
Bab 11
Siswa kelas 2 SMA hampir mati karena dicuriga mengintip sesi pelajaran renang para gadis (Bagian 1)
Ah..., capeknyaaaaa.
Aku benar-benar tidak suka dengan cuasa panas dan lembab di bulan Juli. Sudah dua hari berlalu sejak event Alice Stage berakhir, tapi kegembiraanku masih belum mereda juga. Saat aku memejamkan mataku, aku teringat akan sorakan-sorakan dan performa yang luar biasa di hari itu. Apalagi, penampilan karakter SD Yuuna-chan yang sangat imut.
Dan begitulah, hari ini, aku meminta izin untuk hanya mengamati saja di periode kedua pelajaran PJOK.
“Hee~..., Yuichi, tampaknya kau juga kehabisan tenaga setelah memberikan semua yang kau punya di event itu, kan?”
“Jangan samakan aku denganmu. Tidak sepertimu, kemarin dan lusa aku bisa pergi ke sekolah.”
Masa, yang saat ini juga hanya mengamati pelajaran sepertiku, mengalami demam tinggi sejak hari setelah even yang membuatnya harus terbaring di ranjang selama dua hari.
Yah, itu pasti demam pertumbuhan. Karena saat di event tersebut, dia menggunakan otaknya yang biasanya tidak dia gunakan.
Sementara aku dan Masa duduk di pojok lapangan, anak laki-laki sekelas kami sedang berlari jarak pendek. Orang-orang yang energik ini, meskipun mereka lelah dan berkeringat, tapi mereka justru tertawa..., mungkinkah, mereka ini sebenarnya masokis?
Kalau aku sih, entah aku sedang energik ataupun tidak, aku tidak dapat memahami perasaan gembira saat berlari. Tentunya, Masa juga harusnya sepemikiran denganku.
“Oh!? Lihat nih, Yuuichi! Aku dapat SR-nya Deru-chan!”
“Oi, kau..., mengapa kau malah nge-gacha di tengah-tengah pelajaran seperti ini?”
“Pikirkanlah dalam sudut pandang lain, Yuuichi... Memangnya apa lagi yang bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu saat hanya mengamati pelajaran PJOK?”
“Ya mengamati lah, toh kita diberikan izin untuk mengamati...”
Si tolol ini mengeluarkan ponselnya sengan santuy dan memainkan gacha [Alice Stage], jadi tentu saja, aku mesti memperingatkannya. Akan tetapi, Masa bukanlah orang yang akan menyerah pada peringatan seperti itu.
“Kau itu tidak hidup untuk hanya melihat orang lain melakukan lari jarak pendek yang bodoh ini, kan?”
“Jangan bicara seperti itu. Memang benar rasanya gabut saat melihat orang lain melakukan lari jarak pendek, tapi itu jelas masalah yang berbeda lagi kalau justru memainkan gacha.”
“Aku tidak akan berhenti. Aku akan membuaka [Alice Stage]! Jadi, jangan hentikan aku, Yuuichi...”
“Oi, nanti kau ketahuan sama guru, tau!”
Tuh kan, guru sudah datang ke sini. Hadeeh, tampaknya berbicara dengannya hanya akan buang-buang waktu, jadi untuk saat ini, aku harus mengambil ponselnya Masa.
Entah kenapa, Masa melawan balik dengan mati-matian. Tsk, orang ini benar-benar menyebalkan.
“Aaaaah.”
“Eeeeeh.”
Saat kami saling bereebut, ponsel Masa terlepas dari tanganku yang membuatnya jadi terlempar ke belakang. Ponsel itu jatuh dan meluncur di jalan yang sempit di sebelah gedung olahraga.
“Hei, apa kalian mengamati dengan cermat?”
“Eh, iya!”
Aku memberikan jawaban yang hampa kepada guru yang datang menghampiri kami.
Aku dan Masa kemudian memastikan guru itu kembali memberikan pelajaran, lalu, setelah guru benar-benar tidak memperhatikan kami...
“Bangsat! Lihat, apa yang sudah kau lakukan!!”
“Tapi di sini kau juga bersalah, tau!?”
Seiring kami berdebat seperti itu, kami pergi ke jalan sempit di sebelah gedung olahrga tempat ponselnya Masa terjatuh.
Jalannnya benar-benar sempit sehingga kami mesti berjalan menyamping untuk bisa memasukinya.
Secara bergantian, aku dan Masa memasuki jalan sempit itu.
Untungnya, ponsel itu tergeletak hanya beberapa langkah setelah kami memasuki jalan itu.
“Layarnya tidak rusak..., bagaimana dengan data di dalamnya...?”
“Oi, Masa, ayo cepat keluar dari sini. Akan gawat kalau guru sampai melihat kita!”
“............”
“Oi, Masa!”
“Goblok! Data [Alice Stage] ini masalah hidup dan mati, tau!? Memangnya pikimu mana yang lebih penting, hidupnya Yuuna-chan atau tidak dimarahi oleh guru?”
Booooom.
Kata-kata itu seolah-olah memukul kepalaku.
Aku menarik napas, dan kemudian menggeleng-gelengkan kepalaku.
“...Aku sudah salah, Masa. Kau benar, entah apapun yang terjadi, data [Alice Stage]—kehidupan para Alice Idol, tidak akan tergantikan!”
“Aku tahu kalau kau akan mengerti itu, Yuichi.”
Dengan begitu, kami me-restart ponsel Masa dan mencoba menjalankan aplikasi [Alice Stage]. Kemudian, setelah waktu loading yang singkat...
[――Love Idol Dream! Alice Stage akan dimulai... Apa kamu sudah siap?]
Segera setelah layar judul muncul, Alice Idol yang dipilih secara acak menyerukan kata-kata dimulainya gim. Ajaibnya, suara yang barusan terdengar adalah suaranya Shinoyima Ranmu, pengisi suara Ranmu-chan. Dan sekarang, [Alice Stage] sudah dimulai tanpa masalah.
“Syukurlah!”
“...Ya. Rammu-sama telah memberkati kita..., hanya seperti itu saja, aku sudah senang.”
Kami menepuk dada kami dengan lega, merasa bersyukur bahwa suatu kehidupan telah terselamatkan.
Dan kemudian, saat kami mencoba untuk kembali ke lapangan...,
“Hmm? Hei, Watanae-san, apa kau ada mendengar suara aneh?”
“Tidak.”
Suara dari dua gadis yang tidak asing di telingaku terdengar tidak jauh dari tempat kami berada.
Aku dan Masa sontak terkejut, dan kemudian kami dengan perlahan mendongakkan wajah kami.
Kalau dilihat baik-baik, tembok di sisi kami hanya setinggi leher kami, dan ada pagar yang dipasang di atasnya.
Lalu, apa yang ada di balik tembok itu adalah—
Gadis-gadis sekelas kami, yang saat ini mengenakan pakaian renang sekolah.
“...Oi, Yuichi, ini kolam renang, kan?”
“Ya..., apalagi, sekarang adalah pelajaran renang untuk para gadis.”
Aku baru mengingatnya sekarang, tapi dalam pelajaran PJOK hari ini, anak laki-laki akan berlari di lapangan, dan anak perempuan akan berenang di kolam renang.
Aku bisa melihat ada gadis-gadis yang sedang berenang dan ada yang mengobrol-ngobrol di tepi kolam renang. Tentu saja, mereka semua mengenakan pakaian renang sekolah.
Lalu, gadis yang berdiri di tepi kolam yang paling dekat dengan kami adalah...
“Hei, jadi kau bahkan akan memakai kacamatamu setelah kau selesai berenang, Watanae-san? Padahal kalau bisa aku ingin melihatmu yang tidak memakai kacamata. Aku yakin, kau akan terlihat berbeda dari biasanya dan imut?”
“Tidak juga.”
Di situ, ada seorang gadis gyaru dengan rambut cokelat yang disanggul dan mengenakan pakaian renang sekolah yang terlihat ketat di sekitar area payudaranya—Nihara Momono.
Di sebelahnya, ada seorang gadis yang melepaskan model rambut ponytailnya, tapi untuk beberapa alasan, dia memakai kacamatanya seperti biasa, dan dia juga mengenakan pakaian renang yang sangat cocok untuknya—Watanae Yuuka.
Situasi kami saat ini, benar-benar akan menjadi masalah besar jika kami sampai ketahuan.