Kanojo no Imouto to Kiss wo shita Volume 1 - Bab 7


Bab 7 | - Busa x Sore Hari -


Beberapa hari telah berlalu sejak aku mendapatkan seorang adik perempuan yang terlihat persis seperti pacarku.

Shigure dengan cepat aktif di dalam kelas kami dengan keterampilan komunikatifnya yang luar biasa. Jelas sekali bahwa dia memiliki cara yang bagus untuk bergaul dengan orang lain.

Di setiap waktu istirahat, dia tidak pernah sendirian dan selalu menjadi pusat dalam sekeliling kelompok yang berkumpul.

Anehnya, dia tidak menjadikan dirinya sebagai pusat kelompok, dan memilih posisi yang sangat netral, tidak membeli terlalu banyak favoritisme atau permusuhan di antara lingkaran teman-temannya,

Seperti yang dikatakan Tomoe.

Analisis kekuatan mereka dengan tepat dan kendalikan lingkunganmu.

Ini pasti “cara hidup” Shigure. Dia sangat ahli dalam hal itu.

Hubungan kami sebagai kakak beradik berjalan dengan baik.

Aku punya cara untuk menghadapi Shigure, yang merupakan saudari kembar dari pacarku. Itu karena aku siap menerima Shigure, atau lebih tepatnya, kami membuat kontrak.

Sekarang, rasa malu sudah hampir hilang saat aku berinteraksi dengannya.

Aku tidak pernah benar-benar berbicara pada gadis dengan baik sebelum berpacaran dengan Haruka.

Aku menyadari bahwa manusia pasti akan bisa beradaptasi ketika mereka didorong oleh kebutuhan mereka.

Namun, aku masih belum terbiasa tinggal bersama seorang gadis.

Itu bahkan lebih merepotkan karena dia terlihat persis seperti pacarku.

Aku tahu bahwa aku seharusnya tidak berpikir seperti ini, tapi terkadang aku melihatnya sebagai Haruka.

Itu sebabnya aku terus menyuruhnya untuk berhenti bermain-main, tapi dia tidak mau mendengarkanku, malah dia justru mengatakan "Aku boleh membuatmu memanjakanku, tahu?"

Dia tidak mau mendengarkan. Aku ingin menarik kembali kata-kata yang kuberikan secara tidak sengaja.

Tidak ada gunanya... dia melakukan apa yang dia suka.

Aku mengutuk kecerobohanku.

Meski aku mengutuk diriku sendiri seperti itu, tapi setiap kali aku melihat wajah ceria Shigure, tidak ada yang bisa kulakukan selain menahan kenakalannya. Aku yakin aku adalah kakak yang baik hati.

Dan kemudian, minggu pertama sejak Shigure tinggal bersamaku.

Akhir pekan itu, kami pergi ke toko elektronik dan membeli oven microwave baru yang Shigure bersikeras untuk membelinya meskipun kami sudah memiliki oven microwave biasa.

Setelah berkonsultasi untuk pengiriman rumah, kami pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan dalam jumlah besar.

Kami pun kembali ke rumah di sore hari.

"B-E-R-A-T! Onii-san, apa kau adalah iblis, kok tega kau membuat adik perempuanmu yang rapuh membawa beban yang begitu berat? Tolong bantu aku sedikit!”

“Aku membawa air, ikan, daging, dan. Dan kau ingin memberiku lebih banyak sayuran?”

"Atau setidaknya labu."

“Tolong jangan beri aku barang terberat yang kau bawa. Tanganku sudah penuh karena empat botol Cola yang kau beli.”

“Huff- Huff-”

Aku berjalan menaiki tangga apartemenku sambil mengabaikan tangisannya yang lemah.

Tangga baja yang buruk berderit lebih dari biasanya.

Kami naik selangkah demi selangkah.

Tolong jangan rusak...

Kami berdua tiba di kamar setelah melalui pendakian yang menakutkan.

"Kami pulang."

“Aku pulang... uff, akhirnya... capek.”

Sebelum aku menyadarinya, setelah aku kembali ke rumah, aku mulai berkata, 'aku pulang.'

Ketika aku sendiri, aku tidak memiliki kebiasaan melakukan ini.

Ketika aku mengingat kembali kenangan lama yang tidak berguna itu, aku meninggalkan Shigure dan masuk ke dapur untuk menurunkan persediaan dalam jumlah besar.

"Coba lihat... aku akan mulai dengan sayuran dan menaruhnya di kulkas."

“Tidak, tidak, tidak, tunggu sebentar, Onii-san, apa yang kau coba lakukan?”

Shigure, yang terkapar di ambang pintu, melompat dan berlari ke arahku dengan tergesa-gesa.

"Apa maksudmu? Aku mau meletakkan barang-barang yang baru di beli ke dalam kulkas...”

“Sesampainya di rumah, cuci tangan dulu! Bahkan anak berusia lima tahun tahu itu!"

"Hah? Astaga... Jangan terlalu memikirkan hal sepele!”

“...Oh! Benarkah?"

Eh? Dia hanya bergumam... itu semakin menakutkan.

Apa dia memang baru saja membuat suara itu?

“Jadi, dengan hormat, Onii-san, tidakkah kau menyentuh otongmu hari ini, tidak sekali pun?” [Catatan Penerjemah: mungkin yang dimaksud Shigure itu selain saat kencing, karena setelah habis kencing kita (laki-laki) akan cuci tangan, jadi tangan kita masih tetap steril.]

“Otong?! Kau mengucapkan kata-kata seperti itu lagi."

“Onii-san. Kita sedang melakukan percakapan serius. Jadi jawab aku."

"Tidak, aku tidak melakukannya."

Mengangkat alisnya, dia memberi banyak tekanan padaku.

Lalu, dia pun berkata dengan nada dan ekspresi serius...

"Benarkah? Tidakkah kau melakukannya tanpa sadar? Ini masih akhir Mei dan hari ini cukup panas. Pada hari seperti itu, Onii-san mengenakan dalaman ketat. Apa kau tidak merasa sesak? Menuruktu, saat kau merasa tidak nyaman dan saat aku tidak melihat, mungkin kau telah memperbaiki posisinya... Dapatkah kau mengatakan itu tidak terjadi?”

“Ugh, itu...”

Aku tidak tahu.

Sejauh yang kuingat, aku tidak melakukannya. Tapi aku mungkin telah memperbaikinya secara tidak sadar.

Bagi setiap pria, itu sudah seperti bernapas.

“Jika kau pernah memperbaikinya sekali, aku tidak akan membiarkanmu menyentuh dapur atau kulkas dengan tangan kotor itu. Kau melakukan bentuk bioterorisme yang hebat. Sebagai penjaga dapur, aku akan melindunginya. Aku akan bertanya lagi. Onii-san, aku ingin kebenaran, bersumpahlah kepada 'Dewi Langit dan Bumi'*, atas nama kakekmu dan bola matamu, bersumpahlah bahwa hari ini kau tidak mengubah posisi otongmu.”

"Baiklah, baiklah, baiklah! Aku akan pergi dan mencuci tangan dulu!"

Apa yang akan kau lakukan dengan bola mataku?

Aku berdiri di wastafel untuk melepaskan diri dari tekanannya dan mencuci tanganku dengan air.

“Harusnya kau melakukan itu ​​dari awal. Cuci sampai ke sela-sela kuku, oke?”

“Kau ini ibuku apa?”

"Ap kau baru saja merasakan cinta keibuanku?"

“Aku ingin tahu siapa sebenarnya yang jadi anak di sini?”

“Eii--”

Saat aku mengoleskan sabun, dia menyenggolku dengan pantatnya.

“Beri aku ruang. Itu terlalu sempit."

“Ya, ya.”

Rumah ini bahkan tidak memiliki ruang ganti, jadi kami tidak memiliki wastafel yang mewah.

Saat mencuci tangan atau menggosok ini, aku menggunakan westafel ini.

Aku bergeser ke samping dan Shigure bergeser di ruang yang kukosongi.

Dia membasuhkan tangannya ke air dan menekan botol sabun tangan.

Tapi kemudian, Shigure memiringkan kepalanya, "Hah?"

Kemudian dia menekan botol itu beberapa kali.

Tapi hanya sedikit sabun yang jatuh ke tangannya.

"Sudah kosong."

“Ya, kupikir kita kehabisan sabun. Apa kau punya isi ulang?”

“Hei, kau tahu, aku sudah mengisinya kembali menggunakan isi ulang tempo hari. Jadi sepertinya tidak ada isi ulang yang tersisa.”

"Gununu, sungguh kesalahan menyerahkannya padamu."

"Aku lelah mendengar itu dari penjaga dapur."

“Mmm. Yah, mau bagaimana lagi. Hei, Onii-san, aku akan meminjam ini darimu.”

“Eh? Apa yang akan kau pinjam~ow?”

Terkejut, suara aneh terlontar dari mulutku.

Habisnya mau bagaimana lagi.

Meskipun dia adalah adik, ketika seorang gadis tiba-tiba memegang tanganmu, wajar untuk terkejut.

"Apa yang kau lakukan?"

"Apa maksudmu? Kau memiliki sisa sabun di tanganmu, jadi kita akan mencucinya bersama-sama seperti ini.”

"Itu kotor..."

“Itu tidak kotor. Aku akan mensterilkannya sekarang. Apa kau merasa malu karena aku menggenggam tanganmu? Kau harusnya tidak merasa seperti itu, Onii-san. Kau ‘kan punya pacar yang cantik, Nee~san-ku. ”

Shigure menyeringai dengan wajah nakal.

Sekali lagi, aku dipermainkan.

Dengan melihat wajahnya, aku dapat melihat bahwa dia semakin bersenang-senang. Dia sangat menikmati melihatku yang merasa malu.

Jangan meremehkanku...

“Aku sudah memberitahumu beberapa hari yang lalu. Jangan meremehkanku. Tidak peduli seberapa banyak kau menggodaku, tidak akan terjerumus.”

"Oh, benarkah? Kalau begitu aku akan melakukan sesukaku♥”

“...!”

Tangan putih licinnya mengusap tanganku.

Stimulasi itu membuat tulang punggungku menggigil.

Santuy, aku bisa menahannya.

Ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sensasi saat aku memegang tangan Haruka.

"Hee~ Kau cukup tenang dengan itu, bukan?"

“Kau meremehkanku. Pria yang memiliki pacar tidak akan terjerumus dengan tingkat sentuhan tubuh seperti ini. Permainan tangan kosong semacam ini, kami melakukannya seminggu yang lalu!”

“Itu baru-baru ini dong.... ini agak memalukan. Kupikir aku akan bisa melihat lebih banyak lagi kelemahanmu."

Heh, aku menang.

Aku tidak mau kalah setiap saat.

Sesekali juga aku harus menang.

“Tapi setelah aku melihatnya seperti ini, Onii-san, aku bisa melihat bahwa kau ini juga laki-laki, kan?”

"Apa maksudmu?"

"Tanganmu. Itu membuatnya jadi lebih mudah untuk diketahui saat aku meletakkannya berdampingan. Ini jauh lebih besar dan lebih tebal dari tanganku. Lihat."

“Yah, itu sudah jelas.”

“Eii~”

“HYA--”

Tindakan instannya membuatku lengah.

Shigure menyelipkan jarinya ke jariku dengan gerakan yang begitu erat menggenggam kelima jarinya. Jari-jariku, yang licin dengan sabun, terasa geli saat dia memberi kekuatan pada genggaman itu.

Karena stimulasi ekstrim ini... tiba-tiba aku mengerang.

“Aha. Ada apa, Onii-san? Erangan yang begitu lugu dan cabul, Itu lucu dan... agak erotis."

“~~~~!”

Reaksi menyedihkanku menyenangkan Shigure.

Jari-jarinya terjalin di sekitar tanganku seperti ular.

Setiap kali itu terjadi, *Slip*. *Slurp*. * Guchuu*. Itu membuat suara-suara seperti itu.

Suara lengket bergema dalam keheningan dan pemandangan berubah menjadi merah saat matahari terbenam.

“Kau kehilangan ketenanganmu, kan? Fufu, jika kau sudah mempelajari perasaan ini dalam dirimu, bukankah perasaan ini akan muncul kembali setiap kali kau berpegangan tangan dengan Nee~san? Kau adalah pacar yang buruk, kan? Memikirkan tentang saudari kembarnya saat berpegangan tangan dengan gadis yang sangat kau cintai."

“Uh...”

Ini semakin buruk...

Kami hanya mencuci tangan, tapi itu terasa seperti aku melakukan sesuatu yang erotis!

Dia memaksakan perasaan semacam ini ke alam bawah sadarku. Apa aku benar-benar akan mengingat Shigure setiap kali aku berpegangan tangan dengan Haruka? Tidak, tidak akan.

Jika aku menyuruhnya berhenti, aku takut suara aneh akan keluar lagi.

Jika itu terjadi, dia akan menertawakanku.

Sial, bagaimana dia bisa begitu tenang?

Shigure juga menyentuh tanganku,  jadi aku yakin kami berada di bawah stimulus yang sama.

...Tidak, tidak mungkin dia bisa tenang.

Seharusnya tidak ada banyak perbedaan dalam sensitivitas kulit manusia.

Dan tangannya juga tidak luar biasa.

Ini salahku karena terlalu pasif.

Saatnya melakukan serangan balik.

Aku akan menjadi si penyerang.

Aku akan mengubah raut wajahnya itu.

Aku pun meremas tangan Shigure dengan erat.

"Ah-"

Sekarang! Tunjukkan padaku wajah menyedihkanmu...!

Aku pun melihat wajah Shigure.

Jantungku dibuat berdegup kencang.

“~~~~sudah... itu cukup!”

“Hei, hei, Onii-san! Aku belum mencuci kukumu!"

“Aku akan mencucinya sendiri! Udah lepasin! Busamu sudah cukup, kan?”

“Ahhhh, bersihkan busa itu.”

“Aku akan membersihkannya nanti!”

Seolah-olah mencoba melarikan diri, aku masuk ke kamar mandi di sebelah dapur.

Tidak, bukan seolah-olah.

Aku benar-benar melarikan diri.

Karena raut wajah Shigure...

Persis seperti wajah bahagia Haruka ketika dia bersamaku.

...Jantungku berdegup kencang.

Tubuhku memanas seperti terbakar.

Saat itu aku melihat Shigure dan Haruka sebagai satu.

Bagaimana ini bisa terjadi... Mereka bercampur lagi, meskipun aku telah benar-benar memisahkan mereka dalam pikiranku.

Dan begitu itu terjadi, aku tidak akan pernah bisa menghadapi diriku sendiri. Aku punya perasaan seperti itu.

Mata Haruka lembab dan hangat saat menatapku dan menghabiskan waktu bersamaku.

Ekspresi Shigure sebelumnya persis sama.

Mungkinkah...

Fantasi yang sangat sadar diri melayang di benakku.

Tapi di saat yang sama, saat aku meraih keran kamar mandi untuk menghilangkan busa dari tanganku, sabun batang memasuki pandanganku... Hah, itu kan...

"Hei. Setelah kupikir-pikir, mengapa kau tidak menggunakan sabun yang di kamar mandi saja?”

“Oh, iya. Aku benar-benar lupa. Maafkan aku."

“......”

Shigure meminta maaf dengan setengah hati.

Dia membuat wajah nakal seperti biasa.

Gadis ini pasti sudah mengetahui itu.

Oh, ya ampun!

Aku hampir jatuh ke dalam rencananya.

Itulah intinya.

Tidak,

Sejak awal, tidak mungkin iblis kecil ini bisa menjadi murni seperti Haruka.

Karena ekspresi Haruka... adalah ekspresi dari seorang gadis yang benar-benar mencintaiku.

Mungkin saja, apa yang kulihat barusan adalah khayalan karena matahari terbenam.

Aku yakin pasti itu.



3 Comments

  1. Kupikir orang yg diajak bicara pas kecil itu Shigure.. karena ekspresi Shigure terlihat seperti menyukai MC pas MC megang balik tangannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maksutnya bro? Orang yg diajak bicara pas kecil? Maksutlu pas penitipan anak itu yang dimaksud bukan haruka, tapi shigure

      Delete
  2. Dah aseli kalo kyk gini mah bisa di sebut soft ntrಡ ͜ ʖ ಡ
    W gk tau sebutannya gmn tapi w nyebutnya softntr keadaan dimana mc pindah haluan dengan story berat sebelah(ke selingkuhan)

    ReplyDelete
Previous Post Next Post