolak usulan Shigure ti.......

Ah. Tidak, tunggu.

Aku tidak bisa berjanji untuk tidak memberi tahu siapa pun.

Haruka harus mengetahuinya, dan ada orang lain yang sering berkunjung ke rumah ini.

"Maafkan aku. Aku berjanji aku tidak akan mengatakannya secara acak, tapi ada orang yang ingin aku beritahukan. Mereka-mereka yang mengunjungi rumah ini sepanjang waktu. Aku ingin berbicara dengan mereka cepat atau lambat. Aku akan mengecualikan itu."

Aku tidak menyebutkan nama Haruka, karena jika dia tahu bahwa aku punya pacar yang persis seperti dia, Dia akan membuat wajah nakal itu lagi.

Aku tidak bermaksud menyembunyikan itu, tapi aku tidak ingin memberitahunya secara langsung.

Shigure tampak sedikit tidak puas dengan konfirmasiku.

“...Teman, apa dia bisa menyimpan rahasia?”

"Aku bisa mempercayai dirinya lebih darimu dalam hal itu."

“.......Mau bagaimana lagi. Tidak masalah. Namun, kau harus memberi ciuman selamat pagi di pipiku sebagai permintaan maaf.”

Shigure menyeringai dengan senyum nakal.

Gadis ini, melakukan hal semacam itu lagi...!

“’Kan sudah kubilang untuk tidak melakukan itu.....!”

“Aha. Kenapa wajahmu merah cerah? Bukankah itu hanya sekedar salam kalau mencium pipi anggota keluargamu? Di luar negeri itu normal loh."

“Aku tidak suka cara bicara yang dimana aku harus melakukan itu di Jepang hanya karena mereka melakukannya di luar negeri!”

“Kurasa kau tidak memiliki keberanian untuk mencium pipi seorang gadis. Tapi jika kau tidak mau mendengarkan keegoisanku, aku tidak akan memberimu izin. Nah? Apa yang kau inginkan? Onii-san yang lemah!”

“Tidak, Jangan meremehkanku! Kalau hanya sejauh itu.... lupakan!"

Itu bohong. Aku tidak bisa melakukannya.

Sulit bagiku untuk bangun hanya dengan memegang tangan gadis itu.

Tapi sekarang, sudah menjadi jelas apa seleranya.

Aku bisa tahu itu dengan melihat wajahnya.

Dia menyeringai sambil melihatku kewalahan.

Dia tidak ingin aku menciumnya.

Dia hanya bersenang-senang saat melihatku merasa malu.

Jika aku tidak melakukannya, dia akan mempermainkanku lebih jauh.

.....Ini tidak bagus.

Aku harus memberitahunya. Jika aku tidak mengajarinya arti dari 'tikus yang terpojok pun bisa menggigit kucing'*, aku akan dipermainkan selama sisa hidupku. [Catatan Penerjemah: 窮 鼠 猫 を 噛 む]

Aku berpura-pura menjadi kuat, meletakkan tanganku di atas meja, dan meregangkan tubuh bagian atasku.

Dan kemudian, aku mendekati Shigure yang menolehkan pipinya seolah mengatakan 'Hore-Hore.'

“.............”

Ada apa dengan pipi tembem putih ini.

Orang ini adalah orang yang mirip dengan Haruka.

Tidak, jangan ragu.

Jika aku bertindak malu sekarang, aku akan dipermainkan lagi.

Aku akan melakukannya sekali untuk selamanya. Dan serahkan itu pada momentum.

Merasa malu, aku mendekatkan bibirku ke pipinya.

Di saat itu, aroma sampo yang menyegarkan melayang dengan lembut.

Aku pun berhenti bergerak.

Karena aroma itu sama dengan Haruka.

Sial, bukan hanya wajahnya, tapi juga baunya.

Rasa bersalah yang pahit tumbuh di dadaku.

Meskipun dia adalah saudara tiriku, dan itu adalah pipinya, aku akan mencium gadis yang baru saja kutemui kemarin.

Aku bahkan tidak pernah mencium Haruka.

Bukankah ini adalah pengkhianatan pada Haruka?

Dapatkah aku melakukan ini dan apakah aku dapat menghadapi Haru saat istirahat makan siang?

"Ya, ya! Berhenti!"

“U~o?”

Aku tersesat dalam pikiranku dan Shigure mendorongku mundur.

Dia membuat wajah canggung.

"Astaga! Onii-san! Pikirmu aku serius! Itu jelas lelucon. Bukankah berciuman hanya dilakukan dengan orang yang kau sukai?”

"Oo, ‘kan kau yang menyuruhku melakukannya."

“Jangan bilang kau serius tentang itu. Onii-san kau mesum☆”

“.....Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku merasakan dorongan untuk memukul seorang wanita.”

“Kyaaaa! Tidak Ada Kekerasan Dalam Rumah Tangga.... Yah, aku yakin itu salahku. Maafkan aku."

Segera Shigure menundukkan kepalanya.

“Kau bebas memberi tahu temanmu. Jika kau merasa itu dibutuhkan, kau dapat membicarakannya dengan siapa pun. Jika kau tidak memberitahu publik saja sudahlah cukup.”

Kemudian aku bangun dan mulai membersihkan piring.

......Entah bagaimana aku menjadi patuh.

Apa yang terjadi?

Aku tidak berpikir aku pemalu.

Memahami hati seorang gadis memang terlalu sulit bagiku.



3 Comments

Previous Post Next Post