Tantei wa Mou, Shindeiru Volume 3 - Bab 1 Bagian 1

Bab 1 Bagian 1
Lagi..., aku akan bertemu denganmu lagi


“Ingatlah nama dari orang yang akan membangunkanmu dari tidurmu—Nagisa. Nagisa Natsunagi.”

Setelah Siesta mengucapkan kalimat itu, cahaya langsung menghilang dari layar.

Video telah selesai, dan kami berempat yang berkumpul di sini—aku, Natsunagi, Saikawa dan Charl, untuk sesaat, kami terpaku dalam keheningan. Di saat keheningan itu masih berlanjut, pikiranku teringat akan apa yang baru saja kulihat, ingatan dari tiga tahun perjalananku bersama Siesta.

Kami bertemu di ketinggian sepuluh ribu meter di atas permukaan luat, melalui kasus pembajakan pesawat. Dan karena suatu kasus tertentu yang terjadi di SMP-ku, aku mengikuti Siesta dalam melalui sebuah perjalanan.

Kami memiliki petualangan yang mempesona—hingga akhirnya, pertempuran kami melawan organisasi rahasia yang bernama 《SPES》 membawa kami sampai ke London. Di sanalah, kami bertemu dengan seorang gadis misterius yang namanya Alicia. Dia tidak memiliki tempat tujuan, jadi kami menampungnya sebagai rekan, menjadikannya detektif pengganti, dan dia pun bekerja bersama kami.

Namun, Alicia memiliki kepribadian lain yang dirinya sendiri tidak ketahui, dan kebpribadian lainnya itu, Hel, merenggut nyawa banyak orang tak berdosa di London.

Setelahnya, kami pergi mengejar Hel yang berada di markas musuh, atau dengan kata lain, kami pergi untuk menyelamatkan Alicia. Di sanalah, kami bertemu dengan pimpinan musuh dan berhasil mengetahui identitasnya yang sebenarnya. Dan setelah itulah, Siesta melakukan pertarungan terakhirnya melawan Hel.

Ya, benar. Akhirnya, aku telah mengingat semuanya. Kasus setahun yang lalu, semua yang terjadi di pulau itu..., aku telah meningatnya.

Mengapa detektif itu mati?

Kala itu, di tempat itu, orang yang saat itu mengambil nyawa Siesta adalah—

 

“Itu aku.”

 

Di tengah-tengah keheningan, Natsunagi menggumamkan itu.

“Akulah..., yang membunuh Siesta-san...,”

“Tidak.” Secara naluriah, aku menyela perkataannya, aku tidak ingin membiarkan dirinya mengatan apa-apa lagi. “Natsunagi, kau sama sekali tidak melakukan apa-apa. Masalah itu tidak ada hubungannya dengan dirimu saat ini…”

Itu adalah apa yang saat itu Alicia katakan..., tidak, itu adalah Natsunagi, yang mengambil wujud Alicia menggunakan kemampuan benih Cerberus. Tapi, itu benar, Natsunagi tidak melakukan apa-apa. Sekalipun tangan itu telah dinodai oleh kejahatan, itu adalah ulah dari orang lain…, itu adalah Hel. Baik perburuan jantung dan pembunuhan Siesta tidak ada hubungannya dengan Natsunagi. Natsunagi tidak—

“Maafkan aku.”

Saat itu, ruangan menjadi cerah, dan Natsunagi menatap ke arahku saat dia meminta maaf untuk suatu alasan. Di matanya, terdapat air mata yang terbendung.

“Maafkan aku, karena sudah membunuh orang yang paling penting bagi dirimu, Kimizuka.”

Saat Natsunagi mengatakan itu, ujung jaringya dengan perlahan mulai mendekati wajahku. Awalnya, kupikir dia ingin menusuk satu jarinya ke mulutku, tapi..., dia menyeka mataku dengan ujung jarinya yang ramping.

“……Maaf.”

Aku lah yang sedang menangis di sini.

Aku berniat menjernihkan konflik yang terjadi di dalam diriku, tapi itu tampaknya merupakan keputusan yang salah.

Tak pelak, aku mengakui bahwa diriku tidak dapat melepaskan perasaanku yang masih ada untuk Siesta.

“Ini artinya, ingatanku telah dibuat-buat.” Gumam Natsunagi, saat dia menundukkan kepalanya. “Kenyataan tentang transplantasi jantung yang kujalani sebenarnya merupakan persitiwa dimana aku mencuri jantung Siesta-san. Ingatan yang kumiliki tentang diriku yang berada di panti asuhan pasti karena aku dikekang di 《SPES》—Kurasa, pada dasarnya manusia sederhana sepertiku ini memang tidak memiliki apa-apa.”

Tampaknya itu adalah sindrom tourette yang dimiliki Natsunagi saat dia mengatakan bahwa dirinya hanyalah orang yang palsu, ataupun saat dia mengatakan bahwa dirinya tidak dapat menjadi siapapun. Dia tidak bisa terbang kemana-mana dari sangkar yang kecil itu.

[Catatan Penerjemah: Tic Verbal, atau dikenal sebagai Sindrom Tourette adalah gangguam yang membuat penderitanya melakukan tic, yaitu gerakan atau ucapan berulang yang terjadi di luar kendali.]

Sebelumnya, Alicia pernah mengatakan sesuatu seperti celaan terhadap dirinya sendiri. Saat dia kehilangan ingatannya, dia mengatakan kalau dirinya selalu berada di ruangan yang gelap, di dunia tanpa adanya suara ataupun cahaya.

Aku teringat akan ingatan selama satu tahun terakhir ini, dan kemudian melihat ke arah Natsunagi yang ada di depanku; gambaran mereka saling tumpang tindih. Alicia, gadis yang tahun lalu kutemui di London telah menjadi Nagisa Natsunagi.

“Duduklah dulu, Nagisa-san.”

Pundak Natsunagi gemetaran, melihat itu, Saikawa memanggilnya, dan mereka pun duduk di lantai beton ruangan itu. Aku merasa tidak enak sudah membuat Saikawa yang merupakan yang termuda di antara kami jadi khawatir, tapi meski begitu, aku berterima kasih atas bantuannya.

“Jadi, semua ingatan kalian telah diubah?” Orang yang mengatakan itu adalah Charl. “Baik Nagisa…, dan Kimizuka.”

Dan kemudian, dia melihat ke arahku.

“Mengenai Natsunagi, mengingat ini terkait dengan masalah mental, jadi kupikir perubahan ingatan itu semacam bentuk terapi untuk dirinya.”

Besar kemungkingkan kalau orang yang terlibat dalam masalah ini adalah polisi wanita berambut merah, Fuubi Kase. Dia yang melakukan itu mungkin karena instruksi dari Siesta, untuk menyelamatkan Natsunagi.

“Dan di sisi lain, aku lupa.”

Aku lupa akan pertemuanku dengan Natsunagi di masa lalu.

Aku lupa akan bagaimana Siesta meninggal.

Dan kemudian, aku lupa akan arti sebenarnya dari 《SPES》, identitas sebenarnya dari pimpinan mereka, SEED.

Karena 《serbuk sari》 itu, aku kehilangan semua ingatanku akan serangkaian peristiwa yang terjadi dalam beberapa menit di pulau itu.

“Apa kau mengingatnya, Charl?”

Setahun yang lalu, aku dan Charl berhadapan dengan orang yang bernama SEED, dimana dia menyebut dirinya itu adalah orang tua dari semua 《Homunculus》. Dan di sana juga lah, kami mengetahui tujuan sebenarnya dari 《SPES》. SEED, dia adalah 《benih》 yang jatuh dari luar angkasa ke planet ini dan mencoba untuk menekan umat manusia sesuai dengan naluri bertahan hidupnya.

Setelah itu, aku bergegas ke sisi Siesta, sementara Charl mungkin masih melanjutkan pertarungannya melawan musuh di lab penelitian. Dia mungkin tidak terpengaruh oleh 《serbuk sari》 itu, jadinya, dia tidak akan kehilangan ingatannya.

“Ya, aku sama sekali tidak pernah berpikir kalau dirimu tidak mengingat itu, Kimizuka…, yah, sejak awal kita memang tidak pernah benar-benar bertukar informasi dengan baik.”

Terutama di antara kita berdua, kata Charl, dengan sikap yang mencela diri sendiri.

…Ya. Setahun kemudian, atau tepatnya beberapa hari yang lalu, saat kami bertemu kembali dalam tur kapal pesiar, kami menghadapi Chameleon di geladak kapal. Saat itu, Chameleon sempat mengatakan, “Akulah yang membunuh Siesta”, tapi itu adalah kesalahpahaman. Dia sama sekali tidak menyangka kalau saat itu Siesta akan menghentikan detak jantungnya sendiri.

“Charl-san, Aku—”

Saat itu, Natsunagi tiba-tiba berdiri.

Tapi kemudian....,

“Tolong jangan mengatakan apa-apa.” kata Charl, tanpa melihat ke arah Natsunagi. “Aku bisa mengerti kalau itu bukanlah salahmu. Aku mengerti itu. Hanya saja…, aku masih belum bisa menerimanya..., itulah kenapa, mohon tunggu sebentar.”

“…Ya.”

Tentu saja, Charl sendiri juga baru mengetahui kebenaran perihal kematian Siesta. Kematian gurunya yang tercinta sebagian besar terkait dengan gadis yang berada di sebelahnya ini. Tidak mungkin kenyataan itu akan membuat mereka bisa berbicara secara normal.

Jika itu dia, dalam situasi seperti ini, apa..., keputusuan seperti apa yang akan dia buat?

Suasana menjadi lebih berat lagi, hingga itu memenuhi seluruh ruangan yang asing ini.

“Pertama-tama.”

Setelah beberapa saat, suara jernih dari seorang gadis dapat terdengar.

“Rileks dulu, untuk saat ini ayo kita tenang—pegang tanganmu, puta-putar bahumu, bernapas dengan tenang, pejamkan matamu, tarik napas dalam-dalam, kemudian hembuskan. Rasakan darahmu mengalir, buka matamu, dan penglihatanmu yang kabur akan jelas.’

Itu adalah apa yang biasanya Saikawa katakan untuk meredakan ketegangan, atau bisa dibilang, itu semacam mantra.

“Habis ini, haruskah kita pergi minum teh bareng?”

Dan kemudian, Saikawa melihat ke arah kami sambil tersenyum, dengan ekspresi karismatik yang sangat cocok untuk seorang idol.

“Seriusan dah, kenapa sih kok kesannya kau lah yang paling dewasa di sini?”

“Fufufu, itu karena pengalaman yang kita miliki sangat berbeda, Kimizuka-san. Pe-nga-la-man.”

“Jangan menegaskannya seperti itu dengan sengaja. Sebagai seorang idol, kau ini sangat membutuhkan kesadaran diri, Saikawa.”

Seriusan dah nih gadis SMP…, tapi yah, tindakannya itu jauh lebih baik daripada kami harus membiarkan suasana terus-menerus menjadi suram seperti tadi. Saat aku berpikir seperti itu dan bersiap untuk meninggalkan ruangan ini, aku menyadari sesuatu. Oh iya, kami semua kan di culik dan di bawa ke sini.

“Ngomong-ngomong, di mana pelaku dari penculikan ini?”

Aku punya firasat yang buruk tentang ini, dan berbalik ke belakang.

 

“Pesta teh? Kedengarannya menyenangkan. Izinkan aku ikut gabung dengan kalian dong.”

 

Saat itu, aku merasakan suatu kehadiran lain selain kami berempat.

“Siapa itu!?”

Secara naluriah aku meraih kehadiran itu..., tapi tau-tau, kudapati kalau tubuhku sudah melayang di udara. Mataku mengarah ke langit-langit, dan setelahnya....

“Aduh!”

Punggungku membentur lantai dengan keras. Aku merasa seperti tersentak ketika rasa sakit menjalari tubuhku, dan sontak aku menutup mataku tanpa berpikir.

“Lain kali, aku akan menghancurkan semua tulangmu kalau kau berniat menyentuh tubuh ini.”

Itu tidak masuk akal. Aku ingin mengeluh seperti itu pada pelaku yang sudah membanting punggungku ke lantai, dan dengan perlahan aku membuka kelopak mataku…, saat itu, aku langsung membeku begitu aku melihat apa yang berada di depanku.

“Kau...,”

Aku sangat mengenal siapa sosok yang berada di depanku.

Di memiliki rambut berwarna putih keperakan, wajah cantik dengan lekukan yang praktis, dan apa yang saat ini dia kenakan..., seragam maid? Pakaiannya saat ini sedikit berbeda dari apa yang kuingat, tapi paling tidak, penampilannya sama persis. Nama dari gadis yang selama tiga tahun lamanya tidak terpisahkan dariku itu adalah—

“—Siesta.”

Aku tidak mungkin salah. Itu adalah wajah dari rekan lamaku.



6 Comments

Previous Post Next Post