Maou Gakuin no Futekigousha Volume 4 - Epilog

Epilog
~Ingatan Raja Iblis~


“Buat postur kalian lebih nyaman. Mereka yang ingin berdiri boleh berdiri, dan mereka yang ingin duduk boleh duduk.”

Ketika aku mengangkat satu tangan, entah dari mana, terdengar suara musik.

Alat musik gesek, alat musik tiup, dan alat musik perkusi menghasilkan suara yang harmonis, indah, dan lembut.

“Ada satu hal luar biasa yang kutemukan di dunia ini setelah dua ribu tahun. Suara yang indah ini sangat cocok untuk upacara perdamaian ini, dan seperti angin, itu meniup semua kesedihan yang sepele.”

Aku merentangkan kedua lenganku dan membentuk lingkaran sihir di kedua sisi aula audiensi, dan delapan gadis muncul dengan limpahan cahaya.

Merka adalah gadis-gadis dari klub penggemar.

Mereka semua mengenakan jubah hitam seremonial di atas seragam Akademi Raja Iblis.

“Izinkan aku memperkenalkan mereka, mereka adalah gadis-gadis dari Paduan Suara Raja Iblis yang akan bernyanyi untukku.”

Gadis-gadis itu perlahan mengangkat wajah mereka dan melihat sejumlah besar iblis di depan mereka.

Tatapan yang tak terhitung jumlahnya menembus delapan gadis itu, tapi mereka tidak mematahkan senyum lembut mereka.

Dengan pelan, gadis-gadis itu berbicara.

Itu diperbesar secara sihir dan bergema dengan jauh dan luas.

“Beberapa waktu lalu, kami berbicara dengan Ibu Anos-sama.”

“Kami mendengar banyak hal,”

“Tetang apa yang terjadi setelah Anos-sama bereinkarnasi,”

“Tentang makanan apa yang disukai Anos-sama,”

“Tentang apa yang dipedulikan oleh Anos-sama,”

“Bagaimana Anos-sama melihat era sihir yang damai ini? Kurasa kami telah memahaminya dengan sangat baik.”

“Dalam lagu ini, kami akan menyanyikan tentang wujud sebenarnya dari Raja Iblis yang disiebut Tirani.”

“Dengarkanlah, Nyanyian Raja Iblis No. 5 [Damai].”

Awalnya namanya adalah Paduan Suara Sorak-sorai Anos-sama, tapi itu tidak terdengar keren, jadi namanya diganti menjadi Nyanyian Raja Iblis untuk penggunaan resmi.

Namun, itu tidaklah mengubah esensinya.

Iringan orkestra yang dimainkan di kastil bergema secara sihir di seluruh Midhaya. Setelah intro yang lembut, menghibur, dan mengasyikkan telah berakhir, para gadis dari paduan suara mulai menarik napas mereka.

Lagu pun dinyanyikan—

“—Tangan kanan ini tidak membutuhkan pedang—”

Itu adalah lagu yang lembut, santai dan menenangkan.

“—Tangan kiri ini tidak membutuhkan perisai—”

Itu merambah ke hati para penonton.

“—Sekarang, lepaskan armor pengecut ini, sekalipun aku tidak bisa menggunakan sihir, sekalipun nama ini dirampol oleh masa lalu. Aku hanya—”

Musik yang menyentuh hati ini,

“Satu diriku, dengan cinta di hatiku—”

Memikat  hati semua orang yang di sini, dan—

“Tubuh ini tidak memiliki apa-apa ♪, hanya apa adanya ♪”

“Apa adanya ♪”

“““Apa adanya ♪”””

“““Apa adanya ♪””

“A-K-U akan langsung menemuimu ♪”

“““Zenra Zenra Zenra, Zenra Zenra ♪”””

“““Zenra Zenra Zenra, Zenra Zenra ♪”””

Itu adalah perubah lirik yang tiba-tiba.

Lirik misterius Zenra Zenra Zenra tiba-tiba dilantunkan.

Itu adalah bahasa sihir kuno yang dimaksudkan untuk melambangkan perdamaian; [Ayo kita sehati dan sepemikiran.]

“Sekalipun diri ini tidak memiliki pedang ♪”

“Apa adanya saja sudah cukup ♪”

“Kan kutebas dengan cinta, Kan kusayat dengan cinta. Tanpa pedang—♪”

“““Apa adanya ♪””

“““Apa adanya ♪””

“““Zenra Zenra Zenra ♪”””

“““Zenra Zenra Zenra ♪”””

“Pedang!!! Raja Iblis~~~~♪ ♪ ♪”

Kejutan menyapu Dilhade.

Tapi, nyaris, nyaris, mereka masih memiliki tampilan misterius, yang cocok dengan upacara yang khusyuk.

Tapi kemudian, bagian reff dari lagu tersebut dilantunkan.

“Cinta yang akan bertahan ♪ Kaulah yang akan menebas, Kau dan aku saling berpegangan tangan, asalkan kau dan aku terhubung... ♪”

“Dua cinta akan jadi ♪”

“““Apa adanya ♪”””

“““Apa adanya ♪”””

“““Zenra Zenra Zenra ♪”””

“““Zenra Zenra ♪”””

“Meningkat tak terbatas ♪”

Beberapa bingung, beberapa menatap tajam, beberapa mencubit lutut mereka sekuat mungkin, dan beberapa tertegun.

Ada berbagai macam reaksi, tapi jika ingin dideskirpiskan dalam perkataan maka.

Semua orang terhanyut dalam suasana.

Tawa keluar tanpa berpikir.

Sungguh lagu yang damai yang memakan setiap orang yang mendengarnya.

Seperti inilah perdamaian seharusnya.

Namun, tampaknya semua orang masih gugup.

Aku, sebagai Raja Iblis, harus mengambil inisiatif untuk menunjukkan kepada mereka apa yang bisa kulakukan

Aku mengangkat tangan dan membuka mulutku dengan ritme tapi tenang di sela lagu, seolah mengajari semua orang cara menikmati lagu ini.

“Zenra Zenra Zenra ♪ Zenra Zenra ♪”

Para penonton ternganga dengan rahang yang hampir terlepas, dan mata mereka terbuka lebar seolah belum pernah melihat yang seperti itu.

Aku terus melanjutkan.

Dengan memberikan lebih banyak tekanan di perut dari sebelumnya.

“Zenra Zenra Zenra ♪ Zenra Zenra ♪”

Yang segera mengikutiku adalah tangan kanan Raja Iblis. Seolah menunjukkan kesetiaannya, Shin membuka mulutnya dengan tatapan tajam.

“Zenra Zenra Zenra ♪ Zenra Zenra ♪”

Kemudian Reno, Ray, dan Mass mengikuti.

Melheys, Ivis, dan Tujuh Tetua Iblis yang menyaksikan tribun penonton mulai bergerak.

Semua orang terlihat lebih gugup daripada saat mereka bertarung melawan Azeshion.

Itu pasti karena kita harus menantang perdamaian mulai sekarang.

“““Zenra Zenra Zenra ♪ Zenra Zenra ♪”””

Kemudian, Kaisar-Kaisar Iblis yang duduk di kursi tamu mulai berteriak, Zenra Zenra Zenra Zenra Zenra.

Akhirnya, satu atau dua orang di antara penonton mulai mengucapkan kata-kata itu.

Dan—

“—Jika kau tidak melepaskan pedang itu—♪”

Bait kedua dimulai.

“—Jika kau memiliki perisai itu—♪”

Itu mencoba untuk membongkar hati penonton dengan cara yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

“—Biarkan aku mengambil keduanya, sehingga kau melepaskan armor pengecutmu. Aku akan menghapus nama sedihku di masa lalu. Aku hanya—”

Lagu yang menyentuh hati itu,

“Satu diriku, dengan cinta di hatiku—♪”

Dengan kasar mengambil pikiran semua orang di tempat ini, dan—

“Tubuh ini tidak memiliki apa-apa ♪, hanya apa adanya ♪”

“““Apa adanya ♪”“”

“Apa adanya ♪”

“““Apa adanya ♪”“”

“A-K-U akan langsung menemuimu ♪”

Saat berikutnya, suara itu mengguncang Midhays.

“““Zenra Zenra Zenra, Zenra Zenra ♪”””

“““Zenra Zenra Zenra, Zenra Zenra ♪”””

Itu adalah paduan suara dari semua orang yang berkumpul di sini.

Saat lebih dari 10.000 orang berteriak, Paduan Suara Raja Iblis menegangkan suara mereka.

“Cinta yang akan bertahan ♪ Akulah yang menebas ♪ Kau dan aku saling berpegangan tangan, asalkan kau dan aku terhubung ♪”

“Dua cinta akan jadi ♪”

“““Apa adanya ♪”””

“““Apa adanya ♪”””

“““ Zenra Zenra Zenra ♪”””

“““Zenra Zenra ♪ ““

“Akan tumpang tindih menjadi satu ♪”

Penyatuan Dilhade ini baru saja dimulai.

Beberapa memiliki pemikiran yang berbeda. Beberapa memiliki cita-cita yang berbeda. Dan pastinya akan ada hal-hal yang tidak saling bercocokkan.

Tapi tetap saja, aku ingin memulai dengan bersenang-senang bersama semua orang.

Menyanyikan lagu perdamaian ini.

Untuk memimpin rakyat sebagai Raja Iblis, aku merentangkan tanganku seolah-olah menerima semua orang di sini.

“Zenra Zenra Zenra ♪”

Saat aku berseru,

“““Zenra Zenra Zenra ♪”””

Para penduduk di Dilhade berteriak tanpa henti.

“Zenra Zenra Zenra ♪”

Itu seperti ada yang mengatakan untuk mengikuti Raja Iblis.

“““Zenra Zenra Zenra ♪”””

Zenra Zenra Zenra, Zenra Zenra—Ayo kita menjadi satu hati.

Dengan kata itu, ras iblis bersatu.

Inilah awal.

Tidak ada keluarga kerajaan, tidak ada keturunan campuran, tidak ada pedang ataupun perisai.

Lepaskan armor pengecut dan biarkan apa adanya.

Dengan setiap suara, kami seolah-olah membuang sifat keras kepala yang pernah kami miliki.

Sedikit demi sedikit, ras iblis mejadi lembut dan bersatu.

Zenra Zenra Zenra, Zenra Zenra.

Zenra Zenra Zenra, Zenra Zenra.

Nyanyian perdamaian seperti itu akan bergema di Midhays selamanya.

---

Setelah upacara selesai, aku kembali ke Delzogade.

Aku memasuki ruang tahta dan duduk di atas singgasana.

Sambil mendengarkan nyanyian dari Paduan Suara Raja Iblis dan suara orang-orang yang bergema dari kejauhan, aku menyandarkan tanganku.

Aku membentuk lingkaran sihir dan mengirimkan kekuatan sihir padanya.

“Kerja bagus.”

Misha muncul dari balik singgasana.

Sasha ada di sampingnya.

“Lagu itu diterima lebih dari yang kubayangkan, dan entah kenapa itu malah bikin aku takut...” kata Sasha dengan ekspresi terheran-heran.
 
“Fumu, kurasa itu karena ada begitu banyak orang yang tidak ingin bertengkar.”

“Aku tidak menyangkal bahwa mereka tidak ingin bertengar, tapi aku mereka seperti semua orang terobsesi dengan sesuatu.” katanya dengan tegas.

“Jadi, apa yang kalian lakukan di tempat seperti ini?”

“Menunggu.” Kata Misha.

“Menungguku?”

Dia mengangguk.

“Ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu saat kau melawan Avos Dilhevia. Ituloh, tentang sesuatu yang barusan coba kau lakukan dengan sihirmu itu!”

“Surge El Donave?”

Ketika aku mengirimkan kekuatan sihir ke langit-langit, itu menjadi transparan dan aku bisa melihat langit.

Di sana ada bayangan Matahari Penghancur.

Butuh sedikit waktu untuk mengubahnya menjadi pedang, jadi itu masih masih dalam bentuk apa adanya. Meski begitu, itu akan segera selesai.

“Kami ada di luar saat Surge El Donave bersinar.” kata Misha. “Tapi kenapa kami baik-baik saja?”

“Saat itu kau ada di ruang tahta, jadi kau harusnya tidak punya waktu untuk melindungi kami semua, kan? Selain itu, dengan sihir sebesar itu, tidak mengherankan jika semua iblis di Midhays terbunuh.”

Kegelapan menyerbu ke dalam lingkaran sihir.

Sebagian dari bayangan Matahari Penghancur yang mengambang di langit menghilang, sementara sebagian dari pedang bayangan muncul di tengah lingkaran sihir.

Secara bertahap, Surge El Donave menghilang dan akhirnya menghilang sama sekali.

Dan di depanku, satu pedang bayangan muncul.

“Jawabannya sederhana. Surge El Donave tidak melihat kalian sebagai musuh. Dia hanya menghancurkan Avos Dilhevia, orang yang harus dihancurkan.”

“...Umm, aku tidak mengerti, kenapa bisa begitu? Dewa Penghancur adalah musuhmu, kan?”

“Memang benar kalau disebut musuh. Karena semua kehidupan tidak akan bisa kuselematkan jika aku tidak mengalahkan Aberneyu. Tapi—”

Aku mencoba untuk berbicara, tapi aku segera menutup mulutku.

Aku pun berfokus ke kedalaman ingatanku,

“...Kenapa hal seperti ini terjadi...?”

“Ada apa?”

Misha menatapku dengan cemas.

“Fumu, ini sedikit tidak terduga.”

Aku berdiri dan meraih pedang bayangan.

Saat aku memegang gagangnya, Pedang Penghancur Alasan Venuzdonor mengungkapkan wujudnya.

“Misha, apa kau ingat ketika kita kembali ke masa dua ribu tahun yang lalu, di menara ada Pedang Penghancur Alasan yang kugunakan untuk menyelamatkan Igareth?”

Dia mengangguk.

“Tidak banyak orang yang bisa mengendalikan Pedang Penghancur Alasan. Aku bertanya-tanya tentang siapa kira-kira yang meletakkannya di sana, tapi mungkin jawabannya ternyata lebih sederhana dari yang kukira.”

Misha berkedip.

“Dengan kata lain, di sana aku mungkin telah meletakkan Pedang Penghancur Alasan sebelum aku bereinkarnasi, untuk mengantisipasi kemungkinan bahwa aku akan kembali ke masa dua ribu tahun yang lalu menggunakan Rivalo (Perjalanan Waktu).”

“Jadi maksudmu, dua ribu tahun yang lalu kau telah menyiapkan Pedang Penghancur Alasan? Tapi kau sendiri tidak mengetahuinya, kan?”

“Mungkin aku tidak mengingatnya.”

“....Eh?”

“Sebenarnya, sepertinya aku tidak ingat persis tentang Aberneyu.”

Aku membentuk lingkaran sihir pada Pedang Penghancur Alasan dan menyimpannya di Delzogade.

“Ini adalah reinkarnasi pertamaku. Kupikir semuanya berjalan dengan baik, tapi mengapa aku bahkan tidak menyadari bahwa aku tidak mengingatnya?”

Aku sama sekali tidak menyadari hal ini sampai Sasha bertanya kepadaku dan aku mencoba menjawab secara spesifik.

Aku memang dengan pasti telah mengalahkan Dewa Penghancur Aberneyu di tanah ini dan menjadikannya Delzogade. Karena tatanan Dewa Penghancur adalah ancaman bagi semua makhluk hidup di dunia ini.

Tapi, itu pasti bukan satu-satunya alasan mengapa kami bertarung.

Pada saat itu, ketika Matahari Penghancur bersinar di langit, aku merasa yakin bahwa itu tidak akan pernah menyakitiku, teman-temanku, dan semua iblis yang ada di Dilhade.

Aku melihat ke kedalaman jurang Surge  El Donave dengan mata iblis ini, tapi seolah untuk mengkonfirmasi keyakinanku, pandanganku hanya tetuju pada Raja Iblis Palsu.

Tapi kenapa?

Aku tidak dapat mengingat alasannya.

“Itu berarti...?”

“Nah, tenanglah, itu bukan masalah besar!?”

Namun, meskipun ini adalah pertama kalinya aku mencobanya pada diriku sendiri, kurasa aku tidak gagal dalam menggunakan sihir Silica (Reinkarnasi). Hanya saja di sisi lain, merupakan fakta yang tidak dapat disangkal bahwa beberapa ingatanku hilang.

Jadi, mengapa reinkarnasiku tidak sempurna—?



Sebelumnya || Daftar Bab || Selanjutnya

3 Comments

  1. Makasih Update nya.

    Di tunggu untuk Volume selanjutnya (5) min. Soalnya disini mudah dipahami bacanya.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post