Saijo no Osewa Volume 2 - Bab 11

Bab 11
Tidak seperti ayahnya, Ojou-sama adalah orang yang tegas


Atas saran dari Masatsugu-san, aku diundang langsung ke ruang makan Keluarga Tennoji.

Seharusnya di sini kami hanya akan mengadakan sesi belajar, tapi situasinya tiba-tiba berubah menjadi praktik langsung. Namun berbanding terbalik denganku yang merasa gugup, Tennoji-san tampak antusias dan mengatakan, “Mempraktikkannya itu jauh lebih baik daripada belajar...”, yang membuatku jadi tidak punya pilihan selain meng-iyakan.

Pukul 7 malam.

Aku menyeka mulutku dengan bagian dalam serbetku dan meletakkan sendok garpu di piringku sambil meratakan hidangan Inggris yang terhampar di depanku.

“Terima kasih atas makannya.”

Segera setelah aku mengucapkan kata-kata itu, perasaan gugupku kini menjadi sedikit lebih rileks. Jujur saja, aku bahkan tidak punya waktu untuk bisa menikmati rasa dari makanan yang kumakan. Aku yakin semua hidangan yang disajikan itu berkelas, tapi pikiranku disibukkan dengan mempraktikkan etiket yang telah kupelajari dan tidak membiarkan kegugupanku tampak di wajahku.

“...Hmm."

Duduk di seberangku, Masatsugu-san menatap lurus kearahku.

“Owalah, kukira bakalan seperti apa, tapi ternyata etiketmu sudah baik kok. Setidaknya, kali ini aku tidak merasa tidak nyaman saat makan bersamamu.”

“T-Terima kasih.”

Menerima pujian itu, aku sontak menundukkan kepalaku.

“Ayah, bukankah penilainmu itu sedikit naif? Gerakannya saat minum sup ‘kan masih tampak gugup.”

Mengatakan itu, Tennoji-san menyesap tehnya.

Gerakan yang dia lakukan itu sangat anggun, dimana itu bukanlah suatu gerakan yang bisa ditiru dengan mudah.

“Kau memang benar, aku juga memperhatikan kalau dia tampak gugup... tapi yah, tidak bisa dihindari kalau dia merasa gugup, lagian pihak lain yang dia hadapi saat ini adalah aku! Ahahahaha!” Masatsugu-san tertawa dengan keras.

Berkat dirinya, kegugupan yang menumpuk di diriku jadi semakin berkurang.

Kalau dipikirkan dengan tenang... mungkin ini adalah kesempatan yang bagus.

Sungguh merupakan pengalaman yang berharga untuk bisa mendengar berbagai cerita dari seseorang yang berada di posisi yang sangat tinggi diantara kaum-kaum kelas atas seperti dirinya. Kagen-san juga sama sepertinya, tapi karena dia selalu bekerja di kediaman utama, jadi aku jarang memiliki kesempatan utnuk bertemu dengannya.

Dan mumpung ini adalah kesempatan yang bagus, jadi aku ingin mendapatkan beberapa tips darinya.

Dengan pemikiran seperti itu, aku bertanya pada Masatsugu-san.

“Erm... apa anda punya tips untuk tidak merasa gugup dalam situasi seperti ini?”

“Hmm... biar kutanya balik, apa menurutmu ada orang yang tidak akan merasa gugup dalam situasi seperti ini?” tanya Masatsugu-san.

Aku tidak bisa langsung menjawab pertanyaan itu. Setidaknya selama kami makan tadi, kulihat Masatsugu-san tampak tidak gugup...

“Alasanmu menanyakan pertanyaan itu kepadaku adalah karena bagimu aku tampak seperti orang yang tidak merasa gugup, kan?”

“Eh? T-Tidak, bukan itu maksudku...”

“Jujur saja tidak apa-apa.”

“....Erm, yah, kau benar.”

“Hahahaha! Baguslah kalau kau jujur!” Masatsugu-san tertawa bahagia.

Namun, ini tidak seperti aku merendahkan Masatsugu-san. Justru sebaliknya, aku menanyakan pertanyaan seperti itu karena aku mengagumi perilakunya yang bermartabat.

“Memang benar, aku adalah orang yang hampir tidak pernah merasa gugup. Entah siapa pun pihak lain yang kuhadapi, aku tetap bisa berpegang pada sikapku yang seperti ini.”

“Siapa pun pihak lain yang anda hadapi...?”

“Ya, aku tidak akan kehilangan sikap ini bahkan ketika aku berada di hadapan Perdana Menteri.”

Saat kata ‘Perdana Menteri’ dilontarkan, dalam hatiku aku langsung merasa terkejut. Namun, tidak heran jika pemimpin dari Grup Tennoji akan mengucapkan kata-kata seperti itu. Lagipula, dia berada dalam posisi dimana dia akan dapat dengan mudah mengadakan acara makan bersama Perdana Menteri jika dia mau.

Namun, yang paling membuatku terjekut adalah saat mengetahui bahwa dia akan mempertahankan sikap yang seperti ini sekalipun dia berhadapan dengan Perdana Menteri.

Aku yakin dia juga tidak bercanda, soalnya nada suaranya terdengar seperti itu adalah hal yang biasa saja baginya.

“Tapi, itu hanya berlaku pada diriku saat ini.” Katanya, dan kemudian dia lanjut berbicara. “Awalnya aku tidak akan mempertahankan sikap seperti ini pada semua orang. Bahkan aku pun juga mengalami masa-masa yang sulit ketika aku masih muda. Seiring berjalannya waktu, aku terus menerus membangun banyak pengalaman, dan itulah mengapa aku bisa menjadi seperti aku yang di hari ini.”

Kemudian, Masatsugu-san menatapku dengan mata yang menunjukkan tekad yang kuat.

“Bangunlah pengalaman. Pokoknya teruslah ambil tindakan... sekalipun kau gagal, maka jangan jadikan kegagalan itu sebagai penghalangmu. Karena ketika saatnya tiba, apa yang telah kau lakukan di masa lalu lah yang akan menjadi penopangmu.”

Dia menyatakan kata-kata itu dengan penuh keagungan.

“Kau sendiri pun pasti juga memiliki satu atau dua pengalaman yang berhasil kau capai dengan tekad yang kuat, kan?”

Pertanyaan itu membuatku teringat akan apa yang terjadi padaku sekitar setengah bulan yang lalu.

Saat itu, aku diberhentikan dari posisiku sebagai pengurus Hinako dan  hampir terpisah dengan Hinako. Tapi sekali lagi, aku kembali memasuki rumah Keluarga Konohana karena aku merasa bahwa aku ingin berada di sisi Hinako. Dan tentunya, perasaan yang kurasakan saat itu merupakan suatu tekad.

“——Ya.”

Aku menegaskan itu dengan penuh percaya diri sampai-sampai aku jadi terkejut pada diriku sendiri.

Melihatku yang seperti itu, Masatsugu-san mengangguk puas.

“Mm, sorot mata yang bagus. Aku yakin pengalaman itu akan menjadi intimu, karenanya, teruslah membuat pangalaman-pengalaman seperti itu.”

Begitu Masatsugu-san mengakhiri pembicaraan, para pelayan yang berdiri di sekitar meja makan mulai beres-beres.

Kurang lebih, kupikir aku bisa memahami pondasi dari kehebatannya Masatsugu-san.

Tidak seperti Kagen-san, orang ini tidak memancarkan aura yang tegas. Tapi itu bukan karena dia tidak bisa bersikap tegas, itu hanya karena dia merasa tidak perlu untuk bersikap tegas.

Bagi dirinya, dia percaya bahwa dia tidak perlu repot-repot untuk mengambil sikap yang tegas untuk membuat pihak lain tidak akan mengkhianatinya.

Ini juga tidak seperti dirinya asal percaya pada ketulusan dari pihak lain. Akan tetapi, Masatsugu-san yang telah berjuang sampai sejauh ini lah yang membuat pihak lain hanya bisa memberikan ketulusan mereka. Dia yang memiliki kepercayan diri seperti itu karena pengalaman-pengalaman yang dia lalui di  masa lalu.

Tepat saat aku berpikir seperti itu——

“Hmm?”

Terdengar suara petir yang bergemuruh.

Masatsugu-san bergumam pelan dan melihat ke jendela, dan aku juga mengikuti arah tatapannya.

“Hujan? Sejak kapan hujannya turun...”

“Hujannya turun tepat saat kita mulai makan. Tapi karena kau sangat gugup, jadi kau tidak menyadarinya.” ucap Tennoji-san.

Seperti yang dia katakan, aku sama sekali tidak menyadari kalau dari tadi turun hujan.

“Ada peringatan hujan lebat. Hm, tadi pagi kulihat di berita bahwa seharusnya hari ini hanya hujan ringan, tapi...” kata Masatsugu-san saat dia melihat berita di tabletnya.

“Ayah...”

“Mm, baiklah.”

Tennoji-san dan Masatsugu-san melakukan kontak mata, lalu, Masatsugu-san meletakkan tabletnya di atas meja dan menatapku.

“Nishinari-kun, hari ini kau menginap saja di rumah ini.”

“...Eh?”



22 Comments

  1. Mantap, waktunya untuk menunggu, btw semangat min.

    ReplyDelete
  2. Apakah nanti mc akan membuat perusahaan sendiri dan akan memiliki harem hmmmm patut dinantikan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurutku,Mc bakal jadi pengusaha biar bisa setara sama Hinako

      Delete
    2. Ngk bakalan harem, story yg amb latar tempat di dunia nyata gini, bukan fantasi, hampir mustahil endingnya harem

      Delete
  3. Terlihat si bapak siap memberi restu wkwkwk

    ReplyDelete
  4. Thanks min
    Ditunggu update selanjutnya

    ReplyDelete
  5. ak sudah mencium bau restu dari bapaknya tennoji-sama
    \(◎o◎)/

    ReplyDelete
  6. Nah kan🤣
    Beneran kejadian event nginep di rumah nya tennouji😏siap" nanti hinako ngambek🤣🤣🤣

    ReplyDelete
  7. Harem harem harem harem... Gak rela gw liat tennoji lose

    ReplyDelete
Previous Post Next Post