Tantei wa Mou, Shindeiru Volume 2 - Bab 2 Bagian 4

Bab 2 Bagian 4
Wajah Itu Sendiri Tak Termaafkan


“Charl?”

Aku kenal dengan gadis ini..., dia adalah Charlotte Arisaka Anderson, seorang gadis berusia enam belas tahun yang memiliki darah campuran Amerika-Jepang di dalam dirinya.

Di bawah komando dari organisasinya, dia berkelana berkeleling dunia sebagai seorang agen, Kadang-kadang, dia juga akan bekerja bersama dengan kami saat Siesta mengundangnya—jadi intinya, gadis ini adalah semacam kenalan bagiku.

“Apa kau baik-baik saja?”

Dengan perasaan sedikit cemas, aku bertanya pada Charl.

“...Ya, aku baik-baik saja.”

Perlahan bangkit dari atas ranjang, Charl memegangi bahu kanannya yang terluka. Aku juga ikut bangkit, dan kemudian menarik jarak dari ranjang.

Tapi..., ngapain Charl di sini? Kenapa juga dia sampai bawa-bawa senjata...?

 

“Oh, aku mengerti. Apa Siesta memerintahkanmu ke sini?”

Jadi ini rencana yang Siesta buat? Tentunya, Charl memiliki kemampuan tempur yang cukup baik untuk melawan musuh. Tampaknya kalau cuman aku saja, pertahanan kami tidak akan terlalu baik.

“...Astaga, kok kau tiba-tiba menyerangku sih.”

“Maaf, tapi itu salahmu sendiri karena bergerak sambil memegang pistol.”

“Habisnya..., Cerberus mungkin akan tibai-tiba menyerang dari depanku.”

Oh, begitu toh. Mungkin memang akunya saja yang terlalu berhati-hati. Siesta pasti akan menertawakanku jika aku bertingkah seperti seekor kucing yang penakut.

“Hm, bau apa ini.”

Charl mengernyitkan hidungnya. dan kemudian mengendus-ngendus udara.

“Benarkah? Mungkin itu cuman bau kentutmu?”

“Apa kau tidak tahu apa arti dari kata bersikap lembut?”

“Rekanku adalah detektif hebat yang tidak tahu tentang konsep dari sikap lembut.”

Menjawab seperti itu pada Charl, aku melangkah ke arah jendela untuk membuat ventilasi udara.

“Tapi tetap saja, kau ini lumayan hebat Kimizuka. Itu tadi kekalahanku.” seru Charl dari belakangku. “Sebagian dari kemenangan itu memang karena penyergapan..., tapi menurutku pribadi, kau tidak lebih kuat dariku.”

“Yah. Ini adalah pertama kalinya aku mengalahkanmu secara langsung, Charl.”

Mungkin itu karena akhir-akhir ini Siesta sudah sering melatihku, saat aku memikirkan itu dan meraih jendela untuk membukanya—

 

“Tidak, apa seorang aku memang benar-benar mampu mengalahkan Charl?”

 

Kalimat itu bukanlah cerminan diri dari seorang yang lemah, juga bukan sekedar tebakan yang didasarkan pada kurangnya kepercayaan diri.

Tapi aku tahu.

Dibandingkan dengan orang lain, aku tahu betapa kuatnya gadis yang bernama Charlotte Arisaka Anderson, aku tahu seberapa kuat Siesta dibandingkan dengan orang lain. Tidak mungkin seorang Charlotte akan kalah dari orang seperitku.

“...Tidak, yang paling penting adalah—” Itu adalah suatu penarikan kesimpulan yang jauh lebih sederhana. “Tidak mungkin orang tangguh yang memiliki temperamen busuk itu akan mengakui kekalahannya dengan begitu mudah.”

Lagian, gadis itu adalah musuh bebuyutanku. Karenanya—

“Siapa kau?”

Aku segera berbalik, dan bertanya pada Charl..., atau lebih tepatnya, orang yang mengaku sebagai Charlotte Arisaka Anderson.

 

“Begitu ya..., jadi aku ketahuan.”

 

Dari suara yang terdengar seperti suaranya Charl. suara orang itu berubah menjadi suara dari pria yang kasar. Dan saat berikutnya, distorsi total yang terjadi seluruh tubuh terlihat..., dan yang muncul setelah itu adalah seorang pria yang dalam masa primanya dengan mengenakan jubah hitam.

“Yah, sekalipun berakhir begini, kurasa masih juga tetap berhasil. Kalau begitu aku akan mengambil jantungmu.”

“...Tsk, jadi kau Cerberus itu?”

Sumber dari codename itu adalah kemampuan transformasi yang ditunjukkan barusan..., layaknya sang pengawas neraka berkepala tiga, dia mampu berubah menjadi orang lain. Selain itu, dia memiliki penciuman yang tajam, sehingga tidak heran jika kepolisian mengalami kesulitan untuk menghadapi dan menangkapnya.

“Tapi sayang sekali, hari-harimu yang meniru sosok Jack the Ripper akan berakhir hari ini.”

Aku menyiapkan pistol magnum yang tadi dan kemudian mengekernya ke dahi musuh.
 
“Kau hebat juga, pikirku kau hanyalah seorang pesuruh bagi detektif itu, tapi kupikir aku harus merubah pendapatku tentang dirimu.”

Mengatakan itu, Cerberus menutup matanya dan kemudian bertepuk tangan. Tingkahnya yang sekarang seperti seorang pendeta, tidak seperti kata-kata arogan yang baru saja dia ucapkan. Namun, pemikiran itu hanya berlangsung sesaat.

“Malam ini adalah bulan purnama, dan darah akan terkuras.”

Pada saat itu, otot-otot di seluruh Cerberus mulai membengkak. Rambut-rambut yang panjang dengan cepat menutupi tubuhnya, dan apa yang muncul setelah itu adalah..,

“Kau manusia serigala...?”

Apakah ada semacam percampuran antara Cerberus dan manusia serigala? Namun, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk membuat lelucon seperti itu.

“Jangan nangis ya kalau kena tembak.”

Aku menarik pelatuk pistol, dan menembakkan pelurunya—tapi.

“Itupun jika kau bisa mengenaiku.”

Dengan kelincahan dan kegesitan binatan buas, Cerberus menghindari peluru yang kutembakkan.

“Grr...!”

Sosok raksasa itu menghindari semua serangan, dan kemudian menyerbu ke arahku.

Saat ini, cakar yang sangat tajam tiba di depan mataku, dan aku tidak memiliki senjata. Aku menguatkan tekadku untuk menghadapi tragedi yang sesaat akan datang, dan menutup mataku—

 

“Merunduk.”

 

Dari ponselku, aku mendegar perintah itu dan segera merunduk pada menit-menit akhir.
 
“—kaaah!”

Saat aku membuka mataku, terdengar suara tembakan dan erangan pada saat yang bersamaan, dan yang langsung memasuki pandanganku adalah sosok binatang buas yang dari bahunya mengalir cairan merah gelap.

“...Kupikir niatku yang ingin membuka jendela justru menyelamatkanku di sini, ya?”

Aku kemudian menyadari bahwa aku belum menutup telepon, dan membawa ponselku ke telingaku..., kemudian, soerang yang berkata dari ujung telepon yang lain...

“Tapi kenapa kau tetap diam? Bukankah kau seharusnya tidur?”

Lalu,

“Pada intinya aku masih sempat. Jadi tidak ada masalah, bukan?”

Suara yang terdengar dari ponselku dengan cepat terdengar dari belakangku.

Aku terlihat sangat tidak senang, berbalik—dan melihat seorang gadis berambut putih dengan ekspresi sayup-sayup sedang berdiri di ambang jendela besar saat dia mengatakan itu kepadaku,

 

“Apa kau kesepian?”



4 Comments

  1. Cerberus bisa menyamar toh, untung si Kimihiko sadar kalau gak ya bakal kelar nih cerita

    ReplyDelete
  2. https://m.facebook.com/groups/tantei.wa.mou.shindeiru/?ref=share&exp=CodenameSiesta

    ReplyDelete
Previous Post Next Post