Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 31

Bab 31
Ingatan Taman Bunga


“Fumu. Lina, bukankah tangga yang kau pilih salah?”

Ada total lima anak tangga menuju puncak pohon besar itu. Kami memiliki tiga orang benar, aku, Ray dan Misa.

Tangga yang dipilih Lina sudah pasti salah.

“Ya. Tanggaku bukan jalan yang benar, soalnya itu mengarah ke bawah.”

Kalau kau menuruni tangga itu, bukankah kau akan kembali tempat tadi, seperti yang dikatakan Eniyunien. Jika tangga yang kulalui benar, maka tidak mungkin kami berpapasan.

Di ujian ini dilarang menghancurkan tembok dan mengambil selain jalan asli.

Maka satu-satunya hal yang dapata dipikirkan adalah--

“......Jalan rahasia?”

Atas pertanyaanku Lyna menganggukan kepalanya. Jadi itu berati jalan rahasia juga dihitung sebagai salah satu jalur utama dalam ujian ini.

“Saat aku menuruni tangga, aku tiba-tiba teringat sesuatu. Seperti dugaan, aku pernah ke sini sebelumnya. Aku merasa bahwa tangga Gniere bukanlah jalan yang lurus, dan ketika aku mencari di dinding, ada jalan rahasia seperti yang kau lihat sekarang.”

Jadi begitu. Jadi itu bukan hanya sekedar ujian keberuntungan

“Apa kalian mendengarku?”

Melalui Komunikasi Pikiran (Leaks), aku berbicara kepada semua bawahanku.

“Sepertinya ada jalan rahasia di pinggiran tangga. Kalau kau menemukannya, jalan itu akan mengarah ke jalan menuju puncak. Carilah itu.”

“Aku mengerti.”

“Um.”

“Dimengerti!”

Aku mendapat balasan dari Misha dan lainnya. Jika semuanya berjalan dengan baik, semua orang akan bisa mencapai puncak.

“Nah, Lina. Kalau pernah ke sini sebelumnya, itu berarti kau pernah menjalani ujian roh, kan?”

Saat ditanya, dia menggelengkan kepalanya.

“...Yah, aku tidak ingat sama sekali bahwa aku menjalani ujian roh... tapi aku merasa seperti aku pernah melewati tangga Guniel ke atas......”

Apa kau hanya tidak dapat mengingat, atau apakah kay berada dalam posisi untuk bertemu dengan Raja Roh tanpa melalui ujian?

“Aku cukup yakin ada jalan pintas di suatu tempat.”

“Itulah tempat yang pasti ingin kutemukan.”

Menggunakan Limnet (Perspektif Jarak Jauh), bidang penglihatan Ray diproyeksikan di sana.

Aku memutuskan untuk melanjutkan berjalan sambil menunjukkannya kepada Lina.

“Kalau kau mengingat sesuatu, beri tahu aku.”

“Ya”

Aku menaiki tangga. Lina mengikutiku di belakangku dan terus menatap pandangan Ray yang tercermin dalam Limnet (Perspektif Jarak Jauh).

Setelah beberapa saat, ujung tangga itu terputus.

 

“Fumu.”

 

Saat aku melihat keluar dari sana dan melihat sekeliling, aku melihat belasan pohon tubular tumbuh ke atas. Semuanya cukup besar untuk memuata sekitar tiga orang di dalamnya.

Tangga yang Ray dan Misha naiki mungkin berada di antara pepohonan itu. Melihat ke bawah, aku bisa melihat ruang ujian.

“Ini, sepertinya ujian.”

Lina meninggikan suaranya dan menunjuk ke pelakat kayu di dekatnya.

--Ujian Kebijaksanaan dan Keberanian--

Melangkahlah ke jalan tanpa ‘jalan’, maka jalan itu akan muncul. Jalan ini akan menolak segalanya kecuali keberanian dan akan menjerumuskan ke jurang yang dalam.

“Fumu. Jadi kau menyuhku untuk percaya bahwa ada jalan dan melanjutkan. Mungkin kalau kau mencoba bermain aman dengan menggunakan sihir Fres (Terbang), kau akan dijatuhkan dan kau akan gaga;.”

Tanpa ragu-ragu, aku melangkah ke udara. Aku mendengar suara langkah kaki. Pasti ada tangga tak terlihat di sana.

“Kau bisa mengikuti di belakangku.”

“......Ya”

Lina berjalan di belakangku dengan cara yang sedikit takut. Setelah beberapa saat, kami berhenti.

“Di sini kita akan berbalik.”

Percaya bahwa tangga ada di sana, aku berbalik. Kakiku menginjak udara dan menaiki tangga.

“...Bagaimana kau tahu langkah tarnsposisi itu?”

“Pikirkanlah kembali. Bukankah setiap tangga yang pernah kau naiki akan selalu berputar untuk setiap 100 anak tangga. Segala sesuatu mulai dari ukuran pendaratan hingga semuanya berada pada interval yang sama. Aku tidak dapat memikirkan apa pun selain sebuah petunjuk akan ujian ini.”

Ini adalah ujian kebijaksanaan dan keberanian. Bersamaan dengan keberanian, kebijaksanaan juga diuji untuk melihat apakah hal itu disadari atau tidak.

“...Meskipun kau mengatakan untuk memikirkannya, tapi aku tidak peduli dengan jumlah anak tangganya, apalagi ukurannya...”

“Yah, itu tidak masalah. Kau hanya harus berkonsentrasi mengingat jalan pintas.”

Lina menatap punggungku dan berkata.

“Luar biasa. Kau benar-benar berjalan dengan santai.”

“Apa? level ini seharusnya tidak lebih dari tipuan anak-nak. Tentunya, semikin tinggi kau melangkah, semakin sulit ujian itu.”

Saat aku berkata begitu, Lina berhenti. Dia berbalik ke samping dan menatap kehampaan.

“Ada apa?”

“...Akuingat... aku merasa... pasti ada jalan di sini...”

Tangga tersebut berputar setiap 100 anak tangga. Saat ini, dari pendaratan, hanya sekitar 33 anak tangga.

Seharusnya tidak ada petunjuk khusus untuk bergerak ke samping, tapi jika Lina mengatakan ada jalan, tidak mengherankan jika ada.

“Jalan rahasia?”

“Mungkin, tapi aku tidak tahu apakah itu jalan pintas...”

Lina mengambil langkah berani ke depat. Dia seharusnya benar-benar keluar dari tangga, tapi dia tidak jatuh.

Ada jalan tak terlihat di sana.

“...Aku ingin tahu apakah aku bisa pergi ke sini...? Aku merasa ada sesuatu yang penting di sini...”

Dengan tatapan tajam, Lina mengatakan itu.

“Ayo pergi bersama.”

“Apa kau yakin? Bagaimana jika itu jalan memutar?”

“Aku berpikir identitasmu haru diketahui.”

Dia tahu tentang sekolah roh sejauh ini dan mungkin saja mengenal Raja Roh. Jika dia mengingat ingatannya, itu mungkin akan menjadi petunjuk tentang siapa Raja Roh itu.

Selama tidak jelas apakah Raja Roh adalah musuh atau sekutu, tidak ada ruginya mendapatkan informasi.

“Terima kasih.”

Sambil tersenyum, Lina menuruni tangga tak terlihat. Kupikir itu akan naik, tapi tangga itu turun.

“...Seperti dugaan, tampaknya ini jalan memutar ke puncak...?”

“Tidak apa-apa, Ray dan yang lainnya juga sedang bergerak menuju puncak. Bukan ide yang buruk untuk mencari tahu apa yang ada di sini.”

Lebih jauh melangkah, Lina berhenti. Dia mengulurkan tangan di depannya dan menyentuh sesuatu yang tidak terlihat oleh mataku.

“Kurasa mungkin ada pintu di sini.”

“Ayo kita buka.”

Aku bertukar posisi dengan Lina dan meraih ruang di mana aku tidak dapat melihat apa pun. Tentunya, perasaan seperti pintu ditularkan melalui jari-jariku.

Dengan meraba-raba, aku temukan kenop dan memutarnya. Pintu terbuka dengan suara engsel berkarat dan deritan.

Aku melangkah ke dalamnya.

“Ah......”

Lina meninggikan suaranya.

Seolah dunia dicat ulang dengan kuas, seluruh permukaanya berubah menjadi hamparan bunga.

Ada banyak bunga berwarna-warni yang belum pernah kulihat dengan warna merah, biru, dan kuning.

Sebuah pintu kayu berdiri di atas bukit tempat kami berada. Jika membukanya, mingkin akan dapat kembali ke tempat semula lagi.

“Apa kau ingat sesuatu?”

“......Hmm......”

Sambil menggelengkan kepalanya, Lina tertegun menatap hamparan bunga di depannya.

Sudah berapa lama dia melakukan itu?

Tiba-tiaba, air mata mengalir dari matanya.

“...E~eh...? Aneh... ada apa denganku...?”

Lina bingung dengan luapan air mata dan menyekanya dengan tangannya.

“Aku tidak tahu... Aku tidak ingat sama sekali... tapi aku merasa seperti sudah sering ke sini...”

Dia pergi, terhisap ke dalam kenangan.

“Tunggu.”

Saat aku meraih bahunya, Lina menoleh ke belakang dengan rasa ingin tahu.

“Aku tahu kau ada di sana. Tunjukkan dirimu.”

Mentap hamparan bungan dengan mata iblis. Kemudian, kabut hitam berkumpul di satu tempat, dan iblis dengan enam tanduk muncul dari dalamnya.

Itu adalah Raja Kutukan, Kaihiram Jite.

“Maaf mengejutkanmu, Raja Iblis-sama.”

Dengan nada perempuan, Raja Kutkan mengatakan itu. Jadi sekarang kau masih dalam kepribadian Jiste.

“Aku sudah menunggu seseorang datang ke sini. Di sini, dimungkikan untuk menghindari pengamata Pohon Besar Eniyunien dan Raja Roh.”

Aku tidak merasakan permusuhan darinya. Pertama-tama, ketika dia adalah kepribadian Jiste, kekuatan sihirnya jauh lebih rendah daripada Kaihiram.

Tidak peduli apa yang dia lakukan, dia tidak bisa melukaiku.

“Fumu. Kau berbicara seperti kau bermusuhan dengan Raja Roh?”

Jiste mengangguk dan berkata.

“Raja Kutkan dalam penyembunyian ilahi. Meskipun dia tidak mendapatkan nilai gagal, tapi itu adalah perintah langsung dari Raja Roh. Dia mengancamku untuk melakukan apa yang dia katakan jika aku ingin mendapatkan kembali Raja Kutukan, dan itulah mengapa bawahan Raja Kutukan, Gerad-sama pergi ke Delzogade,”

Disembunyikan, ya.

Tubuh Raja Kutukan Kaihiram sama dengan Jiste di sini.

Apakah mungkin untuk hanya menyembunyikan muasal Kaihiram?

Yah, bagaimanapun tubuh Raka Kutukan itu sendiri unik, dan lagi lawannya adalah Roh.

Bukan tidak mungkin.

Mungkin juga kepribadian Kaihiram disegel sehingga tidak dapat muncul ke permukaan.

Terlepas dari niat sebenarnya, Raja Monumen Scarlet tidak diragukan lagi adalah bawahan Raja Roh saat ini.

Jika bawahan Raja Kutukan diancam oleh Raja Roh, apa masuk akal untuk berpikir bahwa ketiga iblis yang datang ke Delzogade tergerak oleh spekulasi Raja Roh?

“Apakah Raja Kegelapan Ejes juga terlibat dengan Raja Roh?”

“Bawahan Raja Kegelapan Ejes sepertinya disandera, jadi kupikir dia dengan enggan di sekolah roh ini, sama sepertiku.”

Ejes mengatakan bahwa itu adalah pekerjaan roh dimana Emat Raja Kejahatan bekerja sama.

Jika kau ingin menyelamatkan bawahanmu, kau seharusnya menjelaskan detailnya padaku, tapi apakah itu berarti nyawa bawahannya dipertaruhkan?

Nah, Ejes adalah pria yang dengan harga diri tinggi. Apapun situasinya, dia tidak akan pernah menunjukkan sisi lemahnya padaku.

“Bawahan Raja Kutukan, Gerad, memiliki setengah pedang iblis. Itu adalah Pedang Penjarah Gilinojes milik Shin Reglia. Apa kau tahu darimana dia mendapatkannya?”

“...Kurasa dia mendapatkannya dari Raja Roh, jadi Raja Roh ingin dian memancing Misa Ililogue keluar.”

Shin sekarang dalam penyembunyian ilahi.

Bukan hal yang aneh untuk berpikir bahwa raja roh mengambil setengah dari pedang ibilis dan memberikannya kepada bawahan Raja Kutukan.

“Lalu, siapa itu Raja Roh?”

Jiste menggelengkan kepalanya dari sisi ke sisi.

“...Aku tidak tahu... Tapi sepertinya dia sudah lama berada di Aharthern ini, sejak 2.000 tahun yang lalu. Segera setelah Raja Iblis-sama bereinkarnasi, Roh Agung Reno juga menghilang, Setelah itu, dia tampaknya menggantikan tempat Reno dan menjafa hutan ini sampai hari ini.”

Jiste membentuk formasi sihir. Partikel sihir berkumpul dan sosok orang di sana tergambar.

“Aku pernah melihat Raja Roh sekali. Dia seperti ini.”

Apa yang Jiste gambar dengan kekautan sihirnya adalah seorang berarmor hitam legam dengan topeng mengerikan.

Dia adalah pria yang menginvasi Azeisis (Penjara Dimensi) yang dibuat oleh Melheys di turnamen pedang iblis.



2 Comments

Previous Post Next Post