Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Bab 41

Bab 41
Antara Keluarga Kerajaan dan Darah Campuran


"Anos-chan!" Ibu bergegas memelukku. "Syukurlah kau baik-baik saja Anos-chan! Setelah siaran sihir itu, ibu sangat mengkhawatrikan dirimu... Mungkin saja Anos-chan sudah...”

Ibuku memelukku dengan air mata berlinang.

"...Nee. Anos-chan. Apa kau tahu kenapa Raja Iblis mencoba membunuhmu?" tanya Ibuku dengan ekspresi serius.

"Itu hanya kesalahpahaman, tapi sulit untuk menjelaskannya secara detail..."

Sejujurnya, akan sangat sulit bagi ibuku untuk memahami situasi ini. Saat aku bertanya-tanya apa yang harus kukatakan selanjutnya, ibuku mengangguk sambil tersenyum.

"Ya, aku tahu itu. Ibu memang berpikir begitu. Itu adalah kesalahpahaman, kan, bahwa Raja Iblis mencoba membunuh Anos-chan. Jika kau mengatakan itu adalah kesalahpahaman, ibu akan percaya semuanya."

Tubuh sihirku seharusnya tercermin dalam siaran sihir. Interaksi dengan Avos Dilhevia tentunya diketahui oleh ibuku.

Selama Tujuh Tetua Iblis ada di sana, seharusnya tidak aneh untuk berpikir bahwa aku telah melakukan pemberontakan... tapi dia mempercayaiku.

Orang-orang biasa menyalahpahaminya, tapi pada saat seperti ini, dia mempercayaiku.

"Jangan khawatir, Bu. Aku akan segera menyelesaikan kesalahpahaman ini. Aku sedang bekerja keras untuk itu."

"Begitu ya. Aku senang."

Ibu tidak pernah meninggalkanku.

"Aku percaya padamu, Anos. Aku tahu kalau apapun yang terjadi, kau akan kembali kepada kami. Tapi ada apa ini..." tanya Ayah sambil tertawa. "Kau mengikuti ujian ekspedisi, dan menurutku kau sudah tumbuh lebih deasa lagi?"

Itu hanya imajinasi ayahku.

"Ayah. Aku tahu kau ingin terlihat keren, tapi menurutku kau tidak harus mengatakannya sambil merangkak di tanah seperti itu."

"Haha. Ini disebut luka kehormatan. Untuk melindungi ibumu." Mengatakan itu, Ayah segera berdiri. "Lihat? Tidak kenapa-kenapa, kan."

"Sebelum aku pergi, aku sudah menerapkan sihir Alto (Perlindungan) pada kalian berdua. Kalaupun ada rasa sakit, tidak yang akan berakibat fatal."

Alto adalah sihir yang melindungi kehidupan target.

Teknik itu sendiri membuat keputusan otonom dan melakukan anti-sihir, penghalang sihir, penguatan fisik, penyembuhan, dll. Meskipun berguna, formula sihirnya sangat rumit. Dan juga, karena kekuatan sihir dari target digunakan untuk mempertahankan Alto, jika orang tersebut mencoba untuk memanipulasi kekuatan sihir itu sendiri, sihir itu akan hancur dan kehilangan efeknya.

Di era mitologi, hanya ada sedikit orang yang tidak bisa mengendalikan kekuatan sihirnya meski mereka lemah. Ini adalah sihir yang kukembangkan untuk ibuku setelah dia diserang oleh Emilia.

"Begitu ya. Ayah, aku bertanya-tanya, apakah dirimu ini sebenarnya cukup kuat."

Alasanku mencoba membuatnya sehingga akan merasakan rasa sakit yang normal adalah agar ayahku tidak terus-terusan terlibat dalam kasus seperti ini.

"Oh, benar." Ibuku tiba-tiba menyadari sesuatu dan berlari ke Emilia. "Maaf, terima kasih atas telah melindungiku. Di luar berbahaya, jadi ayo masuk ke rumah."

"...Tidak, aku baik-baik saja..."

"Tidak, kau tidak baik-baik saja. Punggungmu terluka karena sihir. Aku akan menyembuhkanmu, oke?."

Ibu tidak menyadari bahwa dia adalah Emilia, mantan wali kelasku. Wajar jika ibuku tidak menyadarinya, karena baik penampilan dan usia, Emilia yang sekarang sudah terlihat berbeda.

"......Tapi......"

Emilia menatapku, merasa takut.

"Santai saja. Kekacauan di kota akan mereda dalam beberapa hari."

"Ke sini, jangan malu-malu. Ayo." Ibu menarik tangan Emilia dan memaksanya untuk pergi bersamanya. “Ngomong-ngomong, siapa namamu?”

“............Emilia......”

"Emilia-chan. Aku Isabella. Senang bertemu denganmu."

Ibu dan Ayah masuk ke rumah.

“Sepertinya kau tepat waktu.” kata Ray, yang datang menyusul.

"Yah, aku sudah menerapkan Alto pada mereka. Tapi kurasa tidak ada yang bisa kulakukan untuk orang-orang itu."

"Tapi mereka tidak tahu kalau sihir itu diaktifkan, kan. Aku tidak menyangka mereka akan keluar rumah dalam situasi seperti ini." Sasha dan Misha terbang dengan sihir Fres (Terbang). "Seperti yang diharapkan, ini memang seperti Ibumu yang biasanya."

"Dia baik hati." gumam Misha

"Ah... akhirnya aku menyusul" kata Eleonor yang tiba bersama Zeshia. “Kalian semua terlalu cepat...”

"Bagaimana dengan Lina dan gadis-gadis itu?" tanya Sasha.

Terlepas dari pengaruh Demera Gyze, garis sihir masih terhubung, dengan begitu bidang penglihatan dari bawahanku juga masih dapat dibagikan. Gadis-gadis dari klub penggemar dan Lina sedang mati-matian berlari, tapi mereka tampaknya masih cukup jauh.

"Fumu."

Aku memberi isyarat dengan jari telunjukku. Setelah beberapa saat, para gadis dari klub penggemar dan Lina terbang di udara dan berteriak, "Kyaaaa!".

“M-maaf!”

"Aku berlari begitu keras..."

“Terima kasih!”

Mereka menundukkan kepala mereka.

"Jangan khawatirkan itu."

Lina memandangi ‘Pandai Besi dan Penilai [Angin Matahari]’.

"Ayo masuk."

Di dalam orang tuaku tidak ada. Mungkin mereka merawat Emilia di ruang belakang.

Akan sangat mudah jika aku menggunakan sihirku untuk menyembuhkannya, tapi Ibuku tidak memintaku melakukannya karena itu akan menjadi alasan agar bisa menyembunyikkan Emilia di rumah. Selain itu, bahkan dengan kekuatan sihirnya yang melemah, dia seharusnya bisa menangani luka seperti itu sendiri

Ini hanya akan memakan sedikit waktu.

"Rumah ini adalah penghalang yang kubuat. Bahkan mata iblis Avos Dilhevia tidak bisa menjangkaunya."

Meski begitu, aku yakin mereka sudah tahu kalau aku ada di sekitar sini. Aku juga yakin kalau rumahku di intai.

“Sekarang masalahnya, bagaimana kita bisa masuk ke dalam Delzogade?” tanya Sasha dan kemudian memikirkannya.

"Jika mencoba masuk melalui gerbang, aku yakin kalau bawahan Anos-kun dari dua ribu tahun yang lalu dan para royalti akan menunggu." kata Eleonor dengan nada serius.

"Avos Dilhevia pasti tahu kalau kita akan bersikap lunak pada mereka. Mungkin tujuannya adalah untuk menguras kekuatan sihir Anos sebanyak mungkin."

Saat Ray berkata demikian, Misha menekuk lehernya.

"Jika sama-sama Raja Iblis Tirani, apa itu berarti pihak yang memiliki lebih banyak kekuatan sihir akan menang?"

"Setidaknya menurutku begitu."

"Dan itu juga untuk mengulur waktu, dia ingin mendapatkan Pedang Penghancur." kata Eleonor saat mengangkat jari telunjuknya.

"Kalau diadalah Raja Iblis Tirani yang sama, kenapa dia tidak bisa langusng mendapatkan Pedang Penghancur?" tanya Sasha dengan rasa ingin tahu.

"Itu karena tidak ada rumor dan legenda tentang Pedang Penghancur."

Itua adalah Pedang Iblis yang jarang digunakan, selain itu, semua musuh yang pernah melihatnya telah binasa.

"Namun, ada legenda bahwa Delzogade adalah kastil Raja Iblis Tirani. Aku yakin dia berencana menggunakan kekuatan dan sihirnya sendiri untuk mendapatkan Venuzdonor."

Atau, jika Nousgalia memiliki andil dalam hal ini, mungkin itu untuk membebaskan Dewa Penghancur, Aberneyu, dari Pedang Penghancur dan memulihkan tatanan dunia.

"Aku akan dengna senang hati untuk menghancurkannya secara terbuka dari depan, tapi ada beberapa hal yang ingin kuketahui. Jadi, kita akan menyelinap masuk lewat tempat lain."

"Meski kau mengatakan tempat lain, memangnya itu ada?"

"Di Delzogade, ada tempat yang baru-baru ini diperluas dan ditambahkan yang tidak disebutkan dalam rumor dan legenda Avos Dilhevia. Di sana, mata iblisnya tidak akan bisa mencapai."

Aku membentuk lingkaran sihir besar tepat di bawah kakiku. Kemudian, lantai toko itu menjadi transparan, dan aku bisa melihat tangga menuju ruang bawah tanah.

"Ah, benar. Itu adalah kota bawah tanah tempat Zeshia dan yang lainnya tinggal!" seru Eleonor dengan penuh semangat.

Kota bawah tanah dibuat di bawah Midhays ini sebagai tempat tinggal 10.000 Zeshia. Karena itu dibuat setelah reinkarnasi, itu tidak ada dalam rumor dan legenda Raja Iblis Tirani.

Selain itu, lokasinya berada di lantai terendah dungeon Delzogade.

"Tapi bukankah Melheys juga tahu tempat itu?" tanya Sasha yang khawatir.

"Aku belum memberitahunya tentang struktur kota bawah tanah. Jika musuh mengirim pasukan ke lantai terdalam dungeon, maka itu lebih baik lagi. Bagaimanapun juga, tempat itu adalah wilayah kita."

"Ya, ya, Zeshia dan yang lainnya juga akan membantu menghentikannya."

Itu adalah kota bawah tanah dengan ukuran yang sama dengan Midhays. Jika mereka mengirim pasukan mereka ke tempat yang tidak terjangkau oleh pengaruh Demera Gyze, itu akan menjadi keuntungan kami.

Yah, menurutku dia tidak cukup bodoh untuk keluar dari jalannya dan mencoba mengganggu ular di sarangnya.

“Apa kita semua akan pergi?” tanya Misha.

"Tidak." Sambil berkata, aku mengalihkan pandanganku ke gadis-gadis dari klub penggemar. "Kalian tetap di sini. Jaha ayah dan ibuku."

Gadis-gadis itu mengangguk.

"Aku mengerti!"

"Aku akan melindungi mereka!"

"Kami akan menjaganya dengan baik!"

Segera, gadis-gadis itu pergi ke ruang belakang.

"Sisanya akan ikut Delzogade. Apa kalian siap?"

Ray dan yang lainnya mengangguk. Aku tidak perlu repot-repot bertanya, mereka semua memiliki ekspresi tegas di wajah mereka.

"Ayo pergi."

Saat aku mencoba menuruni tangga, aku mendengar suara pintu terbuka.

Itu adalah Emilia. Pandangannya mengarah kebawah, tapi jelas kalau dia menatapku. Fumu, dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu.

"Kalian turun lebih dulu. Eleonor, pimpin mereka."

"Oke."

Di pimpin oleh Eleonor, Ray dan yang lainnya menuruni tannga.

Aku beralih ke Emilia, dia tetap memandang ke bawah dan menutup mulutnya. Sekitar satu menit berlalu, tapi dia masih belum mencoba untuk berbicara.

"Waktuku tidak banyak. Jika kau ingin mengatakan sesuatu, mengapa kau tidak segera mengatakannya?"

Saat aku berkata demikian, Emilia menatapku.

"......Sudah...cukup......"

Suaranya bergetar. Dengan ekspresi takut, dia memantakpan tekadnya dan berbicara lagi.

"...Sudah...cukup. Hilangkan kutukan reinkarnasi ini dan bunuh aku... aku mohon..."

Sudah berapa lama sejak Emilia menjadi keturnan campuran? Dari permintannya itu, bisa dibayangkan dia betapa menderitanya dirinya. Bahkan kebenciannya terhadapku telah layu, dan tidak ada tandaa-tanda permusuhan yang terlihat di matanya, melainkan suatu pandangan yang memohon kepadaku dengan tulu.

"Fumu. Apa kau tidak akan memintaku mengambalikanmu kembali ke keluarga kerajaan?"

Emilia ragu-ragu sejenak, lalu berjata tanpa daya.

"...Apa mungkin bagiku untuk kembali...?"

"Ya, namun, meski kau bisa kembali, masa lalumu tidak akan kembali." Dia mengerutkan kening seolah dia tidak mengerti. "Avos Dilhevia telah muncul. Midhays akan menjadi kota ideal bagi keluarga kerajaan seperti yang pernah kau inginkan di masa lalu."

Emilia mendengarkan kata-kataku dengan ekspresi kosong.

“Apa menurutmu itu indah?”

"...Apa maksudmu...?"

"Jika kau berada di pihak penguasa, selama kau adalah keluarga kerajaan, dapatkah kau hidup dengan berpikir bahwa kota itu indah? Bahkan setelah semua hari yang kau habiskan sebagai keturunan campuran, apa kau masih bisa percaya bahwa kau masih berharaga selama kau kembali menjadi keluarga kerajaan?"

Tidak ada jawaban dan dia menatap mataku.

"Jika kau masih merasa seperti itu, aku akan mengembalikan dirimu dan kau bisa pergi ke sisi Avos Dilhevia."

Emilia membuka mulutnya, tapi tidak bisa berbicara dan menggigit bibirnya dengan erat. Begitu saja, dia menatap lantai. Air mata menetes di matanya dan membahasi lantai. Tidak peduli berapa lama aku menunggu, dia tidak mengatakan apa-apa.

Dia tidak bisa mengatakannya. Kurasa rasa tidak akan ada jawaban darinya. Hari-hari yang dia habiskan sebagai keturunan campuran telh terukir dalam ingatannya. Jika dia kembali ke keluarga kerajaan dan menindas keturunan campuran, dia tentu akan mengingat apa yang dia alami. Bahwa dirinya mengalami penindasan yang sama.

Meski begitu, dia tidak memiliki keberanian untuk hidup sebagai darah campuran.  Jadi dia memohon padaku untuk membunuhnya. Dia dulunya bangga menjadi anggota keluarga kerajaan, namun hidup sebagai keturunan campuran telah menghancurkan nilai-nilai itu dan dia benar-benar keilangan pandangan tentang dirinya sendiri.

Itu tidak bisa disalahkan. Pada dasarnya, menjadi anggota keluarga kerajaan tidak ada gunanya dan dia akhirnya mulai menyadari itu.

Semua hanyalah fiktif.

Kendati membuat alasan karena dia adalah anggota keluarga kerajaan atau berdarah campuran, dia harus menyadari dirinya sebagai Emilia, kalau tidak begitu, dirinya tidak akan bisa maju.

Aku tidak cukup baik untuk bersedia menyelamatkanmu. Kau harus khawatir, menderita, dan mendapatkan jawabanmu sendiri.

"Emilia." dia mengangkat wajahnya sedikit saat aku memanggilnya. "Kau melindungi telah melindungi ibuku."

Emilia berbalik, seolah itu memalukan.

"Terima kasih."

Aku berbalik dan perlahan menuruni tannga. Sesaat kemudian, aku mendengar gumaman yang penuh keraguan dari punggungku, mungkin dia mengira kalau aku telah pergi.

"......Apa yang kau ingin aku lakukan......?"

Segera, tangisan samar bergema di sana.



2 Comments

Previous Post Next Post