Saijo no Osewa Volume 2 - Bab 12

Bab 12
Diajak nginap sama Ojou-sama


“A-Apa tidak apa-apa jika aku menginap di rumah ini?”

“Ya, bagaimanapun juga tidaklah sopan untuk membuat tamu kami pulang dalam cuaca seperti ini.” kata Tennoji-san, seolah-olah ini adalah suatu hal yang biasa.

Aku bahkan sama sekali tidak mengerti akan pemikirannya yang seperti itu, tapi...

“...Maaf, biar kutanyakan dulu pada keluargaku.”

Mengatakan itu, aku berdiri dari kursi dan menelepon Shizune-san.

[Halo, ada apa?]

Segera, Shizune-san mengangkat teleponku.

“Jadi gini——”

Aku pun menjelaskan kepadanya bahwa Tennoji-san menyarankan agar aku menginap di rumahnya.

[Begitu ya. Yah, karena hujan ini, aku juga sudah menduga kalau situasinya akan jadi seperti ini.]

Rencana awalnya, Shizune-san akan mengirimkan jemputan untukku ketika sesi belajar kami sudah selesai. Tapi sudah pasti kalau Tennoji-san akan merasa tidak enak jika membiarkan seseorang mengemudi di tengah-tengah hujan lebat sepert ini.

[Untungnya besok adalah hari libur dan tidak ada sesuatu yang penting dengan jadwalmu. Tapi kalau begitu, Ojou-sama akan...] kata-kata Shizune-san terpotong.

“Memangya ada apa dengan Hinako?”

[......Aku tidak bisa membayangkan akan seberapa merajuknya dia nantinya.]

Kalau kupikir-pikir lagi, saat jam istirahat makan siang tadi, Hinako tampak sedikit gelisah saat dia bertanya “Apa kau akan menginap di rumahnya Tennoji-san?”. Karenanya, sekalipun ini adalah pilihan yang tidak dapat dihindari karena sekarang lagi hujan, tapi aku akan merasa tidak enak karena melanggar janjiku padanya untuk pulang.

“Erm, aku tidak yakin apakah ini akan bisa memperbaiki suasana hati Hinako atau tidak, tapi...” Dengan pengantar seperti itu, aku memberikan saran kepada Shizune-san. “Sebenarnya, hari ini, ayahnya Tennoji-san, Masatsugu-san, dia memuji etiket meja makanku. Karenanya, jika kau bisa mempersiapkan pengaturan untuk besok sesuai dengan rencana awal.......”

[......Baiklah. Aku akan mempersiapkannya.]

Seperti itu, kami terus melakukan pembicaraan kecil.

Aku sangat bersyukur karena Shizune-san adalah orang enak untuk diajak bicara

[Intinya, tidak apa-apa jika kau akan menginap. Tapi ingat, bersikaplah dengan baik saat kau berada di sana.]

“Ya.”
 
Setelah mengatakan itu, aku menutup telepon dan kemudian menuju meja makan tempat Tennoji-san dan ayahnya sedang menunggu.

“Maaf membuat kalian menunggu. Tadi saya diperbolehkan untuk menginap di sini, jadi hari ini saya akan berada dalam perawatan kalian.”

“Baiklah! Kalau begitu, cepat siapkan kamar tamu untuknya!”

Saat Masatsugu-san mengatakan itu dengan senang hati, pelayan di sampingnya dengan cepat pergi ke suata tempat, mungkin dia pergi untuk menyiapkan kamar tamu untukku.

“Aku punya pekerjaan yang harus kulakukan sekarang, jadi Nishinari-kun, buatlah dirimu nyaman di rumah ini.”

“Ya, terima kasih banyak.”

Aku berterima kasih setulus mungkin kepada Masatsugu-san saat dia meninggalkan kursinya. Berkat dirinya, hari ini aku benar-benar mendapatkan pengalaman yang berharga. Kedepannya. aku pasti akan memanfaatkan tips yang sebelumnya dia berikan kepadaku.

“Baiklah, kalau begitu biar kuantar kau ke kamar tamu, Nishinari-san.”

Mengatakan itu, Tennoji-san memanduku ke kamar tamu.

Saat aku berjalan menyurusuri rumah ini, kulihat bahwa tidak hanya di aula depan saja, tapi bahkan lorong yang menuju kamar tamu pun memiliki suasana yang mewah. Sungguh, Keluarga Tennoji memang benar-benar luar biasa.

“Ini kamarmu, Nishinari-san.” kata Tennoji-san, saat dia membuka pintu kamar tamu.

Di balik pintu itu, ada ruangan berukuran sekitar 12 tikar tatami lengkap dengan TV dan sofa. Ukuran ini saja sudah cukup untuk dibilang luas dan mewah untuk sekadar kamar tamu, tapi rupanya ada ruangan lain lagi di belakang yang digunakan sebagai kamar tidur.

“Kamar ini benar-benar luas...”

“Begitukah? Kupikir ukuran seperti ini itu normal-normal saja,” ucap Tennoji-san, merasa kebingungan terhadap kata-kataku.

Kalau dipikir-pikir lagi, meskipun aku tinggal di rumah Keluarga Konohana, tapi aku menggunakan kamar yang diperuntukkan bagi pelayan. Namun demikian, aku yakin kamar tamu di rumah Keluarga Konohana juga akan seluas kamar tamu di rumah ini.

“Baju ganti untukmu ada di lemari yang di sana, jadi jangan lupa untuk membawanya saat kau akan mandi di kamar mandi utama.”

“Eh, kamar mandi utama...? Apa tidak apa-apa jika aku mandi di kamar mandi utama?”

“Tentu saja tidak apa-apa. Malahan, kau mesti mandi di sana. Bisa dibilang itu adalah kamar mandi kebanggaan keluarga kami.” seru Tennoji-san, sambil membusungkan dadanya dengan bangga.

Yah, kalau dia bilang begitu, maka aku tidak akan merasa segan.

“Baiklah, sekarang aku mau mandi. Kalau kau ada butuh sesuatu, kau bisa menghubungi salah satu pelayan di sekitar.”

“Oke.”

Dengan begitu, Tennoji-san meninggalkan kamar.

Sesaat setelah pintu ditutup, aku langsung mendengus dan menghela napas.

“......Banyak sekali hal yang tak terduga terjadi hari ini.”

Kalau dipikir-pikir lagi, saat ini aku sedang menginap di rumahnya temanku yang berlawan jenis.., tapi karena rumah ini besar sekali, jadinya aku tidak terlalu menyadari fakta itu. Karenanya, kalau ditanya apakah aku merasakan perasaan gugup dalam artian yang lain, maka jawabanku adalah ‘ya’.

“Yah, tapi intinya, aku benar-benar mempelajari banyak hal yang bermanfaat.”

Aku sangat bersyukur bahwa aku bisa menerima wejangan dari Masatsugu-san.

Selain itu, mengingat bahwa kedepannya aku masih akan bekerja sebagai pengurusnya Hinako, aku yakin cepat atau lambat aku akan diundang ke rumah orang lain seperti saat ini. Jadi, apa yang telah kulalui hari ini bisa disebut sebagai latihan untuk datangnya saat-saat seperti itu.

“...Kurasa aku juga harus segera mandi.”

Bagaimanapun juga, aku perlu untuk sedikit merilekskan tubuhku. Karenanya, ayo luangkan waktu untuk bersantai di kamar mandi yang sangat dibanggakan oleh Tennoji-san.



5 Comments

Previous Post Next Post