Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 40

Bab 40
Menyusup Ke Midhays


"Fumu. Kurasa kita bisa berteleportasi jika kita sedikit lebih jauh dari Midhays. Dari sana, akan lebih cepat memasuki kota dengan berjalan kaki."

Menggunakan mata iblisku, aku melihat ke sekeliling Midhays dan mencari rute yang bisa dimasuki dan tidak terjangkau oleh penghalang.

"Mungkin sebagian besar iblis tidak bisa melawan perintah Avos Dilhevia. Kurasa mereka menunggumu datang." kata Ray.

"Kurasa begitu."

"Tidak ada gunanya mencoba mengalahkan mereka. Yang terbaik adalah menghindari pertempurann sebanyak mungkin."

Itu pendapat yang bagus.

Akan membuang-buang waktu untuk berurusan dengan siapa pun selain Avos Dilhevia, Nousgalia, dan Raja Roh. Kami tidak bisa begitu saja membunuh mereka. Jika itu hanya para royalti, maka itu hanya akan seperti memutar tangan bayi, tapi bawahanku dari dua ribu tahun yang lalu juga ada di sana.

"Yah, aku yakin mereka bisa melihat bahwa aku berusaha menghindari pertempuran. Aku tidak bisa memberi mereka terlalu banyak waktu. Tergantung situasinya, kita harus menerobos langsung."

"...Um.." gumam Lina. "Maukah kau membawaku bersamamu?"

Dia memiliki ekspresi sedih di wajahnya.

Jika Raja Roh adalah Shin, lalu siapa yang dicoba untuk ditemui gadis amnesia ini?

Roh Agung Reno...dialah yang paling mungkin. Bahkan meski muasalnya dihancurkan, roh akan bisa hidup kembali kecuali rumor dan legendanya yang dihancurkan. Namun, aku tidak ingat pernah mendengar rumor tentang seorang yang hilang ingatan berkelana mencari ingatannya. Aku bahkan tidak bisa melihat wajahnya.

Selain itu, Titi mengatakan bahwa Reno tidak akan pernah bisa dilihat lagi. Bukankah itu artinya Reno hancur total sebagai roh?

Meski identitas Avos Dirhevia telah terkuak, masih ada beberapa misteri yang tersisa.

Sesuatu pasti terjadi di sekitar kelahiran Avos Dilhevia 2000 tahun lalu. Terlalu kebetulan untuk berpikir bahwa gadis ini tidak ada hubungannya dengan itu. Atau mungkin ingatannya disegel oleh Raja Roh atau Nousgalia.

"Ayo pergi bersama. Aku yakin kau sama seperti kami."

"Sama?"

"Sama kalau kau datang untuk menyelesaikan masalah yang kau tinggalkan dua ribu tahun yang lalu."

Lina berkedip, lalu mengangguk.

"...Aku merasa seperti itu ..."

Aku mengulurkan tanganku dan dia meraihnya. Ray, Misha, Eleonor, dan yang lainnya saling berpegangan tangan dan aku menggunakan Gatom (Telerpotasi). Pemandangan berubah menjadi putih dan segera kembali mendapatkan warna, dan kami melihat jalan di depan kami.

Ini adalah jalan menuju Midhays. Kami bisa bisa saja sedikit lebih dekat, tapi jika mereka tahu di mana kami berada, mereka akan bisa segera bertahan. Ini akan menjadi tempat yang bagus untuk memulai.

Kami menyusuri jalan dan menghabiskan sedikit waktu waktu untuk mendekati tujuan kami. Akhirnya, tembok mulai terlihat. Bagian dalam tembok dipenuhi kegelapan dan telah menjadi penghlang.

Setelah melewati gerbang, kami akan bisa memasuki Midhays, tapi gerbang ke kota tertutup.

“Bagaimana cara masuknya?” tanya Ray.

"Bukankah lebih cepat dengan menerobos saat tidak ada orang lain di sekitar?" kata Sasha.

Misha yang berada di sampingnya menggelengkan kepalanya. “Ada orang yang datang.”

Misha mengarahkan mata iblisnya ke arah gerbang.

Aku tidak bisa melihat ke kedalaman karena penghalang gelap, tapi jika sedekat ini, aku bisa menangkap aliran kekuatan sihir yang samar-samar.

Memang dia benar, beberapa iblis sedang menuju ke sini.

"Apa kita harus sembunyi?"

Menggunakan sihir Rainel (Ilusi) dan Najira (Penyembunyi Sihir), kami berasimilasi dengan pemandangan di tempat.

Setelah beberapa saat, gerbang terbuka. Iblis bersenjatakan armor dan pedang iblis keluar. Mereka terlihat tidak asing.

Kalau tidak salah, mereka adalah pasukan Mdihays yang bertugas sebagai pasukan terdepan selama perang dengan Azeshion.

Salah satu dari mereka maju dan berteriak. Itu adakah Kaisar Iblis Elio.

"Seorang berdarah campuran yang menentang Avos Dilhevia-sama sedang menuju Midhays ini bersama dengan bawahannya. Berkat sihir Demera Gyze (Area Gelap Pasukan Raja Iblis) Avos Dilhevia-sama, area Midhays kebal terhadap Gatom. Dengan begitu mereka pasti akan muncul di suatu tempat di gerbang kota!"

Elio memberi perintah kepada bawahannya.

“Saat mencari di sekeliling, regu pertama dan keempat akan pergi ke gerbang barat, regu kedua dan ketiga akan pergi ke gerbang timur, dan regu kelima akan pergi ke gerbang utara! Jangan biarkan seekor semut pun memasuki Midhays!”

"Dimengerti!"

Pasukan Elio terpecah menjadi tiga dan bergerak di sepanjang tembok kota. Yang tersisa di sini hanyalah Elio dan dua iblis yang mungkin merupakan bawahannya.

Elio tidak mencoba menutup gerbang, tapi hanya tetap diam di tempatnya.

Ini tingkah yang aneh.

"Misha, apa kau bisa melihat sesuatu?"

"Tekad yang kuat." Misha berbisik di telingaku. "Aku bisa melihat keyakinannya."

Keyakinan?

"Biar ku perikisa. Kalian teruslah bersembuny."

Aku memecahkan sihir Rainel yang kuterapkan pada diriku sendiri. Kemudian aku berjalan langsung ke arah Elio.

"E-Elio-sama...!" salah satu bawahannya meninggikan suaranya.

Erio langsung menatapku.

"Terlalu ceroboh mencari penyusup dengan membiarkan gerbangnya tetap terbuka, Elio." kataku padanya.

Kemudian, dia memperbaiki postur tubuhnya dan berlutut di tempat serta menundukkan kepalanya kepadaku. Kedua bawahannya pun segera mengikutinya.

"Bagaimana aku bisa menutup gerbang saat Tuanku hendak kembali?"

"Fumu. Kurasa kau tidak di bawah kendali Avos Dilhevia?"

"Ya. Namun, semua pasukan kecuali yang dua di sini telah percaya bahwa wanita itu adalah Raja Iblis Tirani. Sepertinya, semakin lemah kesetiaan terhadap Anos-sama, akan semakin mudah terpengaruh."

Ada rumor dan legenda kuat bahwa para iblis bawahan dari dua ribu tahun yang lalu berada di bawah kendali Raja Iblis Tirani. Secara khusus, Tujuh Tetua Iblis yang masih terkenal hingga saat ini tidak akan bisa lepas dari kendali Avos Dilhevia. Dari sudut pandangnya, anti-sihir Melheys dan yang lainnya bukanlah apa-apa.

Namun, tidak ada rumor dan legenda bahwa Raja Iblis Tirani mengendalikan zaman ini. Untuk alasan itu, kendali atas mereka yang berasal dari zaman ini mungkin lemah.

Jadi, jika kau memiliki keyakinan yang kuat, seperti Ray, Misha dan yang lainnya, kau bisa menyingkirkan pengaruh Avos Dilhevia.

“Bagaimana situasi di kota?” tanyaku.

"Penghalang gelap, sihir Demera Gyze, menutupi Midhays. Rupanya, ini adalah sihir yang menanamkan kehendak Avos Dilhevia pada iblis. Mungkin ini sama seperti Ask (Sanctuary) yang sebelumnya. Sepertinya ada pengaruh yang kuat pada mereka yang percaya bahwa Raja Iblis Tirani adalah Avos Dilhevia."

Sama dengan Ask?

Sihir yang merepotkan.

Jika itu sihir yang tidak kuketahui, maka pasti itu dibuat di tempat. Ya, tentu saja, itu bukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan.

“Saat aku datang ke sini, aku aku telah melihat-lihat situasi kota, tapi beberapa faksi kerajaan telah berperilaku seolah-olah merekalah yang memiliki kota dan menyerang iblis keturunan campuran. Jika ini terus berlanjut, itu bisa berubah menjadi kerusuham tapi selama Avos Dilhevia memberikan perintah, pasukan tidak bisa digerakkan..."

Menurut rumor dan legenda yang diyakini oleh keluarga kerajaan, mereka berniat untuk menciptakan negara kerajaan tertinggi.

Mempertimbangkan situasi saat ini, penentang faksi kerajaan sekarang percaya bahwa bukan Avos Dilhevia, melainkan Anos Voldigoad-lah yang merupakan Raja Iblis Tirani.

Hanya saja, jumlah orang seperti itu terlalu sedikit. Oleh karena itu, tidak banyak rumor dan legenda yang menandingi supremasi royalti.

"Tidak akan ada kerusuhan, aku hanya perlu mengalahkan Avos Dilhevia dan semuanya akan baik-baik saja."

Setelah Misha dan yang lainnya memecahkan sihir Rainel, mereka bergegas ke sini.

"Tutup gerbang kastil setelah kami lewat. Setelah itu kalian bisa berpura-pura mencari orang yang tidak layak."

"Dimengerti."

Tapi jika kami memasuki kota, Avos Dilhevia akan menyadari kami. Tapi setidaknya kami tidak harus melawan pasukan Elio.

"Ayo pergi."

Bersama dengan Ray dan yang lainnya, kami melewati gerbang kastil.

"Semoga beruntung." kata Elio.

"Um, kemana kita akan pergi?" tanya Eleonor saat dia mengikuti di belakangku.

“Pertama, kita akan pergi ke rumahku.”

"...Begitu ya. Jika para iblis diperintahkan untuk membunuh Anos-kun, maka orang tuamu juga dalam bahaya..."

"Yah, selama mereka tidak keluar dari rumah, maka tidak ada masalah."

"Kok bisa begitu?"

"Karena itu akan menjadi langkah yang panjang. Aku telah membuatnya sehingga jika pintu rumah dikunci, rumah akan menjadi penghalang. Jika Ayah dan Ibuku menonton siaran sihir itu, mereka pasti akan menutup toko dan mengunci rumah.”

Seperti yang kukatakan, kami bergegas ke rumahku.

Pada titik ini, aku harusnya dapat menggunakan penghalang di rumahku untuk melihat apa yang terjadi di sekitar daerah tersebut.

Aku memusatkan perhatianku pada mata iblisku. Lalu, aku melihat bagian dalam rumahku—

Di sana ada ibuku. Dia memiliki ekspresi khawatir di wajahnya dan bibirnya terkatup rapat.  Ayahku ada di sampingnya, memegangi bahu ibuku.

"...Tidak apa-apa. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku yakin pasti ada sesuatu yang salah. Kita paling tahu bahwa Anos tidak akan melakukan kesalahan, kan?” ucap Ayah dengan lembut.

"......Iya......"

"Dia akan kembali dengan selamat. Itu pasti."

Saat itu, terdengar suara bising di luar toko.

Itu adalah teriakan dari seorang wanita.

"Apa yang terjadi......?"

Ibu mendekati jendela toko dan mengintip melalui celah tirai.

Seorang gadis dengan rambut dan mata coklat sedang terbaring di tanah. Dia dikelilingi oleh beberapa iblis. Semua dari mereka yang mengelilingi wanita itu  adalah siswa royalti berseragam Akademi Raja Iblis.

"Hei, hei? Dasar keturunan campuran, jangan berani-berani melihat kami seperti itu!"

“......Kyaaaaa...!”

Dengan sekuat tenaga, pria-pria itu menendang wanita itu itu. Merangkak di tanah, wanita itu mengangkat wajahnya. Wajahnya tampa tidak asing.

"...Hentikan... Aku...dari...keluarga...kerajaan."

Wanita itu adalah Emilia.

"Hah? Keluarga kerajaan? Gyahahahaha. Jangan konyol. Mau dilihat dari manapun, kekuatan sihirmu itu adalah darah campuran."

"Aku mengerti kekagumanmu terhadap keluarga kerajaan. Sayangnya, kau tidak memiliki martabat. Di negara yang diperintah oleh Avos Dilhevia-sama ini, kau itu seperti budak!"

Sambil tertawa, siswa-siswa itu menendang Emilia.

Kemudian, sesuatu yang aneh terjadi.

Kegelapan melekat pada Emilia dan siswa-siswa itu. Tak lama kemudian, kekuatan sihir Emilia diserap oleh para siswa.

Apa itu juga efek dari Demera Gyze? Dengan melukai keturunan campuran, kekuatan sihir mereka bisa diserap. Seperti yang dikatakan Avos Dilhevia, darah campuran akan memberi makan keluarga kerajaan.

"Berhenti!"

Para siswa berbalik arah di mana suara itu terdengar.

Ibuku keluar dari toko.

"Hah? Apa ini, apa kau juga berdarah campuran?"

"Hei, tunggu, orang ini...dia ibunya Anos?"

Sambil menyeringai, salah satu siswa tersenyum licik.

“Oh, kau benar.”

Dengan ekspresi merendahkan, pria itu menatap Ibuku seolah-olah sedang menjilatinya.

"Hahaha! Apa-apaan ini. Sepertinya keberuntunganku telah datang. Aku sudah bisa melihat bagaimana wajah menggonggong orang yang tidak layak itu. Itu yang terbaik!”

Pria itu mengabaikan Emilia dan mendekati Ibuku. Ibu perlahan mundur. Kemudian, pria itu melompat ke arahnya.

"Huh, jangan lari!"

"Aduh."

Dari samping, kakinya tergelincir, dan siswa kerajaan itu tersungkur.

Itu adalah Ayahku.

“......Ugh......”

“Isabella, sekarang!”

Ibu berlari ke Emilia.

"Apa kau bisa berdiri? Di sini berbahaya, jadi masuklah."

Meraih tangan Emilia, Ibuku mencoba kembali ke rumah.

"Mengapa......?"

Emilia berhenti dan dan melepaskan tanganku Ibu.

"Mengapa kau  menolongku!?" tanya Emilia.

"Mengapa katamu?" Ibuku menggelengkan kepalanya seolah dia tidak mengerti.

"...Aku sudah......"

Emilia melihat ke bawah dan Ibu hanya membalas tersenyum.

"Tidak apa-apa. Aku ada di pihakmu. Hanya karena dirimu keturunan campuran bukan berarti kau bisa ditendang-tendang secara sepihak oleh orang lain.”

Sekali lagi, Ibuku mendekati Emilia.

"Ayo, ayo masuk ke rumah. Aku akan merawatmu di dalam."

Agak ketakutan, Emilia mecoba meraih tangan ibuku.

Saat berikutnya, dia memutar matanya karena terkejut dan meregangkan anti sihirnya,

“Menghindar...!”

Bola api hitam terbang ke arah ibuku. Itu adalah Gresede (Api Sihir). Mungkin itu tindakan yang spontan, namun Emilia langsung membalikkan Ibuku dengan kedua tangannya untuk melindunginya. Karena itu, punggungnya terbakar api hitam.

"......Ah...ugh.........!"

Emilia berlutut.

"Ups, apa itu saktit? Sayangnya itu tidak akan terjadi jika saja kau tidak mencoba melarikan diri." kata salah satu siswa yang memanggil api hitam di tangannya.

Dia menginjak ayahku yang sekarang sudah dijatuhkan ke tanah.

"...Lari...Isabella... Kalau di dalam rumah..."

"Diam!!"

Siswa itu menendang wajah Ayahku.

"Diam sedikit. Aku yakin kau tahu apa yang akan terjadi jika kau mencoba melakukan sesuatu yang macam-macam."

"Fumu. Memangnya apa yang akan terjadi?"

"Hyahahahahahahahahahaha, itu sudah jelas, kan? Aku akan mencabik-cabik tubuhnya setelah aku mengacak-ngacak tubuhnya di depan orang yang tidak layak itu. Yah, aku sangat tidak sabar untuk menertawakan wajah putus asa bajingan itu. Di sini ada Avos Dilhevia-sama, dengan begitu aku pasti akan mendapati kejayaan!! Hyahahaha.. hah-...?"

Menghentikan tawanya, pria itu menegang.

Dia menoleh ke belakang dengan canggung, seolah-olah di adalah boneka besi yang berkarat.

"A-Anos.........?"

Dia terlihat putus asa.

"Begitu ya. Jadi mencabik-cabik ya. Seingatku, itu adalah eksekusi di mana anggota bada diikat ke kuda, lembu atau sesuatu dan dibuat untuk lari."

Menggunakan tangan I Guneas (Segalanya), aku mengangkat semua siswa itu ke atas langit.

"...H-Hei... apa yang kau lakukan...?"

"Tidak... Tidak mungkin... kau tidak akan membunuh kami, kan...?"

"...Itu bohong...... Hei, kau hanya bercanda kan... apa aku benar-benar akan dicabik-cabik...?"

Dengan sihir Gijel, seutas benang berkekuatan sihir melekat pada seluruh tubuh mereka. Aku mengambil semua ujungnya dengan I Guneas. Satu hal lagi, aku menerapkan sihir pada mereka.

Aku mengangkat mereka lebih tinggi ke langit agar ibuku tidak melihat sesuatu yang tidak sedap dipandang,

"Jangan khawatir. Aku tidak akan menghancurkan kalian."

Ada 888 benang yang diikat ke masing-masing mereka. Pada saat yang sama, aku menarik mereka ke arah yang berbeda-beda dengan I Guneas.

Segera, tubuh mereka hancur berkeping-keping seperti letusan.

"888 robekan.”

Tubuh mereka tercabik-cabik.

"Aku muak dengan kelemahan mental kalian, tapi sumber dari semua ini adalah Avos Dilhevia. Aku tidak akan menyalahkan kalian, jadi aku tidak akan membunuh kalian."

Aku telah menerapkan sihir Indol (Kematian Palsu) pada muasal mereka sebelumnya. Itu adalah sihir yang bisa dilakukan untuk menghadapi kematian sementara meski menderita kerusakan fatal.

Selama kesadaran kelima indera terjaga, dimungkinkan untuk menggunakan sihir kebangkitan dan meregenerasi tubuh.

Memang sedikit sakit, tapi itu biasa terjadi 2000 tahun yang lalu.

“Lebih baik tinggallah dalam potongan-potongan kecil itu untuk sementara.”



2 Comments

Previous Post Next Post