Tantei wa Mou, Shindeiru Volume 2 - Bab 2 Bagian 2

Bab 2 Bagian 2
Dalam suatu misteri, mayat haruslah diperiksa


“Ini ulah 《Cerberus》.”

Merendahkan lututnya, Siesta melihat mayat seorang pria yang berlumuran darah, dan menyatakan itu.

Saat ini, kami berada di dalam gereja bergaya Barok—di mana Jack the Ripper modern dikatakan hidup kembali. Di tengah jalan tadi, kami berpisah dengan Fuubi-san, tapi kami telah diberikan izin untuk memasuki area yang tertutup. Namun—

“Cerberus, katamu?”

Terhadap Siesta yang mengatakan sesuatu yang yang sedikit berbeda dari situasi ini, aku hanya bisa memiringkan kepalaku.

“Kok suaramu terdengar aneh.”

“Aku sangat tidak tahan dengan bau darah.”

“Maka setidaknya kau harus menundukkan kepala atau menutupi hidungmu, kan?”

Nih, Siesta mengambil salah satu dari 《tujuh alat》 yang ada di pinggangnya—cermin kecil, dan kemudian menunjukkannya kepadaku.

Di sana, aku melihat seseorang yang menampilkan pose yang sangat aneh.

Aku mencubit hidungku, seperti yang Siesta bilang, dan kemudian berlutut di sampingnya.

Kami berada di dalam aula gereja, dan tepat di bawah Salib besar, terrdapat mayat yang tampaknya merupakan sang pendeta.

“Jangan disentuh.”

“Dimengerti. Aku tidak akan meninggalkan bekas sidik jari.”

“Itu terdengar seperti kau melakukan tindak kriminal.”

“Jike demikian, langsung tangani saja.”

Kami saling bersenda gura seperti itu, dan kemudian aku menepuk tanganku.

Setelah melalui keheningan selama beberapa saat, aku membuka mataku dengan perlahan. Aku tidak bisa bilang kalau aku akan bisa segera terbiasa melihat mayat. Akibat dari kecenderunganku yang selalu terlibat dalam masalah, aku telah melihat begitu banyak kematian selama tujuh belas tahun aku menjalani hidupku... tapi meski begitu, bau darah dan mata kuyu dari korban selalu menggangguku.

“Terus? Apa Cerberus yang kau sebutkan ini adalah identitas sebenarnya dari Jack the Ripper?”

Menyipitkan mataku terhadap pemandangan yang mengerikan, aku menanyakan itu.

Aku kemudian melihat ke arah mayat pendeta yang dada kirinya terbuka.

“Ya, codename 《Cerberus》. Anjing Penjaga Neraka, makhluk yang terkenal melahap jantung manusia.”

Mengatakan itu, ekspresi Siesta masih tetap tenang seperti biasanya saat dia menarik rambutnya ke belakang kepalanya.

“Apa itu artinya ini adalah ulah dari orang-orang itu?”

“Aku tidak bisa memastikannya.” meletakkan ujung jarinya di dagunya, Siesta melanjutkan, “Mengesampingkan kasus dari seabad yang lalu—sampai sekarang polisi masih belum memiliki petunjuk mengenai sang pelaku sekalipun ada begitu banyak kasus yang serupa, Ini artinya—”

“Yah, kurasa begitu.”

Seperti dugaaan, musuhnya adalah 《SPES》—dan karena dalam kasus ini ada codename yang terlibat, kami mungkin berurusan dengan 《Homunculus》.

“Apa tujuan musuh? Kenapa Cerberus mengambil jantung orang lain?”

Tidak mungkin ‘kan dia benar-benar bermaksud untuk meniru Jack the Ripper?

“Aku tidak berpikir kalu dia melakukannya atas keinginannya sendiri. Kupikir dia bertindak sesuai dengan perintah yang diberikan oleh atasannya.”

Perintah dari atasan..., Aku ingat kalau tiga tahun yang lalu, saat dimana aku bertemu dengan Siesta selama kasus pembajakan, Komori diperintahkan oleh organisasinya untuk membuat rencana teroris.

“Yah, kesampingan apa tujuan musuh, kita hanya perlu menangkap dan membuatnya membeberkan semuanya.”

“Siesta, itu kesaannya seperti kau akan menyiksanya dengan tampang yang bahagia.”

“Ya ampun, caramu mengatakannya sungguh kasar. Ah, jangan-jangan kau sedang menyiratkan kalau kau ingin aku melakukan sesuatu seperti itu padamu?”

“Tidak mungkin lah. Hadeh..., mau sampai seberapa banyak fetish aneh yang akan kau labelkan kepadaku?”

Ini jelas bukan merupakan percakapan yang harus dilakukan di lokasi pembunuhan.

“Tapi Siesta. Kau bilang kalau pelaku hanya perlu kita tangkap dan membuatnya berbicara..., tapi di tempat pertama, itu tidak bisa dilakukan, bukan?”

Padahal korbannya ada banyak, tapi bahkan polisi mendapati jalan buntu. Bagaimana bisa kami bisa menangkap musuh yang seperti itu?

“...Apa itu?”

Namun, Siesta tidak menjawab pertanyaanku, dan malah melihat ke arah tanganku.

“Ahh, ini? Fuubi-san memberikan ini padaku saat dia pergi.”

Aku mengambil korek Zippo dari sakuku dan menjentikkannya untuk menenangkan diri.

“Karena di perjalanannya tidak diperbolehkan untuk merokok, jadinya dia memberikan ini padaku.”

Entah ada perubahan pada kondisi mentalnya aku tidak tahu, tapi yang jelas, aku senang dia tidak merokok di rumah kami lagi.

“Begitu ya. Jadi dia mempercayakan hal terpenting baginya kepada pria yang dia temui setelah sekian lama?”

“Perasaan macam apa coba itu?”

Paling-paling dia cuman berpikir kalau aku hanyalah bocah mencurigakan yang akan dia temui di TKP pembunuhan dari waktu ke waktu, kan?

Ah, ini benar-benar bukan waktunya untuk melakukan basa-basi.

“Sekarang kita sedang membicarakan perihal cara untuk menangkap Cerberus. Apa kau punya rencana?”

Kalau kami hanya berdiam diri, akan ada lebih banyak korban yang berjatuhan. Kami harus melakukan  tindakan secepat mungkin.

“Sebenarnya, dulu aku aku pernah melihat kerusakan yang disebabkan oleh Cerberus.”

Siesta berlutut lagi, dan mengatakan itu saat dia melihat mayat tanpa jantung itu.

“Ya, kau pasti tidak akan membiarkan kasus ini lepas begitu saja.”

Sekalipun tidak diminta, Siesta pasti akan terus menjalankan misinya untuk melawan 《musuh dunia》—dia adalah orang yang seperti itu. Karenanya, pasti ada alasan mengapa sampai sekarang Siesta masih belum menangkap Cerberus.

“Musuh tampaknya memiliki《penciuman》yang cukup kuat. Tidak peduli bagaimanapun aku mencoba mengejarnya, dia selalu mampu melarikan diri dariku.”

“Begitu ya. Anjing memang hebat.”

Sama seperti Komori yang memiliki《pendengaran》yang luar biasa, 《Homunculus》 memiliki bagian tertentu dari tubuh mereka yang dimodifikasi. Tampaknya spesialisasi Cerberus ini ada di bagian 《hidungnya》.

“Namun, karena suatu alasan tertentu, Cerberus melakukan tindak kriminal ini meskipun kita berada di London.”

“...Apa ini jebakan?”

“Yang mau kukatan itu, ini adalah kesempatan, tahu?”

Dia masih tetap detektif hebat yang bersemangat seperti biasanya.

“Tentunya, tidak bisa dipungkiri kalau mereka mungkin sedang merencanakan sesuatu. Tapi pada saat yang sama, kalau kita membiarkan kesempatan ini hilang, kita mungkin tidak akan pernah memiliki kesempatan lain yang sempurna untuk melakukannya.”

“Sekalipun kau bilang begitu, tapi bagaimana kita bisa menangkapnya?”

“Sebaliknya.” Siesta berdiri, kemudian melanjutkan, “Bukan kita yang akan mengejar Cerberus. Tapi kita lah yang akan memikat Cerberus mengejar kita.”

Dengan ekspresi yang sangat serius, dia mengatakan sesuatu yang tidak bisa dipahami.

“Dengar. Sekarang musuh memiliki kesempatan untuk mengalahkan kita.”

“Loh, tapi bukannya Cerberus terus melarikan diri karena dia takut padamu? Jika demikian—”

Saat aku mengatakan itu, aku langsung merasakan firasat yang buruk.

“Tunggu, Siesta, jangan bilang kau...”

“Kau melakukan deduksi dengan cukup bagus, Asisten.” Siesta tersenyum senang, “Yang Cerberus takuti hanyalah aku. Artinya, dia akan dengan senang hati menyerangmu saat kau sendirian.”

“Jadi kau mau menggunakanku sebagai umpan!?”

Detektif hebat ini mau menggunakanku sebagai umpan untuk melawan anjing penjaga neraka!

“Lah, sejak kau memulai pekerjaan ini, kau harusnya sudah tahu kalau hari seperti ini pasti akan datang.”

“Tapi ‘kan aku tidak mempersiapkan diriku sampai sebanyak ini!”

Sial. Bukannya kau sendiri yang mengatakan kalau kau akan melindungiku saat aku bekerja sebagai asistenmu!?

“Akhirnya tiba juga hari dimana kau akan melawan musuh yang kuat.”

“Jangan membuat itu terdengar seperti aku adalah pahlawan legendaris.”

“Tidak, akulah pahlawan legendaris itu. Kau adalah pedangku, pedang yang akan memotong musuhku menjadi dua..., eh, pandai besi, mungkin... atau yang lebih cocok, petani yang tidak bisa mewarisi perdagangan?”

“Itu tidak masuk akal.”

Itu sudah sangat kejam bagi seorang asisten untuk menghadapi orang seberbahaya itu sendirian.

“Nah sekarang, ayo kita pergi. Kita sudah selesai memeriksa TKP ini.”

Mengabaikan ekspresiku yang tidak senang, Siesta berbalik dan kemudian pergi ke pintu masuk.

“...Selanjutnya kita mau pergi ke mana?”

“Hm, mungkin pergi minum teh sambil membicarakan tentang rencana kita?”

“Kau adalah satu-satunya orang di dunia ini yang bisa pergi minum teh segera setelah menyaksikan adegan pembunuhan.”

Selain itu, meskipun detektif hebat ini memiliki tubuh yang langsing, nafsu makannya cukup tinggi. Bahkan setelabh kami sampai di London, dia sering pergi ke restoran untuk menikmati Sunday Roast. Tagihan untuk itu sangat besar, padahal untuk bertahan hidup saja, kami harus bekerja sampai mau mati.

“...Aku adalah orang yang selalu menggunakan banyak kekuatan otak, jadi ketiga keinginanku agak lebih kuat dibandingkan dengan orang normal.”

Siesta berbalik ke arahku, dan tidak seperti dirinya yang biasanya, dia terus mengoceh seperti itu.
 
Jarang-jarang melihatnya seperti ini.

Yah, kupikir dia juga memiliki perasaan yang seharusnya dimiliki oleh gadis biasa.

“Apakah itu sebabnya kau sering tidur siang?”

“Aku tidak ingin mendengar itu dari orang yang selalu bermalas-malasan di atas ranjang.”

Kami saling mengejek, dan meninggalkan TKP tersebut.

 

“Tiga keinginanmu jauh lebih kuat dari orang normal, ya?”

“........Nafsu makan dan tidur.”



2 Comments

Previous Post Next Post