Tantei wa Mou, Shindeiru Volume 2 - Bab 2 Bagian 6

Bab 2 Bagian 6
Menuju masa depan setahun kemudian


“Tempat apa ini...”

Saat aku membuka mataku, aku mendapati diriku berada di ruangan remang-remang yang asing.

“......!”

Tanganku diborgol dan kakiku dibelenggu. Kaki kursi yang kududuki diikatkan ke lantai beton. Di sini juga aku bisa mencium bau busuk yang sangat menyengat. Dan disekitarku, terdengar suara-suara yang bergema..., apa ini ruang bawah tanah?

“Tampaknya kau sudah sadarkan diri.”

Dengan tiba-tiba, seseorang muncul dari kegelapan.

Orang itu mengenakan topi yang agak diturunkan, kerah yang tegak, dan aku tidak bisa benar-benar melihat ekspresinya, tapi ada satu hal yang kuyakini, orang yang membawaku ke tempat ini adalah—

“Hel...!” Ya. Aku diculik saat di hotel, dan kemudian, “Di mana tempat ini? Apa kau..., berniat untuk membunuhku?”

Tenggorokanku terus bergetar. Dia memisahkanku dari Siesta, dan membawaku ke tempat ini, tapi apa alasannya—

 

“Apa kau mau menjadi rekan kami?”

 

Sontak, pikiranku langsung membeku begitu aku mendengar jawaban yang sama sekali tidak kuharapkan ini.

“Apa yang kau katakan...?”

Dan sebelum aku menyadarinya, Hel sudah ada di belakangku,

“Yah, kurasa caraku mengatakannya agak salah—aku ingin kau menjadi rekanku.”

Suara yang terlontar itu seolah menjilati telingaku dan membuatku merinding.

“...Aku tidak mengerti maksudmu, memangnya apa gunanya kalau aku menjadi rekanmu?”

“Kau ini orang yang memiliki penilaian yang rendah pada dirimu sendiri ya.”

“Tolong sebut itu sebagai sikap yang rendah hati.”

Bahkan di situasi seperti ini, aku masih bisa bercanda secara alami. Tidak, justru karena aku sedang berada dalam situasi inilah aku jadi bercanda. Kaena jika aku tidak melakukannya, aku tidak yakin kalau aku akan bisa tenang. Orang ini..., Hel ini memiliki aura menakutkan yang akan membuat siapa pun jadi menggigil.

“Tidak, ini mah akunya saja yang gemetar karena kegirangan.”

“Tapi aku belum mengatakan apa-apa loh.”

“Kau bisa memeriksa apakah saat ini aku jadi terkencing-kencing.”

“Begitu ya. Jadi kalian berdua selalu bermain-main seperti ini sepanjang waktu?”

Hel menunjukkan senyum tipis, dan akhirnya menjauh dari belakangku.

“...Tidakkah kau berpikir bahwa dirimu akan tersenyum juga.”

“Ahaha, itu cukup kejam. Pikirmu aku ini orang yang seperti apa?”

Langkah kaki yang tajam dari sepatu bot itu bergema, dan Hel membuat lingkaran besar di sekitar kursiku.

“Iblis tanpa emosi? Monster yang tidak dapat berkomunikasi dengan kata-kata? Penjahat yang tidak bisa diajak bicara?”

Kasarnya. sekali lagi, Hel menunjukkan senyum masam.

“Saat ini kau sedang berbicara dengan seorang gadis biasa, tahu!”

Mengatakan itu, Hel melihat ke arahku dan membalik halaman dari sebuah buku tebal yang diperolehnya dari formulir di suatu tempat, dan menatap ke halaman tersebut.

“Kupikir seorang gadis biasa tidak akan membunuh temannya.”

Aku menyangkalnya, mengingat apa yang sebelumnya Hel lakukan pada Cerberus di hotel itu dengan tangannya sendiri.

“Teman? Ahaha, bukan tau. Itu cuman sebagian dari rencana yang akan diselesaikan.”

Tampaknya Hel menganggap itu sebagai lelucon saat dia tertawa terbahak-bahak. Sederhana, kesenangan, kemurnian—kekejaman. Itulah denotasiku tentang gadis yang bernama Hel ini.

“Apa kau akan memanfaatkanku dan meninggalkanku begitu saja juga? Selain itu, memilikiku sebagai rekan sama sekali tidak ada untungnya.”

Aku sama sekali tidak berpikir bahwa dia benar-benar ingin aku menjadi rekannya. Apa sebenarnya yang dia rencanakan?

“Kau mau bertanya apa untungnya menjadi rekanku?” Melihat buku yang dia pegang, Hel kemudian melanjutkan, “Tapi sebelum kita bisa berbicara mengenai untung atau rugi, semua yang dinubuatkan di dalam 《Alkitab》 adalah mutlak.”

“Alkitab?”

Apa Hel sedang mengacu pada buku yang dia pegang?

“Aku hanya memegang salah satu dari kitab-kitab ini. Alkibab ini menubuatkan sesuatu yang akan terjadi padamu di masa depan.”

“Itu mustahil—”

“—Mustahil katamu? Tapi sayangnya, ini adalah kebenaran. 《Alkitab》 ini benar-benar menubuatkan fakta bahwa setelah Cerberus meninggal di sana, kau akan dibawa ke sini.”

Itu hanya alasan, dia hanya sekedar mengatakan bahwa semua yang telah terjadi sampai sekarang sudah dinubuatkan sebelumnya.

“Matamu itu sepertinya dipenuhi keraguan.”

“Ya, tapi jangan keberatan tentang itu. Aku ini tipe orang yang hanya percaya pada diriku sendiri.”

“Oh, ini sungguh kebetulan. Aku juga sama sepertimu.”

Oh, jadi mungkin kami bisa memiliki pemahaman yang sama..., yah, meskipun aku tidak mau.

“Jadi, apa kau pernah mendengar tentang 《Nādi Astrology》?”

Dengan buku yang masih terbuka, Hel menanyakan itu.

“Nādi Astrology... Kalau tidak salah itu adalah buku ramalan yang ditinggalkan oleh seorang bijak India di BCs...”

Biasanya Siesta akan memberitahuku segala macam hal sepele yang tidak masuk akal, dan aku ingat kalau dia pernah mengatakan sesuatu tentang ini. Di masa lalu, orang bijak India mencatat ramalan yang diberikan oleh para Dewa dalam bahasa Tamil, pada daun palem. Itu melukiskan masa depan dari setiap orang.

“《Alkitab》 ini dibuat dengan 《Nādi Astrology》 sebagai penopangnya. Masa depanmu juga tercatat di dalamnya.”

Hel menatap buku yang terbuka itu, dan berjalan-jalan di sekitar ruangan yang luas.

“Sebagai contoh, satu bulan kemudian atau lebih, kau akan memperoleh kembali kehidupan sehari-hari yang selalu kau inginkan, dan menjalani masa kehidupan sebagai siswa SMA biasa.”

“Itu mustahil. Tidak mungkin detektif hebat itu akan membiarkanku pergi begitu saja.”

Tentunya, aku akan sangat bahagia jika kami bisa melenyapkan 《SPES》 sepenuhnya dalam sebulan, memiliki akhir yang bahagia, dan kemudian aku mendapatkan kehidupan sehari-hariku yang biasa.

“Satu tahun kemudian, kau tidak akan menjadi seorang asisten. Kau akan menjadi seorang detektif, dan menyelesaikan semua jenis kasus.”

“Itu juga mustahil. Aku hanya akan menjadi asistennya Siesta.”

Mana mungkin gadis itu akan membiarkanku mengambil posisi detektif yang dibanggakannya dengan mudah.

“Ingatan jantung yang terlupakan, batu safir ajaib senilai 3 miliar yen, dan warisan dari detektif hebat—jika kau dapat mengingat kata-kata ini setahun kemudian, itu pasti akan menjadi jawaban bagiku.”

“Apa-apaan dengan semua omong kosong ini? Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?”

“Aku sedang membicarakan tentang 《kecenderunganmu yang mendapatkan masalah》, intinya semacam itulah.”

Mengatakan itu, Hel menutup buku tersebut. Aku sama sekali tidak pernah menyebutkan masalah kecenderungaku kepada Hel. Apakah itu berarti, perihal tentang itu juga dicatat oleh 《Nādi Astrology》 atau semacamnya?

“Tapi, aku memiliki sudut pandang yang sedikit berbeda mengenai kecenderunganmu itu.”

“...Apa maksudmu?”

“Kau tidak dibawa ke dalam masalah. Kau sendirilah yang rela terlibat dengan semua masalah itu.”

Bersama-sama dengan dunia. Hel merentangkan tangannya lebar-lebar dengan cara yang berlebihan.

“Kecenderungan yang kau miliki itu merupakan kekuatan yang mampu mengubah dan memulai apapun—kau adalah pusat dari dunia ini.”

Itulah sebabnya, lanjut Hel.

“Aku ingin kau menjadi rekanku, untuk bersama-sama denganku menyelamatkan dunia ini.”

Mata merah yang menatapku itu memberikan kilatan yang memikat.

“Mungkin lebih tepatnya menghancurkan dunia.”

“Bagiku, itu adalah suatu penebusan.”

“Jadi maksudmu, jika kau menghancurkan dunia, kau akan bisa mendapatkan apa yang kau cari?”

“Yah, bisa dibilang begitu.”

“Terus, bagaimana jika aku menolak?”

“Itu tidak masalah.” Hel kemudian berbalik, dan berjalan ke arah tertentu.  “Faktanya, menurut 《Alkitab》 ini, memang akan memakan waktu sampai kau akan menjadi milikku. Namun, kebutuhan untuk memulai sesuatu adalah milik Bapa──”

Saat itu, Hel berhenti bicara.

Bapa? Siapa yang dia bicarakan?

[Catatan Penerjemah: Gua menggunakan kata Bapa karena sejak tadi Hel berpedoman pada Alkitab. Kalau kedepannya ternyata ‘father’ yang dimaksud di sini adalah sosok Ayah, gua bakal ubah,]

“Tapi sayang sekali. Kalau kau mau menjadi rekanku, aku dapat memberikanmu segala sesuatu yang spesial.”

Dengan acuh tak acuh, Hel melanjutkan dengan bercanda, seolah-olah dia tidak mengatakan apa yang dia lakukan.

“Pertama-tama, yang terpenting di sini adalah kau tidak perlu melakukan apa-apa.”

“Itu suatu kondisi yang cukup baik.”

Aku benar-benar ingin detektif hebat tertentu yang selalu menyuruhku untuk mendengar ini.

“Kau bisa menghabiskan sepanjang harimu untuk bermain gim di TV yang besar.”

“Kau ini seorang malaikat ya?”

“Dan kau juga dapat dengan bebas memilih manisan, es krim, atau pop mie kapan saja.”

“Kau ini sebenarnya dewa, kan?”

Oi, detektif hebat berambut putih, apa kau dengar yang barusan itu? Kita mendapat seorang penjahat yang memberiku hak istimewa yang cukup besar. Aku akan membelot dalam dua detik.

“Jadi, bagaimana menurutmu?”

Gadis berseragam militer itu mengulurkan tangan kanannya ke arahku yang duduk di kursi.

 

“Kau—jadilah rekanku.”

 

Senyuman yang dia tunjukkan dipenuhi dengan kepolosan saat dia memberikan tawaran yang begitu menggiurkan.

Itu sebabnya, jawabanku adalah,

“Ya, sudah jelas—aku akan menolak.”

Maaf saja, aku ini orang yang selalu berhati-hati. Setiap kali aku diharuskan membuat keputusan, aku akan memprioritaskan kerugian daripada keuntungan yang kudapatkan.

“Menurutku akan jauh lebih menakutkan jika memiliki Siesta sebagai musuh daripada dirimu.”

Aku membuat pilihan yang sarkastik, tersenyum, dan langsung menolak Hel.

“Dan kau tidak berpikir kalau aku akan menerima tawaranmu, kan?”

“Ahaha, jadi kau tahu ya?”

Hel tampak seperti anak kecil yang sudah mengetahui candaannya, dan dengan cekatan dia berbalik, berjalan lurus ke depan. Sementara Hel memunggungiku, aku mencoba mencari cara untuk melepaskan kekanganku.

...Astaga, dia mengekangku dengan ini, dan benar-benar mencoba membuatku menjadi rekannya? Sejak awal dia pasti sudah tahu bahwa aku akan menolaknya.

“Nah, mungkin tidaklah pantas bagiku untuk menyebut ini sebagai alternatif, tapi aku memiliki sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu.”

Saat berikutnya, cahaya yang redup muncul di sekitar kami. Apa Hel menyalakan lampu? Saat aku berpikir demikian dan melihat sekeliling—

“Apa, ini...”

Tampaknya ada sesuatu dalam jarak yang terbatas dapat kulihat dalam kegelapan ini.

Monster, seekor monster yang berada di dalam sangkar itu menyerupai serangga besar yang merayap..., tapi sejujurnya, aku benar-benar tidak memiliki kesan apa-apa pada monster seperti itu. Jika kita berbicara tentang hal-hal yang serupa, maka aku hanya bisa memikirkan monster yang kulihat di beberapa film atau di tempat lain yang disebut alien.

Menurut dugaanku, panjangnya hampir 4 meter. Aku tidak dapat melihat apapun yang menyerupai mata di kepalanya, dan terdapat taring yang tumbuh dari rahang besarnya. Dari mulutnya, ada sesuatu seperti lendir yang menetes, dan aku bisa melihat semacam tanda-tanda kehidupan yang kecil, tapi tampaknya itu memang hidup. Mungkinkah itu sedang tidur?

“Ini adalah 《senjata biologis》.” seru Hel dengan tenang. “Nafas dari makhluk ini mengandung racun yang bisa mengikat semua oksigen di atmosfer.”

“...Apa kau berencana melakukan aksi teroris menggunakan monster ini? Di London?”

“Benar. Itu adalah sejarah masa depan yang dinubuatkan dalam 《Alkitab》 ini, keselamatan dari Tuhan.”

“Agama macam apa ini...”

Grr, jadi mereka tidak puas hanya dengan 《Homunculus》, dan mereka membuat sesuatu seperti itu juga? Jika monster seperti itu dilepaskan begitu saja ke jalanan... dan, eh, aku lagi ada di mana dulu nih? Apa yang dia maksud untuk melepaskan monster ini? Sepertinya kami sedang berada di London, tapi....

“Oh iya, aku belum menjawab pertanyaanmu tentang sekarang kita ada dimana, ya?”

Hel mendekati sangkar logam itu, dan menepuk kepala 《senjata biologis》 itu dengan elegan.

 

“Kita berada di ruang bawah tanah Parlemen Inggris Raya, Istana Westminster.”



2 Comments

  1. Nadi Adtrology kitab yang bisa melihat masa depan, mau makhluk yang dapat mengikat seluruh oksigen yang ada di atmosfer auto tewas dong seluruh org.

    ReplyDelete
    Replies
    1. euy shiro itu pp lu anime apaan, kayak ga asing gua

      Delete
Previous Post Next Post