Tantei wa Mou, Shindeiru Volume 2 - Bab 2 Bagian 7

Bab 2 Bagian 7
Tidak ada gunanya bertingkah keren sekarang


“...Karena kau membangun tempat seperti ini di bawah markas pemerintah, kurasa itu berarti kau memiliki cukup banyak pendukung, ya?”

Selama tiga tahun terakhir ini, aku dan Siesta bersama-sama bertarung melawan 《SPES》..., tapi kami tidak pernah bisa menghentikan invasi mereka sepenuhnya, dan mereka telah menyusup ke tempat-tempat yang jauh di luar imajinasi kami.

“Ya, seperti yang barusan kau bilang. Sekutu-sekutu kami telah tersebar ke seluruh penjuru dunia, baik itu politisi, bankir, polisi, pemimpin-pemimpin agama..., dan mungkin saja seorang tertentu yang ada di sebelahmu sebenarnya merupakan anggota 《SPES》 juga.”

“Barusan itu memang terdengar seperti neraka.”

Aku melontarkan kata-kata ini..., dan sementara Hel terfokus pada 《senjata biologis》itu, aku menggunakan mulutku untuk mengambil kawat logam yang kusimpan di saku dadaku, dan kemudian menggunakannya pada borgol di pergelangan tanganku... Aku hanya harus menggunakan pengalaman bertahun-tahun yang kumiliki serta naluri untuk menggeliat. Bukannya aku mau membual mengenai kecenderunganku yang selalu terlibat masalah, tapi aku sudah terbiasa dengan penculikan dan pemenjaraan.

“Tapi kenapa kau memberitahukanku mengenai aksi teroris ini?”

Aku melanjutkan percakapan sambil memastikan bahwa aku tidak bertindak aneh.

“Kenapa kau menunjukkan monster seperti itu padaku? Apa kau akan menggunakanku sebagai makanan pertamanya atau semacamnya?”

Segera, Hel menanggapi,

“Makanan, ya?”

Dia, yang saat ini memunggungiku, tiba-tiba berhenti.

“...Yah, itu cuman sekedar metafora.”

Aku mengatakan sesuatu yang tidak perlu..., mana mungkin aku mau dimakan oleh monster menjijikkan ini....

“Semakin hangat. Tapi yah, kau salah.”

...Hampir saja. Selamat dah nih hidup. Tapi pada saat yang sama, aku cemas saat Hel mengatakan “Semakin hangat”. Tunggu—

“Apa kau akan melepaskan monster itu dan membiarkannya berkeliaran, memakan orang?”

“Ahhh, tidak, tidak, tidak. Ini sudah diberi makan dengan cukup.”

“Makan dengan cukup? ......!!!”

Oh. jadi begitu ya. Tujuan sebenarnya dari kasus yang terjadi di pusat kota London, saat Cerberus memburu jantung-jantung itu—

“Monster itu memakan jantung manusia?”

Itu adalah makanannya, atau mungkin lebih tepatnya, sumber energi untuknya. 《Senjata biologis》 mengandalkan daging dan darah manusia untuk bekerja.

“Heh~, kau sungguh orang yang pintar. Kau ini benar-benar cocok menjadi rekanku.”

“!! Sudah kubilang kalau aku menolak.”

Aku akhirnya melepaskan borgol yang mengekang tanganku, jadi aku segera melepaskan ikatanku. Tepat ketika aku hendak berlari menuju tempat suara angin berasal—

“Kau mau pergi kemana?”

Aku langsung ketahuan. Tapi yah, paling-paling aku akan tertangkap di tengah pelarianku.

“Yah, ini hanya masalah waktu sampai kau menjadi rekanku..., itu sebabnya, biar kutunjukkan padamu apa yang akan terjadi. Sekarang, 《Betelgeuse》.”

Hel memanggil 《senjata biologis》, mungkin namanya 《Betelgeuse》, dan mengeluarkan sesuatu dari lengan seragam militernya.

“Benda seperti bijih hitam itu...”

Aku ingat kalau sebelumnya Hel mengambil itu dari dada kiri Cerberus. Jika jantung dari manusia adalah sumber energi, bijih hitam itu mungkin merupakan kunci terakhir untuk mengakifkan 《senjata biologis》—

“Betelgeuse, waktunya bekerja.”

Hel kemudian memasukkan bijih kecil itu ke dada kiri 《senjata biologis》 tersebut. Pada saat itu.

“—Guu, —guu, ——, ——goooaaaarrrr!”

Raungan itu menggema di ruang bawah tanah. Itu adalah tanda bahwa 《senjata biologis》 itu telah bangkit.

Monster besar itu sepertinya lepas dari belenggunya, dan dia menggeliat, membanting sangkar saat melepaskan kegembiraannya. Kemudian,

“AAAAHHHHH!”

Suara yang keras meletus, dan sangkar itu hancur dari dalam. Monster yang tanpa kendali diri itu mulai menyerang Hel, ingin melahapnya.

“Astaga, kau ini susah sekali diatur.”

Mata merah Hel menatap monster itu, dan pada saat berikutnya.

“——!! Gaaaahhh.”

Hel mencabut beberapa pedang di saat mataku tidak mampu memahami adegannya, dan menusukkannya ke Betelgeuse.

“Bagaimana kalau kau jadi sedikit penurut?”

Betelgeuse segera menurut, layaknya hewan peliharaan yang besar atau semacamnya.

“Kau berniat melepaskan monster seperti itu di luar? Apa kau serius?”

“Itu adalah takdir, misiku.”

“Kalau begitu, kau harus dihentikan, di sini, sekarang juga.”

“Heh~, olehmu sendiri?”

Bibir memerah Hel terangkat.

“Senyuman yang bagus.”

“Hah, apa sekarang kau sedang menggodaku?”

“Itu cuman etiket sosial di tempat kerja. Maaf saja, tapi mustahil aku akan menjadi rekanmu.”

Di akhir, kami bercanda satu sama lain, dan aku sangat yakin bahwa itu merupakan selamat tinggal.

“Ya, itu disayangkan. Kalau begitu, kau bisa melihat kota ini dihancurkan.”

Mengatakan itu, Hel menaiki Betelgeuse dan duduk di atas kepalanya. Mereka berniat untuk muncul ke permukaan, dan hal pertama yang akan mereka lakukan adalah menghancurkan pemerintah.

Tapi. aku ingat bahwa aku telah mengatakan ini.

“Kau akan dihentikan di sini.”

“Terus, bagaimana caramu melakukan itu? Kau tidak punya senjata, dan bahkan kau cuman sendirian.”

“Tampaknya kau salah paham tentang sesuatu deh? Sejak kapan aku bilang kalau aku yang akan menghentikanmu?”

Sejak kapan gadis itu akan menyerahkan posisi yang menggiurkan ini kepadaku?

 

“—Asisten!”

 

Suara yang hangat terdengar dari suatu tempat, berkesan seperti seberkas cahaya yang menyinari kegelapan.

“Asisten......, kau ada dimana!?”

Suara itu semakin dekat dan menjadi lebih keras dari balik dinding kiri.

“Asisten......! Asisten, kau ada dimana!? Asisten!”

...Hmm, tidak perlu memanggilku sebanyak itu. Tenanglah, aku ada disini.

“Hei! Asisten..., dia tidak ada di sini..., kau ada dimana!? Asisten! Asisten... di sini tidak ada juga, Asisten......!”

Erm... tidak, saat ini dia baik-baik ini, kan?

Bukankah akan canggung saat kami akan bertemu nanti?

“...!! Dinding ini menghalangi saja. Yah, gak usah ambil pusing. Kuhancurkan saja semuanya.”

Dan pada saat berikutnya, aku mendengar suara ledakan yang memekakkan telinga,

“Asisten!”

Siesta, yang mengendarai robot besar, masuk setelah dia menghancurkan dinding. Dia berada di kursi pilot yang tembus cahaya, menunjukkan ekspresi cemas yang belum pernah kulihat sebelumnya, bahkan rambut peraknya yang cantik sampai berantakan.

Namun, sekalipun dia terengah-engah, Siesta dengan cepat melihat bahwa aku tidak terluka, dan kami menghabiskan sepuluh detik atau lebih untuk saling bertukar pandang—

 

“Fuu, astaga, kau asisten yang merepotkan.”

“Tidak ada gunanya bertingkah keren sekarang, tahu?”



2 Comments

Previous Post Next Post