Kanojo no Imouto to Kiss wo shita Volume 2 - Bab 5


Bab 5 - Keceriaan X Diskusi Rencana


Sekarang sudah masuk pertengahan Juli, saat dimana ujian akhir yang bikin stres akan berakhir, dan liburan musim panas kian dekat.

Di suatu malam, setelah selesai makan malam, aku menolak ajakan Shigure yang ingin menonton sinetron TV, karena ingin membentuk squad dengan Tomoe, Takeshi, dan Haruka untuk bermain gim online.

“Hei Takeshi! Kau terlalu maju! Mundurlah sedikit!”

“Sini, biar kugunakan Kekuatan Pablo-ku untuk ngerusuh! Ora-Ora-Ora-Ora-Ora-Ora——Ah, mati!” (Takeshi)

“T-tunggu!”

“Paling tidak jatuhkanlah sesuatu yang bagus sebelum kau mati!” (Tomoe)

Melalui obrolan suara grup LINE, kami berempat saling bercakap-cakap, melepaskan semua stres yang terkumpul dari ujian akhir.

“Oh, maaf ya! Aku juga mati!” (Haruka)

“Tidak apa-apa kok, Haruka.”

“Yah, lagian tadi posisimu itu memang kurang menguntungkan.” (Tomoe)

“Woi…, mengapa kalian memperlakukanku dengan tidak adil?” (Takeshi)

“Ya gak mungkin ‘kan kami bisa memperlakukanmu sama seperti Haruka. Itu salahmu sendiri.”
 
“Betul tuh.” (Tomoe)

Oh iya, saat ini kami sedang memainkan gim Turf War di “Splatoon 2”.

Itu adalah gim multiplayer dimana karakter-karakter komik yang imut saling baku tembak dengan beberapa aturan yang ditetapkan. Namun di dalam gim ini, karakternya bukan menembakkan peluru, melainkan menembakkan tinta. Jadi yah, ini adalah gim menyenangkan yang bahkan anak-anak pun bisa menikmatinya.

Yah, masalahnya sih, moga aja mereka gak kecanduan.

“Apa boleh buat, sekalipun aku adalah player peringkat X, tetap saja akan sulit bagiku untuk melawan empat player sekaligus… Oh, aku tidak bisa mengalahkan Jeppa dan Marumi! Sayonara.” (Takeshi)

“Duh, apa yang harus kulakukan? Aku pergi ke arah yang salah.” (Haruka)

“Tidak, itu tidak masalah Haruka-chan. Itu memang disayangkan bahwa Marumi membunuhku. Tapi masih ada 3 detik yang tersisa untuk Hiro mengeluarkan jurus andalannya.” (Tomoe)

“…Oh. Apakah itu Stingy Ray lagi, Hiromichi?” (Takeshi)

[Catatan Penerjemah: せこく (tembakan cheat)]

“Aku tidak nge-cheat. Ini permainan yang adil.”

Di dalam gim ini terdapat beberapa kondisi untuk bisa menang, dan dalam mode ini, yang harus kau lakukan adalah menutupi sebagai besar wilayah dengan tintamu.

Aturan ini memiliki strategi kemenangan yang hanya dapat digunakan di akhir permainan. Itu adalah Sting Ray. Penyemprot yang memiliki tekanan tinggi ini akan memungkinkanmu menembakkan tinta terkonsentrasi dengan jangkauan tak terbatas dan mampu menembus tembok. Selain itu, dengan menembak dari balik tembok akan menunjukkanmu Inkling di belakangnya, yang membuat senjata ini sangatlah mematikan sekalipun digunakan saat berada di balik pelindung.

“Wow~. Musuh tidak dapat menghindarinya.” (Haruka)

“Yah, bisa dibilang, dalam jenis permainan semacam ini, musuh-musuh lain pada akhirnya akan mati.” (Tomoe)

“Itu jahat..., sangat, sangat jahat. Memangnya otot-otot di hatimu tidak akan menangis jika kau melakukan sesuatu yang begitu hina.” (Takeshi)

“Yang tadi itu adalah tindakan yang benar untuk dilakukan. Kalau mereka memiliki Hyper Pressure, maka mereka akan menggunakannya pada kita juga.”

Itu benar-benar langkah yang menakutkan. Dan yah, Tomoe-lah yang mengajariku tentang langkah ini.

...Kemudian, kami terus menikmati beberapa gim Turf War itu.

Saat kami akhirnya puas memainkan gim tersebut. Tomoe mulai mengubah topik pembicaraan,

“Ngomong-ngomong. Sekarang kan sudah hampir liburan musim panas nih, apa kalian memiliki rencana sampai akhir Juli nanti?” (Tomoe)

“Oh, karena sekarang kau mengungkit topik itu..., Tomoe, apa Senior  ngasih jawaban ‘Oke’?” (Takeshi)

“Ya, dia bilang untuk membawa beberapa daging yang enak.” (Tomoe)

Aku akan menganggap itu sebagai Gut Punch. Ini artinya, prasyarat untuk rencanaku telah terpenuhi.

“Terus, apa yang kau pikirkan? Lalu, bagaimana dengan kalian berdua?”

“Aku sih harus kerja sambilan di apotek, tapi yah, kurasa itu akan baik-baik saja asalkan aku menyesuaikan jam kerjaku.” (Takeshi)

“Aku libur dari aktivitas klubku hingga Agustus nanti. Jadi aku akan memiliki banyak waktu luang di bulan Juli. Apa kalian ada berencana untuk pergi ke suatu tempat?” (Haruka)

“Ya ya. Sebelumnya aku sempat berdiskusi dengan Hiro tentang pergi berkemah di pantai bersama teman-teman yang lainnya.” (Tomoe)

“Oh! Pantai…” (Takeshi)

“Berkemah? Kedengarannya menyenangkan(Haruka)

Tampaknya mereka sangat bersemangat. Sip, aku punya firasat yang bagus tentang ini!

Sebenarnya, di hari ketika Shigure sedang sakit, Ayahku mengirimiku perlengkapan kemahnya. Ayah adalah seorang Paleontologi (ilmuwan dinosaurus), karenanya, dia sering sekali pergi berkemah untuk melakukan penggalian fosil. Dan kali ini, profesor yang memanggilnya ke Amerika memberikannya beberapa perlengkapan kemah yang baru, dan itu sebabnya, dia mengirimkan perlengkapan kemahnya yang lamanya ke sini.

Saat aku melihat perlengkapan kemah itu, sebuah ide muncul di benakku.

Kalau aku tidak memiliki event di mana aku bisa berciuman, maka buat saja event itu.

Berkemah di pantai selama liburan musim panas. Itu akan menjadi kencan yang spesial di tempat serta waktu yang benar-benar berbeda dari biasanya.

Kalau aku menyiapkan event yang sangat romantis seperti itu, Haruka akan bisa menjadi leibih terbuka tanpa kesulitan.

Dan dengan bantuan dari Tomoe, persiapannya sudah dilakukan.

Nah, yang jadi pertanyaan utamanya di sini adalah, apakah Haruka akan ikut atau tidak…?

“Tentu saja aku akan ikut. Ada banyak sekali jenis-jenis latihan otot yang sangat ingin kulakukan di pantai.” (Takeshi)

“Sip, Tenaga Kerja yang Kuat didapatkan. Nah, bagaimana denganmu, Haruka?” (Tomoe)

“Aku sih pada dasarnya ingin ikut…, tapi semuanya laki-laki, kan? Aku yakin Ayahku tidak akan mengizinkanku untuk berkemah bersama kalian meskipun aku bersikeras ingin pergi…” (Haruka)

“Tidak kok, bukan hanya laki-laki saja. Senior yang sebelumnya kusebutkan—Torako-san, orang yang akan mengantar kita adalah pacarnya Tomoe.” (Takeshi)

“Hm... Aku masih tidak yakin… Sekalipun ada wanita lain yang akan ikut, Ayahku orang yang sangat disiplin perihal sesuatu semacam ini…” (Haruka)

Ugh, Kuu, apakah semuanya akan berakhir seperti ini?

Memang sih, beliau tampak seperti Ayah yang disiplin dan tidak menyukai…, sesuatu semacam ini.

Tapi, ini adalah liburan musim panas…

“Onii~san!”

“Waaa!?”

“Ada apa, Hiromichi? Apa-apaan dengan suara aneh yang barusan?” (Takeshi)

“T-tidak! Erm, ada ngengat yang besar masuk melalui jendela!”

“Oh, itu menakutkan. Tempo hari, ada ngengat merah yang ukurannya sekitaran 15 sentimeter masuk di kamarku..., itu benar-benar membuatku takut.” (Haruka???)

“Itu pasti Kupu-Kupu Gajah. Tampaknya kamarmu itu telah menjadi seperti habitat aslinya.” (Takeshi???)

[Catatan Penerjemah: Ngengat adalah serangga yang berhubungan dekat dengan kupu-kupu, dan Kupu-Kupu Gajah itu adalah Atlas Moth. Yang dimana arti dari Moth adalah ‘Ngengat’.]

Kemudian, setelah meletakkan tanganku di atas mikrofon, aku melotot ke arah Shigure yang entah bagaimana menyelinap di belakangku.

“Aku lagi melakukan obrolan grup dengan Haruka. Bagaimana kalau dia sampai tahu…?”

“Mengenai perkemahan itu, kasih tahu Nee~san kalau aku juga akan ikut.”

“Ha? Aku memang bermaksud menanyakan apa kau mau ikut atau tidak, tapi kenapa…?”

“Udah, kasih tahu aja!”

Shigure menyarankan itu kepadaku, di saat aku berbisik memprotes.

Oh, aku mengerti. Jika saudarinya ikut, maka akan jadi lebih mudah bagi Haruka untuk ikut juga.

“Maaf ya, Hiromichi-kun. Terima kasih sudah mengajakku…” (Haruka)

“Gak apa-apa kok. Kalau Ayahmu memang tidak mengizinkannya, maka apa boleh buat… Itu disayangkan, padahal aku berniat mengajak Shigure juga jika kau bisa ikut.”

“Eh? Shigure juga akan diajak. Kalau begitu—aku akan ikut.” (Haruka)

Ntaps, dia jadi lebih bersemangat untuk ikut berkemah dari yang kuharapkan.

“Jadi, bisakah aku mengajaknya sekarang?” (Haruka)

“Y-ya. Lebih cepat lebih baik. Bisakah aku mengandalkanmu?”

“Serahkan padaku! Aku akan memastikan kalau Shigure akan ikut! Jika dia ada bersamaku, maka sama sekali tidak akan ada masalah, bahkan Ayah juga tidak akan bisa mengatakan tidak!” (Haruka)

Ah, begitu toh.

Tidak seperti orang tuaku, orang tua Haruka dan Shigure tidak terpisahkan oleh maut.

Dengan kata lain, orang tua mereka memiliki tanggung jawab karena membuat mereka terpisah.

Memikirkan tentang itu membuatku merasa tidak nyaman seolah-olah aku sedang memanfaatkan kelemahan mereka. Tapi, sekarang ini aku tidak boleh mundur.

Kalau Haruka tidak ikut berkemah, maka arti dari semua rencana ini akan sirna.

“Oke, dengan begini kita sudah sepakat. Nanti aku akan membuat grup LINE, jadi jika Shigure-chan akan ikut, kau bisa mengundangnya masuk grup itu.” (Tomoe)

“Oke!” (Haruka)

“Aku mau tidur sekarang. Begadang itu sudah seperti musuhnya otot.” (Takeshi)

“Aku juga mau tidur~ sampai jumpa di sekolah.” (Tomoe)

Mengatakan itu, Takeshi dan Tomoe mematikan obrolan suara mereka.

Namun, aku dan Haruka masih online dan ngobrol-ngobrol sebentar tentang event berkemah ini.
 
Ini akan menjadi perjalanan pertama kami, dimana kami akan dapat menghabiskan waktu yang berkualitas bersama-sama.

Meskipun yah, bukan hanya kami berdua saja sih, tapi tetap saja, penantian itu tidak dapat disangkal sangatlah tinggi.

“Kemah dengan teman-teman, ya~ Aku sangat menantikannya!”

“Haruka, apa ada sesuau yang secara khusus sangat kau inginkan?”

“Hm, kupikir aku ingin mengadakan barbekyu untuk makan malam! Pada dasarnya sih aku tidak keberatan dengan daging panggang, tapi tetap saja, barbekyu adalah yang terbaik! Aku suka sekali memakannya dari samping!”

“Baiklah.”

“Oh, dan yang seperti di drama-daram TV ituloh, dimana mereka meletakkan marshmallow panggang di antara biskuit.”

“Marshmallow? Itu manis sekali loh, apa kau baik-baik saja dengan itu? “

“Ya, aku baik-baik saja. Soalnya kan aku suka yang manis-manis.”

“Kalau gitu, aku akan membeli beberapa marshmallow supaya kita bisa menikmatinya.”

“Yay! Terima kasih!”

Bahkan melalui ponselku, aku menyadari bahwa Haruka terdengar jauh lebih bersemangat dari biasanya.

Sejak dari tadi, kami tidak membicarakan apa pun kecuali makanan.

Dia terlalu imut. Tapi...,

“Baiklah, dengan ini makanan sudah oke. Tapi..., karena kita akan melakukan perjalanan…, tidakkah ada hal lain yang kau inginkan?”

“Pantai…, umm…, itu artinya aku butuh pakaian renang…, huff!”

Haruka?

Haruka termegap-megap, dan tiba-tiba dia menjadi diam.

Saat aku bertanya apa yang terjadi padanya, dia mulai berbicara dengan suara yang pelan...

“Um, jadi gini, Hiromichi-kun…, erm…, pakaian renang seperti apa yang kau sukai?”

Jantungku berdegup sangat kencang.

Tanganku yang memegang ponsel mulai mengeluarkan butiran-butiran keringat. Eh? Apa ini serius? Kalau begitu, jika aku membuat permintaaan, apa itu berarti dia akan mengenakan apa yang kuminta?

“Y-yah, menurutku apa pun yang kau kenakan pasti akan cocok untukmu, jadi yah, kau bisa mengenakan apa pun yang mau kau kenakan.”

“Itu…, erm, tidak. Habisnya, kau mungkin akan jelalatan ke Shigure.”

Aaaaaa, dia terlalu polos, jantungku tidak bisa berhenti berdebar-debar.

Biasanya Haruka itu sangat pemalu, tapi kali ini, dia benar-benar sedang melangkahiku.

Kali ini…, ya…, kali ini aku harus lebih jujur,

“Pu—”

“Pu?”

“Pusar, aku suka pakaian renang yang menunjukkan pusar…”

“P-pusar, ya. Aku mengerti…, aku akan mencatatnya.”

Dari sudut pandang lain, ini mungkin terdengar seperti suatu percakapan yang lucu. Lagian, aku bisa mendengar Shigure tersedak oleh tawa di belakangku.

Pasti dia akan mengejekku lagi nanti.

Tapi, aku tidak akan mempedulikannya.

Habisnya, aku terlalu bahagia.

Dan karena obrolan kami jadi terganggu oleh topik yang memalukan ini, kami memutuskan untuk mengakhiri obroloan suara itu.

Kami kemudian membentuk janji untuk bertemu lagi di sekolah, dan akhirnya menutup telepon.

Lalu, aku berbalik dan melihat ke arah Shigure.

“Makasih ya, Shigure. Berkat dirimu, Haruka bilang dia akan ikut dengan kita.”

“Onii-san, aku hanya berpikir bahwa itu akan sangat disayangkan untuk kehilangan semua rencana musim panas yang telah kau persiapkan dengan seluruh ketekunan dan akal sehatmu.”

“…Aku sungguh berterima kasih.”

“Jadi setelah ujian akhir, kau berencana membawa Nee~san ke pantai sambil memanggang barbekyu dan marshmallow, dan berniat membuatnya dalam sosok setengah telanjang. Kau ini cukup berani ya, Onii-san ♪ “

“T-tidak, aku tidak ada niatan membuatnya menjadi dalam sosok setengah telanjang.”

“Pakaian renang dengan model two piece itu sama saja dengan setengah telanjang tahu! Selain itu, di sana kita tidak hanya akan berenang, tapi juga berkemah. Dengan kata lain, menginap. Seorang pria dan wanita menghabiskan malam di tenda yang sama. Tidak mungkin kalau sesuatu tidak akan terjadi…”

“Nanti tendanya akan dipisahkan antara anak laki-laki dan perempuan!”

Kau ini mikirin apa sih, goblok?

Itu terlalu menyeleneh, membuatku keta-kataku jadi tidak jelas.

Adik kecilku ini sangat cantik, cuman dia terlalu sulit untuk dihadapi karena dia sering mengatakan hal-hal yang aneh seperti barusan.

Tapi kali ini, dia benar-benar telah membantuku.

Jika saja tadi Shigure tidak berbisik kepadaku, aku tidak akan bisa melakukan perjalanan bersama Haruka.

Tapi, ada yang aneh…

“...Hei. Mengapa kau membantuku? Kupikir kau tidak ingin jika aku bersama Haruka?”

Terhadap pertanyaanku, Shigure memiringkan kepalanya karena terkejut.

“Eh? Kok kau berpikir seperti itu?”

“Yah, habisnya kan…, kau tahu…, kau bilang kalau…, kau mencintaiku?”

“Itu memang benar, tapi aku tidak mencoba mengambil posisi sebagai pacarmu dari Nee~san.”

.........Ha?

Apa maksudnya?

Jika memang demikian, terus kenapa dia menyatakan cinta kepadaku?

“Aku ingin menjadi gadis favoritmu.”

Aku benar-benar bingung dengan apa yang dia maksud?

Aku tidak mengerti…

“Aku sangat mencintai Haruka, jadi gadis favoritku adalah dirinya. Selain itu, kalian berdua adalah individu yang berbeda.”

“Begitukah? Tapi, satu hal yang pasti. Aku tidak akan menghalangi hubungan antara dirimu dan saudariku.”

Saat itu, dia mengakhiri kata-katanya dengan senyum sedih.

Aku melihat ada kilatan di matanya, itu dipenuhi dengan cinta ketika dia menciumku, dan aku merasa air matanya akan tumpah.

Aku sungguh tak mengerti..., mengapa dia tersenyum.



2 Comments

Previous Post Next Post