Saijo no Osewa Volume 2 - Bab 10

Bab 10
Undangan dari Ojou-sama


Setelah mendapatkan izin dari Hinako untuk mengunjungi rumahnya Tennoji-san, tidak lama kemudian aku juga mendapatkan izin dari Shizune-san.

Saat akhirnya waktu pulang sekolah tiba, bersama Tennoji-san, aku masuk ke mobil jemputannya dan menuju ke kediaman tempat dia tinggal.

“Jadi ini ya rumahmu, Tennoji-san...”

Sama seperti Hinako, Tennoji-san tidak tinggal di kediaman utama Keluarga Tennoji, makanya aku dibawa ke kediaman terpisah.  Namun, sama seperti kasusku saat pertama kali melihat rumah Hinako, rumahnya Tennoji-san adalah mansion yang benar-benar besar sehingga aku tidak percaya bahwa ini adalah kediaman terpisah.
 
Namun, penampilan dari mansion ini sangat berbeda dari mansion Keluarga Konohana.

Kalau mau dikatakan dengan singkat apa perbedaannya, maka mansion ini sangat mencolok. Di sisi lain gerbang besar terdapat taman yang megah, dan bahkan dari kejauhan pun, bunga warna-warni yang ditanam di taman itu tampak sangat indah. Aku yakin, orang-orang yang berjalan melewati tempat ini pasti akan berhenti berjalan saat mereka melihat pemandangan ini. Gerbang dan dinding  yang mengeliling mansion ini juga didekorasi dengan rumit, membuatku merasa seolah-olah aku sedang melihat suatu karya seni.

“Dibandingan dengan tempat tinggal Keluarga Konohana, tempat ini tampak jauh lebih mencolok dan indah...”

Secara tidak sadar, gumaman itu keluar dari mulutku.

“Kau tahu rumahnya Konohana-san?”

“Erm, yah, tentang itu... karena keadaan keluargaku, aku pernah ke sana beberapa kali untuk menyapa mereka.”

“Oh, jadi begitu ya.”

Hampir aja aku keceplosan.

Kenyataannya, alih-alih menyapa, aku justru tinggal di sana. Tapi, aku tidak boleh membiarkan Tennoji-san tahu tentang itu.
 
Gerbang kemudian terbuka, dan dengan dikelilingi oleh beberapa pelayan, kami menuju ke dalam mansion. Dalam perjalanan melalui jalan yang lebar, kulihat tidak adanya setitik pun kotoran di sekitar jalanan itu.

“Indah dan bermartabat, itulah kebijakan Keluarga Tennoji. Sekalipun ini adalah kediaman terpisah, kebijakan itu tetaplah tidak berubah... Bahkan taman ini pun juga diperhitungkan agar terlihat indah saat dilihat dari luar gerbang loh?”

“...Ya, aku sendiri juga berpikir ini indah.”

Saat aku mengatakan itu, Tennoji-san menanggapiku dengan senyum bahagia.

Saat kami masuk ke dalam mansion, kulihat interiornya juga sangat indah meskipun aku pribadi sudah menduga perihal ini. Karpet merah dengan kesan mewah dibentangkan, dan ada dekorasi emas dan perak yang bisa dilihat di sana-sini. Namun, tidak ada satu pun dari dekorasi itu yang terlalu asertif, bahkan penempatan serta pantulan cahayanya pun diperhitungkan, yang membuat keberadaan dekorasi-dekorasi ini tampak seperti latar belakang.

Aku sampai merasa kalau saat ini aku sedang melihat suatu film.

“Oh, Mirei, kau sudah pulang, ya.”

Pada saat itu, kudengar ada suara seorang pria datang dari lantai atas.

“Oh, ayah, aku pulang.”

Saat aku mendengar Tennoji-san mengatakan itu, aku sontak segera memperbaiki postur tubuhku.

Kemudian, seorang pria datang menuruni tangga spiral berwarna putih. Dia memiliki gaya rambut all-black dan janggut dandy. Fisiknya besar dan dia memiliki kesan seorang pria yang kuat.  Saat aku meihat orang itu mendekatiku, tiba-tiba aku jadi merasa gugup.

“A-Anda ayahnya Tennoji-san...?”

“Ya. Sebelumnya Mirei bilang padaku bahwa dia akan mengundangmu datang ke rumah ini, makanya dia ingin agar aku bisa ada menyambutmu.”

Meskipun aku masih belum siap terhadap situasi yang begitu tiba-tiba ini, tapi sebisa mungkin aku mencoba untuk bersikap tenang.

Aku kemudian membungkuk dalam-dalam pada ayahnya Tennoji-san yang berada di depanku.

“S-Senang bertemu dengan anda, saya Itsuki Nishinari. Tennoji-san telah banyak sekali membantu saya di akademi.”

“Mm, aku Tennoji Masatsugu. Buatlah dirimu nyaman di rumah ini.”

Ketika aku merasakan adanya keramahan dalam nada suarnaya, aku menjadi sedikit lebih rileks.

“Ayah, hari ini dia datang ke sini bukan untuk memperdalam hubungan persahabatan, tapi untuk mengadakan sesi belajar.”

“Oh, iya juga ya! Kalau begitu, belajarlah dengan baik!”

Masatsugu-san mengatakan itu sambil tersenyum cerah, tapi saat berikutnya, matanya langsung tampak menyipit tegas.

“Ngomong-ngomong, Nishinari-kun, hubungan apa yang kau miliki dengan putriku?”

“Eh? Erm, kami hanya teman sekolah yang satu angkatan...”

“Apa benar-benar hanya itu hubungan kalian? Apa tidak ada sesuatu yang mencurigakan diantara hubungan kalian? Seperti misalnya hubungan antara pria dan wanita——”

“——Ayah!” Tennoji meninggikan nada suaranya. “Ya ampun..., tidak ada hubungan yang tidak murni seperti itu diantara kami.”
 
“Baiklah, kalau kau bilang begitu, maka aku akan percaya padmau.”

Melihat Tennoji-san menyangkalnya dengan pipi yang memerah, Masatsugu-san langsung menganggukkan kepalanya.

Sepertinya, Masatsugu-san adalah orang yang lebih ramah daripada yang kupikrikan. ——Tidak, aku tidak boleh lengah. Dalam kasusnya Kagen-san, bahkan di awal-awal aku merasa kalau dia itu baik dan peduli pada putrinya. Oleh karena itu, mungkin saja Masatsugu-san juga memiliki sisi yang berhati dingin.

“Mirei, kalau tidak salah kalian akan belajar etiket meja makan, bukan?”

“Ya, dan jika bisa, aku ingin agar makan malam hari ini adalah makanan Inggris.”

Saat Masatsugu-san mendengar permintaan Tennoji-san, dia mulai meletakkan jarinya di dagunya. Setelah beberapa saat, sambil melirik ke arah kami, dia mulai membuka mulutnya...

“Baiklah... Dan karena jarang-jarang ada kesempatan sepert ini, jadi aku juga akan ikut bergabung dengan kalian.”
 
“...Eh?”  

Jujur saja, mengetahui bahwa aku akan mengadakan sesi belajar di rumahnya Tennoji-san saja sudah merupakan sesuatu yang berintangan tinggi bagiku. Tapi, sekarang aku akan makan malan dengan pimpinan salah satu perusahaan yang paling terkemuka di negara ini...?



14 Comments

Previous Post Next Post