Kanojo no Imouto to Kiss wo Shita Volume 4 - Bab 1

Bab 1
Tak Terduga X Puncak


“Mengapa kau bersama Shigure, Hiromichi-kun...?”

Mata Haruka melebar keherenan saat dia menanyakan itu dengan bibir yang tampak gemetar. Dan karena aku panik, jadi aku tidak bisa segera meresponnya.

Ini benar-benar situasi yang buruk. Haruka melihatku bersama dengan Shigure! Parahnya lagi, itu saat kami pulang ke rumah dan bergandengan tangan seperti sepasang kekasih!

Padahal sampai hari ini aku telah menyembunyikan hal ini, lantas mengapa harus ketahuan hari ini dan di momen ini?!

“...Ini sudah jam 10 malam, kan? Eh..., Shigure?”

Ya, benar. Dipikir-pikir mengapa Haruka ada di depan rumahku di jam segini? Bukannya hari ini Haruka akan bertemu dengan seseorang dari industri hiburan yang diperkenalkan oleh ketua klub drama kepadanya? Lagipula ‘kan itu alasan mengapa kencan kami hari ini dibatalkan?

Selain itu, kalau kulihat Haruka baik-baik, bukannya dia terlihat cukup aneh? Aku bisa mengerti kalau dia terkejut ketika melihat kami, tapi ada hal aneh dari dirinya yang tidak berkaitan dengan situasi saat ini.

Matanya merah dan bengkak seolah-olah habis menangis. Rambutnya acak-acakan dan ada luka lecet menyakitkan di lututnya yang menyembul dari sok seragamnya.

S-Sial, ini benar-benar buruk. Ada beragai informasi yang kudapatkan sampai-sampai aku tidak bisa mengikuti perkembangan situasi ini. Satu hal yang pasti saat ini adalah bahwa pacarku telah melihatku pulang ke rumahku bersama dengan Shigure.

Yang jelas, saat ini aku harus mengelabuinya.

Tapi, harus seperti apa aku melakukan itu?

Aku tidak tahu. Aku tidak tahu harus seperti apa, tapi intinya aku harus mengelabuinya——......

“————”

Apa aku, harus berbohong lagi? Ketika segala sesuatunya sudah menjadi seperti ini, apa aku masih harus terus menutupi ini?

“N-Nee-san, ini tidak seperti yang kau pikirkan——?!”

Shigure, yang sampai saat ini dibuat mematung oleh situasi yang begitu tiba-tiba ini, mulai bergerak untuk menindaklanjuti situasi tersebut. Dia melepaskan lengannya yang menggandengku dan mencoba membuat alasan pada Haruka.

Tapi, aku  menghentikan tindakan Shigure dan meraih lengannya lagi.

“Hiromichi-kun...?”

“O-Onii-san?”

“...Sudah cukup, tidak perlu sembunyikan apa-apa lagi, Shigure.”

Ya, benar.

Bukankah tadi aku baru saja membuat keputusan?

Aku menyukai Shigure lebih daripada aku menyukai Haruka.

Setelah Haruka membatalalkan janji kencan kami untuk melihat pertunjukkan kembang di menit-menit akhir, saat itu perasaan ingin membentuk batasan kepada dirinya terbentuk di dalam diriku. Entah seberapa keras aku mencoba untuk menghilangkan perasaan itu, tapi perasaan itu terus berada jauh di dalam hatiku.

Aku tidak bisa berbohong perihal perasaan itu.

Situasi saat ini adalah momen yang suatu saat nanti pasti akan terjadi. Aku tidak tahu mengapa Haruka ada di rumahku di jam segini, tapi yang jelas saat ini dia ada di sini.

Karenanya, pada tahap ini tidak perlu ada lagi yang harus disembunyikan.

...Aku tidak mau lagi membohongi Haruka, Shigure, ataupun diriku sendiri.

Hanya satu hal yang perlu di lakukan; ungkapkan semuanya. Ungkan perasaanku yang sebenarnya dan akhiri hubungan yang setengah-setengah ini.

“Maaf Haruka, selama ini aku telah berbohong kepadamu.”

“Eh———”

“Tapi, sekarang aku tidak akan melakukan itu lagi. Dengarkan, sebenarnya, aku, aku...”

Bibirku menjadi kaku.

Dadaku terasa sesak karena rasa bersalah pada Haruka.

Tapi meski begitu, aku telah memilih Shigure.

Karenanya—aku harus mengatakan ini.

Dengan paniik aku menggerakkan bibirku yang kaku dan hendak mengucapkan kata yang tegas pada Haruka, tapi kemudian——

“Aah! Itu benar-benar Shi-chan~♡”

“Kyaa?!”

Tiba-tiba, suara seorang wanita terdengar dari belakang Shigure, dan Shigure langsung berteriak.

Astaga, masalah ini aja belum selesai, sekarang apa lagi yang terjadi?

Aku buru-buru mengalihkan pandanganku dari Haruka ke Shigure di sampingku. Dan di sana, aku melihat seseorang yang mataku tidak percaya melihatnya ada di sini sedang memeluk Shigure.

“Lama tidak bertemu~, apa kamu sehat?”

“I-Ibu?!”

“Tsukiko-san?!”

Seorang wanita dewasa dengan wajah yang mirip dengan Shigure dan Haruka, Tsukiko Sato. Dia adalah ibu tiriku yang sudah kulihat beberapa kali melalui video call. Saat dia menjauh dari Shigure, dia menatapku dan menyipitkan matanya dengan perasaan gembira.

“Ini pertama kalinya kita bertemu secara langsung seperti ini ‘kan~, Hiromichi-kun? Ooh, kamu memang tampan seperti Nao-kun.”

“Tsukiko-san, kau tidak boleh membuat keributan di lorong di jam segini. Dinding di sini terlalu tipis soalnya.”

Bukan hanya ibu baruku, bahkan suaraku ayahku pun terdegar dari bawah tangga.

Mengetahui mereka berdua yang harusnya berada di Amerika ada di sini di timing ini..., aku jadi tidak bisa mengerti apa-apa lagi. Padahal tadi aku berhasil mendapatkan kembali ketenanganku, sekarang sekali lagi pikiranku menjadi kosong.

Apa yang sebenarnya terjadi saat ini...? Apa saat ini aku sedang mimpi buruk?

“Hahaha, Hiromichi, mengapa kau menampilkan ekspresi seperti itu? Kalau kau memang sampai seterkejut itu, maka kurasa ini hal yang baik kami pulang dalam bentuk surprise. Yah, aku akan memberitahumu tentang situasinya di dalam, jadi ayo masuk. Lorong ini sempit.”

Mengatakan itu, selangkah demi selangkah, ayahku menaiki tangga sambil membawa barang bawaan di kedua tangannya.  Begitu aku melihat sosok ayahku yang mendekat, aku langsung sadar bahwa ini bukanlah mimpi buruk, melainkan kenyataan yang berlalu tanpa ampun.

Kemudian, di sisi lain...,

“Eh, seriusan...., mungkinkah, kamu, Haru-chan?”

Seperti prediksi burukku, siutasinya menjadi lebih kacau saat Tsukiko-san menyadari kehadiran Haruka.

“Waah! Haru-chan! Kamu sudah besar!”

“Mama...? Eh, bahkan Mama ada di sini, eh...?”

Mata Tsukiko-san tampak berbinar pada reuni yang terduga dengannya putrinya yang sudah lama terpisah darinya. Tapi tidak seperti ibunya, mata Haruka tidak tampak berbinar, melainkan melebar dalam keterkejutan. Tatapan matanya itu berenang di antara Shigure, Tsukiko-san, dan aku.

Yah, wajar jika dia seperti itu. Bagaimanapun juga, di tempat ini Haruka adalah satu-satunya orang yang tidak mengetahui apa-apa.

Di jam segini pacarnya pulang ke rumahnya bersama saudari kembarnya, dan di situasi yang sudah sangat membingungkan itu, sekarang ibunya yang sudah lama terpisah dengannya juga muncul di tempat ini, jadi wajar jika dia amat sangat kebingungan.

Aku perlu mengatakan sesuatu kepadanya, tapi apa yang harus kukatakan——aaaah, sial, aku sendiri juga tidak bisa mengikuti situasi saat ini. Aku sama sekali tidak punya petunjuk tentang apa yang harus aku lakukan...!

“Aah——”

“Nee-san?!”

Saat aku panik,  tubuh Haruka tiba-tiba miring ke depan. Dan sesaat setelah itu, lututnya tertekuk seolah-olah dia kehilangan topangannya, dan tubuhnya ambruk.

Ini buruk!

Meskipun aku berpikir begitu, tapi aku bahkan tidak punya waktu untuk menolongnya. Haruka yang jatuh kedepan kepalanya terbentur ke pagar lantai dua apartemen dengan momentum yang berbahaya. Dia kemudian jatuh tertelungkup ke lantai tanpa ukemi.

[Catatan Penerjemah: Ukemi adalah seni mengetahui bagaimana tubuh kita merespon saat sedang di serang atau berada dalam bahaya. Konteknya di sini cara jatuh yang aman.]

“Haruka!!”

“Haru-chan!!”

“Tunggu! Kepalanya terbentur, jangan gerakkan dia!”

Aku bergegas mendekat dan mencoba membangunkan Haruka, tapi segera Shigure meneriakiku. Ah, iya, Shigure benar. Aku pernah mendengar bahwa jika kepala seseorang terbentur, kau tidak boleh menggerakkannya.

“Oi, suara apa yang barusan itu? Apa yang kalian lakukan?”

“Hei, apa sih yang kalian lakukan di lorong?! Kalian pikir sekarang jam berapa?!”

Suara itu mengagetkan ayah dan tetangga yang juga muncul, dan tempat itu menjadi berisik. Tetapi bahkan di tengah-tengah kekacauan itu, Shigure masih tetap tenang.

“Bu, kita akan bicara nanti, untuk sekarang telepon ambulans!”

“Y-Ya...”

“Cepetan! Aku juga akan menelepon ayah!”

“Ya, ibu mengerti!”

Saat Shigure memberikan instruksi pada Tsukiko-san, dia juga mengeluarkan ponselnya sendiri dan menatapku sejenak.

...Ayah yang tadi Shigure maksud bukanlah ayahku, melainkan ayah kandung kedua saudari kembar ini. Dengan kata lain, bahkan ayahnya Haruka pun juga akan dilibatkan dalam situasi ini. Secara alami, nantinya aku dan Shigure tentunya akan diminta untuk menjelaskan keseluruhan situasi saat ini.

Aku ingin tahu, apa yang akan orang itu pikirkan tentang aku dan Shigure ketika dia mengetahui apa yang sudah kami rahasiakan? Tapi, itu bukan berarti kami tidak boleh menghubunginya. Shigure jelas memahami hal tersebut, dan tanpa aku berkata apa-apa, dia menelepon nomor rumah Haruka yang terdaftar di kontaknya.

Tampaknya panggilan itu langsung terhubung dengan satu panggilan, jadi Shigure segera menjelaskan inti situasi saat ini pada ayah Haruka; bahwa Haruka terjatuh dan kepalanya terbentur keras di depan rumahku.

Dalam situasi yang kacau dan panik itu, kami segera membawa Haruka yang tak sadarkan diri ke UGD rumah sakit.

---

Karena ambulans tidak bisa memuat kami semua, jadi aku dan ayahku naik taksi untuk pergi ke rumah sakit. Dan saat ini, aku, ayahku, dan Shigure sedang duduk di kursi di ruang tunggu rumah sakit di malam hari.

Apa yang bergema di tempat sunyi dan mencekam itu hanyalah suara jarum jam, dan...., geraman ayahku.

“Baik, ayo luruskan situasinya. Jadi, Hiromichi pacaran dengan kakak kembarnya Shigure-chan yang berpisah darinya setelah perceraian, sebelum aku menikah lagi.”

“Ya.”

“Tapi selama ini kau tidak memberitahu pacarmu soal bagaimana kau dan Shigure-chan telah menjadi saudara karena takut hubungan kalian akan canggung, namun hari ini pacarmu itu melihat kalian berdua pulang bersama ke rumah yang sama. Dan di situasi yang kacau itu, kami datang di timing yang buruk.”

“Ya.”

“Kemudian, dia sangat terkejut sehingga pikirannya tidak bisa mengikuti perkembangan situasi yang terjadi, dan terjadilah kejadian setelahnya.”

“Aku tidak tahu apakah dia jatuh karena terkejut atau hal lain, tapi intinya memang begitu.”

“...Jadi begitu ya.”

Rupanya, tadi Shigure memberitahu Tsukiko-san tentang situasi saat ini, hanya menyembunyikan tentang hubungan rahasia kami. Dengan kata lain, apa yang dia beritahukan pada Tsukiko-san adalah fakta bahwa aku dan Haruka berpacaran, kemudian Shigure muncul di kehidupanku sebagai adik tiriku, juga fakta bahwa kami tidak menceritakan hubungan bersaudara kami kepada Haruka karena tidak ingin hubunganku dengan Haruka menjadi canggung. Yah, intinya, segala sesuatu di sekitar aspek itu telah Shigure beritahukan pada Tsukiko-san. Dengan demikian, tidak ada gunananya untuk menyembunyikan soal itu juga dari ayahku, itu sebabnya aku dan Shigure memberitahu ayahku di ruang tunggu mengenai hal ini.

Setelah mendengar semua itu, ayahku menyilangkan lengannya dan mengerutkan kening—kemudian dia setengah tersenyum.

“Eh, emang ada ya kebetulan seperti itu?”

Ya, itu juga yang kupkirkan.

“Aku memang pernah mendengar bahwa saudari kembarnya Shigure-chan ada di kota ini, tapi tidak kusangka kalau dia adalah pacarnya putraku.”

“Ini seperti ini karena memang itulah yang terjadi.”

“K-Kau benar... Haah, begitu ya, jadi adik dan pacarmu adalah saudari kembar, ya? Shigure-chan, apa dia pernah melakukan sesuatu yang aneh padamu?”

“Hmm, Onii-san memang pernah ingin melakukan sesuatu yang aneh, tapi karena dia terlalu payah, jadi dia sama sekali tidak bisa melakukannya.”

“Hahaha, kau sangat menarik, Shigure-chan.”

“Kalau ayah mengkhawatirkan sesuatu seperti itu, maka sejak awal jangan kirim Shigure ke rumah yang aku tinggali seorang diri.”

Aku telah mengeluh beberapa kali tentang itu melalui telepon, tapi keluhan itu bahkan masih tidak cukup sampai-sampai aku merasa ingin memukulnya.

“Ya ‘kan aku juga sudah membicarakan alasannya padamu. Waktu itu timingnya sangat mepet, jadi tidak ada pilihan lain,” ucap ayahku, sambil menggaruk-garuk kepalanya seolah-olah dia dalam keadaan lemah.

Menurut apa yang ayahku pernah katakan, setelah menikah dengan Tsukiko-san, harusnya kami bertiga, juga Shigure, akan mulai tinggal bersama pada awal musim semi tahun ini. Tapi, atas permintaan mentor ayahku, dia tiba-tiba memutuskan untuk pergi ke Amerika.

Nah, Tsukiko-san adalah seorang anggota staff yang sangat baik yang dipekerjakan oleh ayahku melalui pengenalan dari seorang profesor di universitas di Fukuoka. Dia bertugas mengatur jadwal dan pengeluaran tim penggalian ayahku, memesan persediaan yang diperlukan, serta mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kantor lainnya, jadi sulit baginya untuk resign tanpa adanya yang mengambil alih pekerjaan itu.

Di sisi lain, Shigure mengalami kesulitan memutuskan tentang apa yang harus dilakukan di saat dia sudah mengirimkan surat perpindahannya ke SMA Seiun.

Pada awalnya, ada rencana untuk menjelaskan situasi Shigure kepada pihak SMA Seiun dan berharap bisa memperlakukan Shigure sebagai siswa pertukaran, tapi pada menit-menit akhir, Shigure dengan keras kepala menentang gagasan itu.

Akibatnya, tidak ada lagi pilihan lain sehingga hanya Shigure lebih dulu yang mulai tinggal satu atap denganku. Ini juga yang menjadi alasan timing yang begitu tiba-tiba ketika aku diberitahukan soal ini melalui telepon.

“Yah, kuakui itu salahku karena berpikir kalau Shigure-chan akan ikut jika Tsukiko-san pergi ke Amerika, tapi kalau saja Shigure mengatakan sedikit lebih awal bahwa dia tidak mau sekolah di luar negeri, aku tidak akan membuat kalian berdua terjebak dalam situasi yang tak nyaman seperti ini.”

“Aku sengaja menentang gagasan itu pada menit-menit akhir keberangkatan.”

“Eh?”

“Kalau ayah dan ibu punya waktu untuk berpikir lebih dalam, akan sangat merepotkan untuk membujuk kalian melakukan ini dan itu. Makanya, kupikir aku bisa mengambil inisiatif jika aku tidak memberi ayah dan ibu waktu untuk berpikir.”

“....A-Astaga, astaga. Kau ini sangat pandai bercanda ya, Shigure-chan.”

“Ahahaha♪, ayah benar. Aku memang cuman bercanda kok.”

...Tidak, aku yakin dia tidak bercanda.

Lagian, wanita ini adalah tipe orang yang akan melakukan sesuatu seperti itu. Dan kalau kuingat-ingat kembali, kurasa aku pernah mendengar sedikit tentang itu dari Shigure  sebelumnya. Dia ingin sesegera mungkin bertemu lagi dengan Haruka, jadi dia membujuk Tsukiko-san dengan paksa untuk membuatnya tinggal di sini, dengan mengambil keuntungan dari kesalahan perceraian Tsukiko-san di masa lalu.

Menggunakan apa pun yang tersedia untuk memenuhi tujuannya sendiri. Sungguh, dia benar-benar iblis berwujud kucing.

“Yah, tapi aku senang kalian berdua akur dan menghabiskan waktu dengan bahagia. Hiromichi tidak pernah mendapatkan seorang pun teman wanita setelah dia masuk SMP, jadi aku khawatir dia akan terlalu caper pada Shigure sampai-sampai menjadi menijijkkan dan tidak bisa menutup jarak diantara kalian dengan benar.”

“Oi, jangan bicara seenaknya.”

“Sungguh, seorang pria memang benar-benar akan berubah setelah tidak dilihat selama tiga hari. Untuk berpikir bahwa kau punya pacar yang imut seperti itu, boleh-boleh juga seleramu.”

Ayahku menepuk-nepuk pundakku sambil tertawa hangat dan bahagia. Kurasa, sebagai seorang ayah, dia mungkin senang dan lega menegtahui bahwa anaknya punya pacar. Tapi yah, saat ini aku sedang terlibat dalam masa-masa yang sulit dengan pacarku itu.

“Tapi jika keadaannya seperti ini, maka kurasa tidak baik untuk tetap tinggal di rumah itu selamanya. Sepertinya ini juga merupakan keputusan yang tepat untuk pulang ke sini.”

“Oh iya, ngomong-ngomong mengapa kalian pulang ke Jepang? Bukankah kalian bilang akan pulang tahun depan?”

“Rencananya sih begitu. Tapi profesor yang memanggilku terluka dalam kecelakaan lapangan, dan sepertinya butuh satu atau dua bulan lagi sebelum kami bisa kembali mulai menggali, jadi kami kembali ke Jepang. Selain itu, sekarang ‘kan kalian lagi liburan musim panas, jadi kupikir ini waktu yang tepat bagi kita untuk mencari tempat tinggal yang baru.”

“Eh, itu artinya kita akan pindah dari rumah itu?”

“Seperti yang pernah kamu bilang di telepon sebelumnya, akan terlalu sempit jika kita berempat tinggal di rumah itu. Tentunya kita tidak bisa segera pindah, tapi aku sudah mendapatkan tempat tinggal yang bagus dari internet, jadi ini hanya masalah waktu. Maaf sudah membuat kalian merasa tidak nyaman beberapa bulan ini, tapi itu sudah berakhir sekarang. Kali ini aku akan memastikan kalian punya kamar masing-masing.”

...Begitu ya. Yah, lagian normalnya memang harus gitu sih. Pikirkan saja, pria dan wanita yang seumuran tinggal di sebuah ruangan yang hanya dipisahkan oleh pintu geser jelas tidak normal, dan itu lah yang pertama kali kukatakan di awal memasuki kehidupan seperti ini.

Bagaimanapun juga, meskipun sekarang kami bersaudara, sebelumnya kami adalah orang asing. Jadi, sudah sewajarnya jika kami tinggal bersama orang tua dan memiliki kamar pribadi masing-masing. Dan sekarang, tibalah saatnya untuk segala sesuatunya menjadi seperti itu.

Hanya saja..., aku tidak bisa merasa bahagia dengan hal yang seharusnya normal itu. Soalnya, hari-hari yang kuhabiskan semenjak Shigure datang ke ruangan kecil tanpa privasi itu sangatlah menyenangkan dan berkilau di setiap bagian ingatan kami.

Aku enggan..., tapi tentunya, tidak mungkin aku bisa mengungkapkan kata-kata itu.

“Hiromichi-kun.”

Saat aku tertekan dalam keheningan, tiba-tiba namaku dipanggil oleh suara serak yang bukan suara ayahku. Aku segera mendongak dan melihat Tsukiko-san datang berjalan ke arah kami bersama ayah Haruka yang sebelumnya Shigure panggil melalui telepon.

Aku bergegas berdiri dan menundukkan kepalaku.

“Selamat malam... Erm, bagaimannya keadaannya Haruka?”

Itu adalah hal yang paling kukhawatirkan saat ini, jadi aku segera menanyakan itu pada mereka berdua yang menemani Haruka saat di rawat oleh dokter.

“Dokter bilang dia akan dirawat di rumah sakit selama sekitar satu hari untuk pengawasan lebih lanjut, tapi hasil pemeriksannya baik-baik saja. Dia sekarang bisa berbicara dengan normal.”

...Syukurlah.

Aku sangat khawatir karena benturan di kepalanya tadi cukup berbahaya, tapi sepertinya tidak ada hal yang serius yang mengancamnya. Shigure yang berdiri di sampingku pun juga tampak merasa lega setelah dia mendegar itu.

Terhadap kami yang seperti itu, ayah Haruka lanjut berbicara dengan nada suara yang agak tajam,

“Aku sudah mendengar garis besar situasinya dari Tsukiko-san. Aku tidak menyangka kalau dia menikah lagi dengan ayahmu, terlebih lagi..., fakta bahwa kau tinggal satu atap dengan Shigure.”

“Maaf karena tidak memberitahu anda soal itu... Saya hanya tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya dengan baik...”

“Yah, mengingat posisimu, aku bisa mengerti kalau itu sulit untuk dijelaskan dan kau tidak bisa mengataknnya... Meski begitu, tetap saja aku tidak ingin kau menyembunyikan apa pun dari Haruka.”

Aku hanya bisa menundukkan kepalaku karena aku memang sepenuhnya bersalah dalam hal ini. Karena pada akhirnya, itu hanyalah alasan egoisku untuk merahasiakan ini supaya Haruka tidak berpikiran yang tidak-tidak. Apalagi, di saat-saat seperti ini...

Namun demikian, ayah Haruka tampaknya bersimpati dengan kerumitan posisiku dan tidak menyalahkanku lebih jauh.

“Aku sudah memberitahu Haruka tentang beberapa situasi saat ini. Itu tentang orang tua kalian yang menikah lagi. Jika kalian membicarakan itu hanya diantara kalian anak-anak, itu mungkin akan menjadi rumit, jadi akan lebih baik untuk memberitahunya dari orang dewasa.”

“Terima kasih.”

“Tapi, mempertimbangkan perasaan Haruka, aku ingin dia juga mendengar penjelasan langsung dari mulutmu. Seklias, dia tampak tenang, tapi dia mungkin hanya memaksakan dirinya saja. Dokter sudah mengizinkan, jadi bersama dengan Shigure kalian pergilah memberinya penjelasan.”

“Saya mengerti.”

“Selain itu——”

Pada titik ini, ayah Haruka berhenti sejenak, kemudian lanjut berbicara dengan kerutan yang lebih dalam di antara alisnya.

“...Sebenarnya, aku sudah mencari Haruka sepanjang malan ini. Dia pergi makam malam dengan produser yang dia temui melalui ketua klub drama sekolahnya, tapi kemudian aku dihubungi pihak mereka kalau dia tiba-tiba menghilang.”

“Eh?”

“Nee-san menghilang...?”

Saat aku dan Shigure terkejut, ayah Haruka mengangguk dalam kerumitan.

“Haruka orangnya mungkin suka merendah, tapi aku tahu kalau dia sangat ingin masuk ke dunia teater. Tentunya aku juga tahu bahwa dia benar-benar bekerja untuk bisa mencapai itu. Karenanya, aku tidak berpikir kalau dia akan menyia-nyiakan peluang yang dia miliki tanpa adanya alasan khusus. ...Aku sudah menanyainya tentang mungkinkah ada sesuatu yang terjadi padanya di sana, tapi dia tidak memberitahuku apa-apa. Tapi, dia mungkin akan memberitahukan soal itu padamu atau Shigure. Jadi aku ingin kalian berdua bertanya padanya tentang apa yang terjadi.”

Karena tidak ada alasan untuk menolak permintaannya, jadi aku dan Shigure mengangguk mengerti, mendapatkan nomor kamar Haruka dari ayahnya, dan mulai berjalan menyusuri rumah sakit yang gelap.

Kemudian, ketika kami berada di lift dan benar-benar jauh dari para orang tua, Shigure menghela napas berat seolah-olah untuk membuang rasa lelah.                    

“Haah~... Rasanya aneh melihat orang tuaku yang dulu dan sekarang berkumpul bersama. Segala sesuautnya benar-benar telah menjadi masalah besar.”

“Ya, aku sendiri tidak menyangka kalau situasi kita akan menjadi seburuk ini.”

Sambil tersenyum masam, kami turun dari lift di lantai tiga.

Melewati ruang perawat, satu-satunya tempat dengan ada lampu yang menyala, kami menuju ke ruangan Haruka.

Dalam perjalanan ke sana, Shigure menarik lengan bajuku.

“Erm, Onii-san.”

“Apa?”

“Aku sangat senang kau mengatakan bahwa kau menyukaiku. Dan mengingat kepribadian yang kau miliki, karena kau mengatakan itu padaku, kau pasti rela mengakhiri hubunganmu dengan Nee-san, kan?”

“......”

Soal itu..., dia benar.

Kenyataannya, kalau saja tadi ayah dan ibu tiriku tidak datang, aku akan memberitahu Haruka tentang seluruh kebenaran yang kusembunyikan. Sebegitunya lah aku telah memantapkan tekadku untuk jujur.

——Hanya saja...,

“Tapi, Onii-san. Jika kau mulai membicarakan tentang situasi saat ini ketika semua orang tua kita ada di sini, tergantung pada situasinya, itu bisa berkembang menjadi perselisihan antara orang tua dan menjadi di luar kendali.”

“...Ya, aku tahu itu.”

Tentunya aku juga tidak akan bertindak dengan sembrono. Aku serius kalau aku tidak lagi ingin berbohong, tapi meski begitu, timing saat ini terlalu buruk. Pembicaraan tentang dunia kami haruslah diselesaikan dalam dunia kami.

“...Tapi yang terpeting saat ini adalah, apakah Haruka akan percaya pada kebohongan bahwa hubungan kita hanya sebatas adik-kakak tiri.”

“Kalau kau benar-benar tidak bisa menghilangkan keraguannya Nee-san, aku akan memainkan kartu trufku dan meyakinkannya.”

“Apa maksudmu?”

“Kau akan tahu ketika saatnya tiba untuk itu.”

Saat dia mengatakan itu, Shigure menunjukkan senyum tak kenal takut. ....Yah, sekarang tidak lagi ada gunanya untuk takut ketika segala sesuatunya sudah sampai pada titik ini. Saat itu terjadi, maka terjadilah. Selain itu...,

“...Aku juga penasaran mengapa Haruka ada di depan rumah. Sama seperti yang ayah kalian bilang, aku sendiri juga tahu kalau Haruka bekerja untuk masuk ke industri hiburan. Aku tidak bisa membayangkan kalau dia akan membuang peluang yang dia miliki.”

Saat itu sudah larut malam, dan bukannya pulang ke rumahnya, dia duduk di luar rumahku menungguku pulang tanpa meneleponku. Pada saat itu, kuperhatikan kalau di pipi Haruka ada bekas air mata dan matanya tampak merah dan bengkak.

Dia pasti menangis. Dia menangis bahkan sebelum dia bertemu dengan kami.

Sesuatu pasti telah terjadi di pertemuannya dengan prodesur yang dia bicarakan.

“Ayo kita tanyakan lebih banyak soal itu juga.”
                                                                               
Saat aku mengatakan itu, kami berhenti berjalan.

Kamar 309. Itu adalah ruangannya Haruka.

Saat itu sudah larut malam, jadi aku mengetuk pintu ruangannya pelan-pelan supaya tidak terlalu berisik.

­---

“Masuk.”

Setelah mengetuk pintu, aku segera menerima tanggapan dari dalam, jadi aku membuka pintu geser dengan perlahan.

Di balik pintu terdapat ruangan yang luas dengan adanya meja kecil dan dua kursi pipa, dan Haruka sedang duduk di tempat tidur di bagian belakang ruangan, mengenakan pakaian pasien.

“Maaf ya, sudah datang ke rumahmu secara tiba-tiba tanpa memberitahumu dan menyebabkan keributan.”

Haruka mendesak kami untuk duduk di dua kusi pipa di samping tempat tidur. Mungkin, ini adalah kursi yang tadi digunakan oleh orang tua Haruka.

“Tidak, kau tidak perlu meminta maaf kok...”

“Kesampingkan soal itu, apa cedera di kepalamu baik-baik saja?”

Seolah mengeluh bahwa hubungan mereka tidak perlu formal, Shigure memotongnya dengan pertanyaan itu.

Ya, dia benar. Meskipun aku tadi mendengar dari ayahnya bahwa cederanya tidak serius, tapi ketika aku melihat Haruka secara langsung, aku jadi merasa tidak sependapat dengannya.

Kepala Haruka dibalut perban, dan ekspresinya juga tampak gelap. Meskipun mulutnya membentuk senyuman, aku tahu betul kalau Haruka bukanlah tipe orang yang tersenyum seperti itu. Bagaimanapun juga, senyum yang biasanya Haruka tunjukkan adalah senyum bak bunga matahari yang mekar penuh.

Dia hanya berusaha terlihat baik-baik saja bagi kami yang datang menjenguknya. Padahal, penampilannya adalah tampilan dari sosok yang kesakitan, apalagi dengan dikombinasikan dengan pakaian pasien yang dia kenakan.

“Ya. Memang ada luka di kulit kepalaku dan harus mendapatkan jahitan, tapi dokter bilang tidak ada masalah dengan bagian dalam kepalaku. Berkat obat penghilang rasa sakit, sekarang aku baik-baik saja.”

“Begitu ya. Lain kali jangan membuatku terlalu terkejut seperti ini, ya.”

“Ya...”

Seperti dugaanku, dia masih tidak memiliki kekuatan untuk tersenyum.

Tapi..., untuk saat ini, dia sepertinya tidak menderita luka parah.

Mengetahui hal itu membuatku merasa sedikit lega.

Namun, kelegaan itu hanya berumur pendek.

“Tapi, aku sendiri pun juga sangat terkejut.”

“——!”

“Aku sudah mendengarnya dari ayah dan ibu... Tentang ibu menikah lagi dengan ayahnya Hiromichi-kun, dan juga tentang kalian berdua yang telah hidup bersama sejak Shigure pindah sekolah.”

Wajar jika topik ini yang akan pertama kali diangkat. Dan dalam menghadapi topik ini, aku harus menjelaskan kebohongan pada Haruka sebanyak yang aku bisa. Tapi, sebelum itu, pertama-tama...,

“...Maaf.”

Kupikir hal pertama terbaik yang harus kulakukan adalah meminta maaf. Ini adalah masalah yang tidak akan terjadi jika dari awal aku jujur pada Haruka tentang fakta bahwa orang tuaku telah menikah lagi dan Shigure telah menjadi saudari tiriku. Itu sebabnya, alasan lebih lanjut tentang mengapa aku menyembunyikan itu darinya baru bisa kujelaskan setelah meminta maaf.

“Mengapa kau tidak memberitahuku soal ini lebih awal?”

“Nee-san, soal itu——”

“Shigure.”

Aku segera menyela Shigure.

Aku tahu Shigure lebih pandai berbicara daripada aku, dan jelas dia seorang pembicara yang baik. Aku punya firasaat bahwa dia mungkin akan bisa meyakinkan Haruka dengan baik. Meski begitu, kupikir peran ini adalah sesuatu yang harus aku yang melakukannya, karena sejak awal akulah akar penyebab masalah ini.

“Ini semua salahku. Aku cemas dan ragu untuk bisa menjelaskan dan meyakinkanmu bahwa orang tuaku telah menilah lagi dan Shigure menjadi adik tiriku, jadi aku tidak bisa memberitahukannya padamu.”

“Cemas...?”

“Shigure pindah ke sekolah kita sebelum UTS semester pertama, kan? Itu adalah saat-saat ketika kita baru-baru saja memulai hubungan. Kupikir itu mungkin akan membuatmu tidak nyaman jika aku bilang kalau aku tinggal di rumah yang sama dengan saudari kembarmu ketika kita baru memulai hubungan.... Gagasan bahwa lawan jenis dengan wajah yang mirip denganmu tingal dengan pacarmu, jika itu aku, jelas aku akan merasa cemas dan tidak nyaman.”

Aku lah satu-satunya di tempat ini yang dapat memulai [pembicaraan] dengan berbicara.

Haruka akan gelisah jika dia mendengar cerita seperti itu. Itulah saran yang Tomoe berikan padaku, tapi pada akhirnya, aku hanya merasa tidak percaya diri pada diriku sendiri.

“Aku tidak mau dicampakkan oleh pacar yang baru saja kudapatkan karena masalah itu, jadi aku menunda untuk memberitahukanmu. Aku membuat alasan pada diriku sendiri bahwa aku akan memberitahumu setelah mengenalmu lebih baik dan membangun hubungan yang lebih dalam denganmu. Karenanya, aku tahu ini sudah terlambat..., tapi maaf karena sampai sekarang telah menyembunyikan itu darimu.”

Sekali lagi, aku menunduk pada Haruka.

“Aku tidak suka kalau Onii-san yang dengan sengaja menyembunyikan kebenaran mencoba menarik semua kesalahan pada dirinya sendiri, jadi aku akan menambahkan. Ketika aku bertemu lagi dengan Nee-san, aku jadi tahu kalau kau berpacaran dengan Onii-san, dan kekhawatiranku yang tidak perlu lah yang menjadi awal mengapa hubungan kakak-adik kami disembunyikan. Aku hanya ingin Nee-san tahu bahwa Onii-san bukan satu-satunya orang yang mencoba menyembunyikan masalah ini.”

Aku ingin mengatakan bahwa itu tidak benar, tapi aku menahannya. Bagaimanapun juga, itu akan keluar topik jika aku dan Shigure bertengkar mempedebatkan hal tersebut.

Saat aku membungkuk pada Haruka, suara detak jarum jam menyengat telingaku. Mungkin, inilah apa yang dimaksud dengan keheningan yang menyakitkan. Sekarang setelah dia mendengar alasan kami, aku ingin tahu ekspresi seperti apa yang Haruka tunjukkan di wajahnya?

Namun, kami tidak bisa terus terpaku pada keheningan selamanya, jadi dengan ragu-ragu aku mendongakkan wajahku——

“Ahhahaha! Jadi karena alasan itu toh. Aah, syukurlah...!”

Seolah-olah merasa lega, Haruka merileksan dirinya. Ini benar-benar mengejutkan dan membingungkan karena dia tidak menunjukkan ekspresi marah.

“S-Syukurlah?”

”Ya. Soalnya, aku jadi takut saat mengetahui bahwa kalian menyembunyikan soal ini dariku. Apa yang kutakutkan adalah bahwa mungkin saja tanpa kusadari, aku telah membuat kalian berdua membenciku.”

E-Eh? A-Apakah itu yang dia tafsirkan?

Aku melirik ke samping ke arah Shigure, dan sama sepertiku, dia juga tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya pada reaksi Haruka.

“Tapi, kalian berdua menyembunyikan soal itu dariku bukan karena kalian membenciku, tapi kalian menyembunyikannya demi diriku. Hanya karena Hiromichi-kun tinggal bersama dengan Shigure, itu tidak berarti bahwa aku akan merasa tidak nyaman loh?”

“B-Begitukah?”

“Tentunya akan lain cerita jika kalian tinggal bersama meskipun kalian adalah orang asing,  tapi kalian berdua telah menjadi kakak-adik, kan? Selama ada alasan yang masuk akal, aku tidak akan menerima fakta itu dengan pemikiran yang aneh-aneh. Bagaimanapun juga, tidak ada yang bisa kita lakukan tentang orang tua kita yang sudah menikah lagi. Dan yang lebih penting, aku mengenal kalian berdua dengan baik. Aku tahu kalau Hiromichi-kun bukanlah orang yang akan sembarangan melakukan sesuatu pada Shigure hanya karena kami memiliki wajah yang serupa. Aku juga tahu bahwa sekalipun Shigure tahu tentang hubungan antara aku dengan Hiromichi-kun, dia bukan tipe orang yang akan bermain-main dengan Hiromichi-kun. Dia mungkin orangnya memang suka iseng, tapi dia tahu kapan dia boleh bercanda dan kapan tidak boleh. Malah mungkin aku cukup beruntung dalam hal ini. Soalnya ini artinya tidak akan ada lagi saingan kuat untuk cintaku.”

Saat dia mengatakan itu, Haruka tersenyum riang.

...Padahal, kupikir itu wajar baginya untuk mengeluh dan curiga seperti; Aku tidak bisa menerima ini begitu saja. Apa yang kalian berdua lakukan sehingga merahasiakan ini?, tapi Haruka sama sekali tidak curiga layaknya seorang anak kecil yang tidak meragukan kasih sayang orang tuanya. Tapi yah, ini justru merupakan hal yang nyaman bagi kami meningat kami harus membohongi Haruka.

“Nah, karena Nee-san orangnya pengertian, jadi kami tidak perlu susah payah dalam meyakinkanmu. Tapi kalau misalnya Nee-san bilang tidak bisa menerima penjelasan kami, maka aku akan membuktikan kalau kami memang tidak bersalah dengan memukuli Onii-san dengan jurus karateku sampai Nee-san puas.”

Eh? Jadi itu kartu truf yang dia bicarakan sebelumnya?

“K-Kau tidak perlu melakukan itu kok... Atau mungkinkah, kalian tidak akur?”

Bukannya dicurigai selingkuh olehnya, dia justru khawatir tentang hubungan kami sebagai kakak-adik. Mendengar itu, Shigure langsung tertawa dan mengatakan kalau dia hanya bercanda.

“Kami cukup akur kok untuk bisa bercanda seperti ini tanpa ragu-ragu.”

“Begitukah? Baguslah kalau begitu... Oh, ini artinya tadi Hiromichi-kun tidak ada di rumah karena kalian berdua pergi keluar, ya. Kalian pergi kemana tadi?”

“...Loh, kamu ngomongin apa sih, Nee-san?”

Terhadap pertanyaan Haruka, Shigure menjawabnya dengan santai.

“Karena Nee-san membatalkan kencan kalian untuk melihat pertunjukkan kembang api, Onii-san jadi sangat depresi sampai-sampai aku muak melihatnya terus seperti itu, jadi aku membawanya pergi ke festival.”

“Aah...”

“Tapi kemudian, kudengar kalau Nee-san menghilang tanpa adanya kontak dari jamuan makan malam yang kau pilih untuk datangi meskipun harus membatalkan kencanmu dengan Onii-san... Apa yang sebenarnya terjadi?”

Ooh, seorang yang pandai berbicara memang hebat, Percakapan secara alami dialihkan ke tujuan lain kami datang menjenguknya.

Tapi, begitu Shigure membawa topik tersebut, ekspresi Haruka yang telah mendapatkan kembali sebagian energinya menjadi gelap kembali.

...Sepertinya memang ada sesuatu yang terjadi di jamuan makan malam.

“......”

“Sama seperti Nee-san yang mengenalku dengan baik, aku juga mengenal Nee-san dengan baik. Aku tahu kalau kau bukanlah orang yang akan bersikap seperti itu... Pasti ada sesuatu yang terjadi, kan? Ceritakanlah pada kami.”

Ketika Shigure menanyainya lagi dan lagi, meskipun cenderung agak ragu-ragu, akhirnya Haruka membuka mulutnya.

“...Di tempat pertemuan dengan produser yang diperkenalkan ketua padaku, di sana..., ada Takao-san.”

Takao?

Siapa itu? Tidak, kurasa aku sepertinya pernah mendengar nama itu di suatu tempat sebelumnya.

Aku mencoba mengingat-ingat, tapi tidak ada apa-apa yang terlintas di pikiranku.

Sambil menelan air liurku, aku melihat ke arah Shigure, bertanya-tanya tentang siapa Takao yang dimaksud,

“......!”

Shigure, yang biasanya memancarkan ekspresi santai dan mengintimidasi di wajahnya, membeku dan terlihat pucat.

Itu saja sudah lebih dari cukup untuk menyiratkan bahwa seorang yang bernama Takao ini lebih dari sekadar orang biasa bagi kedua bersaudari ini.

“Apa orang itu kenala kalian...?”

“...Dia orang yang dulu selingkuh dengan ibu kami.”

“————!”

Saking terkejutnya, aku sampai kehilangan kata-kata.

Bagaimapun juga, pria yang selingkuh dengan ibu Shigure adalah orang yang menjadi penyebab kedua bersaudari ini berpisah. Dan sekarang, setelah sepuluh tahun berlalu, orang itu muncul kembali di depan Haruka. 

Bahkan sebagai orang luar pun, aku bisa tahu kalau ini adalah situasi yang tidak biasa,

“Mengapa orang itu muncul di depan Haruka...?”

“——......”

Dengan suara yang terbata-bata, Haruka mulai menjelaskan segala sesuatu yang terjadi padanya saat kami berdua melihat pertunjukkan kembang api.

---

“Benar-benar gila...”

Kata-kata itu terlontar secara alami dari mulutku setelah mendengar dari Haruka tentang apa yang dirinya alami malam ini. Itu saja sudah menunjukkan seberapa mengerikan apa yang telah dialami Haruka.

Takashi Takao.

Saat aku diberitahukan nama lengkap pria itu, aku ingat bahwa dia adalah seorang aktor yang aku juga ketahui. Aku tidak tahu berapa usianya atau detail-detail yang lain tentangnya, tapi aku yakin pria itu jauh lebih dewasa daripada kami.

Tapi, orang yang sudah dewasa seperti itu, karena keegoisannya sendiri, [mengancam] seorang gadis seperti ini?

Kepalaku kacau.

Aku bertanya-tanya apakah hal yang tidak masuk akal seperti itu bisa terjadi dalam kenyataan? Bukankah perihal orang dewasa yang mengancam anak-anak hanya terjadi di dalam komik atau novel?

Setidaknya, itulah yang kupikirkan. Bagaimanapun juga, aku tidak pernah mengalami hal setidak masuk akal itu, setidaknya tidak dalam hidupku.

“Mungkin orang seperti Onii-san tidak bisa mengerti.”

“Shigure...”

“Tapi di dunia ini memang ada orang-orang yang bahkan tidak mencoba memikirkan betapa tindakan mereka akan menyakiti orang lain.”

Suara Shigure diwarnai dengan kebencian.

Yah, itu wajar. Bagi mereka berdua, Takashi Takao adalah seorang yang kebencian saja tidak cukup untuk diarahkan kepadanya. Apalagi, orang itu sekali lagi dengan beraninya muncul kembali dalam hidup mereka.

“Yah, tentunya tidak mungkin kau bisa duduk makan malam di meja yang sama dengan orang itu. Sekarang aku mengerti mengapa Nee-san melakukan itu.”

Shigure menunjukkan persetujuannya dengan tindakan Haruka, dan aku pribadi pun juga sama. Aku tidak bisa membayangkan aku akan bisa makan malam dengan ramah bersama orang seperti itu.

“Tapi, kurasa ini bukanlah hal yang buruk bagi Nee-san.”

“”Eh?!””

Tercengang, aku dan Haruka sama-sama menatap Shigure pada saat yang bersamaan. Dia pun segera menjelaskan arti kata-katanya itu kepada kami.

“Takao-san mengancam dan bertindak sewenang-wenang seolah dia berada di atas angin, tapi fakta mutlaknya adalah Nee-san memegang kelemahannya. Jika itu hanya soal fakta perselingkuhan masa lalu, karena saat itu Takao-san masih muda, dia pasti bisa lolos begitu saja dengan menganggap itu kesalahan masa muda. Tapi, jika dia mengganggu anak dari pasangan selingkuhnya, seorang gadis kecil, dan bahkan sampai memberikan ancaman, opini publik jelas tidak akan berpihak kepadanya. Singkatnya, Nee-san memegang kekuatan hidup dan mati seorang pria bernama Takashi Takao. Jika Nee-san menggunakan fakta ini untuk balik mengancamnya, kau akan dapat menggunakan Takao-san dengan cara apa pun yang kau inginkan. Kalau Nee-san ingin memasuki industri hiburan, maka jaringan pribadi ini akan menjadi senjata yang sangat besar.”

“Maksudmu, membalas ancaman dengan ancaman?”

Jujur aku terkejut. Bagaimana bisa dia mendapatkan ide seperti itu?

Tapi sekarang setelah Shigure mengatakan itu, hubungan kekuatannya memang persis seperti apa yang dia katakan.

Kalau dicerna dengan baik, sikap sombong Takao sepertinya tidak lebih dari sebuah gertakan supaya Haruka tidak menyadari fakta tersebut.

“Yah, tentnunya memang tidak ada salahnya untuk memanfaatkan bajingan seperti itu sepenuhnya.”

“Memang benar ada keuntungan untuk memanfaatkannya, tapi lebih daripada itu, kupikir kita tidak punya pilihan selain melakukan itu demi keselamatan Nee-san.”

“Keselamatan...?”

“Aku yakin Takao-san sangat menyadari bahwa mengancam Nee-san memiliki risiko yang sangat serius. Fakta bahwa dia masih tetap mengambil tindakan tersebut berarti dia sangat ingin melindungi posisi dan keluarganya saat ini. Saat ini dia mungkin masih sangat naif. Bagaimanapun juga, mematuhi orang itu begitu saja kenyataannya dapat menumbuhkan kecurigaan. Besar kemungkinkan kalau Takao-san akan merasa ragu tentang apakah Nee-san benar-benar patuh padanya, lalu dia meningkatkan aksinya untuk memastikan Nee-san mematuhinya.”

Oh...!

“Berbahaya membiarkan orang yang memiliki ketakutan seperti itu mengambil inisiatif.  Karenanya, lebih baik segera membuat orang seperti itu membayar harga atas tindakannya. Tidak hanya ini akan menguntungkan bagi kita, tapi juga akan menimbulkan rasa aman pada Takao-san karena mengetahui kepentingannya telah terikat. Terlepas dari benar atau salah, mencoba merusak apa yang orang lain coba lindungi adalah risiko yang besar. Apa pun bisa terjadi jika manusia benar-benar bertarung satu sama lain. Itu akan menjadi perang. Tentunya akan lain cerita lagi jika Nee-san sangat ingin menyudutkan Takao-san, tapi untuk Nee-san, pria itu bukan tipe orang yang ingin kau perangi dengan serius, kan?”

...Sungguh, dia benar-benar adik perempuan yang bisa diandalkan.

Aku marah pada keegoisan Takao dan berpikir, “Bajingan kontolanjingmemek,” tapi meskipun marah, Shigure bahkan memikirkan keadaan yang menyebabkan Takao melakukan tindakan ini,

Kali ini, tidak akan ada keadilan bagi Takao.

Tapi masalah hubungan antarmanusia tidak dapat diselesaikan hanya dengan mengatakan siapa yang benar- atau salah. Entah seberapa banyak keadilan yang Haruka miliki, itu tidak artinya jika pihak lain tidak menghormati keadilan itu. Itu bukanlah perisai ataupun tombak untuk melindungi diri sendiri.

Sekali api sudah membara, itu telah menjadi perang di dalam dunia kekerasan yang melampui etika dan moralitas. Dan mengingat seberapa banyak Takao harus kehilangan, tidak akan heran kalau nantinya dia bertindak terlalu jauh.

Mengungkap cerita yang barus saja Haruka ceritakan pada kami artinya memulai perang seperti itu melawan Takashi Takao, yang dari situ tidak akan ada jalan untuk kembali.

Itu sangat berisiko..., dan itu adalah tindakan yang sangat streil tanpa adanya keuntungan apa pun darinya,

“Tapi yah, semua yang kubicarakan itu hanyalah pendapatku, dan pihak yang terlibat langsung adalah Nee-san. Entah apakah Nee-san akan memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan? Entah apakah Nee-san ingin mengungkapkan semuanya dan membalas perbuatannya di masa lalu? Aku akan mengikuti keputusan Nee-san. Jadi, apa yang kau inginkan, Nee-san? Jika kau tidak ingin memperburuk keadaan, aku hanya akan mencoba mengelabui ayah soal ini.”

Tidak ada gunanya berperang dengan Takao.

Namun, itu berbahaya untuk mematuhi Takao begitu saja.

Penjelasan yang tadi Shigure berikan sangat mudah dipahami dan tepat sasaran. Sisanya adalah terserah Haruka untuk memutuskan, tapi——

“...Kau sungguh luar biasa, Shigure. Aku bahkan tidak bisa memikirkan sebanyak itu.”

Terhadap pertanyaan Shigure, Haruka tersenyum dengan sikap mencela diri sendiri.

“Atau lebih tepatnya, aku mungkin bahkan tidak bisa memikirkan itu? Bahkan saat ini pun..., meskipun kau telah menjelaskan padaku seperti itu, aku masih tidak mengerti apa yang harus aku lakukan? Sejak Takao-san menemuiku..., pikiranku menjadi kosong.”

Suara Haruka bergetar, dan bukan hanya suaranya saja, tapi tubuhnya juga bergetar sampai-sampai dia memeluk bahunya untuk menahannya. Tapi kemudian...,

“Kalian tahu, awalnya aku berpikir bahwa aku akan tetap melakukan yang terbaik meskipun ada dia, mengingat bahwa aku bahkan telah membatalkan kencanku dengan Hiromichi-kun untuk mendantangi pertemuan tersebut. Tapi..., semangat tinggi yang kumiliki beberapa saat yang lalu yang menginspirasiku untuk terus melakukan yang terbaik tanpa mengkhawatirkan apakah Takao-san ada di sana, hilang dalam sekejap saat wajahnya yang menakutkan mendekatiku, dan bahuku yang dicengkeramnya dengan kasar terasa menyaktikan... Bagaimanapun juga, aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan diperlakukan dengan kasar seperti itu oleh seorang pria dewasa. Kemudian, tau-tau saja, aku melarikan diri dari tempat itu tanpa memikirkan tentang apa yang ingin aku lakukan di masa depan, Meskipun Senpai dan Produser telah memperlakukan dengan baik, tetap saja aku tidak bisa tahan kalau berada di dekat pria itu. Tapi meskipun aku sudah pergi dari tempat itu...”

Gemetar di tubuhnya tidak berhenti meskipun dia sudah meleluk bahunya sendiri. Semakin dia memutar kata-kata, semakin suaranya bergetar karena kesedihan dan ketakutan, dan akhirnya terdengar seperti suara jeritan.

“Aku tetap tidak bisa melarikan diri. Sampai saat ini, tangannya yang mencengkram bahuku masih bisa kurasakan...”

“———!”

Segera setelah Haruka mengatakan itu, aku menyadari sesuatu.

Di balik bagian leher pakaian pasien yang tidak teratur karena garukan tangan Haruka yang kuat, di sekitar bagian bawah tulang selangkanya..., ada memar.

Memar itu persis sebesar ukuran ibu jari pria dewasa. Dan saat aku melihat memar itu, darahku langsung mendidih.

“Kumohon..., Hiromichi-kun. Tolong... Tolong aku...”

Haruka memanggil namaku seolah-olah dia bergantung kepadaku.

Ekspresi ketakutan di wajahnya itu, aku sangat mengingatnya. Itu adakah ekspresi yang dia tunjukkan saat pertemuan tak terduga kami di depan apertemen.

Dia pati tersiksa semenjak dia melarikan diri dari Takao. Baik itu karena rasa takut oleh ancaman, atau rasa benci atas perilakunya yang tidak bertanggung jawab. Dia berada dalam aliran emosi yang kacau sampai-sampai dia tidak tahu harus melakukan apa. Dan sementara dia diombang-ambingkan oleh emosi itu, dia menungguku sepanjang waktu.

Apa yang harus kulakukan padanya yang seperti itu? Apa yang dia inginkan dariku?

Tanpa diberitahukan sekali pun, aku langsung tahu jawabannya.

Aku berdiri dari kursiku dan memeluk Haruka dengan lembut.

Haruka pun segera meletakkan tangannya di belakang punggungku seolah-olah dia telah menunggu pelukanku.

“Lebih, lebih erat lagi. Peluk aku lebih erat sehingga aku tidak lagi merasakan rasa sakit di bahuku.”

Menanggapi jeritannya, aku menempatkan begitu banyak kekuatan dalam pelukanku sampai-sampai itu pastinya terasa menyakitkan.

Kemudian, isak tangis mulai keluar dari mulut Haruka.

“Uwaa~...! Maaf, maafkan aku...!”

Emosi yang seolah-olah ditahan oleh bendungan langsung meluap bersama dengan air mata.

“Aku berpikir aku akan melakukan yang terbaik! Tidak, bahkan sekarang pun, aku masih memilki perasaan bahwa aku ingin melakukan yang terbaik! Soalnya, aku selalu ingin menjadi seperti ibu, bahkan setelah ibu pergi! Tapi, aku, aku tidak ingin melihat pria itu lagi...! Aku takut...! Aku takut...! Maaf! Maafkan aku!”

Haruka terus melontarkan permintaan maaf. Meskipun posisinya di sini adalah kobran, lantas kepada siapa dan mengapa dia meminta maaf?

...Entah bagaimana, kurasa aku bisa mengerti.

Akan lebih mudah baginya untuk berpura-pura bahwa itu adalah salahmnya daripada menyalahkan orang lain. Jadi ketika masalah muncul, alih-alih menyalahkan pihak lain, dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia lah yang lemah dan itu adalah kesalahannya.

Itu sama persis seperti aku. Bagaimanapun juga, Shigure mengkritik hal tersebut sebagai kebiasaan burukku. Dan yah, sekarang aku sadar bahwa apa yang Shigure katakan itu memang benar.

Aku begitu prihatin melihat sosok Haruka yang tampak begitu kesakitan.

“Jangan takut. Kau baik-baik aja. Pria itu sudah tidak lagi ada di si sini... Aku juga akan melindungimu.”

Aku membisikkan kata-kata yang Haruka butuhkan saat ini. Aku menanggapi semua yang dibutuhkan oleh Haruka. Dan terhadap diriku yang seperti itu...,

Dasar brengsek!

Batinku mengutuk diriku sendiri.

Ya, aku benar-benar brengsek.

Bajingan. Aku yang saat ini adalah seorang bajingan yang buruk seperti Takao.

Kalau aku memang benar-benar mempedulikan Haruka sebagai pacarnya, maka tidak mungkin aku bisa setenang ini. Harusnya, tanpa Haruka membuat pilihan sekali pun, aku sendiri pasti akan memilih untuk berperang dengan Takao. Dan tentunya, aku tidak akan mendengarkan analisis koheren Shigure mengenai situasi ini.

Tapi, apa yang kulakukan saat ini?

Aku sangat tenang dalam menghadapi kesedihan memilukan Haruka. Sangat tenang sampai-sampai bisa memahami dan bertindak berdasarkan apa yang Haruka butuhkan dan apa yang harus dia lakukan sekarang.

Tentunya ada perasaan simpati, perasaan sedih, dan kemaharan pada Takao.

Tapi itu hanyalah empati, bukan berbagi perasaan dengan Haruka. Aku tidak berbagi kesedihan Haruka itu sendiri.

Aku mendapati diriku dalam situasi seperti itu tidaklah dapat disangkal.

Bagaimanapun juga, di dalam hatiku..., Haruka, dia sudah tidak memiliki tempat lagi. Habisnya, sekalipun sutasinya seperti ini, aku justru..., merasa bersalah karena memeluk dan mencium Haruka di depan Shigure.

Pelukan yang sekadar pelukan formal. Kata-kata yang sekadar ucapan untuk menenangkan.

Hiromichi, pikirmu siapa bajingan terburuk di dunia ini yang paling menyakiti Haruka?

...Aku muak pada keburukanku sendiri.

Pada akhirnya, keputusan tentang apa yang harus dilakukan tentang masalah seputar Takao ditunda.

Entah apakah Haruka akan menerima Takao dan masuk ke industri hiburan? Atau mengungkap semuanya dan memulai perang? Atau menutup mulut dan memutuskan hubungan dengan industri hibura?

Karena campur tangan Takao tidak dapat dihindari begitu Haruka memasuki industri hiburan, maka hanya ada tiga pilihan utama tersebut.

Tapi, saat ini akan terlalu kejam untuk meminta Haruka memilih pilihan itu.

Itu sebabnya, aku dan Shigure memutuskan untuk merahasiakan apa yang Haruka katakan kepada kami tentang kejadian yang ia alami malam ini dari para orang tua dan menunggu keputusan Haruka.



7 Comments

Previous Post Next Post